Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
16. INT. DI RUANG KELAS – SIANG
CAST: CHIKA, ANDO, HANI, SISWA- SISWA KELAS 2PJ
Chika duduk di kursinya. Tampak bosan mendengar penjelasan Guru Perpajakan di depan. Matanya melirik ke samping kanan. Hani terlihat sangat mengantuk. Beberapa kali terkantuk- katuk lalu mengucek mata.
Chika menoleh lebih jauh. Menatap Ando yang sedang menggambar sesuatu (doodle huruf) di bagian belakang buku tulisnya.
Chika mencolek Hani.
Chika
(Berbisik)
Mau tukeran, Han?
Hani diam. Tampak berpikir sebentar. Lalu mengangguk.
Chika dan Hani melihat ke depan, menunggu sampai Guru di depan membalik badan. Keduanya berpindah diam- diam saat Guru memunggungi mereka.
Setelah duduk nyaman, Chika membuka buku tulisnya. Dia menulis sesuatu di halaman terakhir buku tulis lalu merobek kertas itu dengan sangat hati- hati. Sambil sesekali melirik ke tempat Guru Perpajakan di depan.
Chika melipat kertas sobekan itu menjadi ukuran kecil lalu melempar ke meja Ando. Tepat di buku yang tengah Ando gambar.
Ando mengambil kertas yang terlipat. Menoleh menatap Chika (bingung).
Chika menggerakkan mata. Kode agar Ando segera membaca isi kertas itu.
Ando menarik senyum tipis. Dia meletakkan kembali kertas ke ujung mejanya. Di tempat yang rawan untuk ketahuan guru.
Chika melotot. Berdesis pada Ando agar mengambil kertas itu lagi, tapi Ando berlagak tidak peduli. Chika berdecak kesal, mengambil kembali kertas itu lalu melemparnya ke wajah Ando.
Ando mengeluh (berakting terluka).
Chika melotot (mengancam). Menggerakkan telapak tangan membuka menutup sambil mengerakkan bibir : Baca! Sekarang!
Ando menggeleng (senyum jahil)
Chika melotot lagi, jari mengancam.
Ando tertawa puas (tanpa suara)
Guru Perpajakan membalik badan. (Agak curiga) Mendengar suara berisik. Membenarkan kaca mata emas.
Chika langsung terdiam, kembali duduk tegap, pura- pura mendengarkan. Ando langsung mengambil kertas di meja dan pura- pura menyalin materi di papan.
Guru Perpajakan memindai seisi kelas dari kanan ke kiri, lalu menggeleng. Mengangkat bahu kembali ke papan tulis dan menulis materi pelajaran.
Ando dan Chika mendesah (lega) bersamaan.
Chika menoleh ke Ando. Bibir bergerak tanpa suara : Baca, Ndo! Sekarang.
Ando memutar mata. Dia membuka kertas di genggaman lalu membacanya.
Gambar apa?
Ando menoleh ke Chika. Ekspresi meremehkan dengan jari menunjuk ke kertas. Bibir bergerak tanpa suara : Cuma ini?
Chika mengangkat alis.
Ando menggeleng. Meremas kertas menjadi bola lalu melempar ke Chika.
SFX – suara kertas membentur jidat.
Chika mengeluh.
Guru Perpajakan
(Masih menulis di papan)
Siapa itu?
Chika langsung menoleh ke tempat Hani (panik).
Hani tertidur bersandar ke tembok di kiri.
Guru Perpajakan
Inget ya. Yang berisik, Ibu kasih kuis tambahan.
Chika menunduk menggigit bibir.
Chika
Maaf, Bu.
SFX – suara spidol whiteboard bergesekan dengan papan tulis
Chika mengintip ke depan. Lega Guru Perpajakan tidak menghukum dia.
Chika melirik ke tempat Ando yang tersenyum puas padanya.
Chika melotot sambil menunjukkan kepalan tangan. (Mengancam)
Ando tertawa tanpa suara. (Sangat terhibur)
CUT TO
17. EXT. DI GERBANG SEKOLAH – SIANG
CAST: CHIKA, ANDO, SISWA- SISWA YANG PULANG SEKOLAH, SISWA MISTERIUS
SFX – suara bel di lorong sekolah.
Siswa- siswa keluar dari kelas. Menelusuri lorong, keluar melewati gerbang.
Chika berhenti di samping gerbang. Berdiri menunggu seseorang sambil membalas pesan di ponselnya. Ekspresi seperti orang yang sedang jatuh cinta.
Ando keluar melewati gerbang. Menengok ke tempat Chika yang tersenyum- senyum sendiri. Ando berjalan mendekat ke Chika, lalu berdiri di depannya.
Ando
Chat siapa? (Penasaran)
Chika
(Kaget)
Astaga, Ndo! Nggak bikin kaget kenapa sih?
Hampir jantungan aku. (Menggerutu. Mengelus dada)
Ando
(Mendengus geli)
Aku udah di sini dari tadi. Kamu aja yang asik chat- chatan, sampai nggak sadar.
Chat siapa sih? Sampai senyum- senyum terus gitu. (Menggoda. Jail)
Chika memukul lengan Ando, membuat Ando mengaduh, tersentak mundur lalu mengelus lengannya sendiri.
Ando
Auh! Sakit Chik!
Ringgisan sakit di bibir Ando tiba- tiba berubah menjadi seringai licik.
Ando
Siapa hayo?
Cowok kan?
Chika
Bukan!
Chika cemberut memasukkan kembali ponselnya ke saku baju.
Ando
Halah, ngaku aja Chik.
Chika
Enggak! (Malu)
Ando
Siapa? Orang sini? (Memutar kepala melihat sekeliling. Penasaran)
Aku kenal? Siapa?
Chika
(Terganggu mencoba balik menyudutkan)
Kenapa kamu tertarik?
Ando
Kalau baik, aku dukung. (Senyum).
Chika
Kalau nggak?
Ando
Aku dukung juga. (Senyum lebar).
Chika memiringkan kepala. Bingung dengan jawaban Ando.
Ando
(Pura- pura melihat jam tangan, tapi ekspresi masih jail)
Buat pengalaman Chik. Dari pada jomblo mulu kan?
Ando berbalik ke belakang Chika kedua tangan di punggung gadis itu lalu mendorong Chika menuju ke jalan besar di depan sekolah.
Chika yang kesal kesulitan untuk membalas Ando saat Ando terus mendorongnya agar berjalan.
Chika
YAH! YAH! YAH! ANDOO!
(Tangan mengapai- gapai coba memukul Ando)
INSERT
Yang mereka tidak tahu, dari balik gerbang ada orang yang mengamati interaksi mereka diam- diam. Tubuh tampak dari pinggul belakang. Siswa laki- laki yang tangan kirinya menggenggam ponsel dengan layar menyala. Tampak ada pesan dengan nama Chika di bagian bawah layar. Dia adalah siswa yang diajak chat oleh Chika. Saat Ando tertawa- tawa mendorong Chika, tangan itu tiba- tiba mengeratkan pegangannya. Seperti marah melihat kedekatan mereka.
CUT TO
18. EXT. DALAM BUS – SIANG
CAST: CHIKA, ANDO, PENUMPANG Di BUS
Bus lumayan sepi. Ando duduk di samping Chika. Chika duduk di dekat jendela.
Chika mengeluarkan coklat batangan dari ransel. Mengulurkannya ke Ando.
Chika
Nih.
Ando bingung tapi tetap menerimanya.
Ando
Apa nih?
Chika
(Menoleh ke luar jendela. Malu)
Hadiah
Ando
Hadiah?
Chika menggaruk tengkuk. (Kikuk)
Chika
Kamu nggak ngrokok hari ini. (Lirih)
Ando
Dari mana kamu tahu?
Chika
Kamu nggak bau.
Ando mencium bajunya sendiri. Mendengus- endus lalu ketawa.
Ando
Terus aku dapat coklat gitu?
Chika menoleh, menatap Ando lagi.
Chika
Mau nggak? Kalau nggak mau ya udah sini balikin
Tangan Chika terulur mau merebut kembali coklat batangan dari tangan Ando, tapi Ando justru menarik tangannya mundur menjauh dari jangkauan Chika.
Ando
Ets, Ets nggak bisa. Barang yang udah di kasih nggak bisa balik Chik.
Timbilen kamu ntar.
Chika berdecak. Menyilangkan kedua tangan ke depan dada. (Kesel)
Ando
Makasih ya. (Senyum)
Ekspresi Ando yang terlihat sangat bahagia hanya karena di beri coklat membuat kemarahan Chika menghilang. Ando terlihat seperti anak kecil yang nggak pernah di beri hadiah. Chika menelan ludah. Dia merasa kasihan pada Ando, tapi dia menekan itu. Chika tahu Ando tidak suka di kasihani, begitu juga satu temannya yang lain.
Chika
Hm!
Chika kembali duduk bersandar pada kursi. Memalingkan muka menatap ke luar jendela. Mencoba menekan perasaannya sendiri.
CUT TO