Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
ALFRED
Ikuti saja.
Elisa segera pergi ke kamarnya di lantai dua.
ALFRED
Gos, taruh si Bima dekat si Jenny dan Angel, ikat mereka bertiga.
Tonggos mengangguk, lalu mulai menarik tubuh Bima yang masih pingsan.
ALFRED
Dan Lu Tompel, pake jaket atau baju lu buat nutupin wajah Roy. Gua gak suka wajah orang mati.
TOMPEL
Ini jaket favorit saya.
ALFRED
Lakuin.
Tompel menggunakan jaketnya untuk menutup wajah mayat Roy.
Alfred duduk di meja makan, menuangkan wine lalu meminumnya.
Elisa duduk di dekat Alfred.
ELISA
Kita bakal bunuh mereka. Ngapain lu peduliin mereka?
ALFRED
Semua orang bakal mati, bukan berarti kita gak bisa hormat satu sama lain.
ELISA
Mereka gak akan peduli sama hormat lu kalo tau bakal lu bunuh.
ALFRED
Saya lakuin apa yang saya bisa.
BIMA
(sadar)
Ada apa ini?
Bima dengan tangan terikat melihat Angel yang mulai menangis.
BIMA
(ke Tompel)
WOI BOTAK! DUEL LU SAMA GUE! SINI DUEL SAMA GUE!
Tompel hendak maju namun Alfred MENAIKAN tangannya.
ALFRED
Jangan. Mereka harus hidup sampai Kita nemuin Nita.
TOMPEL
Saya gak akan sampai bunuh dia.
ALFRED
No.
Tompel Mundur. Bima terus memprovokasi Tompel.
BIMA
WOI! BOTAK! AYO DUEL! BOTAK!!
EXT. HUTAN - SORE - HUJAN - BEBERAPA SAAT LALU
Kita melihat NITA (P/22) sedang MENANGIS sambil memeluk lututnya.
NITA
Rian...
Nita memikirkan apa yang baru saja terjadi. Lalu ia bangun dan berjalan sampai tiba di jalan setapak. Nita terdiam sesaat, sampai akhirnya ia memutuskan untuk mencari teman-temannya ketimbang pergi keluar hutan.
EXT. DEPAN VILLA - SORE - HUJAN
Nita melihat sebuah Villa. Di depan pintunya ada Roy, Lora dan Verita sedang mengobrol dengan Alfred, sosok yang telah membunuh kekasihnya. Nita ingin membalas dendam. Ia mengintip ke jendela dan menemukan teman-temannya di dalam Villa itu.
Nita kembali ke hutan untuk menyusun rencana.
EXT. HUTAN - SORE - HUJAN
Nita mengambil ranting pohon lalu MERUNCINGKAN ujungnya menggunakan pisau. Ia pun mengambil batu berukuran sedang.
INT. VILLA - SORE - HUJAN
Alfred dan Elisa sedang duduk di pinggir meja makan. Tompel memindahkan mayat Nico ke sudut ruangan, bersebelahan dengan Roy. Tonggos mengawasi Bima, Angel dan Jenny yang tangan dan kakinya terikat di sofa depan TV.
BIMA
Aku lega kamu gak apa-apa.
ANGEL
Semua ini bakal jadi trauma buat aku nantinya.
Bima mengenggam tangan Angel. Jenny melihat dengan tatapan sedih.
BIMA
Kamu gak lewatin semua ini sendirian, ada aku juga.
Jenny BERDEHEM.
JENNY
Aku juga...
BIMA
Ya, kita lewatin semua bertiga.
ANGEL
Tapi, Nico...
BIMA
Gak ada yang bisa kita lakuin. Nico udah mati.
JENNY
(bicara pelan)
Tapi Bim... aku jadi cemas. Kita udah liat mereka bunuh Nico... apa itu artinya... kita jadi ancaman buat mereka?
BIMA
(bicara pelan)
Iya... aku juga berpikiran sama... tapi, kenapa mereka masih biarin kita hidup? Apa yang mereka tunggu?
ANGEL
(bicara pelan)
...mungkin... Nita?
BIMA
(bicara pelan)
Nita?
ANGEL
(bicara pelan)
Ya, tadi om Alfred nanya tentang Nita... dia tanya secara spesifik, apa Nita peduli sama kita.
BIMA
(bicara pelan)
...bisa jadi itu alasan mereka membiarkan kita tetap hidup. Mungkin Nita sama Rian udah liat sesuatu yang harusnya gak mereka lihat...
JENNY
(bicara pelan)
Jadi kita harus gimana...? aku gak mau mati...
BIMA
(bicara pelan)
Tenang... kalau ada kesempatan aku bakal lawan mereka... asal aku gak keiket...
JENNY
(bicara pelan)
Tapi mereka ada tiga...
ANGEL
(bicara pelan)
Empat, sama tante Elisa... kayanya kita kejebak ditengah rencana jahat tante Elisa...
BIMA
(bicara pelan)
Ya, mungkin ada hubungan sama suaminya yang belum pulang...
ANGEL
(bicara pelan)
Apa menurut kamu, suaminya...
BIMA
(bicara pelan)
Ya, dan mungkin pelakunya mereka (melihat ke arah Alfred)
JENNY
(bicara pelan)
Kamu punya rencana Bim?
BIMA
...aku ada satu rencana...
ANGEL
Apa?
Tiba-tiba TERDENGAR suara pecahan kaca. Ada seseorang yang melempari jendela dengan batu dari luar sana. Tonggos mendekati lubang pecahan di jendela, dan saat ia mendekat... sebelah matanya DITUSUK oleh sebuah ranting tajam. Darah bercucuran.
Pelakunya adalah Nita, dia langsung lari. Alfred dan Tompel berusaha mengejar keluar.
ALFRED
LU DIEM (ke Tompel). BIAR GUE YANG URUS DIA!!
Dengan membawa senapan laras panjangnya, Alfred pergi ke luar Villa.
EXT. HUTAN - SORE - HUJAN
Alfred MENEMBAK Nita namun MELESET. Ia mengejar, berhenti lalu MENEMBAK lagi dan MELESET. Nita berlari dengan cepat, ia tak terlihat karena rimbunan semak dan pohon. Alfred terus MENEMBAK namun MELESET. Sampai di peluru terakhir dan Nita berada sangat jauh, TEMBAKANNYA kena. Nita tumbang.
INT. VILLA - SORE - HUJAN
Tompel menutup mata Tonggos dengan perban. Tonggos meringis kesakitan. Bima dan Angel saling lihat, berpikir mungkin ini kesempatan untuk beraksi. Bima dan Angel saling memunggungi, berusaha melepas ikatan satu sama lain namun mereka kesulitan.
Tompel menyadari itu, ia langsung menodongkan pistol kepada Bima.
TOMPEL
Mau apa lu?
BIMA
...apa lu pernah juara?
TOMPEL
Apa?
BIMA
Lu bilang lu ikut MMA, apa lu pernah juara?
TOMPEL
Bukan urusan lu.
BIMA
Jadi gak pernah?
TOMPEL
Bukan urusan lu.
BIMA
Ya udah gue kira sih. Orang kayak lu gak mungkin pernah menang kalo berantem.
Tompel MEMUKUL wajah Bima.
ANGEL
BIMA!
JENNY (DUAL DIALOGUE)
BIMA!
TOMPEL
Orang mati gak usah banyak bacot. Asal lu tau, setelah bos gue bunuh temen sialan lu yang kabur tadi, lu semua yang ada di sini bakal ilang. Mati.
Bima tertawa.
BIMA
Duel ma gue.
TOMPEL
Gak.
BIMA
Takut lu?
Tompel mendengus. Ia pergi dari sana.
BIMA
BOTAK PENGECUT!
Tompel kesal.
BIMA
PENGECUT! BOTAK TOMPEL PENGECUT! HAHAHA!
Tompel memukuli Bima berulang kali. Angel dan Jenny berusaha melindungi Bima dengan tubuh mereka. Jenny terkena pukulan.
ELISA
Tompel! Lu mau pukul perempuan?
Tompel berhenti.
ELISA
Lagian kenapa lu gak terima tantangan dia secara gentle?
TOMPEL
Ngapain...
ELISA
Takut?
Tompel kesal, ia pun membuka bajunya. Terlihat sebuah tompel di dadanya. Bima TERTAWA.
BIMA
Jadi itu alasannya lu dipanggil tompel?
TOMPEL
Gak usah banyak bacot, sini lu.
BIMA
Lu mau lawan gue yang tangannya keiket?
Tompel melihat ke arah Elisa. Elisa berjalan dan membuka tali yang mengikat tangan Bima. Bima bangkit. Angel dan Jenny khawatir.
ANGEL
Bim, jangan...
BIMA
Tenang aja. Aku pasti menang.
JENNY
Bim, aku-
BIMA
Kenapa Jen?
JENNY
Aku--enggak...
BIMA
Kalian berdua tenang aja. Aku gak akan mati.
Tompel dan Bima pun berkelahi. Melakukan gerakan aksi profesional.
Bima terpojok. Tompel berada di atas tubuhnya yang sudah terbaring di lantai lalu tanpa ampun meninju wajah Bima sampai ia MATI.
ANGEL
UDAH! UDAH!
JENNY
BIMAAA!!
Angel dan Jenny, dengan tangan dan kaki yang terikat menggeser tubuhnya ke jasad Bima. Menangis.
ANGEL
BI-
JENNY
BIMA AKU SAYANG KAMU! AKU SAYANG KAMU BIM!
Angel kaget.
ANGEL
Jenny...
JENNY
BIMA!! BIMA!!
Jenny MENANGIS HISTERIS.
Elisa datang dan mengelus punggung Jenny.
ELISA
Ssh... ssh... (ke Tompel) kamu udah gila?!
Tompel yang juga terluka tak menjawab, dengan tubuh lelah dia duduk dekat Tonggos yang sedang menahan nyeri dari sebelah matanya.