Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. HALAMAN KAWASAN PERTOKOAN. SORE
Kawasan pertokoan sudah sepi karena hari sudah sore, namun masih ada beberapa toko yang buka. Mobil Bayu menyusuri lapangan parkir, melewati sekelompok anak yang sedang bermain bola, hingga akhirnya berhenti di suatu sudut pertokoan.
CUT TO:
EXT/INT. PARKIRAN KAWASAN PERTOKOAN - MOBIL BAYU. SORE
Bayu segera mengambil kantong plastik berisi perhiasan yang ada di jok belakang. Dengan segera dia membuka pintunya dan beranjak dari tempat duduknya, namun tangan Bening keburu mencegahnya.
Bening menggelengkan kepalanya kepada Bayu.
BAYU
Aku harus lakuin ini dan gk perlu ijin ke kamu.
Lagian dengan uang dari sini
kita bisa pakai untuk kita selama di sini.
Bening menggeleng semakin kencang. Bayu terlihat kesal.
BAYU
Oh. Di sini ada yang sok suci rupanya!
Kamu sendiri kabur dari orang tuamu!
Menempatkan aku di posisi yang sulit!
Kalau bukan karena kamu,
mungkin sekarang sudah ada di Jakarta!
BENING
Me..re..ka bukan orang tua ku!
Bening memaksakan dirinya untuk mengeluarkan kalimat tadi. Bayu terkejut.
BAYU
Jadi kita ke Banyuwangi untuk mencari orang tua kandungmu?
Kenapa? Kamu udh hidup enak?
Kenapa harus merendahkan diri kamu?
Gak make sense!
Bayu menarik lengannya sekeras mungkin hingga cengkeraman tangan Bening terlepas.
BAYU
Harusnya sedari awal aku lakuin ini,
jadi kamu gk perlu menanggung malu.
Bening terkesiap mendengar perkataan Bayu. Bayu segera membuka pintu dan keluar lalu menutup pintu mobilnya kencang-kencang. Sementara Bening tetap duduk di mobil. Wajahnya terlihat murung.
CUT TO:
EXT. PARKIRAN KAWASAN PERTOKOAN. SORE
Anak-anak yang tadi bermain bola, nampak berjalan bersama-sama dalam kelompok untuk pulang. Usia mereka tidak lebih dari 14 tahun.
Mereka mengenakan baju bola dari beberapa klub yang berbeda. Kaki dan tangan mereka nampak kotor oleh tanah.
Mereka berjalan melewati bagian depan mobil Bayu, ketika salah satu dari mereka memperhatikan mobil Bayu dan melihat Bening di dalamnya.
Mereka memicingkan mata sambil mendekat ke mobil Bayu. Mereka mengenali Bening sebagai Grand finalist acara “Voice” yang ditayangkan di TV nasional.
Mereka saling berbisik satu dengan yang lainnya.
CUT TO:
EXT/INT. PARKIRAN KAWASAN PERTOKOAN-MOBIL BAYU. SORE
Bening terlihat risih dengan anak-anak remaja yang mengamatinya dari kaca depan mobil. Dia buru-buru menurunkan Sun Deflector mobil agar mereka tidak bisa melihat dirinya.
Namun justru anak-anak itu menyebar ke sisi samping kanan dan kiri dari mobil Bayu.
Mereka mengintip lewat jendela samping.
CUT TO:
EXT. PARKIRAN KAWASAN PERTOKOAN. SORE
Anak-anak tersebut menempelkan bibir dan hidungnya ke kaca mobil sambil tertawa.
ANAK 1
Finalist acara tv kok mobile elek?
Ucapan anak 1 memancing tawa dari anak-anak lain.
ANAK 2
Ya karena itu dia ikutan acara,
ben dapet duit nggo tuku mobil.
Kembali tawa anak kembali terdengar.
CUT TO:
EXT/INT. PARKIRAN KAWASAN PERTOKOAN-MOBIL BAYU. SORE
Bening nampak menutup telinganya rapat-rapat. Matanya merah dan sedikit berair.
Suara tawa nampak menggema di telinganya, kendati dia berusaha menutupi telinganya.
Namun beberapa saat kemudian, dia mendengar suara Bayu.
BAYU (O.S.)
Hey, ngapain kalian?
Bening menarik tangannya dari telinganya, lalu memandang ke sekeliling.
CUT TO:
EXT. PARKIRAN KAWASAN PERTOKOAN. SORE
Bayu nampak mengusir anak-anak yang berkerumun di sekitar mobilnya.
BAYU
Pergi gk kalian
atau gue tendang kalian satu-satu!
Bayu mengusir mereka dengan tendangan serta ayunan tangannya. Ana-anak tersebut lari meninggalkan mobil Bayu.
ANAK 1
Mobil elek ae sombong, Jancuk!
Bayu terpicu emosinya.
BAYU
Ngomong apa kamu? Sini kalau berani!
Bayu menakuti mereka dengan berpura-pura hendak mengejar mereka. Mereka pun lari terbirit-birit.
CUT TO:
INT. KAMAR MANDI KFC. MALAM
Ponsel jadul Bayu diaktifkan. Ada sebuah sms masuk dari ADINDA(16), adik Bayu. “Kakak di mana kemarin ada orang dateng kemari. Serem! Handphone kakak kok gk bisa dihubungin?”
Bayu dengan segera menelpon adiknya sembari menengok ke keluar toilet agar Bening tidak mencurigainya.
BAYU
Din, kakak aman kok. Gk usah khawatir.
Urusan sama rentenir itu bakal kelar
pas kakak balik lusa.
Dinda sabar aja ya.
Terdengar suara Adinda dari ujung telpon yang lain.
ADINDA (O.S.)
Tapi aku takut kak.
Sekarang aja kayak ada orang yang ngikutin aku gitu.
BAYU
Kamu jangan sugesti gitu.
Kakak udh telpon kok orangnya kemarin.
Masalahnya pasti kelar lusa. Kakak janji!
Suara Adinda sudah terdengar lebih pelan.
ADINDA (O.S.)
Kakak janji ya!
Tolong jangan dimatiin hpnya ya kak!
Wajah Bayu terlihat sumringah.
BAYU
Ya kakak janji.
Kakak juga gk akan matiin hpnya.
Bayu menutup teleponnya dengan segera lalu memasukkan ponsel jadulnya ke dalam saku celananya.
CUT TO:
INT. RUANG KERJA PAK HERMAWAN. MALAM
Di ruangan yang gelap, boneka puppeteer sedang dimainkan dengan lincah oleh jari jemari yang lentik namun kasar.
Boneka itu menari layaknya manusia. Dia berlari ke kiri, namun tiba-tiba, langkahnya terhenti dan dia terjatuh.
Dia bangun kemudian dia berlari ke kanan. Langkahnya kembali terhenti. Boneka itu berputa-putar sambil memegangi kepalanya.
Sebuah koran nampak menjadi alas bagi atraksi boneka tersebut. Di halaman utama koran tersebut ada berita yang berjudul “Film The Door Borong Penghargaan di FFI, Jadi Wakil Indonesia untuk Academy Awards”
Kita sekarang bisa melihat kalau Pak Hermawan yang memainkan boneka itu. Raut wajahnya tidak terlihat jelas karena sebagian wajahnya ditelan oleh kegelapan ruangan tersebut.
Namun kita bisa melihat bagaimana Pak Hermawan nampak tegang dan kesal.
Ponselnya tiba-tiba berbunyi. Sebuah pesan Whatsapp masuk. Pesan itu berasal dari Komjen Yuwono.
“Kita sudah berhasil melacak lokasi mereka saat ini. Mereka di Surabaya! Saya sudah kirim tim untuk menjemput!”
Pesan kembali masuk. “Rupanya rekam jejaknya gk bersih-bersih amat.”
Pak Hermawan menggeletakkan bonekanya lalu menelpon Komjen Yuwono. Terdengar bunyi suara telpon diangkat setelah dua kali nada dering.
PAK HERMAWAN
Saya pikir, saya punya rencana lebih baik pak!
Akan saya jelaskan detilnya sambil saya jalan.
Pak Hermawan berdiri dan bergegas meninggalkan ruangan dengan senyum merekah di wajahnya.
CUT TO:
INT. KFC. MALAM
Wajah Bening masih terlihat sendu. Matanya masih merah dan sembab. Di depannya sudah tersaji satu bungkus nasi dan satu potong ayam di atas sebuah piring kertas berbentuk persegi panjang, dan secangkir kertas minuman bersoda.
Bayu makan ayamnya dengan lahap. Seperti orang yang tidak makan selama beberapa hari. Dia menatap ke arah Bening yang tidak juga menyentuh makanannya.
Dia menggeser piring nasi dan ayam Bening mendekat ke arah Bening, namun dengan segera tangan Bening mendorong piring tersebut menjauh.
BAYU
Kamu belum makan dari pagi lho.
Tatapan mata Bening yang semula kosong, kini tertuju ke Bayu. Dia langsung menuliskan sesuatu di atas kertas. “Aku gk mau makan dari uang hasil menjual barang curian!”
Bayu tersentak melihat notes itu.
BAYU
Terserah kamu mau bilang aku apa.
Yang penting kamu makan dulu.
Bayu kembali mendorong piring terebut ke arah Bening. Bening kembali menjauhkan piring tersebut. Dia lalu menulis sesuatu di buku notesnya, “Kenapa kamu tidak pulang? Kenapa kamu masih mau lanjut?”
BAYU
Karena aku selalu menyelesaikan tanggung jawabku.
Bening kembali menulis sesuatu di buku notesnya. “Tanggung jawab? Kau melakukan ini karena uang?”
BAYU
Kalau orang melakukan tanggung jawabnya,
gk boleh dapet uang, gitu?
Bening kesal, ketika Bayu berhasil membalik kata-katanya dengan telak.
Bening menulis tambahan di notesnya, “Kamu gk lupa kan kalau kamu berencana untuk kabur bersama perhiasan itu, setelah mengantar aku ke Lembang?”
Bayu tidak menghiraukan notes dari Bening. Dia terus makan, sampai Bening menjauhkan makanan yang disajikan untuk dia ke samping hingga minuman bersoda di atasnya jatuh.
Lantai restoran KFC yang putih langsung ternoda oleh cairan hitam.
Bayu menarik piring yang berisi nasi dan satu potong ayam ke arahnya. Wajahnya terlihat merah padam.
BAYU
Kamu pikir aku gk capek apa?
Emangnya kamu kira aku mau mencuri,
jual perhiasan hasil curian
atau kerja jadi guru vokal dengan penghasilan rendah?
Kamu pikir aku seneng ngelakuin itu?
Bayu mendekatkan kepalanya ke Bening, memandang Bening dengan tajam.
BAYU
ENGGAK! Kamu pikir semua di dalam hidup
bisa sesuai dengan keinginan kamu?
Kalau aku punya pilihan yang lebih baik,
aku akan pilih yang lain.
Nah kalau gk ada pilihan gimana?
Ya cuman bisa bertahan.
Bertahan hidup supaya mimpiku gk ikutan mati!
Bayu kembali memakan makanannya, namun Bening hanya diam saja. Beberapa saat kemudian, terdengar suara perut Bening yang keruyukan.
Bening lalu menarik piring yang berisi nasi dan ayam itu ke arahnya. Lalu dia menulis sesuatu. “Aku anggap ini hutang, yang nanti bakal aku bayar!”
Bayu melirik ke arah tulisan Bening namun tidak merespons karena terlalu sibuk makan.
Bening mencubit daging ayam goreng dan memasukkannya ke mulutnya. Dia mengunyah dengan perlahan namun pasti.
CUT TO:
EXT. PARKIRAN DEPAN KFC. MALAM
Ada beberapa orang personil polisi sedang bercengkerama di depan resto KFC.
Bayu yang keluar dari resto dan mendapati mereka ada di sana, langsung segera memalingkan wajahnya dan bergegas menuju mobil.
CUT TO:
EXT. JALANAN SURABAYA. MALAM
Jalanan cukup lengang. Mobil yang dikemudikan Bayu melaju dengan kencang meninggalkan kota Surabaya. Nampak beberapa puluh meter di belakang, ada mobil MPV yang mengikuti Mobil Bayu.
CUT TO:
EXT/INT. JALANAN SURABAYA - MOBIL BAYU. MALAM
Bayu nampak fokus menyetir. Wajahnya terlihat cemas. Beberapa kali dia memandangi kaca mobil baik yang tengah maupun kaca spion.
Bening melihat ke belakang. Dia melihat sebuah mobil mengikutinya, bahkan ketika mobil Bayu menikung dan berbelok.
Bening menjadi tegang, namun dia tetap diam karena tidak ingin memecah konsentrasi Bayu, yang keningnya sekarang berkeringat.
CUT TO:
EXT. JALANAN LUAR KOTA SURABAYA. MALAM
Mobil Bayu terus dibuntuti oleh sebuah mobil MPV. Mobil Bayu bermanuver mengambil tikungan ke kiri dan ke kanan dengan cepat yang juga diikuti oleh mobil MPV tersebut.
Mobil Bayu pun tancap gas melewati beberapa mobil yang ada di depannya.
CUT TO:
EXT/INT. JALANAN LUAR KOTA SURABAYA - MOBIL BAYU. MALAM
Bening terus memperhatikan mobil di belakang dan ekspresi wajahnya berubah lega ketika dia tidak melihat mobil yang tadi mengikuti mereka.
Dia pun menepuk lengan Bayu dan memaksakan diri untuk bersuara.
BENING
Udh gk ada.
Bayu memandangi spion tengah dan ketika dia tidak melihat mobil tersebut, ekspresi wajahnya berubah menjadi lebih relaks.
CUT TO:
EXT. JALANAN LUAR KOTA SURABAYA. MALAM
Mobil Bayu nampak menepi ke sebuah area yang lapang atau tanah kosong, yang dipenuhi oleh bebatuan, dan cukup terpencil.
CUT TO:
EXT/INT. AREA LAPANG. MALAM
Bayu menarik rem tangannya. Dia memandangi Bening.
BAYU
Kita mesti cari penginapan!
Bening menggeleng.
BENING
Di sini aja. Gpp.
Bayu melepaskan sabuk pengamannya. Nampak nafasnya menjadi lebih lega sedikit. Bening juga mencabut sabuk pengamannya.
BAYU
Sebentar aku mau tutup pintu itu.
Bayu membuka pintunya lalu keluar.
CUT TO:
EXT. AREA LAPANG. MALAM
Bayu menutup pintu gerbang dari tanah kosong itu. Pintu gerbang itu terbuat dari seng.
Bayu lalu mengeluarkan ponsel jadul dari kantong celananya. Dia menggengam ponsel itu dengan sangat erat.
BAYU
Maafin kakak ya, Din.
Kakak jadi ngelanggar janji!
Bayu berniat mematikan itu ketika ponsel jadulnya tiba-tiba berdering. Sebuah pesan masuk.
Mata Bayu langsung mendelik.
CUT TO: