Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Romantika
Suka
Favorit
Bagikan
7. 7

Cut to:

 

39. INT – KAFE – SORE                                 

Romantika masuk ke dalam kafe. Ia segera menghampiri meja tempat teman-temannya duduk.

WARTAWAN 2

Kemana semalam nggak muncul, Rom?

WARTAWAN 1

Di lapangan juga nggak ketemu.

ROMANTIKA

Lagi mengerjakan liputan besar.

WARTAWAN 1 2

Restoran lagi? (bersamaan)

ROMANTIKA

Kali ini sedikit beda. Pokoknya kalian tunggu tanggal mainnya.

WARTAWAN 2

Kok jadi misterius gini sekarang kau, Rom?

ROMANTIKA

Kalau aku misterius aku nggak akan nongol hari ini ketemu kalian.

WARTAWAN 1

Kau masih wartawan OborPanas.com kan?

Romantika memandang mereka dengan senyum nakal.

WARTAWAN 1

Jangan bilang kau udah nggak di OborPanas.com lagi?

ROMANTIKA

Aku sekarang wartawan lepas.

WARTAWAN 2

Nah, bener ternyata dia udah nggak di OborPanas.com

ROMANTIKA

Pokoknya kalian tunggu aja, deh. Nanti semua bakal terang benderang.

Layar menampilkan adegan Romantika menulis di kafe maupun di rumah. Suara musik pop mengalun sebagai latar. Kamera menyorot punggung Romantika. perlahan-lahan bergeser menyusuri dinding-dinding kamarnya yang berisi tempelan artikel yang ia tulis, majalah dan karakter Tintin dalam gambar berukuran A4.

Cut to:

 

40. INT – LIFT – SIANG

Romantika berada di dalam lift sebuah kantor majalah terkenal di kota, Majalah Waktu. Romantika keluar dari lift dan menuju ruang redaksi majalah Waktu. Di sana ia bersitatap dengan wartawan elit yang sering ia temui di kafe. Si wartawan elit berhenti melihatnya.

WARTAWAN ELIT

Salah kantor, Rom. OborPanas.com nggak disini.

ROMANTIKA

Hehehe. Udah pindah kantor kok, mas.

Si wartawan elit menatapnya dengan kening berkerut. Romantika terus berjalan meninggalkan si wartawan elit yang masih memandang dengan kening berkerut.

Cut to:

 

41. INT – RUANG REDAKSI WAKTU – SIANG

Romantika masuk ke dalam ruang redaksi. Di dalamnya ada beberapa wartawan yang sibuk mengetik tak menghiraukan Romantika. Romantika masuk ke sebuah ruang pemimpin redaksi Majalah Waktu. Romantika mengulurkan tangan kepada pemimpin redaksi Waktu.

ROMANTIKA

Romantika, mas.

PEMIMPIN REDAKSI WAKTU

Oya, ya. Silakan duduk, Romantika. Gimana apa yang kami bantu?

ROMANTIKA

Saya mau menawarkan naskah untuk diterbitkan di Majalah Waktu, mas.

PEMIMPIN REDAKSI WAKTU

Tentang apa?

ROMANTIKA

Saya bawa kok, mas, print naskahnya. Ini.

Pemimpin redaksi Waktu menerima naskah yang diulurkan oleh Romantika. pemimpin redaksi Waktu memasang kacamata yang tadi hanya bergantung di dadanya.

PEMIMPIN REDAKSI WAKTU

Wah, lumayan panjang, ya. Hmmm. Saya mungkin belum bisa putuskan saat ini juga. Karena saya perlu berdiskusi dengan dewan redaksi majalah Waktu lainnya.

ROMANTIKA

Oya, nggak apa-apa, mas. Silakan. Berapa lama, ya mas kira-kira keputusannya?

 

PEMIMPIN REDAKSI WAKTU

Kurang lebih dalam satu mingguan ini, ya. Kalau cepat biasanya kurang dari tiga hari. Kamu boleh tinggalkan nomor telepon kamu.

Romantika mencatat nomor teleponnya di selembar kertas.

ROMANTIKA

Itu juga termasuk nomor WhatsApp.

PEMIMPIN REDAKSI WAKTU

Jadi, kamu ini memang wartawan lepas sebelumnya.

Romantika terdiam sejenak, mendengar pertanyaan ini. wajahnya tampak ragu-ragu untuk menjawab.

ROMANTIKA

Saya sebelumnya bekerja di media online, mas.

PEMIMPIN REDAKSI WAKTU

Media apa?

ROMANTIKA

OborPanas.com

PEMIMPIN REDAKSI WAKTU

OborPanas.com (kening berkerut) oya, yang memberitakan soal restoran Maknyusss ya. Jadi kamu yang menulis berita itu.

ROMANTIKA

Bener, mas.

PEMIMPIN REDAKSI WAKTU

Saya dengar isunya saja, tapi belum baca berita yang kamu tulis. Oke, Romantika. Saya harus bertemu dengan duta besar Zimbabwe sebentar lagi. Jadi, dengan terpaksa harus kita sudahi pertemuan kita ini.

ROMANTIKA

Nggak apa-apa, mas. Terima kasih banyak sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya.

PEMIMPIN REDAKSI WAKTU

Oh, belum, belum. Saya tadi hanya melihat sekilas saja. Nanti akan saya baca lebih lanjut saat bersama dewan redaksi Majalah Waktu.

Pemimpin redaksi Waktu menjabat tangan Romantika. romantika keluar dari ruang itu dengan wajah sumringah.

Cut to:

 

42. INT – KAFE- SIANG

Satu minggu kemudian.

Romantika duduk bersama teman-temannya. Suasana bermacam-macam. Ada yang sedang mengetik. Ada yang sedang berbincang khusyuk. Ada yang sedang menyantap makanan dan minum kopi. Romantika sedang melamun.

WARTAWAN 2

Jadi mana kejutan yang kau janjikan, Rom?

ROMANTIKA

Sabar, dong. namanya juga kejutan.

Tak lama kemudian, handphone Romantika bergetar. Sebuah nomor telepon tak dikenal.

TELEPON (OS)

Apa benar saya bicara dengan saudari Romantika

ROMANTIKA

Saya sendiri.

TELEPON (OS)

Saya Dewi sekretaris redaksi Majalah Waktu. Anda diminta untuk datang ke kantor pukul 14.00.

ROMANTIKA

Kalau boleh tahu apakah naskah saya diterima mbak Dewi.

TELEPON

Saya hanya diminta untuk menyampaikan pesan saja. Soal memuatnya bisa langsung nanti diketahui saat saudari kemari. Oke, terima kasih. Salam.

WARTAWAN 2

Dari siapa?

ROMANTIKA

Majalah Waktu

WARTAWAN 2

Majalah Waktu? Kau bekerja disana?

ROMANTIKA

Rahasia, dong.

WARTAWAN 2

Nggak asyik, ah.

Romantika bangkit dari kursi dan mengambil tas ranselnya.

WARTAWAN 2

Mau kemana, Rom?

ROMANTIKA

Ada perlu di kantor Majalah Waktu

WARTAWAN 1

Ah, Romantika makin nggak asyik, ah. Rom, kau kerja di majalah Waktu sekarang, ya. Kereeeeeen banget(dengan keras)

ROMANTIK

Taek (tertawa)

Suara itu membuat wartawan lainnya memandang pada Romantika saat sedang melangkah keluar.

Cut to:

 

43. INT – REDAKSI WAKTU - SORE

Di ruang redaksi duduk sekitar tujuh orang di meja berbentuk bundar. Romantika tampak santai masuk ke dalam ruangan itu. mereka yang awalnya sedang bicara, begitu Romantika masuk ke dalam langsung mengunci mulut masing-masing.

PEMIMPIN REDAKSI WAKTU

Silakan duduk, Romantika. Kami sudah membaca dengan seksama naskah yang kamu kirimkan satu minggu yang lalu. Dan keputusan kami adalah, naskah kamu akan diterbitkan di Majalah Waktu edisi minggu ini.

ROMANTIKA

Beneran, mas, eh, pak (terlonjak girang). Maaf, saya senang banget soalnya.

PEMIMPIN REDAKSI WAKTU

Dan ada lagi.

Romantika yang masih dalam euphoria kesenangan dibikin tegang kembali.

PEMIMPIN REDAKSI WAKTU

Kamu kami minta bekerja di Majalah Waktu.

ROMANTIKA

Beneran, ini mas. (terlonjak kegirangan)

PEMIMPIN REDAKSI WAKTU

Ini betul-betul. Ini bukan bohong-bohong.

Romantika langsung spontan seketika menyalami satu demi satu orang yang ada di ruangan itu. Dewan redaksi Majalah Waktu tertawa melihat tingkah Romantika.

Cut to:

 

44. EXT – LAPAK BUKU – SIANG

Di cover utama Majalah Waktu tertera gambar sebuah restoran dengan judul berita “ TIDAK ADA TIKUS DI RESTORAN”. Majalah ini tak lama kemudian langsung diburu oleh pembaca yang penasaran. Kamera menyorot majalah-majalah yang diambil oleh tangan-tangan di lapak buku atau toko buku yang memajang Majalah Waktu.

Televisi tak lupa menampilkan kasus habisnya majalah Waktu di pasaran. Dugaan mereka, majalah Waktu diborong oleh pihak Tanoto yang tak ingin kebusukannya diketahui oleh publik. Minat yang besar terhadap masalah ini, kemudian diimbangi dengan kemunculan fotokopian majalah Waktu yang beredar di lapar buku dan toko buku pinggir jalan.

Romantika muncul di salah satu tayangan televisi. Kali ini kemunculannya karena artikel yang ia tulis di majalah Waktu yang membongkar kebusukan Tanoto dan Badam.

Narasi oleh pembaca berita.

“Restoran Maknyusss yang sempat diisukan memakai daging tikus sebagai bahan baku makanannya ternyata tak terbukti kebenarannya. Hal ini terungkap lewat tulisan invetigasi yang dilakukan oleh Romantika, wartawan majalah Waktu. Isu daging tikus itu hanya dimainkan oleh Tanoto dan Badam untuk merusak reputasi restorn Maknyusss yang tersohor itu.  

Kemudian pernyataan Romantika.

“Saya mengakui kesalahan saya di tulisan yang saya tulis sebelumnya. Bahwa restoran Maknyusss memang tak pernah mengolah daging tikus sebagai bahan makanan mereka. Badan dan Tanoto lah orang yang bertanggung jawab merekayasa peristiwa ini”  

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar