Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUMAH DIMAS - RUANG JAHIT - SIANG
Ibu Dimas sedang merapikan baju-baju jahitan dari pelanggannya.
DIMAS
Bu, zaman sekarang cari kerja sudah online semua.
IBU DIMAS
Terus?
DIMAS
Ayo kita cari kerja di internet.
Dimas menarik tangan ibunya dan mengajaknya ke kamar Dimas.
INT. RUMAH DIMAS - KAMAR DIMAS - SIANG
Di meja belajar ada laptop yang sedang menyala. Dimas dan ibunya mencari lowongan pekerjaan di internet.
IBU DIMAS
Coba kita cari, yaaa-- Kita mau cari kerja apa dulu nih?
DIMAS
Terserah Ibu.
IBU DIMAS
Oke-- Lowongan kerja restaurant Jakarta.
(menatap layar laptop)
Wah, ada banyak niiihhh.....
CUT TO: Dimas dan Ibunya antusias melihat-lihat lowongan di internet.
INT. RUMAH DIMAS - KAMAR DIMAS - SIANG
Layar laptop memperlihatkan akun email Dimas pada pilihan "Sent", berisi email dengan subject:
- Rekrutmen_Dimas Wijaya_Staff Cleaning
- Dimas Wijaya_Pramusaji
- Rekrutmen_Dimas Wijaya
- Admin Online_Dimas Wijaya
- Rekrutmen Kasir Toko_Dimas W
- Dimas W_Staf Gudang
- Lamaran Kerja_Karyawan Restoran
- Kasir Restoran_Dimas Wijaya
- Rekrutmen_Cleaning Service_Dimas W
- Rekrutmen_Staf Kedai Kopi
DIMAS (O.S)
Udah banyak nih, Bu.
IBU DIMAS
Mudah-mudahan jadi rejekinya Dimas. Nanti emailnya harus dipantau terus ya, siapa tau ada balasan.
DIMAS
Iya, bu.
INT. RUMAH DIMAS - KAMAR DIMAS - MALAM
Dimas sedang duduk di meja belajarnya, menatap layar monitor. Masih belum ada balasan email.
Dimas mengambil handphone. Dia membuka layar dan melihat icon Instagram. Ia tampak ragu. Namun akhirnya ia membuka aplikasi Instagram tersebut.
Ada notifikasi di berandanya.
Dimas terkejut. Video yang ia unggah mendapati:
20.128 views
1.039 comments
Ia melihat ada 1 notifikasi Direct Message. Dimas membuka pesan itu.
Pesan dari seorang wanita dengan akun @larasgayatri. Pesan berisi:
"Halo, Mas Dimas Wijaya. Perkenalkan, saya Laras Gayatri. Sebelumnya mohon maaf telah mengganggu waktu Mas Dimas. Saya menulis pesan ini setelah melihat video Mas Dimas yang diunggah di Instagram. Saat ini, tempat saya bekerja sedang mencari Kasir di outlet kami. Saya sangat berharap Mas Dimas dapat bergabung. Jika ada yang ingin ditanyakan lebih lanjut, silahkan hubungi saya melalui DM atau nomor telepon 0811116868"
Dimas sontak kegirangan. Ia loncat-loncat gembira di kamarnya. Tangannya digoyang-goyankannya.
DIMAS
IBU! IBU! IBU!
IBU DIMAS (V.O)
Ada apa? Sampai teriak-teriak segala.
DIMAS
IBU! SINI!
Ibu Dimas masuk ke kamar
IBU DIMAS
Walah, sampai kegirangan begini. Ada apa ini?
Dimas menyodorkan handphonenya. Ibu Dimas membaca pesan.
Ibu Dimas senang bukan main. Ia memeluk Dimas.
INT. BE YOU BOUTIQUE - RUANG KANTOR - SIANG
Dimas dan Ibunya sedang duduk di ruang kantor. Kantor ini terhubung dengan boutique yang memajang baju-baju. Laras, 27 tahun, datang menghampiri mereka.
Laras adalah pribadi yang lembut dan sopan namun nampak memiliki ketegasan di raut mukanya.
LARAS
Selamat datang di BE YOU BOUTIQUE.
Dimas dan Ibu Dimas bangkit dari duduk.
LARAS (CONT'D)
(mengulurkan tangan untuk berjabat dengan Dimas)
Saya Laras.
DIMAS
Dimas.
IBU DIMAS
(berjabat tangan dengan Laras)
Saya ibunya Dimas. Saya menemani Dimas hari ini. Mohon untuk dimaklumi.
LARAS
Baik bu, tidak ada masalah untuk hal itu-- Silahkan duduk.
Mereke bertiga duduk.
LARAS
Saya bersyukur sekali karena Mas Dimas dan Ibu, sangat menyambut baik tawaran dari kami. Jujur, saya pribadi sangat tersentuh melihat video Mas Dimas.
Dimas tersenyum kikuk.
LARAS
Saat ini perusahaan ingin sekali turut serta berkontribusi kepada masyrakat untuk memberikan kesempatan bekerja bagi penyandang disabilitas. Ini bukanlah hal yang pernah kami lakukan sebelumnya, kami hanyalah pendatang baru yang berani untuk mendobrak persepsi masyarakat. Kami ingin membuktikan bahwa penyandang disabilitas juga berhak diberikan kesempatan yang sama.
IBU DIMAS
Saya pribadi sangat berterima kasih sekali atas maksud baik dari perusahaan, Mbak Laras.
LARAS
Jujur, ini pun pertama kali bagi saya untuk berinteraksi dengan penderita Down Syndrome, apalagi di dunia kerja seperti ini. Mungkin nantinya saya akan banyak bertanya ke Ibu bagaimana kiat-kiatnya untuk dapat berinteraksi dengan baik.
IBU DIMAS
Dengan senang hati, Mbak Laras.
LARAS
Saya yakin, tidak banyak perusahaan yang berani mengambil langkah ini untuk mengikut-sertakan penyandang disabilitas dan Down Syndrome sebagai bagian dari bisnis. Terlalu berisiko. Ini karena industri di Indonesia masih belum paham bagaimana menggali potensi penyandang disabilitas untuk menjadi pribadi yang mampu berkomitmen dalam dunia usaha-- Mas Dimas, apa Mas Dimas tertarik untuk bekerja disini.
DIMAS
Ya.
Laras tersenyum.
LARAS
Kalau boleh saya tahu, Bu, apakah selama ini ada kendala dalam berkomunikasi? Apa Ibu ada masukan bagi saya?
IBU DIMAS
Anu, Dimas mampu berkomunikasi dengan baik dan merespon dengan baik. Selama ini tidak ada masalah dengan hal itu. Tapi, anu, kalau bisa tidak usah menggunakan kata-kata yang terlampau sulit. Paling itu saja, Mbak.
LARAS
Mas Dimas ini, penderita Down Syndrome, bukan begitu, Bu?
Dimas angkat bicara.
DIMAS
Kelainan genetik kromosom 21.
LARAS
Kelainan genetik kromosom 21-- Keseharian Mas Dimas seperti apa, Bu?
IBU DIMAS
Yah, di rumah saja. Ia suka membantu saya melakukan pekerjaan rumah. Terkadang Dimas juga ikut membantu saya menjahit di rumah, dia biasanya yang memotong kain. Anu, saya ini penjahit rumahan, jadi Dimas terbiasa melihat saya menjahit.
LARAS
Bisa karena biasa, ya Bu.
(berbicara ke Dimas)
Akhir-akhir ini Mas Dimas sibuk apa saja?
DIMAS
Cari kerja. Minggu lalu cari kerja di toko-toko, tapi diusir. Saya enggak boleh kerja disana katanya. Dimana-mana enggak diterima kerja.
IBU DIMAS
Kami sudah coba melamar kerja ke toko dan kedai-kedai.
LARAS
Kalau Mas Dimas mau, Mas Dimas bisa bekerja disini.
DIMAS
Iya, mau.
LARAS
Terima kasih atas kesediaannya. Nanti Mas Dimas akan kami latih, dan saya sendiri yang akan menjadi mentor Mas Dimas. Kami akan ajarkan dan latih Mas Dimas sampai Mas Dimas bisa.
DIMAS
Oke.
IBU DIMAS
Anu, Mbak Laras. Apa saya diizinkan ikut mendampingi Dimas di masa awal dia bekerja? Saya khawatir kalau-kalau--
LARAS
Tidak masalah, Bu. Ibu boleh mendampingi Dimas nanti.
IBU DIMAS
Terima kasih, Mbak Laras.
LARAS
Kalau begitu, saya akan siapkan kontrak kerjanya.
INT. BE YOU BOUTIQUE - OUTLET - PAGI
Outlet masih tutup. Para karyawan dikumpulkan. Dimas, Ibu Dimas, dan Laras berdiri di hadapan para karyawan.
LARAS
Selamat pagi, semuanya. Hari ini saya sengaja mengumpulkan teman-teman semua untuk memperkenalkan staf baru kita, Mas Dimas Wijaya.
Semua orang bertepuk tangan menyambut Dimas.
LARAS (CONT'D)
Hari ini adalah hari pertama Mas Dimas bekerja bersama kita. Beliau akan didampingin oleh Ibunya untuk membiasakan diri bekerjasama dengan kita semua disini. Saya pribadi akan menjadi mentor Mas Dimas selama masa pelatihan. Saya harap teman-teman semua dapat saling bertoleransi, bekerja sama dan saling mendukung satu sama lain. Saya yakin bahwa Mas Dimas akan membawa suasana baru pada outlet kita-- Mas Dimas, ini adalah kartu pengenal Mas Dimas yang menandakan bahwa Mas Dimas adalah bagian dari BE YOU BOUTIQUE.
Laras mengalungkan tanda pengenal ke Dimas.
Karyawan bertepuk tangan menyambut Dimas
LARAS (CONT'D)
Sekali lagi, kita sambut, Mas Dimas!
Semua karyawan bertepuk tangan,dan bersorak-sorai.
INT. BE YOU BOUTIQUE - OUTLET - PAGI
Dimas dan Ibunya masuk ke dalam outlet. Dimas memberikan salam di ruangan. Suaranya lantang, ia siap.
DIMAS
Selamat pagi!
CUT TO: Dimas, Ibu Dimas, dan Laras mengelilingi outlet. Laras menjelaskan baju-baju yang dipajang disana.
INT. BE YOU BOUTIQUE - OUTLET - PAGI
Dimas dan Ibunya baru tiba di outlet.
DIMAS
Selamat pagi!
CUT TO: Dimas, Ibu Dimas, dan Laras mengelilingi ruang kantor, ruang istirahat karyawan, pantry.
CUT TO: Laras menunjukkan Dimas dan Ibu Dimas ruangan gudang penyimpanan pakaian.
INT. BE YOU BOUTIQUE - OUTLET - PAGI
Dimas dan ibunya tiba di outlet.
DIMAS
Selamat pagi!
CUT TO: Laras menunjukkan Dimas dan Ibu Dimas cara tag harga pada pakaian dan melihatnya di monitor, dan cara mem-print out struk belanja.
CUT TO: Laras memperlihatkan brankas kasir dan menunjukkan cara pemilahan uang. Laras juga memperlihatkan mesin EDC sebagai alat pembayaran menggunakan kartu.
INT. BE YOU BOUTIQUE - OUTLET - PAGI
Dimas dan ibunya tiba di outlet. Kali ini mereka membawa sarapan untuk dimakan bersama para karyawan.
DIMAS
Selamat pagi!
CUT TO: Dimas dan ibunya menyiapkan sarapan. Karyawan makan bersama.
INT. BE YOU BOUTIQUE - OUTLET - SIANG
Dimas tiba di outlet. Kini ia tidak bersama ibunya.
DIMAS
Selamat pagi!
Seluruh karyawan di outlet takjub melihat Dimas datang sendiri.
RIO (28th), salah satu karyawan outlet, menghampiri Dimas.
RIO
(melakukan high five ke Dimas)
Wah, dateng sendiri nih? Ibu lo mana, Dim?
DIMAS
Ibu di rumah. Hari ini saya tidak bersama Ibu.
RIO
Lo gapapa berangkat sendiri begini?
DIMAS
Karena sudah terbiasa, jadi tidak apa-apa.
RIO
Wah, gua kira lo bakal ditemani ibu lo terus. Ternyata enggak, ya. Jadi sekarang udah bisa kerja sendiri?
DIMAS
Iya bisa.
RIO
Kalo lo butuh bantuan, kasih tau gue aja ya. Pokoknya kalo kenapa-kenapa bilang ke gue aja. Jangan sungkan. Kita disini sama-sama kerja.
Laras datang menghampiri mereka berdua.
RIO
Pagi, Mbak Laras.
LARAS
Selamat pagi.
(berbicara ke Dimas)
Loh, Mas Dimas, ibu mana?
RIO
Di rumah, Mbak. Hari ini Mas Dimas datang sendiri.
LARAS
(kembali berbicara ke Dimas)
Wah, yang bener, nih?
RIO
Iya, beneran, Mba.
LARAS
(tetap berbicara ke Dimas)
Jadi, sudah bisa kerja sendiri, ya?
RIO
Katanya sih sudah, Mbak. Mudah-mudahan lancar, ya Mba.
LARAS
(berbicara ke Dimas)
Nanti kalau ada kendala--
RIO
Ada saya, Mbak. Nanti kalau Mas Dimas ada apa-apa, saya bisa bantu, Mbak. Saya bantu sebisa saya.
Laras tersenyum melihat Rio yang terlihat bersemangat untuk membantu Dimas.
LARAS
Makasih, ya Mas Rio. Nanti kalau Mas Dimas butuh apa-apa, mohon dibantu.
RIO
Siap, Mbak.
LARAS
Yasudah, kalau begitu, saya masuk ke ruangan dulu-- Mas Dimas, kalau butuh bantuan saya, jangan sungkan, ya.
DIMAS
Siap, Mbak.
Laras pergi meninggalkan Rio dan Dimas.
RIO
Wah, hari bersejarah nih! Nanti siang mau makan apa? Gua yang traktir!!
Dimas tersenyum.
INT. BE YOU BOUTIQUE - OUTLET - SIANG
Hari itu outlet tidak terlalu ramai. Beberapa orang mengantri membayar di meja kasir. Dimas bertugas di salah satu meja kasir tersebut.
Pengunjung yang hendak membayar belanjaannya menyerahkan keranjang belanja ke Dimas. Dimas mengambil keranjang tersebut dan meletakkannya di meja di hadapannya.
DIMAS
(Dimas menyatukan kedua tangannya, seperti ber-namaste)
Selamat siang, kak
Dimas terdiam menunggu jawaban pelanggannya.
PELANGGAN #1
Oh, iya, selamat siang --
(melihat tag kartu pegawai "Dimas Wijaya")
Mas Dimas.
Dimas tersenyum. Ia lalu mulai melakukan scan barcode pada baju tersebut. Ada 2 baju.
DIMAS
Totalnya 860.000 Rupiah.
PELANGGAN #1
(memberikan kartu kredit ke Dimas)
Pakai Credit Card, ya, Mas.
DIMAS
Baik.
Dimas menggesek kartu kredit tersebut. Memasukkan nominal belanja, dan memproses pembayaran.
DIMAS (CONT'D)
(menyodorkan mesin EDC ke pelanggan)
Silahkan pinnya.
Pelanggan memasukkan pin, lalu menyodorkan mesin EDC ke Dimas. Dimas mengambil printing hasil pembayaran. Dimas memberikan struk belanja tersebut ke Pelanggan #1.
DIMAS
(menyatukan kedua tangan seperti ber-namaste)
Terima kasih sudah berbelanja.
PELANGGAN #1
Kok cuma struknya aja? Belanjaan saya mana?
DIMAS
(gugup)
Belanjaan? Oh iya, belanjaan.
Dimas memasukkan baju-baju tadi ke dalam kantung belanja. Setelah itu ia menyerahkan kantung belanja ke pelanggan.
DIMAS (CONT'D)
(ber-namaste)
Terima kasih sudah berbelanja.
Pelanggan #1 pergi. Pelanggan #2 yang sudah berada di antrian, kemudian maju ke meja kasir dan memberikan keranjang belanjaannya ke Dimas.
DIMAS
(ber-namaste)
Selamat siang, kak.
CUT TO: Laras memantau kinerja Dimas dari kejauhan. Ia tampak puas dengan kinerja Dimas.
CUT TO: Dimas selesai dengan pelanggannya.
DIMAS
Terima kasih sudah berbelanja
Pelanggan #2 pergi.
Dimas melihat Laras yang tengah memandang ke arah dirinya. Dimas tersenyum dan mengancungkan jempol, memberikan sinyal "oke". Laras tersenyum dan tersipu, lalu membalasnya dengan ancungan jempol "oke".