Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. JALANAN - NIGHT
Lengang namun cukup terang oleh lampu jalan.
Ada sepasang jejak ban yang lumayan panjang dan tidak beraturan di jalanan itu, menandakan jika sebuah mobil baru saja lepas kendali.
Sebuah plastik berisi obat-obatan tumpah di jalanan.
Kemudian, terdengar nafas-nafas pendek dari seseorang.
Tidak jauh dari plastik itu, seorang PRIA TUA (60s) berbaju santai terkapar di jalanan, wajahnya bersimbah darah, tubuhnya bergetar. Darah masih mengalir keluar dari hidungnya. Kaki dan tangannya patah.
CUT TO: Title card, background hitam.
EXT. RUMAH MEWAH - NIGHT
Rumah paling besar diantara yang lain, bergaya modern. Bersarang di tengah malam yang cerah dan sunyi.
INT. RUMAH MEWAH - NIGHT
Terang dan hangat. Bagian dalam rumah yang nyaman dan luas itu memiliki tema minimalis gothic.
Seluruh ruangan di rumah itu bersih dan rapi, penuh dengan ornamen-ornamen, lukisan, dan benda-benda dekoratif unik hukum dan keadilan.
EXT. JALANAN - NIGHT
Sebuah mobil hijau tua yang sudah tidak terlalu bagus maju dengan perlahan di jalanan, hampir tanpa suara, lampu kendaraannya pun dimatikan.
Kendaraan itu mendadak berhenti tidak terlalu dekat dari rumah mewah itu. LAMPU HAZARD nya kemudian menyala.
INT. RUMAH MEWAH - DAPUR - NIGHT
JONATAN (30s), pria berbadan besar dan berwajah ramah, tampak sibuk di salah satu sisi dapur. Gas dinyalakan, dia memecahkan sebuah telur.
EXT. JALANAN - NIGHT
Pengemudi mobil itu, DELON (30s), tampan, tajam, dengan jaket kulit hitamnya, mencengkeram erat kemudi mobilnya, dia duduk diam, bernafas dengan teratur.
Matanya lurus ke arah rumah mewah itu. Bunyi lampu hazardnya teredam kaca.
Suara radio mobilnya samar-samar terdengar, membicarakan tentang fenomena alam yang akan terjadi hari itu.
PENYIAR RADIO
...fenomena yang dikenal dengan sebutan Lompat...
Delon mematikan radionya, dia lalu meraih ponsel, membuka sebuah CHAT GRUP dengan cepat, mendengus kesal, dan meletakkan ponselnya.
INT. RUMAH MEWAH - DAPUR - NIGHT
Jonatan melumurkan tepung ke atas daging.
EXT. JALANAN - NIGHT
Delon memundurkan mobilnya tidak terlalu jauh. Dia lalu memarkirkan mobilnya dekat salah satu sisi jalan.
INT. RUMAH MEWAH - DAPUR - NIGHT
Jonatan mulai menggunakan alat pemukul daging untuk membuatnya empuk, suaranya bergema.
EXT. JALANAN - NIGHT
Pintu mobil membuka, Delon melangkah keluar dari mobilnya, dia meraih rokok dari balik jaket hitamnya, menoleh sekali lagi ke rumah itu sebelum bersandar pada mobilnya dan menyalakan satu batang.
Delon sepenuhnya menatap rumah itu dengan tatapan kosong. Sebuah MOBIL berbelok, lewat di jalanan yang agak jauh dari tempat Delon berdiri. Tepat di saat itu, mobil lain muncul dari jalanan itu, mesinnya semakin terdengar mendekat, diikuti oleh sinar kuning yang sangat terang.
Delon mengernyit ketika sinar itu mengenai wajahnya. Mobil itu berhenti, pintunya terbuka. Pengemudi mobil itu, KARA (30s), wanita yang intens dan berkarisma, keluar dari mobil.
KARA
Ngapain lo diluar?
DELON
Tolong ya.
KARA
Sori.
Lampu mobil kemudian dimatikan. Kara dapat terlihat jelas sekarang, dia mengenakan cardigan putih dan gaun gelap seukuran lutut yang simpel, pakaian itu membungkus badannya dengan sempurna. Kara lalu melangkah ke arah Delon.
DELON
Lo telat.
KARA
Tapi kan enggak gue sengajain.
Delon menatap ke belakang Kara. Dia melihat mobil Kara yang berhenti miring, bagian depannya miring cukup jauh, tidak sejajar dengan mobilnya.
DELON
Masih enggak bisa markir lurus ya lo?
KARA
Nyampe saja belum, parkiran rumah
dia kan agak ke depan lagi. Kenapa
nggak langsung markir sih lo?
DELON
Ya, kan gue nggak ngira gue bakalan
jadi yang pertama nyampe.
KARA
Harusnya muter saja sekalian. Dia bisa saja sudah
lihat lo, kan jadi enggak sopan
DELON
Nggak, ini blindspot rumahnya,
harus keluar baru keliatan. Tapi,
dia MUNGKIN sudah ngelihat lampu
mobil lo yang terang banget.
Kara mendengus, dia berbalik, hendak masuk ke dalam mobil lagi.
KARA
Ngomong sama lo bikin gue makin telat.
DELON
Nggak mau nunggu yang lain?
Kara berhenti bergerak, tatapan wajahnya seakan menunggu penjelasan dari Delon.
DELON (CONT'D)
Supaya kita nggak di...
(beat)
Bunuh.
Kara menatap Delon dengan TIDAK PERCAYA.
KARA
Gila ya? Bisa-bisanya lo mikir gitu.
DELON
Kan itu alasannya kenapa kita semua
telat. Sengaja telat.
KARA
Gue nggak sengaja. Emang bos gue
ngasih banyak banget kerjaan di
kantor hari ini.
DELON
Harusnya lo makasih ke gue. Gue nyampe duluan, kalo nggak ada gue,
lo sudah masuk rumah orang gila itu sendirian kali.
Kara melangkah kembali ke Delon.
KARA
Orang di dalam rumah itu temen baik
kita dari kecil, On.
DELON
Sebelum dia bunuh orang dua bulan
lalu, Kar. Yang nyolong barang
kecil buat tetep hidup saja
bertahun-tahun penjaranya, bapaknya
yang pengacara itu ngeluarin dia
dalam seminggu.
KARA
Soalnya dia nggak ngelakuin itu,
On. Kita semua tahu ceritanya, dia
dituduh.
DELON
Dituduh atau enggak, mana kita tahu
apa yang disembunyiin orang kayak dia?
Kara melotot ke arah Delon.
KARA
Lo kenal dia hampir separuh hidup
lo, On. Ini acara tahunan, jangan
gitu dong. Kalau lo punya alasan
kayak gitu, ngapain lo dateng?
Delon terdiam. Dia kehabisan kata-kata. Kara berbalik dan masuk kembali ke mobil.
Delon menghela nafas, dia melempar rokoknya ke tanah dan menginjaknya, mematikan rokok itu. Mobil Kara melesat melewatinya ketika Delon masuk kembali ke dalam mobil. Mereka berkendara singkat ke rumah itu.
INT. RUMAH MEWAH - NIGHT
Suara bel pintu berbunyi, diikuti oleh langkah kaki yang terburu-buru. Jonatan membuka pintunya. Kara tersenyum, Delon tersenyum simpul.
JONATAN
Wihh, halo, halo.
KARA
Hai, Jo.
JONATAN
Gimana kabar lo?
KARA
Baik banget!
Jonatan mengalihkan perhatiannya ke arah Delon, dia kemudian menjabat tangan Delon.
JONATAN
Apa kabar, bro?
DELON
Baik-baik, Jo.
Delon berusaha keras terlihat senang.
KARA
Sori banget gue telat. Kantor gue
kayaknya lama-lama ngasih gue
kertas buat makan malam.
JONATAN
Kantor gue malah minta gue nelen
folder.
Kara tertawa. Delon mengeluarkan satu-satunya alasan yang bisa dipikirkannya.
DELON
Um... Macet, sori.
JONATAN
Santaiii. Masuk, masuk.
Jonatan menghindar dari pintu, membiarkan kedua tamunya masuk. Dia kemudian menutup pintu rumahnya.
INT. RUMAH MEWAH - FOYER - NIGHT
Kara dan Delon tampak kagum dengan interiornya, dia menatap sekelilingnya, namun, ekspresinya tampak samar. Kara tampak biasa saja.
JONATAN
Jadi, gimana, On?
Delon berbalik ke arah Jonatan.
DELON
Hah? Sori, apa?
JONATAN
Macetnya?
DELON
Oh, iya, iya. Parah banget.
Jonatan mengangguk.
KARA
Kan lagi malam tahun baru. Banyak
yang keluar jam segini buat
ngerayain.
DELON
(ke Jonatan)
Kenapa lo nanya?
JONATAN
(tertawa pelan)
Soalnya semua telat. Sori,
kerjaan gue bikin curigaan mulu, kebiasaan.
(beat)
Tapi bagus deh kalau cuma masih
kalian berdua yang datang, gue
masih harus nyelesaiin masakan di
dapur. Kalian terserah juga
mau ngapain dulu.
Jonatan mulai melangkah melewati mereka, menuju ke dapur.
KARA
Perlu bantuan nggak?
JONATAN
Enggak usah, jangan. Pesta gue, makanan
juga harus gue yang urus dong, ya
nggak?
Tepat ketika Jonatan hilang ke dapur, bunyi bel rumah terdengar lagi.
JONATAN
(dari dapur)
Eh, kalau itu gue minta tolong
bukain pintunya, dong!
Kara lalu berteriak bercanda.
KARA
Dasar!
Kara melirik Delon yang tampak tidak nyaman. Dia lalu melangkah ke arah pintu depan dan membukanya. Berdiri di depan pintu dengan gaun flourence adalah ERIN (30s), mukanya segar, polos, sederhana. Erin menunduk, menatap kakinya dengan tidak nyaman, memainkan jari-jarinya.
KARA (CONT'D)
Salah rumah ya, Bu?
Erin mengangkat kepalanya, senyum lebar memenuhi wajahnya.
ERIN
Halo, sayang!
Erin langsung memeluk Kara dengan erat. Mereka berdua tertawa.
ERIN (CONT'D)
Lo sibuk banget jadi orang,
akhirnya punya waktu ya buat ketemu
secara fisik dan nggak lewat layar
hape?
Erin melangkah masuk.
KARA
Gitu amat. Sori, sori, sori. Kan
gue memang lagi sibuk bangun karir.
Lagian, lo sudah tahu kan gue
bakalan dateng hari ini.
Delon melangkah ke arah mereka, dia tersenyum ke Erin.
DELON
(Ke Erin)
Hai...
Sebelum Kara menutup pintu depan, dua mobil lagi muncul. Sebuah Mobil HATCHBACK PUTIH berhenti di tengah jalan, disusul oleh mobil SEDAN HITAM yang kemudian dengan agresif mengklaskon mobil putih itu. ROBIN (30s), rapi namun banyak bercanda, melongokkan kepalanya dan berteriak dari mobil sedan itu.
Kara menatap Sedan Robin dengan tatapan berpikir. Apapun isi pikirannya, dia segera menghapusnya.
ROBIN
Warnain bibirnya bisa di dalam
rumah aja nggak, Len?!
ALEN (30s) mengeluarkan kepalanya dari jendela mobilnya juga. Make-up modern memenuhi wajahnya, gaya rambutnya berantakan, dia terlihat gahar dengan gaun rampingnya yang bermotif.
ALEN
Mana ada yang lipstick-an di pesta?
Orang mah lipstick-an sebelum
pesta, BRO!
Robin tertawa. Dia melihat Kara dan melambai.
ROBIN
Hai, Kara!
(Ke Alen)
Ayo, parkir dulu, BRO!
Alen mengerang. Dia lalu mengendarai mobilnya ke pinggir jalan dan memarkir mobilnya. Kara tersenyum, menunggu mereka di pintu.
EXT. RUMAH MEWAH - NIGHT
Robin memarkir mobilnya, dia dengan cepat melangkah keluar dari kendaraannya, melangkah ke arah rumah sambil melirik dan mencibir ke arah Alen.
Alen tampak tidak peduli, dia tetap sibuk menatap ke arah spion depan, memoles bibirnya.
INT. RUMAH MEWAH - NIGHT
Robin masuk ke dalam rumah, tetapi dia berhenti di dekat Kara.
ROBIN
Biarin saja. Itu bibir selesainya
bisa tahun depan kali.
KARA
Enggak bisa sabaran banget sih lo
dari dulu.
Kara dan Robin tertawa.
ROBIN
Seneng bisa ketemu lo lagi.
Robin melangkah masuk, Kara menutup pintunya.
INT. RUMAH MEWAH - RUANG TAMU - NIGHT
Sebuah sofa hitam besar berbahan kain Oscar dan karpet bulu abu-abu ada di tengah ruangan. Meja rendah besar berbahan kayu yang ada di antara sofa dipenuhi oleh buku-buku hukum dan koran yang disusun rapi.
Robin tersenyum lebar ketika melihat Delon dan Erin yang duduk di sofa. Mereka tampak canggung dan terdiam, suara desis pelan di dapur dapat terdengar, bau nikmat makanan memenuhi udara.
ROBIN
Eiii... De, De, Delon!
Delon berdiri dan tersenyum tipis.
DELON
Hai, Bin. Lama nggak ketemu.
Robin menjabat tangan dan menepuk-nepuk lengan Delon.
ROBIN
Gila, temen yang nemenin gue
kemana-mana sekarang sudah jadi
keren gini.
DELON
Temen yang gue temenin kemana-mana
belum berubah gini.
ROBIN
Heh.
DELON
Bercanda.
Delon menepuk-nepuk bahu Robin, dia sudah tampak lebih santai, meski masih berusaha keras untuk menikmati acara.
Kara muncul ke dalam ruangan dan duduk di bagian lain sofa.
Robin mengalihkan pandangannya ke Erin.
ROBIN
Bu Erin.
ERIN
Pak Robin.
(Ke Kara)
Alen mana, Kar? Tadi kayaknya gue
denger suaranya.
Robin dapat terlihat menunduk untuk meraih sesuatu di samping Kara, dia lalu berjalan ke tong sampah di ruang tamu.
KARA
Masih sibuk make-up tuh di mobil.
ERIN
Dari dulu ya, paling lama kalau
nungguin dia.
Robin kembali bergabung.
KARA
Tapi, dulu make-up nya kan buat...
Kara melirik ke arah Delon. Delon tertegun.
DELON
Nggak, nggak, nggak, sembarangan.
Robin, Erin, dan Kara tertawa.
ERIN
Bisa jadi masih tuh.
Jonatan melangkah keluar dari dapur, dia berhenti sejenak ketika melihat tamu-tamunya memenuhi ruang tamu.
JONATAN
Wah, sudah pada di sini.
Ruangan mendadak diam. Erin berhenti tersenyum, dia bahkan tidak menoleh, Delon, Kara, dan Robin hanya menatap Jonatan.
ROBIN
Hai, Jo. Itu... si Alen masih di luar, biasa.
Robin memperagakan gerakan memoles bibir. Jonatan mengangguk dan tersenyum tipis.
JONATAN
Oke, oke. Bentar lagi makanannya
siap kok, anggep saja rumah
sendiri.
Jonatan melangkah pergi, dia tampak terburu-buru. Robin kemudian duduk di samping Erin.
Kembali terdengar bunyi bel pintu tepat ketika Jonatan muncul dengan sekotak keju di tangannya, dia mengisyaratkan tamunya untuk tetap duduk, dan melangkah ke pintu depan.
Suara Alen dan Jonatan dapat terdengar samar-samar, Alen tertawa dengan gugup dan Jonatan mempersilahkannya masuk.
ROBIN
(ke Delon)
Pengantin lo dateng tuh.
DELON
Diem.
Alen muncul ke dalam ruangan, Jonatan berbisik padanya.
JONATAN
Balik ke dapur dulu.
ALEN
Oke, oke.
Jonatan kembali menghilang ke dapur. Alen menarik nafas panjang.
ALEN (CONT'D)
Hai.
Seluruh orang di dalam ruangan itu terdiam, menatapnya. Alen terlihat bingung.
ALEN (CONT'D)
Kenapa? Ada yang salah sama lipstik
gue?
Alen membuka tas tangan yang dibawanya dengan cepat, dia tampak mencari-cari sesuatu.
ERIN
Enggak kok.
ROBIN
Muka lo baik-baik saja, beneran.
(pause)
Lo nunggu gue klakson lagi baru mau
gabung sama kita?
Alen mulai tertawa pelan, dia langsung bergerak ke arah sofa. Kara berdiri untuk memeluknya.