Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. EXT. RUMAH ANO & ANA – GERBANG – PAGI
3 tahun kemudian…
Ano menenteng sebuah tas besar. Ana merangkul si Mbok dengan wajah yang sedih. Mereka berdua mengantarkan si mbok ke depan gerbang, sebuah taxi pesanan sudah menunggu.
ANA
Mbok.. kenapa nggak izinin kita buat antar
Si mbok sampai stasiun ?
Si Mbok menghentikkan langkahnya, Ana memegang kedua tangannya si Mbok, matanya Ana berkaca-kaca. Di susul Ano yang berdiri tepat di belakang si Mbok menatap si Mbok dengan perasaan yang sama.
SI MBOK
Nggak apa-apa kok Non,Den..
(mengusap lengan Ana dan beralih memandangi
wajah Ano yang masih tertunduk )
Si mbok masih kuat..
ANA
Tapi si Mbok kenapa pergi secepat ini ?
(mulai meneteskan air mata )
Si Mbok menyeka air mata Ana, si Mbok tetap bersikap tegar menyembunyikan kesedihannya meninggalkan Ana dan Ano yang tak rela melepaskannya.
SI MBOK
Eh.. eh.. kok malah nangis Non..
Si Mbok sudah bahagia melihat kalian berdua
sudah dewasa, sudah bisa memegang tanggung jawab
untuk jaga diri kalian sendiri, tanpa harus ada si Mbok di samping kalian. Si Mbok sudah tua dan ingin istirahat.
Tangis Ana pecah,si Mbok memeluk Ana. Ano menurunkan tas besar si Mbok lalu memeluk si Mbok untuk terakhir kalinya. Mereka bertiga berpelukan sebelum berpisah.
Supir taxi keluar dari mobil, membukakan bagasi. Ano berjalan menuju mobil dan memasukkan tas milik si Mbok ke dalamnya. Supir taxi membukakan pintu untuk si Mbok.
SI MBOK
Mbok, pergi dulu ya Non..
Jaga diri Non baik-baik, jangan sampai bikin
Den Ano khawatir. (mengelus kedua pipi Ana )
Si Mbok berjalan mendekati Ano yang masih berdiri di samping pintu taxi yang masih terbuka.
SI MBOK
Den Ano jangan lupa Jaga Non Ana
dan juga jaga diri Den baik-baik..
Jangan sering usilin Non Ana..
Si Mbok sayang sama kalian berdua.
Si Mbok memeluk Ano erat. Seketika air mata Ano yang sedari tadi di tahannya menetes. Si Mbok masuk ke dalam taxi, sebelum pintu tertutup Si Mbok menyempatkan diri untuk terseyum melihat Ano dan Ana.
Supir taxi menutupkan pintu. Kemudian masuk pintu sebelah kanan untuk sopir.
Ano mengetuk kaca mobil, si Mbok menurunkan kaca mobil.
ANO
Si Mbok kalau ada apa-apa
Jangan sungkan untuk hubungi
Ano ya.. Si Mbok hati-hati ya
Si Mbok mengangguk kemudian tersenyum. Kemudian Ano beralih ke sopir taxi yang sudah siap melajukan taxinya.
ANO
Pak.. jangan ngebut, si Mbok sudah
tua jadi hati- hati ya bawa mobilnya..
(mengingatkan sopir taxi).
Sopir taxi mengangguk, lalu melajukan mobilnya. Si Mbok menutup kaca mobil kemudian menumpahkan air mata yang sedari tadi ia tahan.
Dari kejauhan Ano merangkul pundak Ana, menatap taxi si Mbok sampai hilang di pertigaan. Lalu kembali masuk ke dalam rumah.
FADE OUT :