Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
23. INT. SEKOLAH – RUANG KESENIAN – SORE
CAST : RENDRA, NIKI
Rendra masuk ke ruang kesenian sambil melihat ke sekeliling ruangan yang kosong. Ia berjalan kearah jendela besar dengan gordain putih kemudian membuka lebar jendela itu. Ia menarik kursi kearah jendela dan naik keatasnya. Memejamkan matanya lama merasakan angin yang masuk. Ia menghela nafasnya kemudian menatap kebawah jendela. Melihat seberapa tinggi ruangan itu.
NIKI
Tinggi kan?
Niki ikut bersandar pada jendela dan melongokkan badannya keluar jendela melihat ke bawah. Rendra berseru kaget.
RENDRA
( Memegang frame jendela dengan ekspresi ketakutan )
Ngagetin aja lo, sejak kapan lo ada disini?
NIKI
Dari sebelum lo masuk.
RENDRA
Kok lo gak keliatan tadi?
Niki memiringkan tubuhnya menunjuk dengan tubuhnya bahwa ia dari tadi ada dibalik piano di belakang rendra. Rendra menengok ke belakang dan melihat ada tas dan bekas makan siang niki di sana.
NIKI
Kalo gue terjun dari sini gue gimana ya?
( Rendra menatapnya bingung )
Paling kalo beruntung dapet luka berat kan ya. Kalo gak beruntung ya langsung ketemu yang maha kuasa.
RENDRA
Omong apaan sih loe. Lu pikir ada yang mau bunuh diri.
NIKI
( Menyipitkan matanya )
Engga juga sih. Tapi kalo lo tiba-tiba kepikiran mau beneran terjun, biarin gue pergi dari sini dulu. Biar gue punya alibi.
RENDRA
( Rendra turun dari kursi yang ia naiki pelan-pelan )
Gila kali, seharusnya lo cegah gue lah
NIKI
Kalo lo mau di gagalin rencana bunuh dirinya, kenapa dari awal rencana itu harus ada?
Rendra memasang wajah ‘benar juga’. Niki berjalan memberesi barangnya kemudian memakai jaketnya.
NIKI (CONT’D)
Gue gak mau ikut campur sih, tapi kalo ada pikiran melenceng sedikit jangan di sini ya.
RENDRA
Gue udah bilang gue gak mau bunuh diri. Apaan sih. Gak jelas banget obrolan lo.
NIKI
Lo juga sih, ngapain berdiri di atas kursi terus liat ke bawah. Kan gue mikirnya jadi aneh-aneh.
(pause)
Pulpen gue belum lo balikin loh. ( Bersandar pada piano )
RENDRA
Cuman pulpen lo ributin.
NIKI
Pulpen juga bisa jadi senjata tau.
( Rendra menatapnya dengan tatapan aneh )
Niki tertawa kecil kemudian berjalan ke arah pintu. Tangannya yang memegang kenop pintu terhenti. Menoleh kebelakang.
NIKI ( CONT’D )
Jangan dimasukin hati omongan gue. Omongan orang gak ngaruh sama hidup lo. Coba deh liat sekitar lo, benda-benda mati di sekitar lo biasanya lebih hidup daripada manusia yang hidup di sekitar lo.
CUT TO
24. EXT. SIRKUIT LARI – SORE
CAST : RENDRA
Rendra berlari berkeliling lapangan. Bajunya sudah basah kuyup oleh keringat begitu pula rambutnya. Ia berhenti. Mengatur nafasnya kemudian mendongak. Menyadari langit mulai gelap karena mendung.
NIKI ( O.S )
Benda-benda mati di sekitar lo biasanya lebih hidup daripada manusia yang hidup di sekitar lo.
( Rendra mendengus dan tersenyum tak percaya )
Air hujan mulai menetes. Ia menutup matanya membiarkan air membasuh seluruh tubuhnya. Ia mematung lama.
CUT TO
25. INT. SEKOLAH – RUANG KELAS NIKI
CAST : NIKI, RENDRA, MELA, ICA & RINI ( EXTRA )
Niki melihat salah satu temannya yang duduk di depan sebelah kanannya tengah kebingungan mencari tipe-ex. Ia membuka tempat pensilnya ketika Mela, Ica dan Rini duduk di dekatnya.
ICA
Pinjem hp dong. Lagi gak ada sinyal.
Niki tanpa ragu mengulurkan hpnya kemudian menyentuh pundak temannya yang mencari tipe-ex tadi. Menyodorkan tipe-ex nya.
MELA
Gue denger lo menangin lomba nulis tingkat SMA se-Jakarta. Kok gue gak denger ada lomba itu dari guru.
NIKI
Ah, Bu Dina sebenernya cuman ngasih tau anak IPA-1 buat seleksi dulu. Tapi karena Evan ngasih tau itu ke gue, gue minta Bu Dina buat izinin gue ikut. Gue lolos seleksi sekolah. Eh, kebetulan yang dari SMA kita gue yang menang.
RINI
Ah, berarti lo sok sokan ikutan gitu ya.
Niki tampak berpikir sejenak kemudian mengangguk. Niki menoleh kearah pintu dan melihat Rendra yang di depan pintu seperti mencari keberadaannya. Mata mereka bertemu kemudian Rendra berjalan ke arah mejanya yang ada di barisan paling belakang.
RENDRA
( Menaruh satu pak pulpen sambil berdiri dengan kikuk )
Pulpen lo ilang.
NIKI
Pulpennya kan cuman satu.
RENDRA
Kebetulan gue punya banyak. Gue jarang pake, keburu kering tintanya.
NIKI
Gue pikir gue tadi ke ge-eran lo nyariin gue. Ternyata beneran nyariin buat ganti pulpen 3000 yang lo ilangin.
RENDRA
(Memegang pak pulpen tadi)
Mau nggak?
NIKI
( Menepuk punggung tangan Rendra )
Mau lah. Makasih ya.
RENDRA
Daripada lo nagihnya ngelantur kayak kemarin
( Niki terkekeh )
Rendra melirik Mela, Ica dan Rini kemudian menatap Niki dengan menyipit sementara Niki hanya tersenyum santai sambil menaikkan alis.
ICA
Rendra akhir-akhir ini sibuk buat latihan lari ya. Ica jarang banget liat rendra di sekolah.
RENDRA
( Menghiraukan Ica )
Nik, gue balik ya. Makasih pulpennya.
Rendra kemudian pergi sementara Mela, Ica dan Rini dengan segera semakin mendekati Niki meminta penjelasan. Niki menghela nafas sambil tersenyum tipis.
CUT TO
26. INT. KAMAR RENDRA – SUBUH
CAST : RENDRA
Suara alarm berbunyi. Rendra ternyata bangun lebih dahulu dari alarmnya. Ia mematikan alarmnya kemudian memasang earpods ditelinganya. Ia turun dari kamarnya kemudian masuk ke dalam gym pribadinya. Berhenti di depan pintu setelah menghidupkan lampu. Terpaku. Menatap dengan lelah dan bosan.
CUT TO
27. INT. PERPUS – SORE
CAST : RENDRA, PENJAGA PERPUS
Rendra masuk dengan ragu melongokkan kepalanya kemudian berjalan ke arah meja penjaga perpus. Ia mengetuk pelan mejanya kemudian tersenyum kikuk.
PENJAGA
( Mendongak )
Jadi kamu yang dihukum pak anton.
RENDRA
Iya pak. Apa yang perlu saya bantu pak?
Penjaga perpus menunjuk troli dengan buku penuh. Kemudian menyodorkan clipboard padanya.
PENJAGA
Ditata sesuai indeksnya. Perpus tutup jam 4, kalo belum selesai sebelum perpus tutup, besok balik lagi.
( pause )
Kamu itu, mentang-mentang pinter olahraga, bawa tropi banyak buat sekolah terus bolos seenaknya. Nyesel kan sekarang.
RENDRA
( Bersandar pada meja pembatas )
Biasa lah pak, bapak gak pernah bolos apa pas masih sekolah dulu?
PENJAGA
Sering lah. Cepet sana.
Rendra tertawa kecil kemudian mendorong troli berisi buku itu kemudian menata satu persatu buku dengan kikuk. terlihat tak pernah masuk ke perpus sebelumnya.
CUT TO
28. INT. PERPUSTAKAAN – SORE
CAST : RENDRA, NIKI
Rendra mendorong trolinya dan berhenti di rak buku diujung. Terpaku sesaat saat melihat Niki duduk dilantai di ujung rak bawah jendela. Ia berdehem pelan sambil masuk di antara rak itu.
NIKI
Oh, ngapain lo disini.
RENDRA
Gak boleh ya?
(Masukin buku ke rak)
NIKI
Dari muka sih gak keliatan kayak orang suka baca buku.
(pause)
Lo dihukum ya?
( Ketawa melihat ekspresi Rendra)
RENDRA
Lanjutin kegiatan lo gih. Gak usah urusin gue.
NIKI
Serius deh, lu gak cocok banget pegang buku itu.
( Niki tertawa kecil. Rendra membaca judul novel romantis itu kemudian memasukkannya ke rak dengan asal.)
RENDRA
Ketawa mulu lo, kek gak punya beban hidup aja.
NIKI
Iyadeh, gue balik ke kegiatan gue.
Rendra menggelengkan kepalanya kecil kemudian kembali menata buku dengan malas. Rendra sesekali melirik niki yang ternyata menyoret-nyoret buku ditangannya. Ia mengambil ponselnya kemudian memotret niki.
RENDRA
Lumayan nih buat bikin orang dihukum gara-gara vandalisme
Niki tersenyum miring. Menoleh kearah rendra yang bangga karena memiliki rencana untuk membalas ejekan niki.
NIKI
Lo pikir gue takut gitu. Gua aja tau lo gak bakal nunjukin foto itu.
RENDRA
Emangnya apa yang bikin lo se-yakin itu kalo gue gak bakal laporin lo?.
Niki menunjukkan hasil gambarannya ke rendra dan disana ada sketsa wajah rendra yang menata buku tadi. Rendra meraih buku itu dan melirik niki dengan ragu.
RENDRA
Yakin nih, ini gambaran elo?
NIKI
Ya... kalo bukan gambaran gue lo gak ada alasan buat laporin gue. Gue malah kasih bukti kalo gue nyoret-nyoret itu buku.
Rendra kemudian dengan ragu duduk disebelah Niki kemudian melihat lembar lain. Terkesima lagi.
RENDRA
Lo kayak fotocopy muka gue kesini. Asli deh, lo berbakat.
NIKI
Jadi, lo ngga jadi laporin gue?
RENDRA
Tapi ini bukan alasan buat nyegah gue lapor lu ke bp.
NIKI
Gue baru aja nyogok lo pake gambar itu. Masih gak paham?
(Rendra berdeham. Melempar buku itu kepangkuan Niki dan mengalihkan pandangannya)
RENDRA
Ngga, kan gue gak bisa minta gambaran lo itu.
NIKI
( Mengangguk setuju )
Yaudah, laporin aja gak papa.
Niki kembali mencoret-coret buku itu sementara Rendra mencuri pandang pada buku Niki. Rendra dengan kikuk berdiri dan kembali mengatur buku di trolinya.
NIKI
( Tanpa menoleh. fokus dengan buku )
Kalo gue tanya hal pribadi boleh ngga?
RENDRA
Ha, random banget. Kita juga gak sedeket itu kan buat ngobrol ini sebenarnya.
NIKI
Kita deket kok. Lo aja udah pernah bantuin anak-anak yang ngomong jelek dibelakang gue. Kita juga ngobrol berdua kemarin terus baru aja kita ngobrol akrab.
RENDRA
Ya kan itu beda
NIKI
Gue cuman penasaran aja, gimana rasanya bisa lakuin sesuatu yang bikin lo bahagia.
RENDRA
Hah? Bahagia apaan sih?
NIKI
( Menoleh. Mendongak menatap Rendra )
Lari.
(pause)
Gue pernah liat lo lari, sekali. Gue liat sih lo menikmati waktu lo itu. Gue pengen tau gimana rasanya.
RENDRA
Biasa aja sih. Cuman lari juga. Gue juga gak bahagia-bahagia amat tuh. Biasa aja.
NIKI
Berarti salah ya kalo gue tanya itu ke elo. Ya udah deh. Lupain aja pertanyaan gue tadi.
Niki kembali dengan kesibukannya sementara Rendra terlihat ragu. Ia seperti ingin mengatakan sesuatu.
RENDRA
( Memegang telinganya kikuk )
Lo, Lo gak masalah sama omongan mereka waktu itu?
NIKI
Omongan yang mana?
RENDRA
Anak-anak digudang.
NIKI
Ah, mereka
(pause)
Biasa aja sih. Kuping gue gak berdarah juga denger mereka. Gue udah kebal.
RENDRA
Kalo gue pasti udah gue hajar mereka.
NIKI
Tapi kan lo nyegah gue mergokin mereka.
RENDRA
Emang lo bakal mukulin mereka kalo lo mergokin mereka?
NIKI
Engga juga sih.
RENDRA
Tapi paling engga lo gak harus kan bergaul sama mereka seperti gak ada apa-apa. Padahal kalo diliat-liat, lo bisa bela diri lo sendiri. Daripada lo diem aja. ( pause ) Berpura-pura baik-baik aja tentang itu gak ngelindungin diri lo dari mereka.
NIKI
Lo pikir belum pernah gue lakuin?. Ngomong sih gampang, ngelakuinnya engga. Nanti ujungnya yang rugi gue juga, siapa yang bakal belain gue kalo gue cuman sendiri? gak ada kan. Gue masih butuh mereka sampe gue lulus. Ceritanya lain kalo gue gak punya hubungan mutualisme sama mereka.
RENDRA
Kalo lo mau, gue bisa kok bantuin. Lo juga temenan sama Hasbi kan. Jangan mau ditindas, dighibahin, dijelek-jelekin sama orang.
NIKI
( tersenyum )
Makasih niatannya, tapi gue gak papa kok. Nanti juga mereka dapet balesannya.
RENDRA
Positif banget lo.
NIKI
Gue penuh dengan Serotonin.
Niki tersenyum dan kembali dengan ke kegiatannya. Rendra mengamatinya.
CUT TO