SEPARUH MAWAR
Terinspirasi dari Kisah Nyata.
Ditulis oleh:
Zahrafputri
Seorang perempuan yang memiliki kehidupan yang sempurna tetapi semuanya berubah saat dia tidak memiliki satu hal yang dimiliki semua wanita, yaitu rahim dan berjuang untuk melanjutkan hidupnya, cita-cita dan menemukan cinta sejatinya.
INT. DI KELAS — SIANG
Bel pulang sekolah berbunyi. Para siswa bersiap-siap untuk pulang. Kiana dan Cindy teman sebangkunya juga bersiap-siap pulang. Ia menutup buku dan memasukkannya ke dalam tas.
CINDY
Lu mau lanjut kampus mana Na? Kan sebentar lagi liburan pasti guru-guru udah nanyain lu mau kuliah dimana? kita udah mulai ditanya wali kelas.
KIANA(CONT’D)
(Memasukan buku ke tas) Belum tau nih.
Kiana dengan muka bingung sambil menatap temannya.
CINDY (CONT’D)
Kamu kan pinter gampang cari jurusan
Kiana diam, menunduk dan mengalihkan pandangan ke arah jendela dengan tangan memangku muka. Tiba-tiba di luar kelas, lewat seorang siswa laki-laki yang ganteng, tinggi yang terlihat dari jendela luar ada yang membuat Kiana terpana yang akhirnya memperhatikan siswa laki-laki itu. Cindy ikut memperhatikan siswa laki-laki itu.
CINDY (CONT’D)
Liat deh dia ganteng banget ya, pinter, jago olahraga, banyak yang suka tapi kenapa jomblo ya? Cocok tau sama Lu (sambil sedikit tertawa dan menyenggol siku Kiana). Lu kan pintar, cantik lagi, ya kan.
KIANA (CONT’D)
Apaan sih Cin. Kamu mah ngejodoh-jodhin orang aja kaya dia mau sama aku aja.
CINDY (CONT’D)
Kamu mah jangan insecure mulu atuh. Gimana kamu mau punya pacar kalo kaya gini terus.
KIANA (CONT’D)
Yeu siapa juga yang mau punya pacar, aku mah seneng-seneng aja sama hidup aku yang sekarang
Kiana tesenyum bahagia ke arah Cindy
CINDY (CONT’D)
Itu kan sekarang, kalo nanti gimana? kalo keterusan ga punya pacar sampe tua sampe jadi nenek-nenek gimana coba? Nyaho sia.
KIANA (CONT’D)
Ya gak gitu dong konsepnya udah ah pulang aja yuk pulang.
Kiana menengok ke arah Cindy sambil tersenyum.
Cut to
EXT. LORONG KELAS — SIANG
Kiana berjalan keluar kelas melewati Lorong-lorong kelas sambIl mengamati keadaan di sekitar Sekolah.
TALKING HEAD KIANA
KIANA
Namaku Kiana, aku kelas 2 SMA. Aku tinggal bersama Ayah dan mamaku. Namun, karena pekerjaan ayah yang mengharuskannya berpisah jauh dariku ayah sibuk dengan kerjanya jadi itulah sebabnya aku lebih dekat dengan ibu. Banyak yang bilang wajahku mirip seperti mama di masa muda tapi aku enggak tau, apakah mama mengalami hal yang sama denganku waktu muda?
Kiana duduk sambil melamun di kursi bawah pohon seberang lapangan basket Sekolah.
KIANA (V.O.)
Jangan-jangan benar ya kata Cindy, aku pintar tapi sering merasa engga percaya diri sama kemampuanku sendiri dan engga mudah bersosialiasi sama orang lain. Mungkin benar kata mereka, seperti banyak anak lainnya, aku memiliki rasa insecure yang tinggi.
Kiana tiba-tiba menghentikan langkahnya, terdiam sambil mengarah ke segerombolan anak-anak SMA yang asik mengobrol dengan Bimo. Kiana diam dan mematung memperhatikan dari jauh.
KIANA (V. O)
Ya, mungkin kata Cindy benar. Kami cocok saling melengkapi, aku pintar dia pintar tapi dia mempunyai banyak teman sedangkan aku (beat).
Cindy tiba-tiba datang menghampir dan mengagetkan Kiana.
CINDY (CONT’D)
Woy (menyenggol lengan Kiana). Napa lu diem aja bengong gitu, bahaya kesambet lu.
KIANA (CONT’D)
Ya ampun, kaget tau,
CINDY
Lagian bengong aja lu, napa si? Liatin anak - anak cowo ya? (melirik menggoda Kiana) yang mana yang lu suka? (sambil menengok ke arah anak-anak cowo) sini kasih tau gua nanti gua sampein.
Cindy berusaha lari ke arah gerombolan anak laki-laki namun Kiana segera menarik tangan Cindy.
KIANA (CONT’D)
Apaansih Cin, gak ada. Udah ah, yuk pulang (merangkul Cindy).
Kiana dan Cindy beranjak berjalan pergi ke luar gerbang sekolah.
CINDY (CONT’D)
Ah.. yang bener. Suka sama siapa sih?
Muka menggoda Kiana.
KIANA (CONT’D)
Iya ah, apaan sih.
Kiana dan Cindy tertawa kecil.
Cut to
Anak laki-laki itu menoleh dan memperhatikan Kiana dari kejauhan.
EXT. JALANAN DESA CIKUDA - TURUN ANGKOT - MAKAM — SORE
Kiana dan motornya memasuki daerah pemakaman. Ia menepikan motor lalu berjalan ke arah sebuah makam. Setelah sampai di sebuah makam seseorang, ia tertunduk, mengelus batu nisan, mencabut rumput kecil yang mengganggu makam itu. Lalu, ia menyandarkan dirinya di batu nisan sambil menangis, ia juga menyirami air dan menaburkan bunga.
KIANA
Aku rindu sekali (beat sambil menatap makam itu). Aku disini sendiri, temenku sedikit, bahkan cuma Cindy teman yang paling dekat. (beat) Aku bingung harus bagaimana. Banyak banget yang ingin aku ceritakan (beat).
Kiana meneteskan air mata.
KIANA (CONT’D)
aku janji bakal dateng kesini lagi lebih sering ya (mengelus makam). Aku selalu mendoakan kita semua, semoga kita bahagia meski di dunia yang berbeda.
Kiana memeluk batu nisan itu.
INT. RUMAH - RUANG KELUARGA - MALAM
Kiana membersihkan rumah dengan diiringi lagu lawas dari speaker. Ia menyapu, membereskan buku-buku yang tergeletak sembarangan. Tiba-tiba, saat sedang asik membersihkan lemari buku dari kayu tua di ruangan ia menemukan sebuah buku diary kuno. Ia memperhatikan buku itu dan mencoba membuka bukunya namun suara Handphone tiba-tiba berdering. Kiana menghampiri handphonenya
KIANA
Halo, nenek. Apa kabar?
NENEK (CONT’D)
Kiana, kamu apa kabar? nenek kangen banget.
KIANA (CONT’D)
Sehat nek, nenek gimana? Jangan lupa minum vitaminnya ya.
NENEK (CONT’D)
Alhamdulillah, iya nenek gaakan lupa minum obat yang kamu kasih. Kamu dirumah sama siapa?
KIANA (CONT’D)
Sendiri nek, seperti biasa, gak ada siapa-siapa.
NENEK (CONT’D)
Sini aja atuh temenin nenek, kamu kan sebentar lagi libur, bilang sama orang tua kamu suruh kesini.
KIANA (CONT’D)
Iya, besok Kiana kesana, kalo udah libur semester, sekalian mau liat-liat kampus nanti nenek temenin Kiana ya.
NENEK (CONT’D)
Iya, pasti nenek temenin. Yaudah, udah dulu ya nanti nenek telpon lagi. Hati-hati ya kamu jangan lupa kunci semua pintu, baca doa ya.
KIANA (CONT’D)
Iya Nek, siap dadah nenek.
Kiana langsung masuk ke kamar tanpa menghiraukan buku.
INT. RUMAH - KAMAR - PAGI
Kiana menyisir rambut di depan kaca kamar. Saat menyisir ia melihat surat di atas meja bertuliskan "Selamat Ulang Tahun, Kiana dari kami yang menyayangimu. Kiana tersenyum, membalikan sisi belakang suratnya dan membaca tulisan. "Sekarang kamu siap-siap ya kami tunggu di Yayasan."
EKT. DEPAN RUMAH - PAGI
Bunyi ketukan pagar rumah.
CINDY (CONT’D)
Kiana assalamualaikum (sedikit berteriak), Na, Assalamualaikum.
KIANA
Waalaikumsalam, iya tunggu sebentar.
Kiana bergegas keluar membukakan pagar
CINDY (CONT’D)
Yampun lama banget sih lu Na kaya siput aja. Udah berjamur nih gua nungguin lu dari tadi.
CINDY
Nah, iya maksud gue itu. Udah buruan gue mau masuk, panas nih, nanti kulit gue makin item, makin susah deh dapet cowok tampan.
KIANA
Iya maaf, yaudah yuk masuk.
INT. RUANG KELUARGA - RUMAH - PAGI
Kiana mengajak Cindy masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu.
CINDY (CONT’D)
Lagi ngapain sih lu Na?
KIANA (CONT’D)
Enggak lagi ngapa-ngapain sih, cuma mau lanjut beres-beres aja.
CINDY (CONT’D)
Ih lu gimana sih, kan hari ini lu ulang tahun. Kok belum siap-siap sih. Kan tiap tahun kita selalu rayain ultah lu di yayasan.
KIANA (CONT’D)
Iya-iya tau kok, ini baru mau siap-siap.
CINDY (CONT’D)
Yaudah, cus buruan gue gamau liat lu dekil di hari spesial lu.
Mendorong Kiana ke arah kamar.
KIANA (CONT’D)
Iya, siap - siap Bu.
EXT. LUAR YAYASAN(semi outdoor) - PAGI
Kiana dan Cindy berjalan memasuki bangunan semi outdoor yayasan yang tampak sepi.
CINDY (CONT’D)
Eh gue mau ke toilet dulu deh kebelet nih, lu masuk duluan deh.
Cindy berlari meninggalkan Kiana.
KIANA (CONT’D)
Eh Cin, tunggu dong..bareng Cin (beat).
Cut to:
INT. DI DALAM YAYASAN - PAGI (CONT’D)MONTAGE
- Kiana memperhatikan sekitar, berjalan memasuki ruangan tengah dan melihat tumpukan kado, dari teman, keluarga, dan orang tuanya. Kiana mendekati tumpukan kado dan mencari kado dari orang tuanya. Ia menemukan sebuah kotak kado berwarna jingga yang diatasnya bertuliskan kata: Dari kami yang menyayangimu - Ayah dan Mama. Ia berusaha membuka kado itu dan dilihatnya sebuah tulisan: Maafkan Ayah dan mama ya Nak, tidak bisa menemanimu di hari spesial ini.
- Ia mengambil kertas itu dan ditemukannya kalung dan buku diary hitam lusuh. Ia duduk, memperhatikan kalung itu dengan muka gembira. Lalu, mengangkat buku diary tersebut dan mencoba membukanya.
Cut to
- Tiba-tiba terdengar suara beramai-ramai menyanyikan lagu happy birthday.
- Kiana kaget sekaligus senang melihat banyak teman-temannya yang merayakan ulang tahunnya. Lalu, ada satu anak perempuan yang menghampirinya dengan memegang kue dan memberikan isyarat kepada Kiana untuk meniup kuenya. Kiana tersenyum, memejamkan mata, berdoa dan meniup lilin.
- INT. DI RUANG KELAS - SIANG
Kiana duduk sambil membuka bukunya. Ia melihat sepucuk surat di halaman pertama buku itu dan membacanya.
MAMA (O.S)
Hai Kiana apa kabar kamu Nak?
Mama kangen sekali sama kamu. Pasti sekarang kamu sudah besar ya, makin cantik. Maaf ya saying, Mama engga bisa hadir saat kamu ulang tahun, tapi Mama selalu berdoa supaya kamu sehat dan bahagia ya sayang.
Kiana mengangguk pelan dan tersenyum lebar dengan mata berkaca-kaca.
MAMA (O.S CONT’D)
Mama ingin memberikanmu buku ini di saat usia kamu sudah 16 tahun. Usia dimana kamu udah cukup dewasa untuk memahami isi buku ini. Buku ini adalah buku catatan harian Mama yang sangat spesial, Mama ingin kamu membacanya untuk jadi teman yang menemanimu setiap saat meskipun Mama enggak tau apakah cerita yang mama bagikan ini sesuai dengan yang kamu jalani saat ini atau (beat) perasaan yang kamu alami.
INT. RUANG KELAS - SIANG
Tiba-tiba Cindy datang menggebrak meja yang membuat Kiana kaget.
CINDY
Dor.
KIANA (CONT’D)
(muka kesal)Ya ampun kaget tau aku. Kamu nih ada-ada aja.
Cindy Mendekati Kiana sambil tertawa.
CINDY (CONT’D)
Iya maaf deh, lagian kamu ngapain sih? serius banget gitu baca suratnya. Emangnya dari siapa sih cowok baru kamu ya? Kok enggak cerita sih sama aku.
Cindy berusaha ikut membaca surat Kiana. Kiana menutup suratnya.
KIANA (CONT’D)
Apaan sih kamu Cin. Surat ini bukan dari cowo tau, dari orang yang sangat special (beat) ibuku.
Cindy tersenyum ke arah Kiana.
CINDY (CONT’D)
Oalah kirain dari cowok yang kamu suka. Yaudah lanjutin deh bacanya. Eh tapi mending kamu baca itu nanti aja deh di rumah, soalnya sekarang ada si ganteng lagi main basket loh, nonton yuk.
KIANA (CONT’D)
Si ganteng siapa? (muka bingung)
CINDY (CONT’D)
Ah, masa kamu gak tau sih. itu loh yang namanya Bimo, anak kelas 12 IPS 1 yang ganteng banget. Masa kamu enggak inget sih dia kan yang kemarin lewat kelas kita, yang cocok sama kamu itu loh. Ayo!
Cindy beranjak dari kursi dan menarik tangan Kiana.
CINDY (CONT’D)
Yaudah kalo kamu ga mau, aku nonton dulu ya.
Cindy menuju keluar kelas, meninggalkan Kiana sendirian di dalam kelas.
cut to:
EKT. LAPANGAN BASKET DEPAN KELAS - SIANG
Sekelompok anak cowok main basket. Cindy keluar kelas meninggalkan Kiana dan bergabung dengan teman-teman lainnya di pinggir lapangan basket berteriak menyemangati para pemain basket.
INT. RUANG KELAS - SIANG (CONT’D)
Kiana yang berada sendiri di kelas memandang ke arah jendela kelas. Lalu beranjak mendekat ke arah jendela kelas mencari Bimo. Kiana tersenyum memperhatikan Bimo yang sedang main basket sambil sesekali ikut berteriak saat shoot bola dari Bimo tidak masuk.
KIANA (CONT’D)
Yah, aduh kenapa ga masuk sih bolanya (muka penuh emosi). Ayo dong bisa.
Intercut to:
EKT. LAPANGAN BASKET - SIANG (CONT’D)
Bimo melirik ke arah sekitar, merasa ada yang memperhatikannya, lalu memandang ke arah Kiana.
Intercut to:
- INT. RUANG KELAS - SIANG (CONT’D)
Kiana langsung membalikan badan dan bersembunyi di balik tembok dengan raut wajah senang.
- INT. TERMINAL BIS - MALAM
Kiana menaiki bis malam tujuan Jakarta.
KERNET BIS
Ayo Naik Neng, jangan bengong doang, dah malem nih, nanti kesurupan lho neng. Sambil memberi gestur tangan supaya Kiana cepat naik bus.
Cut to:
Kiana duduk di bangku kedua dari depan. Kernet bis meminta ongkos ke starla
KERNET BIS (CONT’D)
Neng,malem-malem gini naik bus habis kencan sama cowoknya ya? Yah parah cowoknya, gak nganterin pulang si neng. Cantik cantik disuruh pulang naik bis
Kernet bis menepuk bahu Kiana dengan segepok uang di tangan. Kiana mengeluarkan selembar uang sepuluh rmama buat ongkos naik bus malam ini, tanpa menjawab pertanyaan si kernet.
Cut to:
Kernet bis langsung mengambil ongkos Kiana.
KERNET BIS (CONT’D)
Makasih neng cantik. (mengedipkan mata)lalu pergi.
Cut to:
Kiana memasang muka jijik. Kiana duduk, mengeluarkan buku pemberiannya ibunya dan mulai membacanya.
KIANA (O.S)
Selamat ulang tahun ya sayang, di umur kamu saat ini mungkin kamu lagi galau yaa? Ayo benar ga tebakan ibu?
Kiana berkaca-kaca dengan ketawa kecil.
KIANA (CONT’D)
Ah engga juga ah Ma, (tersenyum).
MAMA (O.S)
Ohiya Kiana, apa Ayah kamu masih suka tidur pake sepatu? (ketawa kecil) Aneh ya ayahmu itu.
Kiana mengangguk.
MAMA (O.S)
Kiana, mama ingin bercerita tentang sesuatu yang belum pernah mama sampaikan ke kamu,(beat) Semoga sekarang kamu bisa mengerti bagaimana perjalanan hidup Mama sebelum bertemu denganmu, malaikat kecilku.
Kiana mengangguk perlahan, mengelus perlahan buku dengan mata berkaca-kaca.
Cut to flashback: