Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Short Film Script Volume III
Suka
Favorit
Bagikan
3. Ojek 3

INT. DEPAN KOSAN - SIANG

Seorang LAKI-LAKI berjalan di depan gedung kosan.

Laki-laki berbadan kecil berbelok memasuki gedung kosan.

INT. KORIDOR KAMAR - SIANG

Arifin muncul dari tangga, berjalan ke kamarnya.

Laki-laki berbadan kecil berdiri di depan kamar Dina, ia berusaha membuka pintu kamar Dina.

Ketika Arifin ingin membuka pintu kamarnya, ia melihat laki-laki itu --

ARIFIN

(dingin)
Ngapain kamu.

Laki-laki itu terkejut, melihat ke belakang, ia tidak menjawab.

ARIFIN

(mendekat)
Kamu ngapain disitu?

LAKI-LAKI 3

Saya salah kamar, kirain ini kamar teman saya.

Laki-laki itu berjalan menjauhi kamar Dina, ia gugup.

Arifin berdiri didepan ditengah antara kamarnya dan tangga.

Laki-laki itu berjalan mendekati Arifin, tiba-tiba --

Ia lari --

Dengan cepat Arifin menangkapnya dan membantingnya ke lantai --

Laki-laki itu kesakitan, ia meronta-ronta --

Arifin melihat Laki-laki itu dengan dingin.

INT. KAMAR ARIFIN - SIANG

Laki-laki itu duduk ditempat tidur dengan tangan yang terikat dengan kain. Ketakutan.

Arifin mengambil kursi dan meletakkan di depan laki-laki itu, ia duduk disana.

Ia tidak melakukan apa-apa, hanya melihat laki-laki itu.

Laki-laki itu hanya diam dan menunduk.

ARIFIN

Kamu ngapain dikamar Dina?

Laki-laki itu tidak menjawab.

ARIFIN

Apa ada hubungannya dengan Dara?

Lagi, Laki-laki itu tidak menjawab Arifin.

ARIFIN

Siapa yang suruh kamu?

Lagi, Laki-laki itu tidak menjawab, ia melihat Arifin.

Dengan cepat, Arifin menampar Laki-laki, membuat ia jatuh ke tempat tidur dengan posisi telungkup.

Arifin menekan kepalanya ke kasur, dengan badannya sebagai tumpuan.

Laki-laki itu meronta-ronta, kaki bergerak-gerak. Terdengar suara rintihan.

ARIFIN

Kamu jawab semua pertanyaan aku atau aku bisa lakukan ini seharian.

Laki-laki itu merintih kehabisan nafas. Kakinya melemah.

Arifin melepaskan tangannya, membuat Laki-laki itu mencari nafas, terengah-engah.

ARIFIN

Siapa yang suruh kamu.

Laki-laki masih sibuk mencari nafas dengan, wajahnya memerah.

LAKI-LAKI 3

(terengah-engah)
Opin.

ARIFIN

Dia yang culik Dara?

Laki-laki itu mengangguk.

ARIFIN

Dimana Dia sekarang?

LAKI-LAKI 3

Dirumah Opin.

ARIFIN

Ngapain kamu di rumah Dina?

Laki-laki itu tidak menjawab, membuat Arifin kembali menekan kepalanya ke kasur, membuat ia meronta-ronta, terdengar ia merintih sekaligus menjawab bersamaan.

Arifin melepaskan tangannya, ia mencari udara, terengah-engah.

LAKI-LAKI 3

Saya disuruh kasih tahu Dina. Opin cuma mau ancam Dina, nakut-nakutin.

Ada jeda diantara mereka.

ARIFIN

Sekarang kasi tahu aku, dimana rumah Opin.

INT. KAMAR ARIFIN - SIANG

Arifin mengambil jaket ojek onlinenya dari lemari dan memakainya.

Ia berjalan tempat tidur, ia berjongkok di depannya, mengambil sesuatu.

Ia meletakkan kotak peralatan ditempat tidur, ia membukanya dan mengambil sebuah Palu, ia letakkan di belakang celananya.

Laki-laki itu hanya melihatnya, ketakutan.

LAKI-LAKI 3

Tolong lepasin saya.

Arifin berjalan mendekat --

Ia melepaskan ikatanya --

ARIFIN

Kamu berani kesini lagi. Kamu tahu akibatnya.

Laki-laki itu terdiam.

Arifin berjalan pergi.

EXT. DEPAN RUMAH OPIN - SORE

Arifin dan motornya berhenti didepan sebuah rumah.

Ia turun dari motornya dan melihat sebuah rumah yang sepi. Arifin melihat sekitar, juga sepi, semua pintu rumah tertutup.

Ia berjalan mendekat dan masuk kedalam rumah itu. Ia melihat sekitar, memastikan keadaan sebelum --

Ia mengetok pintu rumah itu.

Tak lama kemudian, seseorang membuka pintu rumah itu, seorang laki-laki, Opin.

ARIFIN

Opin?

OPIN

Iya, saya sendiri.

Dengan gerakan cepat, ia memegang wajah Opin dan mendorongnnya --

INT. RUMAH OPIN - SORE

Masuk kedalam rumah Opin.

Opin menahan tangan Arifin dengan tangannya, tapi bisa diatasi Arifin dengan tangan kanannya yang menahan tangan kiri Opin.

Tangan kanan Arifin memegang tangan kiri Opin dan sekuat tenaga ia mempelintir tangan itu. Opin menjerit.

Sambil memegang wajah dan tangan Opin, Arifin menghajar Opin dengan tendangan lutut, mendarat tepat di perut Opin, tiga kali.

Cukup untuk membuat Opin melemah, ia menunduk, Arifin melepaskan cengkramannya dan memegang kepala Opin, ia melihat dia.

Dengan gerakan cepat, Arifin meninju Opin dengan keras, Opin duduk terjatuh. Ia tidak berdaya lagi.

Arifin mengeluarkan palu dari belakang celananya, dan ia berjongkok didepan Opin.

OPIN

Ampun, ampun, jangan sakiti saya.

Arifin menatap lurus Opin, dingin.

ARIFIN

Dimana Dara?

Opin tidak menjawab, ia mengiris kesakitan, memegang tangannya.

Dengan menggunakan Palu, Arifin mengangkat wajah Opin.

ARIFIN

Dimana Dara?

OPIN

Ada... dikamar... saya gak apa-apain dia, sumpah... ampuni saya.

ARIFIN

Kamu hancurin hidup orang dan kamu bilang cuma nakutin-nakutin.

Arifin mengambil tangan Opin yang dipelintirnya, menunjukkan ke Opin --

ARIFIN

(memegang tangan kanan Opin)
Kamu culik Dara pake tangan ini,
(menunjukkan palu)
Aku balas pake ini. Akan aku buat kamu gak bisa salam Ibu kamu lagi.

Ia meletakkan tangan Opin dilantai, dan ia mengarahkan Palu ke tangan Opin. Opin menggeleng kuat, memohon jangan, ia menangis, menjerit.

Arifin mengangkat palu dan mengayunkan ke tangan Opin --

INT. KAMAR OPIN - SORE

Arifin membuka pintu, terlihat Dara yang ditempat tidur, ia melihat Arifin dan bangun, Arifin mendekat.

Ia berjongkok, membuat tinggi mereka sama.

ARIFIN (ISYARAT)

Kamu gak apa-apa?

Dara mengangguk.

Arifin tersenyum.

ARIFIN (ISYARAT)

Kita pulang sekarang.

Arifin tersenyum, begitu juga Dara.

INT. DEPAN KAMAR DINA - MALAM

Dara berjalan kearah kamarnya, Arifin tetap di ujung tangga, bersandar pada dinding, melihat.

Dara melihat Arifin lagi.

ARIFIN (ISYARAT)

Jangan ketahuan Dina.

Dara tersenyum, begitu juga Arifin.

Arifin dengan menggunakan gesture menyuruh Dara masuk kedalam.

Dara mengetok pintu, bersamaan dengan Arifin yang pergi dari situ.

EXT. JALAN - MALAM

Arifin mengendarai sepeda motornya.

Ia memperhatikan sekitarnya dengan kaca spion dan kembali memperhatikan jalan di depanya.

Dengan tenang dan tanpa ekspresinya.

FADE OUT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar