Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Skala Manusia
Suka
Favorit
Bagikan
1. ACT 1 SEQUENCE 1

1. EXT. PANTAI LENTA - SIANG

ERILAN TAMAINDRA (L/18) duduk di atas pasir sendirian samping sepedanya. Berseragam sekolah, mengenakan Headset. Sedang menulis di CATATAN RAHASIA berwarna hitam lusuh sedikit rusak.

ERIL (V.O.)

Masa SMA-ku yang menyedihkan segera karam. Menapaki remaja pendewasaan muda. Tanggung jawab yang kuemban akan semakin memberat, untuk menjaga diri dan ibu. Apa aku bisa menjalaninya?

Eril berdiri, menuntun sepeda keluar pasir menuju jalan.

ERIL (V.O.)

Kebahagiaan. Semua orang mengharapkan itu di hidupnya, termasuk diriku sendiri. Seperti apa rasa bahagia untuk selamanya? Berhasil membuat ibu bangga? Kebebasan? atau menjadi penulis seperti yang selalu aku impikan? Apa itu akan cukup membuatku bahagia selamanya? (jeda)
Atau, aku memang tidak dituliskan untuk bahagia? (menaiki sepeda) Entah akan seperti apa hidupku terlihat. Aku hanya ingin mendapatkan kebahagiaan yang kuimpikan itu.

Eril mengayuh sepedanya pergi.

MAIN TITTLE

SKALA MANUSIA

FADE OUT:

2. EXT. DEPAN RUMAH ERIL — SIANG

Eril mengerem sepeda sesaat melihat mobil sedan berwarna coklat terparkir di depan rumahnya. Ia geram menggenggam stang sepedanya.

ERIL

(marah)

Ayah?!

CUT TO:

3. INT. RUMAH ERIL - RUANG TAMU — SIANG

Pintu rumah dibuka Eril dengan dorongan kuat dan kasar.

SFX: SUARA PINTU MENABRAK DINDING.

SUSI/IBU Eril (P/43) terkejut di sofa.

SUSI

(terkejut heran)

Eril?! (tersenyum malu pada tamunya)

Eril berdiri di pintu dengan amarah. Ekspresinya berubah menjadi merasa bersalah setelah melihat dua tamu yang duduk di sofa yaitu BU TINI (P/44) dan MIRA (P/17)

Eril menyeringai paksa menatap Ibu, napasnya agak terengah-engah.

SUSI

(agak khawatir)

Astaga Eril, kamu kenapa?

Eril menyalami Ibu dengan salam Indonesia.

SUSI

(agak marah)

Dari mana saja kamu? Kenapa kamu baru pulang jam segini? Besok kan masih ujian nasional. Salim, dan belajar buat besok (berbisik).

Eril menghampiri para tamu dan menyalaminya.

Eril

(menyeringai malu)

Maafin saya tante. (menyalami bu Tini)

BU TINI

(ramah)

Iya tidak apa-apa. Jadi kamu yang namanya Eril? Kenalin, ini Mira.

Eril tersenyum tipis menyapa Mira sambil menyalaminya.

MIRA

Halo kak. (melihat bet Eril kelas 3). Aku kelas 2 kak.

Eril tersenyum sangat tipis dan agak mengangguk.

ERIL

Permisi Tante, Mira. Saya pergi dulu.

Eril pergi dengan langkah cepat menuju kamar.

CUT TO:

4. INT. RUMAH ERIL - KAMAR ERIL — SIANG

SFX: SUARA GEMERICIK AIR DARI AQUASCAPE.

Eril menutup pintu perlahan, menguncinya. Wajahnya gelisah, mendekati kasur sambil melepas tas punggung, melemparnya ke arah rak buku. Ia mulai mengalami serangan kecemasan.

ERIL

(cemas, kesal)

Bodoh kau! (menepuk-nepuk kepala)

Ia mengangkat kasur mengambil obat penenang yang disembunyikan. Meminum obat itu dengan tangan bergemetar. Kemudian berbaring di kasur. Menggigil, memeluk kedua lutut dan memejamkan mata sambil mengatur napasnya.

FADE OUT:

5. INT. SEKOLAH - KELAS — SIANG

Suasana kelas riuh, murid-murid sibuk memeriksa website SBMPTN di ponselnya.

Eril memasuki kelas agak menunduk, datar. Menenteng catatan sambil mengenakan headsetnya. Duduk di kursi baris ke tiga dari pintu dan kolom ke 3.

INSERT:

Di atas meja ada selembar kertas bertulisan besar: "Berhenti buang sampah di meja saya"

Eril meraba-raba kolong mejanya dan mengangkat satu persatu barang dan melihatnya, yaitu beberapa surat cinta ditaruh di meja, beberapa cokelat dan snack-snack lain dimasukkan ke keresek hitam. Ekspresi Eril lelah menghela napas.

Eril memberikan keresek itu ke seorang siswa adik kelas yang duduk disampingnya.

ERIL

(datar)

Nih, bagikan ke teman-teman kamu.

SISWA ADIK KELAS

Oh iya, kak. Terima kasih.

Tepat di belakang kursi Eril, ada BELLANA SHERLA TAYA (P/18) dan dua orang sahabatnya di sisi kirinya yaitu ALISA (P/19) dan INDAH (P/18). Mereka mengobrol merapat dalam satu meja dengan tiga kursi.

ALISA

(penasaran)

Kalian dapet dimana?

INDAH

Aku diii.. Herland. Universitas Herland.(menatap ponselnya)

ALISA

Asiiikk, kita sama Ndah. Yuhuuu. (bergembira). Kalo kamu, Bell?

Alisa dan Indah menatap Bella.

BELLA

(cemberut)

Aku di Universitas Katian Bakti. Sendirian. Aahhh. (suaranya lembut)

INDAH

Kebetulan banget dong. Bukannya kamu ada rencana kuliah kedokteran di sana?

ALISA

Iya Bell, jadi bisa sekalian survey kan?!

BELLA

(cemberut)

Iya sih, tapi, kalo sendirian. Aku takut.

Eril berbalik badan ke kiri, sebagian badannya menghadap Bella melepas headsetnya.

ERIL

(datar)

Bella, ujian dimana?

Bella terkejut aneh.

BELLA

(terheran)

Hah? Aku? (menunjuk dirinya sendiri)

ERIL

Iya. (datar menatap mata Bella)

BELLA

A-aku (gagap) di.. Universitas Katian Bakti.

Eril memperlihatkan layar ponselnya ke depan wajah Bella, MENUNJUKKAN WEB TEMPAT SELEKSI UJIAN.

ERIL

(datar)

Mau pergi bareng? (menurunkan ponsel)

Beberapa orang-orang sekitar seketika menoleh. Alisa dan Indah saling menatap tak percaya. Bella terdiam dan bingung.

Alisa dan Indah saling tatap tersenyum jahil, lalu menatap Bella.

ALISA

(menggoda)

Bell, bareng aja gih. Daripada sendirian.

INDAH

(agak memohon)

Iya, mau aja!

Bella melihat wajah-wajah teman sekelas yang berdiri di sekitarnya, mereka menatapnya heran.

BELLA (V.O.)

(ragu-ragu)

Bagaimana ini? Aku tidak mau jadi saingan mereka dan yang lainnya. Tolak aja ya?

BELLA

Oke deh. (mengangguk keceplosan).

ERIL

Oke. Nanti aku kabarin.

Eril langsung membalikkan badan mengenakan headsetnya lagi. Orang-orang heran mengalihkan perhatian.

Bella menggeleng-geleng, mendadah panik.

BELLA

Eri.., (tersendat malu memanggil) Bukan...(mulutnya disumpal tangan Indah)

ALISA

Bell, udah gapapa. Daripada sendirian loh. Lumayan jauh lagi. Kasihan Papa kamu kalau harus nungguin kamu di sana. (berbisik)

INDAH

Mungkin alasan Eril mengajak kamu karena dia butuh teman, Bell. Aku bisa lihat dari matanya. Dia selalu terlihat resah saat didekati siapapun. Di sisi lain, cuma kamu yang cuek kepadanya. Mungkin dia mencoba untuk lebih terbuka sekarang. (berbisik meyakinkan)

Bella pasrah mulutnya disumpal Indah. Menatap kedua sahabatnya berwajah memelas.

INDAH

Tapi agak mengherankan, kenapa dia baru nyoba terbuka di hari terakhir sekolah? Dipikir-pikir lagi, kenapa ya dia tidak pernah bergaul sejak pindah ke sini semester lalu? (berbisik)

Mereka bertiga memandang curiga Eril.

ALISA

Sudahlah, enggak usah dipikirin. Yang penting ajarin aku bagian ini, aku masih enggak paham. (menunjukkan halaman sel di buku biologi) Mana ujiannya 15 menit lagi.

INSERT:

Eril memegangi surat-surat di mejanya agak bergemetar, sedikit merobeknya sambil menahan senyum.

CUT TO:

6. EXT. SEKOLAH — SIANG

Ujian selesai. Semua siswa satu persatu keluar kelas dan saling berpelukan dengan teman-temannya merayakan keberhasilan ujian.

Eril duduk menyandar di bawah pohon, sendirian. Mengenakan headsetnya dan menulis di catatan rahasianya.

ERIL (V.O.)

Ujian nasional berakhir, begitu juga menutup masa sekolahku. Tapi aku tak bisa berhenti memikirkanmu. Waktu untuk melihatmu setiap hari telah habis, itu membuatku gundah. Kesempatan terakhirku mendekatimu telah dilayangkan. Apakah kita akan bertemu nanti? itu masih misteri. Benarkah mimpi pertanda kamu merindukanku? Masih kuragukan itu.

CUT TO:

7. EXT. LUAR RUANGAN UJIAN LANTAI 2 — SIANG

Bella berbahagia dengan Indah dan Alisa saling berpelukan dan tertawa.

Bella melihat Eril di taman. Ekspresinya tiba-tiba berubah kasihan melihat Eril duduk sendirian.

BELLA

(kasihan)

Mungkin benar apa kata Indah. Eril butuh teman. Tidak ada salahnya aku coba menemaninya. (mendekati dinding pembatas)

INSERT:

Bella melihat BAGAS (18/L) malu-malu dan takut mendekati Eril dari belakang. Namun, Bagas tiba-tiba berbalik dan berlari sambil menutupi mulutnya dengan tangan dan tangan lainnya di dada.

BELLA

(khawatir)

Bagas! Kenapa lagi dia?

DISSOLVE TO:

8. INT. RUMAH ERIL - KAMAR ERIL — SIANG

BEGIN MONTAGE

  1. Ponsel Eril menyala, memperlihatkan alarm HARI SBMPTN. Eril mematikannya.
  2. Eril berpakaian serba hitam. Merapikan kerah kemeja hitamnya di cermin sembari tersenyum.
  3. Menyelempangkan tas selempang cokelatnya dan pergi.

END MONTAGE

CUT TO:

9. INT. KAMAR BELLA — SIANG

Alarm ponsel Bella terus berdering. Ruangan masih agak gelap dan Bella masih tidur.

Mama Lira (47) membuka pintu, melihat Bella masih tertidur dengan rambut berantakan.

LIRA

(risau)

Ya ampun Bella, dari tadi balum bangu anak ini (menghela napas). Ayo sayang bangun. Kamu ada ujian 'kan hari ini? (mengelus kepala Bella)

Bella menggosok matanya, kemudian tersentak sadar membuka lebar matanya. Menoleh Mama, lalu mengambil dan melihat ponselnya, terpampang chat dari Eril "Aku otw."

BELLA

(panik)

Oh tidak, 15 menit yang lalu. Jam 7? (melihat jam di ponsel)

Mengibaskan selimut dan berlari ke kamar mandi.

CUT TO:

10. EXT. DEPAN RUMAH BELLA — SIANG

Eril duduk di motor tua-nya, sisi jalan perumahan.

ERIL

Dua belas B (melihat alamat di layar ponselnya). Ini rumahnya (mengangguk).

Eril melihat punggung SURYA (L/55) bergaya tukang kebun sedang membersihkan tanaman di halaman rumah itu dengan gunting besar.

ERIL

Permisi pak.

Surya berdiri dengan gunting rumput besar dan berbalik.

ERIL

Apa betul ini rumah Bella?

SURYA

Betul mas. Ada keperluan apa ya?

ERIL

(ramah)

Saya mau menjemput Bella untuk pergi ujian bareng pak.

SURYA

(sedikit terkejut, agak tersenyum)

Ayo masuk dulu mas.

CUT TO:

11. EXT. TERAS RUMAH BELLA — SIANG

Eril duduk di kursi, memperhatikan Surya bertaman di halaman rumah sambil memijati lengan dan kakinya. Eril melihat jam tangannya, pukul 7.30.

Eril mendekati Surya.

Surya memindahkan pot bunga dengan lelah.

ERIL

(ramah)

Biar saya bantu merapihkan tanamannya, ya pak.

SURYA

(bingung)

Tidak usah mas, biar saya saja.

ERIL

Enggak apa-apa Pak, biar saya bantu, sekalian menunggu Bella selesai (berjongkok). Kebetulan saya dulu suka bertaman sama Ay.. (terpotong ucapannya menyesal) Euu, bunga jenis apa ini pak? (mengalihkan pembicaraan)

SURYA

Ini bunga kesukaan saya. Bunga Gladiol. Saya suka sama filosofinya, karena melambangkan kekuatan dalam menjalani hidup. Orang bilang begitu

Eril tersenyum.

Mereka pun mengobrol akrab.

CUT TO:

12. INT. KAMAR BELLA — SIANG - MONTAGE

1. Bella rusuh memilih baju di lemari kamarnya.

2. Mengenakan kemeja panjang biru bermotif garis-garis putih grasa-grusu.

3. Melihat dirinya di cermin dan kemudian pergi.

END MONTAGE

CUT TO:

13. EXT. TERAS RUMAH BELLA — SIANG

Bella melangkah keluar pintu, melihat Eril dan Surya duduk bersampingan di lantai teras menginjak tanah halaman sambil mengobrol. Bella heran dan merasa aneh.

Surya berbalik menengok dan bediri agak kesulitan dibantu Eril.

SURYA

Nah, ini dia.

Mereka berdua menghadap Bella. Eril tersenyum menatap Bella.

SURYA

(terkesima, bangga)

Wahh, tumben sekali kamu berdandan. Memang cantik sekali anakku satu-satunya ini, bukan! (menoleh Eril)

ERIL

(tercengang heran)

Anak?! (berbisik sendiri)

Bella mendekati Surya malu-malu.

INSERT:

Lira berdiri di pintu.

BELLA

(malu, agak kesal)

Papa! (menahan suaranya dan menyalaminya) Aku pergi ujian dulu.

Eril ikut menyalami Surya.

SURYA

Hati-hati ya, Eril. Tolong jaga Bella. (tersenyum menepuk pundak Eril)

ERIL

Baik, siap! (menghormatkan tangannya)

Bella memandang Eril aneh heran. Seperti melihat seseorang yang berubah drastis.

JUMP CUT TO:

Surya dan Mama Lira melambai-lambai di teras, melihat Eril dan Bella pergi menaiki motor.

CUT TO:

14. EXT. PERJALANAN MENUJU TEMPAT UJIAN — SIANG

Bella dan Eril saling canggung di atas motor. SESEKALI TERDENGAR SUARA KENDARAAN LAIN. Clara duduk tegak agak berjarak dari Sagara di belakang, memperhatikan jalanan.

ERIL

(canggung)

Ehemm. Bella, gimana kabar kamu?

BELLA

Baik-baik aja.

ERIL

Tadi itu Papa kamu?

BELLA

Iya. (memperhatikan jalan)

ERIL

Ohh... (jeda). Suka bertaman ya?

Bella memandang aneh akan pertanyaan itu.

BELLA

Aku, kurang suka sih.

ERIL

Maksud aku, Papa kamu.

BELLA

(malu, salah tingkah)

Ohh, hehe. Iya, belakangan ini dia sibuk bertaman. (gemas pada dirinya sendiri)

ERIL

Kalau kamu suka ngapain di rumah? Eeuu, maksud aku hobi kamu, atau kegiatan kamu di rumah.

BELLA

(merasa aneh)

Cuma belajar, baca buku, dan masak mungkin.

ERIL

Ohh... (jeda) Ternyata kamu memang cuek ya orangnya.

BELLA

(bingung)

Bukan begitu. Aku cuma bingung jawabnya. Aku enggak biasa bicara berdua sama cowok.

ERIL

(tidak percaya)

Beneran?

BELLA

Iya.

ERIL

Ohh, begitu. Bella, sebenarnya, sifatku di sekolah berbanding terbalik dengan sifat asliku. Jadi, sekarang kamu enggak usah ragu bicara padaku.

BELLA

Terus, kenapa kamu bersikap di sekolah seolah-olah orang lain itu musuh kamu?

Eril terdiam.

BELLA

Kamu nggak kesepian? (jeda) atau karena kamu punya hubungan sama seseorang, jadi kamu enggak merasa kesepian?

Bella menepuk bibirnya merasa bodoh bertanya hal itu.

ERIL

Maksud kamu pacar? Enggak, aku cuma punya ibuku (jeda). Aku bahkan meragukan kalau ada seseorang yang tulus mencintaiku.

Eril mengarahkan spion kiri ke wajah Bella. Dan kembali menatap jalan.

ERIL

Kamu tahu, Bella. Satu hari saja bisa mengubah perasaan seseorang, terhadap seseorang saat bersamanya.

Bella tak sengaja menatap Eril di spion, memperhatikannya berbicara.

ERIL

Hari itu bisa menjadi momen yang tak terlupakan baginya. Dimana hari yang ingin terus terulang dan waktu yang sangat ingin dihentikan. (jeda) Kamu pernah merasakannya?

Eril menatap spion, bertatapan dengan Bella sesaat. Bella langsung mengalihkan kepala salah tingkah. Eril terkekeh.

ERIL

Kamu harus mendapatkannya, Bella.

BELLA

Apa?! (kurang mendengar Eril)

Eril memacu motornya lebih cepat.

CUT TO:

ESTABLISH gedung kampus Katian Bakti.

15. INT. KAMPUS - KELAS — SIANG

UJIAN SEDANG DILAKUKAN. Eril duduk dibagian belakang, beda tiga meja ke belakang dari Bella.

Eril melihat jam tangannya, 10.47.

ERIL

(lega)

Selesai juga akhirnya.

Keluar kursi menyelempangkan tasnya.

ERIL

Semangat!! (berbisik dan mengepalkan kedua tangan, menatap Bella sesaat melewatinya)

Bella tersenyum tipis, juga ikut mengepalkan tangan kirinya seperti Eril.

BELLA

Semangat.

Bella memandang Eril yang berjalan keluar dengan heran tapi senang hati.

CUT TO:

16. EXT. TAMAN KAMPUS — SIANG

Eril duduk menunggu di kursi taman dekat kelas tadi, sambil menulis di catatan rahasianya.

ERIL (V.O.)

Kurasa beberapa hal tak lagi sama antara aku dengannya. Tentang seberapa kita menyadari, betapa mudahnya kita melakukan sebuah hal untuk seseorang yang kita sukai. Hal yang memberi kesan yang indah, gugup, dan hati terasa utuh.

Bella keluar kelas, berdiri di depan pintu melihat Eril tengah menulis di catatan rahasinya. Ia menatap catatan itu penasaran.

Eril menoleh Bella, melambai tersenyum lebar dan tangan kirinya menutup catatan.

ERIL

(bersemangat)

Ayo kita makan, aku lapar banget. (memperagakan makan)

CUT TO:

17. EXT. SISI JALAN - TENDA KAKI LIMA, AYAM BAKAR SAOS MADU PAK MANSUR — SIANG

Eril dan Bella duduk berhadapan di pisahkan meja kotak kecil.

PELAYAN

Ada tambahan lain? Kebetulan hari ini kami ada menu baru pasangan yang sedang promo.

BELLA

(canggung, malu, tidak terima)

Enggak mbak. Enggak. (menggeleng-geleng)

PELAYAN

Baik kalau begitu. Ditunggu sebentar, ya.

Eril menatap Bella yang terlihat gugup. Eril mencondongkan wajah, meletakkan kedua lengannya di meja saling menggenggam.

ERIL

(tatapan serius)

Hanya ada beberapa persen kesempatan kita, untuk mengetahui jika seseorang menyukai kita dalam diamnya. Dan kesempatan kita tidak mengetahuinya lebih besar.

BELLA

(gugup)

Ma-maksud kamu? (duduk tegak)

ERIL

Enggak, aku cuma membacakan salah satu kalimat di catatanku. Sekarang kalimat itu bukan rahasia lagi deh.

Eril tersenyum menyikap tangannya, kembali duduk santai.

BELLA

(gugup, penasaran)

Ohh, gitu. (jeda) Setiap lihat kamu menulis di catatan itu, di bawah pohon taman sekolah. Kadang aku penasaran dengan apa yang kamu tulis di sana.

ERIL

Kamu suka memperhatikanku?

BELLA

(agak salah tingkah)

Maksudku, ya semua orang pasti melihat kamu disana (menggaruk-garuk meja). Kamu enggak sadar banyak orang yang suka memperhatikan kamu di sekolah?

ERIL

(sendu)

Aku tahu, tapi aku sangat membencinya.

Bella seperti agak terkejut dan merasa bersalah.

ERIL

Bella, kamu mau lihat isi catatanku? (mencondongkan badan berbisik)

BELLA

Enggak. Jangan. Itu kan privasi kamu.

Eril mengambil catatan rahasianya dan menaruhnya di meja. Digeserkan ke dekat Bella. Bella menatap Eril sesaat. Eril mengangguk meyakinkan. Bella membaca covernya.

INSERT:

TULISAN DI COVER CATATAN ITU: Hal yang Selalu Ingin Kuungkapkan

Bella membuka halaman pertama dengan hati-hati. Banyak coretan abstrak di halaman itu.

INSERT:

Berjudul : "Kemarin dan Hari Ini" dan bertanggal 17 juni.

ERIL (O.S.)

Kemarin, menjadi hari terburuk bagiku sejauh ini. Hari yang takkan pernah kulupakan disepanjang hidupku. Berbekas terlalu dalam. Karenanya, hari ini aku telah banyak dikecewakan. Dikecewakan orang yang kusebut sahabat dan teman seperjuangan. Dan untuk pertama kalinya aku membenci orang yang sangat aku hormati dan banggakan.

Bella sedikit menatap khawatir Eril yang hanya mengangguk tersenyum sangat tipis. Bella kemudian membuka halaman secara acak ke tengah.

BELLA

Kasih baru, belakang bang.. (terpotong dengan pesanan datang.

PELAYAN

Ini pesanannya. Mas, mba.

Pelayan itu menaruh pesanannya di atas meja. Bella mengembalikan catatan pada Eril. Eril menerimanya sedikit kecewa dan memasukkannya ke dalam tas.

Mereka pun mulai makan.

JUMP CUT TO:

Makanan mereka hampir habis.

Bella minum dan mengaduk-aduk minumannya, sesekali menoleh Eril dengan ragu.

BELLA

(ragu-ragu, malu)

Eril, aku boleh tanya sesuatu? (menggaruk-garuk meja dengan telunjuk)

ERIL

Boleh. (melahap suapannya)

BELLA

Kenapa kamu pindah disaat pertengahan kelas 12, bukannya terlalu tanggung? (mengaduk-ngaduk minumannya dengan sedotan)

Eril terdiam menatap piringnya.

ERIL

(sendu)
Di halaman pertama tadi, kamu sudah membacanya (jeda). Salah satu alasanku pindah saat itu juga adalah... sebagai pelarian.

Bella berekspresi menyesal menatap Eril yang muram.

Eril menarik napas.

ERIL (CONTINUOUS)

Aku tidak pernah menceritakannya kepada siapapun. Dan kamu, akan jadi orang pertama yang mendengarnya.

DISSOLVE TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar