Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. KEDAI KOPI BERCERITA - SIANG
Dimas dan Ibu Dimas tiba di kedai.
DIMAS
Selamat pagi!
CUT TO: Widi mempraktekkan cara membersihkan meja. Mengambil sisa gelas dan piring dari meja dan menaruhnya ke dalam baki. Widi menyemprot meja yang kosong dan mengelapnya. Dimas mengikuti. Ibu Dimas disamping Dimas.
INT. KEDAI KOPI BERCERITA - SIANG
Dimas dan Ibu Dimas tiba di kedai.
DIMAS
Selamat pagi!
CUT TO: Dimas mencuci gelas dan piring dengan diawasi oleh Widi. Ibu Dimas disamping Dimas.
INT. KEDAI KOPI BERCERITA - SIANG
Dimas dan Ibu Dimas tiba di kedai kopi.
DIMAS
Selamat pagi!
Mas Yoga menunjukkan cara membuat kopi. Dimas terpukau dengan cara Mas Rio membuat kopi. Dimas mencoba kopinya, dan ia kegirangan karena kopinya terasa nikmat.
INT. KEDAI KOPI BERCERITA - PAGI
Dimas tiba di kedai kopi. Dimas datang sendiri.
DIMAS
Selamat pagi!
HANUM
Pagi! Loh, ibu mana?
DIMAS
Di rumah. Hari ini saya enggak sama ibu. Mulai hari ini saya bisa sendiri.
HANUM
Guys, hari ini Dimas gak sama ibunya nih!
YOGA
Wah, yang bener nih? Mantap Dimaaaass...
(menyodorkan tangannya untuk high five)
Dimas menyambut high five tersebut, dan tersenyum bangga.
INT. KEDAI KOPI BERCERITA - SIANG
Kedai hari itu tampak ramai. Karyawan sibuk melayani para customer. Jamal yang bertugas di depan kasir, sibuk melayani orderan menu dari customer.
JAMAL
(berbicara ke Yoga, setengah berteriak)
Kopi susu 2, espresso double shot 1-- silahkan ditunggu ya kak.
Customer #1 dan 2 temannya langsung pindah dari antrian kasir. Customer #2 maju dan mulai memesan.
CUSTOMER #2
Americano 1, Capuccino 1.
JAMAL
Americano 1, Capuccino 1. Jadi 43.000 Rupiah --
(berbicara lantang)
Americano 1, Capuccino 1!
YOGA
Okee!!!
Hanum mengantarkan kopi ke meja customer #1.
HANUM
Kopi susu 1, espresso double shot 1. Silahkan kak.
Customer #2 sudah duduk di meja mereka. Meja itu berantakan dengan gelas-gelas bekas. Customer #2 mengangkat tangannya, memberi isyarat agar Hanum datang ke meja mereka.
Hanum menghampiri mereka.
CUSTOMER #2
Mba, ini mejanya tolong dibersihin, ya.
Hanum segera membereskan meja tersebut. Setelah meja bersih, Hanum melihat meja lainnya yang juga sudah kotor dan beberapa gelas kotor di atasnya. Hanum tidak bisa membereskan meja itu karena sekarang bakinya sudah penuh.
Yoga dari meja bar memperhatikan Hanum, lalu ia menengok ke belakang ke arah tempat cuci piring. Ada Dimas sedang mencuci di sana.
YOGA
Dim, tolong beresin meja di depan yang udah kosong. Tamu lagi rame banget nih!
Dimas mencuci tangan dan mengeringkan tangannya. Ia pun menuju ke area tamu membawa baki kosong dan lap meja.
Dimas menuju satu meja yang kosong yang penuh dengan gelas kotor. Ia membereskan meja kotor. Dimas kemudian membereskan meja lainnya, lalu tiba-tiba... PRAANNGG... Dimas menyenggol gelas-gelas tersebut sehingga pecah di lantai.
Semua pengunjung menatap sinis ke arah Dimas. Dimas melihat para pengunjung itu mencibir dirinnya. Dimas diam terpaku.
Hanum menghampiri Dimas dan menepuk pundaknya. Hanum segera membersihkan pecahan gelas yang berserakan di lantai.
DIMAS
Maaf.
HANUM
Udah, gak papa, gak papa. Kita bersihin aja--
(berbicara ke customer yang hendak melewati mereka)
Kak, hati-hati langkahnya kak, ada pecahan gelas.
Dimas ketakutan. Ia merasa bersalah.
HANUM
Udah, gak apa-apa. Udah, balik lagi aja ke belakang, ini aku yang beresin.
Dimas membereskan sisa-sisa gelas kotor, menaruhnya ke dalam baki, lalu pergi.
Dimas menengok ke belakang dan melihat Hanum dari kejauhan. Hanum meminta maaf kepada customer atas insiden itu.
Dimas menaruh bakinya di tempat cuci piring. Dimas memukul-mukul tempat cuci piring saking kesalnya.
INT. KEDAI KOPI BERCERITA - MALAM
Kedai kopi telah tutup. Hanya ada Hanum dan Yoga yang sedang bersiap-siap pulang.
HANUM
Hari ini rame banget.
YOGA
Banget. Capek banget ini badan.
HANUM
Lagi sibuk-sibuknya, eh ada insiden gelas pecah. Bikin lambat kerjaan, tau ga.
YOGA
Ya, tauuuu... Ya terus mau gimana lagi. Udah kejadian.
HANUM
Musti beresin pecahan gelas, musti anterin kopi ke tamu, belom lagi meja-meja pada kotor. Capek fisik, capek hati juga tauk.
YOGA
Ya udah lah, udah kejadian ini.
HANUM
Kenapa sih Pak Widi tuh rekrut anak baru? Padahal kayaknya kita berempat aja udah bisa handle. Ini malah nambah anak baru. Bukannya bikin kerjaan tambah cepet, tapi malah tambah lama, tau gak.
YOGA
Ya udah, sabaaarr...
HANUM
Rekrut Down Syndrome lagi.
YOGA
Yah, kan tau sendiri....
Hanum dan Yoga diam.
HANUM
(muram)
Hmm... iya, sih.
YOGA
Pak Widi pasti kangen banget sama anaknya. Anak satu-satunya, eh meninggal. Orang tua mana yang enggak sedih kalau anaknya meninggal? Trus sekarang ada Mas Dimas. Pak Widi pasti inget anaknya.
Hanum merasa bersalah. Ia muram.
HANUM
Kasian Pak Widi.
INT. KEDAI KOPI BERCERITA - MEJA KERJA WIDI - MALAM
Di atas meja kerja Widi ada sebuah foto keluarga. Tampak disana Widi saat masih muda, istri Widi, dan seorang anak berusia 10 tahun yang ternyata adalah penderita Down Syndrome.
Di sebelah foto itu ada foto anak Pak Widi sedang berdiri di depan mesin kopi.
CUT TO:
EXT/INT. KEDAI KOPI BERCERITA - PAGI
Kita kembali ke alur dimana Dimas sedang berjalan di pagi hari. Dimas menyusuri pertokoan, langkahnya riang, ia sangat bersemangat. Kini Dimas tiba di depan Kedai Kopi Bercerita, ia membuka pintu dan masuk dengan gembira.
DIMAS
Selamat pagi!
Yoga sedang merapihkan meja bar.
YOGA
Orangnya dateng, nih!!
Hanum, Luky, Jamal dan Widi keluar menuju meja bar. Hanum membawa cake yang dipenuhi lilin.
HANUM, LUKY, JAMAL
CONGRATULATION!!!
Semua orang bersorak sorai. Yoga meniup terompet kecil untuk menyambut Dimas. Widi menepuk pundak Dimas dan merangkulnya.
WIDI
Selamat ya, Mas Dimas.
Hanum menyodorkan cake ke arah Dimas. Cake bertuliskan:
"Congrats, Dimas!"
HANUM
Tiup lilinnya dong!
Dimas meniup lilin. Dimas bertepuk tangan sendiri dengan kikuk, lalu diikuti tawa dan juga tepuk tangan karyawan lainnya.
Di samping pintu masuk, terdapat pigura pengumuman. Ada foto Dimas disitu. Pengumuman itu bertuliskan:
"KARYAWAN TERBAIK 2021"
"DIMAS WIJAYA".
--SELESAI--