Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Cut to:
19. INT - DAPUR RESTORAN - MALAM
Enam orang sedang meriung dapur. Mereka bicara soal artikel yang viral itu. Bandempo lebih banyak menyimak teman-temannya bicara. Ia nampak gelisah dan sedang memikirkan sesuatu.
KOKI
Pengunjung makin hari semakin sepi
HELPER
Ini pasti gara-gara berita sialan itu. orang-orang jadi pada takut buat makan disini, kan.
KOKI
Tapi aku masih nggak habis pikir darimana bisa datang tikus-tikus ini.
HELPER
tak pernah terjadi sebelumnya.
KOKI
Seorang koki tanpa memasak itu benar-benar bukan seorang koki
Di luar restoran terdengar bunyi mobil parkir. Mereka segera membubarkan perkumpulan ketika Deny masuk ke dalam restoran. Sebelum bubar seorang helper berbisik ke Bandempo.
HELPER KITCHEN
Kau mau kerja apa kalau restoran ini tutup?
BANDEMPO
Restoran ini tak akan tutup.
HELPER KITCHEN
Kadang aku juga kepengen seperti kau, punya kepercayaan diri yang tinggi. Tapi orang berkeluarga seperti aku harus selalu menyiapkan rencana
Cut to:
20. INT - RESTORAN TANOTO – MALAM
Di dalam restoran, kursi penuh terisi. Orang-orang menikmati makanan dan suara musik live yang mengalun pelan. Seorang perempuan sedang bernyanyi di panggung. Badam dan Romantika langsung menuju meja yang sudah disediakan untuk mereka. Disana ada Tanoto, pemilik restoran, bersama rekan-rekannya menikmati minuman. Saat melihat Badam dan Romantika, Tanoto melipir pergi menuju kursi yang memang ia sediakan untuk Badam dan Romantika. Tanoto tampak sangat puas dan bahagia malam itu. Wajahnya terus menerus memancarkan senyum ke Romantika.
TANOTO
Kamu pasti Romantika
ROMANTIKA
Nggak salah lagi, pak.
TANOTO
Silakan duduk.
Tanoto memanggil pelayan ke meja tempat ia duduk. Ia meminta Badam dan Romantika memilih makanan dan minuman yang ingin mereka pilih. Tanoto tak henti-henti memuji Romantika yang sudah berhasil membuat berita yang bagus.
Cut to:
21. EXT - RUMAH - MALAM
Bandempo berbaring di kamar tidurnya. Kamar dengan luas 3 X 3 meter persegi, penuh asap rokok. Beberapa tumpukan buku bertumpuk di tepi tempat tidur. Kebanyakan buku kuliner. Judul-judul yang bisa terbaca seperti: Teknik memasak, pintar-pintar memasak, memasak pintar-pintar, teknik memotong. Close up sebuah handphone yang dipegang Bandempo. Bandempo membaca berita di handphone dan menelusuri alamat sebuah media. Saat ia sedang mencari alamat itu, Bandempo melihat sebuah video pendek yang diunggah ke media sosial. Bandempo kenal dengan perempuan yang bicara di dalam video itu. itu Romantika saat sedang diwawancarai oleh satu televisi swasta tentang berita restoran yang ia tulis. Disitu tertulis nama dan profesi Romantika.
Di layar handphone Bandempo, terdengar suara Romantika mengatakan pernyataan.
ROMANTIKA
“Saya senang apa yang saya tulis ternyata bisa berguna dan dibaca oleh banyak orang…”
Di video tersebut juga menampakkan aktivitas tempat biasa Romantika sering kumpul bersama teman-teman wartawan. Bandempo melihat nama kafe itu.
Cut to:
22. EXT - MARKAS POLISI - PAGI
Romantika sedang berada di kantor polisi. Ada kejadian pembunuhan perempuan hamil dua minggu yang dibakar oleh pasangannya. Pelakunya, seorang laki-laki kurus, ditahan oleh pihak kepolisian.
Cut to:
23. INT - DAPUR RESTORAN - SIANG
Beberapa pekerja restoran sedang duduk melamun. Di dalam restoran, sepi dan alat-alat memasak dingin tak tersentuh. Meja-meja kosong tak ada yang mengisi. Bandempo masuk ke dalam restoran dengan langkah cepat. Mereka tak bereaksi saat Bandempo datang. Bandempo langsung menuju ke kotak brankas tempat ia menyimpan baju koki miliknya dan memakainya. Bandempo diam beberapa saat. Bandempo masih tetap berkeyakinan bahwa ia akan memasak hari ini. Bandempo diam menunggu beberapa waktu. Bosan menunggu, Bandempo kemudian berjalan kembali ke brankas miliknya menukar baju koki dengan baju kaos miliknya. Kemudian ia berjalan keluar. Siang ini Bandempo minta izin masuk sore karena ia ingin bertemu dengan Romantika.
BANDEMPO
Aku keluar sampai sore, kalau nanti pak Deny datang tolong sampaikan. Nanti pasti ada yang datang kemari. Percayalah.
KOKI
Mengangguk.
Mau kemana Ban?
BANDEMPO
Nak bikin restoran ini ramai lagi.
KOKI
(Berteriak)
Ke dukun? Kalau iya aku punya kenalan kok. Nggak perlu pusing-pusing mencari.
Bandempo sudah berada diatas sepeda motornya.
BANDEMPO
tak usah lagi, yang ini lebih hebat.
Cut to:
24. EXT - JALANAN - SIANG
Bandempo beberapa kali kesasar dengan bertanya jalan kepada warga setempat, yang tak mengetahui ada kantor media di tempat mereka tinggal, untuk mencari alamat kantor media OborPanas.com. satu jam kemudian Bandempo berhasil menemukan sebuah rumah dengan bantuan GPS. Kantor redaksi siang itu tampak sepi. Kantor itu seperti rumah, bukannya sebuah kantor usaha. Tak ada plang papan nama usaha yang terpacak diluar. Agak tak yakin Bandempo mengetuk pintu kantor. Seorang laki-laki tampak seperti baru bangun tidur keluar.
LELAKI
Ada perlu apa?
BANDEMPO
Saya nak ketemu dengan Romantika.
LELAKI
Dia nggak ada disini.
BANDEMPO
Ini kantor OborPanas.com, tak?
LELAKI
Heeh.
Si lelaki menjawab dengan menggaruk pisak celana kolornya.
BANDEMPO
jam berapa dia akan balek kemari.
LELAKI
Dia nggak akan kesini kecuali saat gajian.
Belum sempat Bandempo ingin mengucap terima kasih, si lelaki mengantuk sudah masuk ke dalam rumah.
Cut to:
25. EXT - JALANAN - SIANG
Romantika memberi tahu teman-temannya di grup WhatsApp untuk berkumpul di kafe karena ia akan mentraktir mereka. Sehabis dari kantor polisi, Romantika lalu menuju ke kafe tempat ia biasa nongkrong.
Cut to:
26. EXT – JALANAN – SIANG
Bandempo berada diatas motornya menuju kafe yang ia lihat di tayangan televisi kemarin. Di jalan, Bandempo melewati sebuah restoran yang terlihat ramai sekali. itu restoran milik Tanoto.
Cut to:
27. INT – KAFE – SORE
Romantika dan teman-temannya sedang berkumpul di satu meja. Mereka sedang mengobrol sambil tertawa. Mereka sedang bermain tebak-tebakan. Tak lama kemudian, Bandempo masuk ke dalam kafe itu. matanya menyelidiki setiap meja. Bandempo berjalan mendekati meja Romantika yang memunggunginya. Temannya yang terpana melihat Bandempo, meremas tangan Romantika. Romantika menoleh kebelakang. Tepat di posisi Bandempo berdiri.
BANDEMPO
Saya ingin bicara dengan Romantika
Temannya dibikin salah tingkah dengan kehadiran Bandempo.
Romantika segera mengiyakan. Ia kemudian berjalan mengikuti Bandempo yang mencari meja kosong di sudut kafe.
WARTAWAN 1
Kau pedekate diem-diem, awas aja.
ROMANTIKA
Pedekate dari hongkong.
Bandempo dan Romantika duduk berhadap hadapan.
BANDEMPO
Saya Bandempo, koki restoran Maknyusss. Saya menemuimu bukan karena mengagumimu, jadi kau tak perlu senang dulu. Aku mencarimu karena kau menulis berita yang tak betul.
ROMANTIKA
Kau tak perlu mengagumi siapa pun yang tak ingin kau kagumi. Soal berita, semua sudah dikatakan dalam artikel itu.
BANDEMPO
Kau bilang hal yang tak betul. Itu yang kau katakan.
Pelayan datang membawa buku menu. Romantika memesan latte tanpa melihat buku menu.
BANDEMPO
Aku sedang tak haus.
ROMANTIKA
Kau harus pesan.
BANDEMPO
Aku cuma sekejap disini.
ROMANTIKA
Tambah air mineral satu mbak.
Pelayan pergi dari hadapan mereka.
BANDEMPO
Kau sudah membuat berita tidak benar tentang restoran Maknyusss. Tak pernah ada daging tikus yang kami oleh di sana. Aku seorang koki, pekerjaanku selalu berhubungan dengan dapur. Sejak aku masuk kesana, hingga saat ini, tak pernah ada pernah membuat olahan daging tikus, bahkan melihat tikus berkeliaran pun belum.
ROMANTIKA
Aku nggak merasa menulis berita yang tidak benar, ya. Aku menulis berita seperti yang aku lihat.
Romantika kemudian menceritakan bagaimana ia bisa menulis seperti itu.
Layar menampilkan adegan Romantika datang ke restoran Maknyusss, saat memarkir sepeda motornya ia melihat pekerja restoran sedang memasukkan tikus-tikus yang sudah mati ke dalam kantong plastik hitam. Saat itu Romantika, mendengar komentar seorang pekerja kepada temannya. “Katanya ada orang-orang yang suka makan daging tikus. mereka memakannya seperti kau makan daging ayam.” Temannya membalas, “mungkin kau bisa mencoba nanti setelah kita selesai menangkap tikus-tikus ini. saat Romantika masuk ke dalam mewawancarai Deny, ia melihat pekerja restoran mengejar tikus-tikus. melihat adegan itu, Romantika memotret gambar seorang pekerja yang berlari mengejar-ngejar tikus itu.
ROMANTIKA
Jadi apa aku menulis berita bohong?
BANDEMPO
Kau harus menulis kembali bahwa kau keliru menulis berita kemarin. Bahwa tidak ada tikus di restoran Maknyusss
ROMANTIKA
Ahaaaa, jadi kau mendikteku untuk menulis berita. Aku harus menulis kepada pembaca bahwa apa yang aku lihat di restoran kemarin nggak benar dan tak pernah terjadi. Begitu yang kau mau?
BANDEMPO
Aku memintamu. Kau bahkan tak tahu bagaimana kami harus menghalau tikus-tikus yang ramai berdatangan ke restoran.
ROMANTIKA
Karena kalian memeliharanya untuk dikonsumsi.
BANDEMPO
Orang macam kau kenapa bisa jadi wartawan.
ROMANTIKA
Apa maksudmu?
BANDEMPO
Untuk seorang wartawan, kau terlalu dangkal dan mudah menghakimi. Bagaimana kalau yang kau lihat tak mencerminkan apa yang sebenarnya terjadi?
ROMANTIKA
Tahu apa kau soal kewartawanan?
BANDEMPO
Yang aku tahu kau sudah ceroboh menulis berita yang tak betul. Itulah kebenarannya. Berita yang kau tulis justru membuat sengsara orang-orang biasa yang harus bekerja untuk hidup. Kalau begitu untuk apa kau jadi wartawan? Untuk muncul di televisi. Asal kau tahu, saat aku bekerja di restoran Maknyusss aku tinggal selangkah lagi untuk mengejar keinginanku jadi seorang koki seleb. Ini jalannya. Aku tak mungkin menyia-nyiakan kesempatan ini. Lalu kau datang ke restoran melihat kami menghalau tikus-tikus lalu menuduh kami memakai daging tikus. Kau bahkan tak pantas jadi wartawan.
Bandempo kemudian berjalan keluar dari kafe. Ia meninggalkan Romantika begitu saja, dengan menahan kesal dan marah karena sudah diserang seperti itu.
ROMANTIKA
AHHHHHHH, brengsek.
Romantika berjalan kembali ke meja tempat teman-temannya berada. Ia mengatakan tak apa-apa saat temannya bertanya ada apa.
WARTAWAN 1
Kenapa, Rom? Dia siapa?
ROMANTIKA
Koki yang kerja di restoran Maknyusss
WARTAWAN 1
Kau baik-baik, aja.
ROMANTIKA
Oke, kok.
Tapi sebenarnya Romantika memikirkan kata-kata Bandempo, ia bisa tertawa sedangkan pekerja restoran itu terancam kehilangan pekerjaan. Romantika berencana besok akan membicarakan ini kepada Badam.
Cut to:
28. INT - KANTOR OBORPANAS.COM - SIANG
Di ruang redaksi, terlihat Badam bersandar pada kursi putarnya dengan kedua kakinya berselonjor diatas meja. Tangannya memegang handphone. Badam sedang bicara dengan Tanoto. Mereka membicarakan persoalan tikus, restoran Maknyusss, imbalan uang dan memanfaatkan Romantika.
BADAM
Jadi macam mana, bos. Kita perlu keluarkan lagi jurus-jurus lainnya biar langsung mati sekalian.
TANOTO (OS)
Ha ha ha. Nafsu membunuh lo gede juga, Dam, ya. Jangan buru-buru, kita nikmati saja restoran itu mati pelan-pelan. Gua kok bisa-bisanya baru sekarang ya kenal sama orang kayak lo orang
BADAM
Suratan takdir, bos.
TANOTO
Romantika gimana, dia nggak tahu kan?
BADAM
Aman, bos. Kalau cuma persoalan Romantika, gampang.
Badam menjentikkan jempol ke kelingking tangan kanannya.
BADAM
Dia itu terlalu naïf, memang punya semangat yang besar, tapi naïf.
TANOTO
Lo beruntung bisa pelihara orang kayak gitu.
BADAM
Ha ha ha. Cuma dijadikan bini aja yang belum dicoba, bos.
TANOTO
Boleh lo coba, Dam. Ha ha ha. Bonus bentar lagi gua transfer, ya.
BADAM
Kamsia, banyak-banyak, bos. Siap.
Begitu Badam selesai bicara lewat telepon dengan Tanoto, Romantika masuk ke ruangan. Romantika mendengar semua yang dibicarakan Badam, karena Romantika menguping di pintu masuk. Badam tampak terkejut tapi berusaha menahan. Untuk menghilangkan kikuknya Badam mempersilakan Romantika duduk.
BADAM
Tumben kau datang tiba-tiba, Rom? Macam mana? Duduklah.
Dengan tetap terlihat tenang, Romantika tetap berdiri. Ia tidak segera duduk, Romantika menaruh tas ranselnya diatas meja Badam, lalu duduk dengan kaki bersilang diatas meja. Tangan Romantika mengetuk-ngetuk permukaan meja dengan kuku jarinya.
ROMANTIKA
Aku baru tahu, kenapa punya jabatan itu enak sekali. bisa memanfaatkan orang-orang seperti aku terlihat seperti badut.
Romantika diam sebentar, memperhatikan Badam. Badam dengan canggung melihat aksi Romantika.
ROMANTIKA
Bisa memanfaatkan kenaifan wartawan. Bisa telponan dengan pengusaha yang punya banyak uang. Bisa kongkalikong menyerang orang lain. Enak, Badam. Enak sekali.
BADAM
Apa maksud kau Rom?
ROMANTIKA
Jangan berlagak idiot Badam. Aku tahu yang kau pikirkan.
BADAM
Romantika, Romantika. berhubung kau sudah tahu, tak perlu lah lagi aku sembunyikan dari kau. Romantika kau memang menyedihkan.
Badam berhenti sejenak.
BADAM.
Kau memang menyedihkan, Romantika. dari awal aku hanya memanfaatkan kau untuk kepentingan diriku sendiri. Apakah salah? Kesalahanmu adalah kau membantuku untuk memanfaatkan dirimu.
ROMANTIKA
Kau memang anjing Badam. Aku keluar dari sini.
Romantika mengambil tasnya dan berjalan ke pintu keluar.
ROMANTIKA
Satu hal yang harus kau tahu Badam. Ternyata kau begitu bodoh sekali.
Romantika berlalu dengan sepeda motornya.