Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Romantika
Suka
Favorit
Bagikan
4. 4

Cut to:

13. INT - SEBUAH KAFE - SIANG

Dua hari kemudian. Artikel yang ditulis Romantika soal tikus di restoran itu viral. Adegan kembali saat Romantika berada di dalam sebuah kafe langganannya. Disana ia memperhatikan beberapa orang yang sedang membicarakan berita yang ia tulis soal restoran itu. orang-orang di dalam kafe bereaksi terhadap berita yang ia tulis. Ada yang tertegun dan muntah setelah membayangkan yang ia makan kemarin adalah daging tikus.

WARTAWAN 2

Gimana rasanya?

ROMANTIKA

Pertanyaanmu kayak wartawan di tv-tv itu, tahu.

WARTAWAN 2

Lho, kok bisa?

WARTAWAN 1

Yang suka bertanya gimana perasaannya saat keluarga korban sedang tertimpa kemalangan.

ROMANTIKA

Tepat sekali. Dor.

Romantika mengarahkan telunjuknya kearah wartawan 1. Seperti orang menembak. Wartawan 1 berpura-pura terkapar dengan leher terkulai di pundak. Mereka bertiga tertawa bersama-sama.

Cut to:

14. INT - KAMAR TIDUR - MALAM

Romantika sedang membaca sebuah novel “Pada Sebuah Kapal” sambil berbaring di kasur ketika teleponnya bergetar. Begitu melihat yang menelopon Badam, ia kembali melanjutkan membaca novel. Setelah panggilan yang 75 kali, akhirnya Romantika mengangkat telepon itu.

BADAM (O.S)

Ais, kemana saja kau. Susah kali dihubungi.

ROMANTIKA

Lagi sibuk baca novel

BADAM (O.S)

Untung aja hari ini aku lagi senang. Baca novel nggak akan dapat apa-apa. Mendingan kau dengarkan aku, kau sudah dengar belum

ROMANTIKA

Apa yang mau aku dengar kalau abang nggak cerita

Romantika menaruh novel yang sedang ia baca. Ia mendengarkan Badam yang bercerita dengan bersemangat diselingi tertawa.

Kamera close-up ke Badam.

BADAM

Pintar kau rupanya. Begini,pokoknya kau harus bikin lagi berita tentang restoran itu. Aku justru senang website berita ini down sesaat, artinya banyak pembaca yang mengakses berita yang kau tulis itu. Ini kesempatan baik untuk kita, untuk media kita. Kau tulis lagi yang seperti itu. Apa…ais, tenanglah kalau soal bantuan, aku, Badam, siap membantu kau. Kau kan wartawan aku, tentu aku siap pasang badan. Pokoknya jalan terus saja kau.

ROMANTIKA

Siap, abangku. Jangan panggil Romantika bila aku gampang menyerah.

BADAM

Hahaha. Inilah yang aku suka dari kau, punya semangat dan tak mau menyerah. Oya, besok siang kau ke kantor, ya. Kau ambil bonus.

ROMANTIKA

Asyiiik

Percakapan telepon itu mati.

 

Romantika mengambil handphone segera meluncur ke media sosial. Ia mau melihat respon masyarakat terhadap berita yang ia tulis. Romantika begitu bahagia, berita yang ia tulis viral dan dibicarakan orang-orang. Ia membuka sebuah video pendek dari satu stasiun televisi swasta yang mengunggahnya di media sosial, berisi potongan pernyataan Tanoto menanggapi restoran yang bermasalah. Video itu dimulai oleh narrator yang membacakan narasinya tentang restoran terkenal yang sudah mencekik dirinya sendiri saat ketahuan memakai daging tikus sebagai bahan makanannya.

Di dalam layar, tertulis Tanoto seorang pengusaha kuliner.

TANOTO

Sangat memalukan sekali, ya. Sebagai sesama pengusaha kuliner saya merasa tertohok dengan kasus ini, ya. Restoran yang punya nama, ya, ternyata selama ini berbohong dengan memakai daging tikus sebagai bahan baku. Salut untuk Romantika, wartawan yang sudah membuka persoalan ini ke publik, ya. Jadi banyak orang tahu, ya. Semoga bisa jadi pelajaran kita bersama, ya. 

Pernyataan Tanoto itu membuat Romantika hampir tersedak ketika namanya disebut. Ia belum pernah mengenal orang ini, baru pertama melihatnya di layar televisi. Senyum di wajahnya mengembang.

Cut to:

15. INT – KAFE - PAGI

Romantika sedang duduk bersama teman-teman wartawannya. Romantika jadi pembicaraan wartawan karena habis membuat artikel yang viral soal restoran yang pakai daging tikus. suasana kafe sedang ramai. Beberapa kelompok wartawan yang duduk di masing-masing meja, memandang dengan beragam ekspresi ke Romantika. Romantika mencari-cari temannya. Ia melambaikan tangan begitu melihat satu temannya sudah nongkrong disana.

WARTAWAN 2

Ini dia akhirnya nongol. Ada yang cari kau.

ROMANTIKA

Siapa?

WARTAWAN 2

Wartawan televisi. jam sepuluh nanti mereka kesini.

ROMANTIKA

Mau ngapain?

WARTAWAN 2

Katanya mau tanya gimana perasaan kau setelah menulis berita restoran

ROMANTIKA

Taek.

Mereka berdua tertawa.

WARTAWAN 2

Eh, Rom, sejak kau tulis berita restoran itu. Mereka makin memandang tak senang pada kau.

Romantika sempat menoleh ke arah yang dimaksud oleh temannya.

ROMANTIKA

Aku menulis mereka akan tetap memandang. Aku tak menulis mereka pun akan tetap memandang. Tak ada bedanya. Lagi pula, kau tahu kan, mereka tak pernah menganggap apa yang aku tulis benar-benar berguna selain selalu mengejek sebagai sensasi. Sensasi.

WARTAWAN 2

Kau tahu kadang-kadang aku membayangkan bagaimana kalau aku yang berada di posisi kau sekarang. Menulis berita dan ditanggapi orang ramai.

ROMANTIKA

Aku berpikir kalau suatu saat nanti, dan saatnya sudah tiba, bahwa aku akan menulis berita yang berdampak secara luas.

Romantika melirik ke jam dinding di kafe tersebut. Pukul sepuluh lewat.

WARTAWAN 2

Nah, itu mereka datang.

 Cut to:

 

16. EXT – DEPAN KAFE- SIANG

Romantika baru selesai memberikan wawancara kepada wartawan televisi.

Seorang laki-laki dengan wajah serius mendatangi Romantika. Ia mengatakan Romantika hanya bisa membuat sensasi. Terjadi perdebatan diantara mereka. Romantika membela diri. Lelaki itu bekerja di media terkenal. Telepon Romantika bergetar. Ia mengangkat telepon itu. Itu telepon dari Badam.

Cut to:

 

17. EXT - JALANAN KOTA - SIANG

Romantika mengendarai sepeda motornya menuju kantor redaksi OborPanas.com. Romantika berhenti di pinggir jalan, tempat bensin eceran. Tak jauh dari lokasi bensin eceran, duduk dua orang berusia 30-an sedang membicarakan artikel restoran yang ditulis Romantika. Seorang perempuan 45 tahun, pemilik warung ikut nimbrung.

PEMUDA 1

Aku udah nggak percaya lagi sama berita

PEMUDA 2

Berita apa?

Laki-laki 1 menyodorkan teleponnya, menunjukkan sebuah artikel di media online yang tadi ia baca.

PEMUDA 2

Oh, restoran itu. Saya lewat kemarin sepi banget nggak kayak biasanya, jadi kasihan. Kenapa kamu nggak percaya?

PEMUDA 1

Karena kita nggak tahu mana yang benar mana yang bohong sekarang ini. Kebohongan bisa jadi benar sekarang ini.

PEMUDA 2

Ah, kamu. Hoaks dan enggak kan bisa kita bedakan, lah.

PEMUDA 1

Tapi tetap aja aku udah hilang kepercayaan sama media.

PEMUDA 2

Kenapa bisa omong gitu?

PEMUDA 1

Aku pernah jadi wartawan online 3 bulan. Setiap hari redakturku selalu menekankan kecepatan dan sensasi. Bila berita yang aku tulis terlalu datar ia akan memoles dengan kalimat-kalimat genit. Lebih hebatnya lagi dia memintaku mengarang berita.

PEMUDA 2

Maksudnya?

PEMUDA 1

Dia minta aku bikin berita tanpa aku pernah wawancara orang. kutipannya hasil imajinasi. Orangnya nggak pernah ngomong.

PEMUDA 2

Kan nggak semua media kayak tempat media kamu kerja.

PEREMPUAN 45

Alah, kayak kalian pernah makan disana aja.

PEMUDA 1

Makanya kami senang makan disini, bude. Enak, terus bisa ngutang lagi. Masukin bon ya bude.

PEREMPUAN 45

Huuu…semprul.

 

Romantika menghidupkan mesin motornya dan berlalu.

Cut to:

 

18. INT - KANTOR OBORPANAS.COM - SIANG

Badam sedang duduk di kursi putarnya, kedua kakinya diatas meja, ia sedang bicara dengan seseorang di telepon. Begitu kepala Romantika nongol di sebalik pintu, Badam menghentikan percakapan teleponnya.

BADAM

Ah, ini dia bintang kita. Masuklah, macam paling pula kau.

ROMANTIKA

Cocok untuk menggondol uang abang yang banyak itu.

BADAM

Duduk duduk Rom. Liputan kau kemarin betul-betul bawa untung besar. Aku kan sudah pernah bilang sama kau, kau itu wartawan hebat, media kita ini juga hebat, ha ha ha

ROMANTIKA

Makasih, bang. Berkat abang juga.

BADAM

Alah, cukup. Ini bonus yang aku janjikan semalam.

ROMANTIKA

Wooo, makasih bang.

BADAM

Kondisi restoran sekarang gimana?

ROMANTIKA

Sepi bang. Tapi…

BADAM

Itu akibat dari berbisnis dengan kotor. Oya, Minggu malam kau kosong, kan.

ROMANTIKA

Yakin sekali abang.

BADAM

Alah, kau kan tak punya cowok. Minggu malam aku jemput, kita pergi ke restoran makan enak.

ROMANTIKA

Restoran…? Aku nggak mau dituduh merusak rumah tangga orang lain bang.

BADAM

Ah, kau ini. ada banyak restoran di kota ini. akan aku kenalkan kau sama Tanoto.

ROMANTIKA

Siapa bang?

BADAM

Dia pengusaha. Dia mitra kita karena pasang iklan di media kita. Bonus itu hasil uang iklan dari dia lah.

Romantika bersiap keluar ruangan.

BADAM

Ingat, Minggu malam aku jemput. Jam tujuh kau harus sudah siap.

ROMANTIKA

Pokoknya beres.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar