INT. KAMAR DITA - SIANG
MAMA (V.O CONT’D)
Tapi akhirnya seiring berjalannya waktu, Mama berusaha buat menerima keadaan, Mama mulai kuat ketika banyak melihat teman-teman lainnya di Komunitas MRKH luar negeri di facebook.
MAMA(V.O)
Mama memberanikan diri membuat komunitas MRKH Indonesia. Dari situ Mama mulai ketemu banyak temen-temen yang ternyata perempuan serupa dengan Mama. Mama memberanikan diri mencoba datang ke perkumpulannya, Mama bertemu beberapa wanita secara online. Dari sanalah Mama merasa mendapatkan kekuatan dan dukungan.
MAMA (V.O)
Mama akhirnya berpikir, kalaupun Mama tidak bisa hamil dan melahirkan. Mama yakin masih banyak kok anak-anak yang memang butuh sosok orang tua. Tidak harus yang lahir dari rahim kita sendiri.
EKT. KAMPUS - SORE
Dita duduk di taman kamus sambil membaca buku. Tiba-tiba seorang pria datang menghampiri dari belakang.
ANDRI
Dita.
Dita menengok ke arah datangnya suara. Dita terkejut melihat Andri. Dita langsung merapikan buku dan bergegas pergi.
ANDRI
Aku salah apa sih, Ta (sedikit teriak). Kenapa kamu ngejauhin aku gitu.
Dita tak menghiraukannya dan beranjak pergi.
ANDRI
Aku mau nikah sama kamu (teriak).
Dita berhenti dan mematung.
ANDRI
Aku udah nunggu lama sampai kamu siap, tapi aku gak tau sampai kapan. Aku cuma mau nikah sama kamu, Ta.
Dita membalikan badan ke arah Andri dengan mata berkaca-kaca.
ANDRI
Aku tau kamu bukan wanita lemah yang karena satu kekurangan aja kamu nyerah gitu. Apalagi kamu ngelepasin orang yang kamu sayang cuma gara-gara hal itu.
Dita meneteskan air mata.
ANDRI
Mau kamu cacat atau kelainan apa itu, aku enggak peduli Dita.
Andri menghampiri Dita.
ANDRI
Aku sayang banget sama Dita. Dita mau kan nikah sama aku?
Andri memeluk Dita.
ANDRI
Kamu gak boleh egois Ta, semua orang itu berhak berkeluarga, berhak bahagia. Aku enggak peduli kita enggak akan punya anak atau gimana, karena aku cuma bahagia sama Dita.
Dita menangis dipelukan Andri.
Cut to:
EKT. HALAMAN DEPAN RUMAH DITA - SIANG
Sebelum pacaran tanpa sepengetahuan Dita, Andri mengikuti Dita ke yayasan tempat ia mengajar anak-anak yang kurang mampu.
BEGIN MONTAGE
- Diam-diam Andri memperhatikan Dita dari kejauhan berharap Dita keluar rumah.
- Andri melihat Dita menutup warung, dan menyapa orang-orang sekitar yang lewat.
- Dita keluar rumah jalan kaki menuju sebuah sanggar untuk mengajar menari dan membaca adik-adik yang kurang mampu di dekat rumahnya.
- Andri diam-diam mengikuti Dita ke sanggar dan memperhatikan Dita saat mengajar dari kejauhan.
- Tanpa sadar Adri terpesona dengan kebaikan dan kecantikan Dita.
END MONTAGE
cut to:
EKT. TAMAN KAMPUS - SORE
Andri memegang tangan Dita.
ANDRI
Dita, kamu mau kan nikah sama aku? Sebelum kenal sama Dita, aku udah yakin sama kamu. Kebaikan kamu yang bikin aku yakin kalo kamu yang terbaik buat aku, Ta.
Andri menatap mata Dita. Dita mengangguk dan tersenyum dengan air mata yang mengalir.
DITA
Maafin aku kak, selama ini aku egois. Aku nganggep diri aku sendiri lemah. Sampe aku lupa kalo aku punya banyak orang-orang yang sayang sam aku. Salah satunya kamu, Kak. Maafin aku, aku sayang sama kamu kak.Aku enggak mau kehilangan kamu. Udah cukup aku kehilangan diri aku kemarin, aku enggak mau kehilangan kamu juga.
Andri memeluk Dita.
ANDRI
Gapapa Dita, dari kamu aku belajar banyak buat nerima keadaan diri aku sendiri, Kamu banyak ngajarin diri aku untuk selalu semangat dan berbaut baik ke semua orang. Aku juga sayaaangg bangett sama Dita.
Andri mengeluarkan kalung dari sakunya dan memakaikannya ke leher Dita. Dita memegang kalung tersebut dan memperhatikannya dengan wajah senang.
ANDRI
Jangan nangis terus dong, nanti cantiknya ilang loh.
Mereka berdua tertawa kecil.
INT. RUANG PERIKSA DOKTER - PAGI
Dita dan Andri mendatangi dokter menanyakan solusi yang bisa dilakukan.
DOKTER
Untuk saat ini, ada dua cara yang memungkinkan untuk dilakukan bukan untuk menyembuhkan, tapi hanya mengembalikan fungsi seksualnya.
Andri dan Dita saling memandang wajah satu sama lain bergantian.
DOKTER (CONT’D)
Pertama, operasi pembuatan saluran vagina untuk mengembalikan fungsi seksualnya atau yang kedua, kalau tidak mau operasi, melakukan dilatasi mandiri dengan alat namanya dilator. Untuk saat ini, di Indonesia transplantasi rahim itu masih dalam tahap penelitian belum ada yang melakukan untuk transplantasi rahim di Indonesia.
Dita mengangguk, Andri memegang tangan Dita.
INT. RUMAH BARU - DESA CIKUDA - PAGI
Dita dan Andri sibuk merapikan barang-barang di rumah baru di Desa Cikuda Parung Panjang setelah menikah. Mereka juga memasang foto pernikahan. Sesekali mereka saling tabrakan dan tertawa.
Cut flashback to masa kini:
EKT. AYUNAN - PAGI
Kiana bermain ayunan sambil baca buku dan memegang kalung pemberian orang tuanya yang ia kenakan dan tersenyum. Tiba-tiba dikagetkan oleh Ayahnya dari belakang. Ayah menutup mata Kiana dari belakang.
AYAH
Selamat ulang tahun Kiana, anakku sayang.
Ayah membuka tangannya, Kiana berbalik menoleh ke Ayah. Mereka saling berpelukan
KIANA
Ih Ayah, bikin kaget aja.
Ayah melihat ke arah buku yang Kiana pegang dan sadar kalau Kiana membaca buku pemberian Ibunya. Ayah memeluk kiana dari belakang.
AYAH
Kiana, putriku kamu sekarang sudah tau bahwa kamu bukan anak yang terlahir dari rahim Mama.
Ayah setengah terduduk berhadapan dengan Kiana.
AYAH (CONT’D)
Tapi, Ayah tau kamu sekuat Mama. Mama berjuang menerima keadaan bahwa dirinya berbeda dari wanita pada umumnya. Sampai ia berhasil menemukan dirinya sendiri yang spesial. Dulu Mama pernah bilang sama Ayah.
cut to:
MAMA (O.S)
Tidak ada yang salah kalau memang aku enggak sempurna, memangnya kenapa? Semua berhak punya keluarga, toh kalau tidak bisa hamil dan melahirkan, masih banyak kok anak-anak yang memang butuh sosok orang tua, tidak harus lahir dari rahim sendiri. Banyak juga orang-orang yang bisa hamil dan melahirkan justru malah menelantarkan anak-anaknya. Mungkin Allah menciptakan aku tidak bisa hamil dan melahirkan tapi bisa mengurus anak-anak yang butuh sosok orang tua.
AYAH
Dan memang betul Mamamu luar biasa hebat. Bahkan disaat dia memiliki kekurangan dia masih bsa memikirkan orang-orang di sekitarnya. Dia mendirikan yayasan anak yatim yang membutuhkan sosok orang tua (mata berkaca-kaca). Walaupun tidak mudah tapi dia berhasil Kiana (tersenyum). Ayah berharap kamu bisa belajar dan mencontoh Mamamu yang hebat. Meskipun dia sudah tidak ada tapi Ayah yakin semangatnya ada di dalam diri kamu, Kiana.
Ayah menunjuk ke arah Kiana, lalu mereka berdua berpelukan.
Cut off flashback to:
EKT. HALAMAN RUMAH BARU - SIANG
Dita sedang menyapu halaman, para tetangga lewat di halaman rumahnya.
DITA
Pagi, Bu (tersenyum).
TETANGGA
Pagi, (muka judes) baru ya?
DITA
Iya, Bu (tersenyum).
TETANGGA
Oh, pengantin baru ya? Nikah dari kapan?
DITA
Iya, Bu (tersenyum). Udah hampir setahun Bu
TETANGGA
Ohh
Tetangga hanya menatap sinis lalu pergi meninggalkan Dita. Dita bingung.
EKT. JALANAN RUMAH BARU - MALAM
Sepulang pengajian Dita berjalan bersama ibu-ibu komplek lainnya.
TETANGGA
Kalo Dita gimana disini betah gak?
Dita tersenyum
DITA
Betah-betah aja kok Bu (tersenyum).
TETANGGA
Harus dibetah-betahin ya soalnya kan pilihan sendiri (tertawa).
Dita tersenyum
TETANGGA
Tapi kamu tuh, jangan nunda-nunda loh kalo mau punya anak. Nanti kelamaan gak subur lagi gimana tuh? Iya kan Bu (menyenggol tetangga yang lain).
DITA
Enggak nunda kok Bu.
TETANGGA
Terus, kenapa belum punya anak juga?
DITA
Gapapa Bu, Cuma memang ditakdirkan engga bisa hamil aja Bu (tersenyum).
Ibu-ibu terdiam dan saling bertatapan satu sama lain.
DITA
Bu, maaf saya duluan ya Bu, suami saya udah nungguin di rumah. Mari Bu, Assalamualaikum.
Dita berjalan cepat menjauhi rombongan ibu-ibu. Ibu-ibu saling melemparkan pandangan satu sama lain.
INT RUANG PRAKTEK GIGI - SIANG
Saat Dita membuka praktik dokter gigi di halaman rumah. Satu pasien yang juga tetangga Dita datang.
DITA
Halo siang Bu, silakan duduk Bu, ada keluhan apa Bu?
PASIEN
Ini, gigi saya sakit Bu Dita.
DITA
Oh, baik. sudah dari kapan Bu giginya sakit?
PASIEN
Sejak dua hari yang lalu kayanya Bu Dok.
DITA
Baik, saya periksa dulu ya, boleh duduk di sana ya Bu.
Dita menunjuk ke tempat duduk periksa gigi, mempersilakan pasien duduk disana.
DITA (CONT’D)
Coba buka mulutnya, saya periksa ya Bu.
Dita mengarahkan alatnya ke dalam mulut pasien sambil memperhatikan giginya.
DITA
Oh..ini ada yang bolong Bu, saya tambal ya Bu.
PASIEN
Eh itu sakit enggak ya Bu Dokter?
DITA
Enggak kok Bu, cuma ngilu aja sedikit.
PASIEN
Kalau besok aja boleh gak Bu? Nanti saya balik lagi, sekarang cuma mau tau aja gigi saya kenapa.
DITA
Oh iya, boleh Bu.
Sambil merapikan kembali peralatannya.
DITA (CONT’D)
Saya kasih resep obat dulu aja ya Bu, biar nggak terlalu sakit giginya.
PASIEN
Iya, makasih ya Bu Dokter (beat). Ohiya Bu, kata tetangga yang lain ibu mandul ya? Eh maaf ya Bu saya cuma nanya aja nih.
Seketika Dita berhenti menulis. Ia menarik napas kencang.
PASIEN (CONT’D)
Saya enggak maksud apa-apa Bu, soalnya saya mau kasih tau aja kan bisa program bayi tabung Bu, harganya soh lumayan mahal Bu tapi kan engga papa ya Bu demi punya anak,, Lagian Bu..
Dita memotong pembicaraan Tetangga.
DITA
Ini ya Bu resepnya, bisa di tebus di apotek mana saja. Kalau sudah tidak ada keluhan lain boleh meninggalkan ruangan, terima kasih.
Dita berdiri dn mempersilakan Tetangga untuk keluar ruang praktek. Tetangga pun terdiam dan berjalan meninggalkan Dita keluar dari ruangan praktek.
INT. RUANG MAKAN - MALAM
Andri duduk di meja makan menunggu Dita menata makanan di meja makan.
DITA
Aku masak sayur asem kesukaan kamu loh.
Dita menaruh wadah berisi sayur asem ke atas meja.
ANDRI
Wah..mantap banget.
Andri mendekat melihat isi meja makan dengan mata yang berbinar-binar.
ANDRI
Gak salah pilih istri deh aku.
Andri tersenyum melihat ke arah Dita.
DITA
Bisa aja, gombal mulu enggabosen apa? Udah yuk kita makan.
Dita memberikan piring ke Andri dan menuangkan nasi ke piring Andri.
DITA
Tadi ya, ada ibu-ibu siang-siang, tetangga sini kayanya, datang ke tempat praktek aku berobat.
Dita menuangkan lauk ke piring Andri.
ANDRI
Wah..bagus dong berarti klinik kamu udah mulai ada yang tau. Terus dia kenapa ekluhannya? Gigi bolong?
Andri menatap Dita.
DITA
Iya, keluhannya si Ibu gigi bolong, tapi pas mau ditambal bilangnya besok aja datang lagi.
ANDRI
Loh, kok gitu?
DITA
Enggak tau, mungkin masih takut kali.
ANDRI
Terus, kamu biarin aja si Ibunya pergi?
DITA
Iya, mau gimana lagi. Cuma aku kasih obat dulu. Tapi yang bikin keselnya bukan masalah itu.
ANDRI
Kenapa dia? enggak bayar? Yaudah ikhlasin aja. Lagian kan kamu emang buka praktek bukan mau cari uang.
DITA
Bukan itu masalahnya, dia ngomentarin kita enggak punya anak. Dia suruh kita program bayi tabung aja.
Andri berhenti makan dan melihat ke arah Dita.
DITA
Aku sih enggak marah ya cuma kesel aja gitu kenapa bisa mudah banget ngomong gitu. Kan bisa ngomongnya pas lagi enggak praktek.
ANDRI
mungkin niat si ibu baik, cuma mau ingetin kita kalo punya anak tuh jangan ditunda.
DITA
Aku juga ngerti kok, tapi aku kan ga bisa punya anak (beat). Dia gak tau aja perjuangan aku dulu cek san-sini. Udahlah, enggak usah bahas itu, capek sendiri aku.
ANDRI
Iya iya, maaf ya atau mau pindah ke Jakarta lagi?
DITA
Enggak usah, aku aja yang lagi sensitif kali ya. Padahal haid juga enggak pernah, tapi masa PMS (beat). Yang, kalo aku bikin yayasan sekarang aja gimana? Dulu kan cita-cita aku punya yayasan anak, aku juga sering liat anak-anak kecil disini yang masih dagang, jualan bantu orang tuanya. Nanti kita ajarin mereka beberapa keterampilan, biar gedenya mereka bisa punya keterampilan lain yang bantu mereka di masa depan.
ANDRI
Boleh, tapi kamu yakin sekarang? Enggak kecepetan? Kita kan baru-baru aja pindah loh, belum kenal banyak tetangga.
DITA
Gapapa Yang, kita coba aja dulu. Lagian aku kesepian sendirian di rumah kalo ada anak-anak kesini kan jadi rame.
Andri mengangguk-anguk dan tersenyum.
Cut to masa kini:
EKT. DI AYUNAN YAYASAN - SORE
Ayah dan Kiana duduk di ayunan sambil memakan eskrim. Kiana meneteskan air mata karena kangen dengan sosok Mama yang telah tiada.
AYAH
Sejak saat itu, Mama mendirikan yayasan untuk anak yatim atau anakanak yang kurang mampu di depan rumah kita dan banyak tetangga yang menitipkan anaknya ke kami untuk sekadar diajarkan membaca, menulis, berhitung, hingga tidak sedikit juga yang menitipkan anaknya untuk disekolahkan disini karena mereka tidak sanggup membayar biaya sekolah.
Cut to flashback:
INT. RUMAH BARU - MALAM
Dita dan Andri didatangi sepasang suami istri dengan pakaian lusuh yang ingin menitipkan anak yang masih dalam kandungan.
AYAH (O.S)
Tak lama kemudian, kami dititipkan seorang malaikat kecil oleh seorang ibu yang mengandung kamu saat usia delapan bulan di kandungannya. Mereka menitipkanmu karena takut tidak bisa membesarkanmu dengan baik, maka ayah dan ibu kandungmu menitipkan ke Mama dan Ayah.
Kedua orang tua kandung Kiana duduk di sofa bertamu ke rumah Andri dan Dita
ORANG TUA KANDUNG KIANA
Maaf ya Pak, Bu kedatangan kami malam-malam begini sebenarnya ingin menitipkan anak kami kepada bapak dan Ibu. Kami malu, kalau datang di siang hari Pak Bu.
Dita dan Andri saling bertatapan bingung.
ANDRI
Maksudnya gimana ya Pak, Bu?
Andri melihat ke arah kedua orang tua kandung Kiana.
ORANG TUA KANDUNG KIANA
Iya Pak, seperti yang bapak lihat, istri saya sedang hamil usia kandungan delapan bulan.
Semua melihat ke arah perut Si Ibu yang sedang hamil besar.
ORANG TUA KANDUNG KIANA(CONT’D)
Tapi..sepertinya kami gak bisa membesarkannya Pak, karena keadaan ekonomi kami yang serba kekurangan, buat makan aja kami masih bingung gimana nanti kalau dia sudah lahir Pak. Oleh karena itu, kami ingin anak kami dibesarkan oleh Bapak dan Ibu. Mohon maaf Pak Ibu, kami sebenarnya mendengar juga dari para tetangga disini b=kalau bapak sama ibu mandul. Tapi kami percaya sama Bapak dan Ibu. Kami yakin Ibu sma Bapak bisa mendidik anak kami dengan baik. Buktinya Bapak sama Ibu punya yayasan yang dipercaya banyak orang tua. Sebenarnya kami juga gak mau ngelakuin ini, tapi kami rasa ini yang terbaik buat anak kami (mengelus perut Ibu tamu yang hamil). Kami janji akan sering kesini menengok, semoga Bapak sama Ibu berkenan menjaga dan merawat anak kami seperti anak bapak dan ibu sendiri.
Dita dan Andri saling bertatapan ragu.
INT. RUMAH SAKIT -RUANG BERSALIN - MALAM (CONT’D)
Andri, Dita dan Suami Tamu menunggu di depan ruang bersalin rumah sakit. Dokter keluar ruang bersalin.
DOKTER
Alhamdulillah, persalinan berjalan lancar, semuanya sehat dan selamat. Bayinya bisa dilihat di ruang NICU ya.
Dita dan Andri saling menggenggam tangan dan terlihat bahagia. Andri juga merangkul Tamu yang nangis terharu bahagia. Mereka bertiga menatap bayi dari jendela.
ANDRI
Cantiknya, matanya indah banget ya.
Andri dengan muka terharu tersenyum ke arah Dita dan Tamu.
BAPAK KIANA
Iya (muka bahagia). Kita namain siapa ya?
Dita dan Andri saling menatap.
DITA
Kalau Kiana, bagaimana? artinya keberkahan.
Dita menoleh ke Bapak Kiana.
BAPAK KIANA
Boleh, bagus artinya (muka gembira).
ANDRI
Kalu ditambah Starla gimana? Karena matanya seperti bintang yang indah bersinar.
Dita dan Bapak Kiana mengangguk.
AYAH (O.S)
Rasanya senang sekali tapi setiap rasa senang itu juga diiringi rasa takut kehilanganmu yang begitu dalam meski kami tau bahwa, kalaupun suatu saat nanti, kamu diminta kembali oleh orang tua kandungmu kami akan selalu menerima dan ikhlas.
INT. RUMAH BARU - SORE - MONTAGE
BEGIN MONTAGE
- Dita dengan sendok di tangannya mengejar Kiana kecil yang aktif lari kesana dan kemari.
- Dita, Andri dan Kiana kecil bermain petak umpet di dalam rumah. Mereka bertiga tertawa bahagia.
- Kebahagian itu berjalan sampai sepuluh tahun kemudian, sampai akhirnya Dita harus meninggal dunia karena mengalami sakit jantung pengaruh dari kelainan MRKH saat sedang menyiapkan makanan di meja makan, Dita terjatuh, Kiana menghampiri sambil menangis, membangunkan Ibunya.
- Di pemakaman, Ayah menangis sambil memeluk Kiana yang juga menangis. Beberapa orang silih berganti berdatangan, termasuk sahabat-sahabat Dita yang juga datang sambil emnangis.
END MONTAGE
EKT. MAKAM MAMA - SORE
Ayah dan Kiana duduk di makam Mama.
AYAH
Kami datang, sayang.
Ayah mengelus makam mama.
KIANA
Kita kangen banget sama Mama. Mama kangen enggak sih sama kita?
Ayah mengelus rambut Kiana.
AYAH
Mama disana senang-senang ya, kami disini berusaha jalanin hidup dengan senang meski tanpa kamu. Sekarang Kiana sudah besar sebentar lagi dia masuk kuliah.
KIANA
Iya Ma, sekarang aku udah tau masuk jurusan apa berkat cerita Mama, aku pengen bisa sekeren Mama. Love you Ma.
Kiana tersenyum ke arah Ayah, Ayah membalas senyum Kiana. Mereka berdua berdoa, menaburkan bunga dan air diatas makam Mama serta memeluk makam Mama.
INT. GEDUNG - SORE
Satu tahun kemudian, kelulusan Kiana. Pengumuman siswa berprestasi oleh kepala sekolah.
KEPALA SEKOLAH
Siswa berprestasi bidang akademik yang berhasil masuk perguruan tinggi negeri jurusan IT jalur undangan diraih oleh (beat) Kiana Starla.
Para audiens memberikan tepuk tangan. Kiana berdiri beranjak berjalan ke arah podium. Kiana Berdiri di sebelah podium menunggu pengalungan
KEPALA SEKOLAH
Selanjutnya siswa berprestasi bidang olahraga, diraih oleh (beat) Bimo Prasetyo.
Bimo berdiri dan berjalan ke arah samping Kiana. Tersenyum ke arah Kiana. Kepala Sekolah masih membacakan penghargaan siswa berprestasi.
BIMO
Selamat ya Kiana (suara lirih dengan senyum).
KIANA
Makasih ya (tersenyum).
Cut flashback to:
EKT. JALANAN - SIANG
Bimo (siswa berprestasi yang ditaksir Kiana) sedang berjalan dan melihat Kiana dan merasa seperti kenal. lalu, bersembunyi di belakang pohon dan mengikuti Kiana tanpa ketahuan Kiana. Kiana sesekali melihat ke belakang merasa seperti ada yang mengikuti. Bimo langsung berpura-pura jalan ke arah berlawanan. Lalu Kiana sampai di Yayasan milik orang tuanya. Bimo memperhatikan dari jauh Kiana disambut oleh banyak anak-anak kecil dan mulai mengajar di Yayasan. Bimo tanpa tersadar tersenyum ke arah Kiana tanpa diketahui Kiana.
TAMAT