Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
14. EXT. DI KANTIN SEKOLAH – SIANG
CAST: CHIKA, ANDO, RARA, 7 SISWA DI KANTIN
Rara berjalan menunduk. Hati- hati membawa mangkok bakso dengan kedua tangan, menuju ke meja Ando dan Chika.
Rara
(Berbisik. Panik)
Panas. Panas. Panas. Panas!
Chika menggeser pinggul memberi Rara ruang untuk duduk di samping kirinya.
Rara duduk.
Chika
Tumben telat?
Chika memindah botol kecap di depan Ando ke dekat mangkok Rara, lanjut menggeser mangkok sambal ke samping botol kecap.
Rara
(Mengibaskan jari- jari yang memerah)
Di telepon Sabeum tadi.
Rara
(Menoleh menatap Chika)
Dia nanyain kamu terus.
Chika langsung berpaling. Kembali memakan makanannya.
Rara
(Menatap Chika. Penasaran)
Kenapa kamu nggak mau ikut tanding?
Ando mendengarkan percakapan Rara dan Chika sambil makan.
Chika
Aku masuk bukan karena mau tanding.
Rara
Sabeum bilang kita kurang orang.
Chika
(skeptis) Kamu percaya, gitu?
Rara memiringkan kepala.
Chika
(Mendesah panjang)
Nggak ada aturan yang bilang kita wajib ikut, Ra. Itu cuma akal- akalan sabeum doang.
Rara mengambil botol kecap, menuang ke mangkok tiga kali lalu berganti mengambil sambal satu sendok.
Ando
Kalian ngomongin apa sih?
Chika
(Kembali makan agak kesal)
Sabeum pengen kita ikut tanding. Rara ikut. Aku nggak.
Ando
Kenapa kamu nggak ikut?
Chika menatap Ando lelah.
Ando
(Mengangkat bahu)
Nggak ada ruginya kan?
Chika
Ada! Banyak!
Ando mengerutkan alis. Menatap Rara, meminta penjelasan.
Rara menatap Ando, mengangkat bahu. Kembali makan.
Ando
(Menasehati)
Kamu yang bilang sendiri nggak akan nyerah sebelum nyoba kan?
Chika merentangkan tangan kiri ke depan Ando. Menghalangi Ando terus bicara.
Di saat yang bersamaan Rian dan dua temannya lewat sembari membawa mangkuk masing- masing. Duduk di meja sebelah kiri meja Chika, Ando dan Rara.
Rian sempat menoleh ke tempat mereka. Memperhatikan interaksi Chika, Ando dan Rara sebelum duduk mengikuti kedua temannya yang langsung makan.
Chika
Kecuali yang ini!
Ando
Kenapa?
Chika menatap ke arah Ando. Ekspresi malas menjelaskan, lalu mendesah panjang.
Chika
Aku baru gabung taekwondo satu tahun ini.
Baru ikut tiga ujian tingkat. Sabukku masih hijau-
Rara
Kamu akan melawan tingkatan yang sama dan berat badan sama juga.
Kamu akan dapat lawan yang sebanding.
Ando
Tuh!
Chika
OKE! Aku nggak mau terluka! Puas?
Ando
(Bingung)
Terus kenapa kamu masuk taekwondo kalau gitu?
Chika menunjuk Rara, lalu kembali makan.
Ando
Kamu maksa dia?
Kok bisa?
Rara mendongak. Ando terlihat penasaran tapi ada sedikit kekaguman.
Rara menggeleng.
Rara
Dia masuk sendiri. Aku nggak pernah maksa.
Ando
(Menoleh dari Rara ke Chika)
Tapi tadi kata dia..
Chika
Dia ngajakin aku masuk.
Rara
Tapi aku nggak maksa kamu kan?
Chika
Kamu bilang, dari pada masuk ekskul lain kenapa nggak nyoba yang ini aja. Bisa bareng aku.
Kamu juga bilang sabeumnya ganteng.
Rara
Itu nggak maksa, Chika!
Chika mengangkat bahu. Kembali makan. Pura- pura tidak peduli.
Rara
Yah!
(Mendorong bahu Chika)
Ando tertawa
INSERT
Rian dan teman- temannya berbisik membicarakan Ando, Chika dan Rara.
Teman 1
Bisa- bisanya masih bisa ketawa. (Muak)
Teman 2
(Mendengus jijik)
Udah kebal ya kaya gitu.
Rian tidak menanggapi hanya memakan makannya sendiri tanpa menatap interaksi Chika, Ando dan Rara lagi di meja mereka.
CUT TO
15. EXT. DI LORONG SEKOLAH – SIANG
CAST: CHIKA, ANDO, RARA, 5 SISWI DUDUK DI LORONG
Chika mengalungkan tangan ke lengan Rara, berjalan bersebelahan menuju kelas. Ando berjalan di belakang mereka kedua tangan di saku celana. (Santai)
Chika
Ayolah, Ra. Ya, ya? Please!
Rara
(Memutar mata. Lelah)
Nggak bisa Chik.
Chika
Kali ini aja, plisss!
Rara
(Mendesah)
Aku nggak bisa bohong Chik. Apalagi bohong sama Sabeum. Dia pasti langsung tahu.
Chika
Bilang aja aku ada urusan keluarga gitu?
Ando
Keluargamu nggak lagi ada acara apa- apa, Chik.
Chika menoleh ke belakang. Berdesak (melirik tajam) ke Ando yang di balas tawa geli Ando (terhibur).
Chika kembali mendongak ke Rara (memelas), makin erat memeluk lengan Rara.
Chika
Anggep aja kaya gitu. Ya? Ya, Ra ya?
Ah. Kalau nggak, bisa aja aku ada urusan penting gitu.
Ando
Bilang aja jujur, Chik.
Aku rasa pelatihmu nggak akan marah.
Chika berbalik lagi. Dengan tatapan mengancam dan telunjuk di bibirnya sendiri.
Chika
Stt! Diem!
Chika kembali merayu Rara, merengek seperti anak kecil di lorong dan menjadi tatapan siswi yang nongkrong di lorong.
Chika
Ayolah, Ra. Kali ini aja, ya?
Ando
Kalau mau bolos, tinggal bolos aja kali, Chik. Kenapa ribet?
Chika melepas tangan di lengan Rara, membalik tubuh mendekati Ando dan memukul lengan Ando beberapa kali.
Chika
Aku bilang diem, Ndo! Aku lagi bicara sama Rara.
Dan jangan keras- keras bilang bolosnya! Nanti aku ketahuan!
Ando
Lha kamu ngomongnya di lorong kaya gini, gimana orang nggak denger sih Chik?
Chika
(Sambil memukul lagi lengan Ando berkali- kali)
Diem! Diem! Diem! Ando, ah! Nggak peka, ih!
Di bilang diem, ya diem, Ndoooo!
Ando meringis sambil tertawa- tawa. Dia menjaga jarak dari pukulan Chika tapi tetap kena pukul beberapa kali.
Chika meninggalkan Ando, kembali menempel ke Rara.
Chika
Ayolah Ra. Kali ini aja kok. Kamu mau apa aku kasih deh.
Apa? Novel baru? Sate? Tengkleng? Apa?
Rara
Aku nggak bisa di sogok Chika.
Chika
Ah. Atau gini aja… Gimana kalau tiga hari makan siangmu aku yang traktir. Hum?
Rara menoleh ke Chika. Samar terlihat tergiur.
Chika
(Senyum licik)
Tiga hari lho. Free, makan apa aja. Aku tanggung. (Mantap)
Rara
Seminggu. (Lirih)
Chika
(Alis berkedut terganggu)
Tiga hari.
Rara
Enam.
Chika
Tiga hari, Raraku cintaku manisku sayangkuuuu!
Aku cuma mau traktir tiga hari.
Rara
Lima kalau gitu.
Chika
(Menggeleng)
Enggak. Sekali tiga tetep tiga.
Rara
(Tegas)
Empat atau nggak sama sekali.
Chika
(Mendesah)
Oke. Deal! (Terpaksa)
Chika dan Rara bersalaman. Rara terlihat sangat senang, sedang Chika masih agak cemberut.
Ando
Aku nggak ditawari juga?
Chika
Kamu nggak berkontribusi apa- apa.
Ando
(Senyum)
Oke, kalau gitu nanti pergi sendiri ya?
Chika
(Kaget)
Eh? Kok gitu?
Chika menoleh ke Ando (tidak terima) tapi Ando telah lebih dulu berjalan mendahului mereka dengan langkah cepat.
Chika
(Panik)
Andoo tunggu!
Chika mengejar Ando. Agak kesulitan karena kakinya lebih pendek dari pada Ando yang tinggi. Chika menyamai langkah tapi Ando justru mempermainkannya dengan berjalan lebih cepat lagi.
Chika
Eh? Beneran nggak mau nganterin aku, Ndo?
Aku nggak tahu jalannya! Kalau aku tersesat nanti gimana?
Kok ngambek sih?
Andooo!
Rara di belakang menertawakan tingkah mereka berdua.
INSERT
Siswi 1
(Kagum)
Wah, anak penjualan emang pinter nawar ya?
Siswi 2
Aku lebih penasaran sama Ando.
Kok bisa ketawa kaya gitu setelah apa yang terjadi.
Siswi 3
Emang dia bikin ulah apa lagi?
Siswi 2
Kamu tahu Rian kan?
Siswi 1
Rian anak PJ? Temen deket Ando?
Siswi 2
Iya. Rian itu siapa lagi?
Dia ngrebut pacarnya.
Siswi 1 dan 3
HAH?
Siswi 1
(Kecewa)
Mereka kan temen deket?
Siswi 2 mengangkat bahu.
Siswi 3
Terus, tadi Pak Sapto marahin dia di kelas.
Siswi 1
Di depan anak- anak?
Siswi 2
Shh! Iya.
Siswi 3
Kok kamu tahu?
Siswi yang lain menatap siswi 2 penasaran, saat siswi 2 mengeluarkan ponselnya dari saku.
Siswa 2
Nih, ada yang up date story sekolah. Ada videonya juga.
Siswi 1
Sampai di videoin?
Ketiganya menonton video yang terputar di ponsel siswi 2. Siswi 1 terkejut menutup mulut, siswi 2 terlihat bangga membagikan informasi itu, sedangkan Siswi 3 menoleh kembali ke tempat Chika, Ando dan Rara yang sudah di ujung lorong, hanya terlihat punggungnya.
CUT TO