Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
35. INT. JALANAN – PAGI
CAST : RENDRA
Rendra menutup gerbang rumahnya kemudian mulai berlari di jalanan yang masih gelap. Wajah tanpa ekspresinya berbanding terbalik dengan lagu yang terputar melalui earpods-nya.
( Lagu )
Rendra berhenti. Mengatur nafasnya kemudian melepas earpodsnya. Ia menatap ke sekeliling yang masih sepi. Ia menatap earpods ditangannya lama kemudian melepas earpods pasangannya dan memasukkannya kesakunya. Kembali berlari sambil sesekali memejamkan matanya. Tersenyum kecil mendengar suara-suara yang biasanya ia hiraukan.
SFX : SUARA BURUNG,ANGIN DAN JANGKRIK
CUT TO
36. INT. RUMAH NIKI – RUANG TENGAH – SIANG
CAST : NIKI, NENEK, AYU
Niki masuk dan melihat Ayu, kakak sepupunya, yang tengah makan dimeja makan dengan semua lauk kesukaannya.
NIKI
Loh, kok ngga bilang kalo hari ini dateng.
AYU
Mbak kemarin malem telpon emak sih, minta dibuatin gudeg krecek. Masakan emak ngga dijogja ngga di jakarta tetep aja paling enak.
NIKI
Oh.
(pause)
Kok ngga bareng sama mas anton?
AYU
Kerjalah. Gimana sih.
(pause)
Ah, udah mulai bimbingan buat milih kampus belum sih.
NIKI
Belum lah, tengah semester aja baru kemarin.
AYU
Nggak usah pilih universitas gede. Yang murah aja kalo bisa. Ambil jurusan yang bisa jadi pegawai negeri. Inget utang bapakmu, emak juga tuh banyak bisa biayain kamu sekolah sampai sekarang. Sekolahmu kan sekolah gede semua.
Niki berdiri didepan dispenser mengisi gelasnya dengan air dingin.
AYU
Gak usah manja, udah gede. Emak juga udah tua. Kasian emak kalo kamu masih nyusahin emak. Liat nih mbak, dari kecil juga sama emak, orang tuamu juga nasibnya sama kayak orang tua mba dan mba sukses-sukses aja tuh.
( Tangan niki yang mengisi air terhenti )
SFX : SUARA GALON
AYU (CONT’D)
Mbak liat buku sama kanvasmu banyak banget. Di kurangin deh, ngga usah buang waktu sama sesuatu yang masa depannya kurang jelas. Mimpi ngga usah tinggi-tinggi. Kita itu orang ngga punya. Cari kerja yang cukup hidupin sekeluarga.
NIKI
Oh, halo van.
Niki menaruh ponsel ditelinganya kemudian menaruh air itu didepan Ayu. Lalu berjalan masuk kekamarnya.
CUT TO
37. INT. RUMAH NIKI – RUANG TENGAH – SIANG
CAST : NIKI
Setelah di dalam ia duduk di tempat tidur dan menurunkan tangannya yang berpura-pura mendapat telepon dari evan.
AYU (OS)
( suara samar )
Bapaknya dia kan sering nanyain gimana keadaan dia. Ya kali mak, ayu jawabnya anaknya tukang ngimpi terus males. Liat deh kamarnya, udah gelap, sempit kebanyakan barang gak guna.
Niki berbaring terdiam menatap langit-langit. Mendengar celotehan Ayu yang tak kunjung berhenti.
CUT TO
38. INT. RUMAH RENDRA – RUANG MAKAN – MALAM
CAST : RENDRA, MAMA, PAPA
Rendra mencuri pandang pada mama dan papanya yang fokus dengan makan malamnya. Ia mengulum bibirnya kemudian menarik nafas pelan.
RENDRA
Kemarin ada kejadian lucu di sekolah. Orang tua Hasbi harus ke sekolah gara-gara Hasbi malsuin tanda tangan mereka.
MAMA
Ngapain dia ngelakuin itu?
RENDRA
Nilai dia jeblok. Jadi dia takut buat ngasih tau orang tuanya. Sumpah deh mah, Hasbi sampe sembunyi selama orangtuanya ada disekolah.
PAPA
Nilaimu kan juga jelek. Kamu ngga ada rasa kecewa sedikitpun gitu.
RENDRA
Tapi papa juga ngga masalahin nilai akademik rendra kan selama rendra bisa jadi atlet
PAPA
Tapi kamu sendiri berhenti dari semua clubmu semaumu. Lalu apa yang bisa dibanggain dari kamu. Papa bebasin kamu lakuin apapun bukan berarti kamu hidup semaumu kan. Seharusnya kamu tau apa maksud papa dari semua itu.
RENDRA
Memangnya maksud papa apa?
PAPA
Kamu harusnya sadar kalo hidup itu punya pilihan. Kalo kamu sadar papa penuhin semua yang kamu mau, kamu balas dengan lakuin hal itu dengan serius. Kalo kamu sadar kamu ngga pinter setidaknya kamu harus kompeten.
RENDRA
Padahal rendra cuman mau ngobrol sama papa tentang keseharian rendra.
MAMA
Ren, kamu tuh kenapa sebenarnya. Akhir-akhir ini omonganmu begitu terus.
PAPA
Gitu aja terus. Lihat kakakmu, papa perlakuin kalian sama. lihat hasil yang ia tunjukin. Lalu kenapa kamu ngga bisa seperti dia.
(pause)
Emang, ngomong sama anak yang gak cukup dewasa kayak kamu susah. Kamu terlalu manja buat bisa nentuin hidup kamu sendiri.
(Papa berdiri dan berjalan pergi)
RENDRA
Rendra memang belum dewasa pah. Memang apa yang papa tau tentang rendra. Rendra masih 17 tahun, gimana cara rendra tau gimana milih jalan hidup rendra kalo rendra sendiri gak ada yang nuntun. Rendra juga bisa buat salah.
PAPA
Kamu pikir berapa kali kesalahanmu yang papa biarin?
RENDRA
Papa seakan peduli dengan apa selama ini rendra lakuin. Padahal engga. Papa aja gak pernah tanya apa yang sebenernya rendra pengen.
( menghela nafas )
Untuk apa rendra terus menaruh harapan ke papa buat peduli. Gak ada gunanya.
CUT TO
39. EXT. KORIDOR SEKOLAH – PAGI
CAST : RENDRA, NIKI, EVAN, HASBI
Rendra yang baru saja sampai di sekolah berhenti ketika melihat Niki dan Evan yang berjalan bersama. Ia menatap Niki yang terlihat tertawa di sebelah Evan.
HASBI
Cepet amat jalan lo.
( Rendra menaruh plastik berisi roti pada Hasbi )
RENDRA
Buat lo aja.
HASBI
( Mengambil kembali plastik yang dikembalikan Rendra )
Mood lo ( beat ) jelek banget ya.
RENDRA
Kek mood lu bagus terus aja.
(pause)
Gak guna
HASBI
( tak terima )
gue?
CUT TO
40. INT. KELAS NIKI – SIANG
CAST : NIKI, ICA, MELA
Niki memasukkan bukunya kedalam laci kemudian mengecek ponselnya. Ia menepuk pundak Ica pelan. Ica yang tengah mengobrol dengan Mela berbalik dan menunggu Niki berbicara.
NIKI
Eh, gue hari ini gak makan ke kantin bareng kalian ya. Gue ada urusan soalnya.
(pause)
Gue duluan ya.
( Niki kemudian berlalu sementara Ica dan Mela bertukar pandang )
MELA
Emangnya kita ngajakin dia makan bareng?
CUT TO
41. INT. SEKOLAH – KAMAR MANDI – SORE
CAST : NIKI
Niki didalam kamar mandi menyelasaikan urusannya. Ia mendengar suara samar di luar kemudian mengurungkan niatnya mengguyur toilet. Saat ia yakin mereka pergi ia dengan segera mengguyur toiletnya. Saat ia mencoba membuka pintu, pintunya macet. Ia hanya menghela nafasnya kemudian duduk di toilet. Melirik ke bawah pintu toilet. Melihat tetesan air dari pel yang digunakan untuk mengganjal pintu toilet Niki.
CUT TO
42. EXT. LUAR KAMAR MANDI - SORE
CAST : RENDRA, NIKI
Rendra berjalan melewati kamar mandi. Niki keluar dan nyaris menabraknya
RENDRA
Woo ( berseru ) mata kakinya dipake dong
NIKI
( Menatapnya datar )
Nggak lucu.
(Niki berjalan terlebih dahulu. Mata Rendra menyipit. Rendra meraih tangan Niki yang memerah.)
RENDRA
( Menunjukkan niki tangannya yang memerah )
Ini kenapa? ( sedikit khawatir )
( Niki menarik tangannya )
NIKI
Nggak papa. ( pause ) Gue buru-buru. Gue duluan ya.
Rendra menatap Niki yang pergi begitu saja.
43. EXT. PINGGIR LAPANGAN BOLA - SORE
CAST : NIKI, EVAN, HASBI
Niki menyipitkan matanya melihat Hasbi yang diam-diam menyatukan tali sepatu Evan. Hasbi menyuruhnya untuk diam. Niki menahan tawa saat Hasbi pura-pura tak terjadi apa-apa.
EVAN
Kurang pemain nih. Rendra ngga lo ajak?
HASBI
Ngga tau. Dia lagi uring-uringan sama orang rumah kayaknya. Tapi dia juga bilang dia mundur dari pusat pelatihan juga sih.
Niki mengecek kembali pesan yang masuk ke ponselnya. Ia melihat bukti transfer dari bapaknya yang tinggal jauh darinya. Isi pesan antara dirinya dan bapaknya itu didominasi bukti transfer dan bapaknya yang bertanya apakah Nenek dan Kakek baik-baik saja. ia membuka profil kontaknya dan menatap foto keluarga dengan anak kecil yang terlihat lucu. Sebuah pesan masuk di ponselnya. Pesan dari toko aksesoris yang memintanya menyetok post-card lagi. Dibawah kontak itu ada nama kontak yang disimpan dengan nama 'AMOI'. pesan yang belum dibaca itu berisi saran untuknya menunda kuliah.
EVAN
Yok kita mulai.
Evan berdiri kemudian melangkah maju dan langsung tersungkur. Ia menatap kesal pada Hasbi dan bangkit. Ia terlihat kesusahan melepas tali sepatunya yang menyatu. Niki dan anak-anak lain yang melihatnya seketika tertawa terbahak-bahak.
EVAN (CONT'D)
Anjing lo.
( Melepas sepatunya paksa dan mengejar Hasbi )
Niki tertawa melihat anak lain mulai ikut masuk ke lapangan mencegah Evan yang terus mengejar Hasbi sambil menahan tawa. Tawa Niki tiba-tiba memelan ketika ia merasakan air mata turun dari matanya. Ia menghapus air matanya dan mencoba mengontrol ekspresinya.
CUT TO
44. INT. SEKOLAH - HALL TROPI – SIANG
CAST : RENDRA, NIKI.
Rendra berjalan melewati etalase besar yang penuh dengan tropi. Ia menatap pantulan wajahya di kaca etalase kemudian menoleh mendengar suara derap kaki. Niki berhenti ketika melihat Rendra yang melihatnya menghapus air matanya.
NIKI
Lo ngapain?, lagi liatin tropi lo yang berjajar rapi disini?
RENDRA
Tropi kosong sih menurut gue.
NIKI
Kenapa? Kan prestasi.
RENDRA
Karena buat dapetinnya gue gak nempatin gue sendiri di garis finish. Tapi rasa bangga yang bakal dirasain sama orang tua gue.
(pause)
Tapi gue udah mutusin buat berhenti. Gue udah gak ada alasan lain buat lari.
NIKI
Tapi lo bilang lo suka lari kan. Kalo udah gak ada alasan lain, ya lo tinggal bikin alasan baru buat lo lari. Menempatkan diri lo di finish yang lo maksud itu. Atau orang lain.
RENDRA
Gue ngga tau lagi lah.
NIKI
Kalo masalah lo sama orang tua lo
( pause )
RENDRA
Lo mau baca pikiran gue.
NIKI
Ya engga. Cuman kemarin Hasbi sempet bahas mood lo yang lagi jelek.
RENDRA
Dah kek mulut ibu-ibu komplek aja itu anak.
NIKI
(terkekeh) Gampangnya gini deh, cuman kurang komunikasi yang baik aja. Gue rasa orang tua pasti tau apa yang terbaik buat anaknya. Memang sih ngga sesuai dengan ekspektasi kita cara penyampaiannya, tapi ya seperti itulah mereka. Manusia rumit yang juga pernah ada diposisi kita. Cuman tinggal siapa yang mau mengalah lebih dulu untuk mendengar.
RENDRA
Udah, jadi motivator aja sana. Berat terus omongan lo. Kalo ngajak ngobrol tuh yang enak di denger gitu, Motivasi mulu kek Mario Teguh.
Niki terkekeh sambil menyilangkan tangannya di depan dada. Rendra menatapnya ragu.
RENDRA
Lo belum jawab permintaan gue kemarin.
Niki mengulum senyumnya.
NIKI
Kenapa harus gue? ( Mendongak menatap mata Rendra )
RENDRA
Soalnya cuman lo yang ngga bandingin masalah orang lain dengan masalah lo. Biasanya kan orang-orang bandingin masalah mereka. Berkompetisi siapa yang lebih menderita.
NIKI
Ah, karena itu. (pause) Tapi sebenarnya gue ngga peduli dengan masalah lo. Gue cuman ngerasa gue harus omong disituasi seperti itu. Misal selama ini omongan gue bermanfaat buat lo, berarti omongan gue buat orang lain selama ini juga berguna.
RENDRA
Ya menurut gue, lo peduli. Lo banyak omong kayak kamus motivator. Padahal kalo di film horror biasanya orang yang banyak omong mati paling dulu.
NIKI
( Omong dengan nada serius )
Mungkin diantara kita, gue yang bakal mati duluan.
Niki kemudian terkekeh sambil menunjuk ekspresi terkejut Rendra.
RENDRA
Jadi mau dengerin ngga?
NIKI
Selama lo ngga tiba-tiba suka sama gue.
RENDRA
Lo kali yang bakal suka sama gue.
NIKI
Gue lahir februari kok.
RENDRA
Lo (pause) pertama, kasih tau gue sebenernya berapa banyak topeng yang lu pake?
RENDRA ( CONT'D )
Dari pertama kali gue ngobrol sama lo, gue tau lu nyembunyiin banyak hal. Gue pengen tau sosok mana yang lo pake buat gue.
( Niki menghela nafas panjang berpikir )
RENDRA
Lo gak harus kayak gitu kali. Kalo sedih ya bilang sedih, gak suka ya bilang gak suka. Kalo butuh sandaran ya bersandar.
NIKI
( menghela nafas )
Kalo ditanya berapa banyak topeng, gue gak tau. Selama gue ngobrol dengan orang lain, di otak gue penuh dengan skenario apa yang bakal terjadi. apa yang harus gue lakuin. Hal itu bikin gue berakhir dengan gue yang gak punya hubungan dalam dengan orang lain. Seperti sekarang.
RENDRA
Emangnya apa yang lo pikirin sekarang?
NIKI
Kenapa orang ini tau gue punya banyak topeng. Apa yang gue lakuin dengan situasi ngga terduga ini?. Kenapa orang ini ngga bisa cari jawaban masalahnya sendiri dan over-dramatic tentang keegoisan dia sendiri.
CUT TO