Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Saat bel pulang kuliah berbunyi David langsung pulang dengan motornya hari ini ada kegiatan rohis jadi Hamdan tidak ikut pulang bersama begitu sampat di rumahnya dia kaget melihat ruang tengah yang berantakan ada makananan serta buah-buahan di sana ternyata pelakunya adalah Mamahnya sendiri berserta dua pembantunya yang sedang membuat jus buah.
Hari ini mengingat hari ke dua setelah berpindah rumah, Mamahnya David berserta keluarga Nathantion berniat untuk melakukan silarahmi dengan para tetangga barunya dengan memberikan sebuah bingkisan dan minuman jus buah yang sedang dibuatnya kini.
"Kok Mamah gak bilang-bilang David sih kalau mau berkunjung ke rumah tetangga?" protes David dengan memasang wajah betenya.
Anggelia Nathania adalah Mamahnya David yang berasal dari Eropa, dia adalah Mamah yang sangat baik, ramah dan begitu perhatian kepada anak-anaknya dan karena David anak bungsu di keluarganya dialah anak yang paling di sayang olehnya.
Ya David memiliki dua kakak yang pertama laki-laki yang sudah menikah dan tinggal di America sedangkan kakak satunya perempuan yang sedang menyelesaikan pendidikannya di universitas oxford di Inggris, ya jujur saja David sendiri sebenarnya ingin kuliah di Eropa namun karena Papahnya pindah rumah di Jakarta membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa.
Anggelia bangun menyambut anak bungsunya yang baru pulang kuliah, "Bagaimana dengan kuliahmu? apakah kamu merasa nyaman belajar di sana?"
"Belum Mah David belum merasa nyaman kuliah di sana," sahut David sembari menggelengkan kepalanya wajahnya nampak nelangsa begitu mengatakan tentang perasaannya kuliah di Jakarta.
Jawaban David membuat Anggelia takut jika anaknya itu akan minta pindah kuliah kembali ke Eropa, "Sayang kamu pasti betah kok kuliah di sini Mamahnya aja senang punya tetangga yang baik, Ibu-ibu di sini ramah sekali dengan Mamah," ungkap Anggelia.
"Mah, jangan mudah percaya dengan orang yang baru dikenal! sikap baik mereka itu kan dari luar saja kita gak tahu apakah mereka senang dengan kita tinggal di sini atau tidak kita gak tahu itu kan," celetuk David dengan bola mata yang diputarkan ke arah lain.
Anggelia membenarkan apa yang telah diucapkan oleh anaknya itu, "Iya Mamah tahu makanya Mamah mau memberikan ini untuk tetangga baru kita agar mereka tidak merasa canggung atau mengira kita orang yang sombong dengan mereka lagi pula ini tuh Mamah lakukan untuk bersilaturahmi saja."
"Ya sudah terserah Mamah deh, David tidak ikut ya Mah soalnya David mau pergi ada acara perkumpulan bersama teman-teman," ujar David menolak jika Mamahnya mengajak dirinya untuk bertemu dengan tetangga barunya itu.
"Kamu harus ikut sayang! nanti Papahnya juga ikut kok pokoknya gak ada penolakan karena memang Mamah ingin menyapa tetangga barunya dan ingin lebih dekat dengan mereka." Anggelia berseru menekankan agar David ikut serta dalam acara silaturahmi.
David berlalu menuju kamarnya mengabaikan perkataan Mamahnya itu hari ini dia merasa lelah butuh istirahat dan hiburan untuk bisa membangkitkan kembali semangatnya, dunia perkuliyah tidaklah seenak dulu saat dia masih duduk di bangku SMA apalagi dia masih butuh beradaptasi dengan teman barunya hal itu membuatnya lelah.
Kamar David berada di lantai dua dia sendiri yang memintanya agar jika berisik tidak terdengar oleh ke dua orangtuanya dan dia juga bisa menikmati alam semesta dari atas sana, kaca yang lebar seperti dinding itu menampilkan view gedung-gedung yang menjualang tinggi.
"Apa motif manusia membangun gedung yang semuanya terbangun dari kaca? apakah mereka tidak memikirkan bahayanya bangunan yang mereka buat itu," desis David sembari berdecak pinggang.
Pandangannya tertuju pada jalanan yang begitu ramai sesaat pikirannya pun kembali sibuk dengan rencana Mamahnya itu tentang kunjungan atau silaturahmi dengan para tetangga, duduk santai sembari menikmati udara alam menjadi kebiasaan barunya setelah pindah di rumah ini.
Suara mobil masuk ke dalam pakarangan rumah ini terdengar tidak asing di telinga David ya itu adalah mobil milik Papahnya yang baru saja sampai, setelah beristirahat sejenak dia pun bangkit untuk membersihkan diri.
Nathan Samuel adalah Papahnya David yang berasal dari negara America, Papah yang selalu sibuk dengan bisnisnya, seorang yang tegas dan bijaksana memiliki wajah yang gagah sehingga parasnya itu turun ke anaknya yang tidak jauh berbeda darinya.
Nathan datang bersama supir pribadinya yang selalu mengikutinya dari belakang, tangannya membawa tas kerja milik bosnya itu begitu Nathan memperintahkannya dia pun langsung kembali ke tempat kerjanya.
"Hay sayang tumben cepet pulangnya," seru Anggelia yang langsung menyambut suaminya itu dengan senyumannya.
Nathan berlalu untuk duduk di bangku ruang utama, "Papah sengaja pulang duluan katanya kamu mau mengadakan kunjungan ke rumah tetangga baru kita."
"Ah iya Pah aku sudah menyediakan bingkisan dan jus buah untuk para tetangga aku dengar dari Bu Wilda katanya mereka sedang melaksanakan puasa syaban jadi aku sengaja membuat menu untuk mereka berbuka puasa," jelas Anggelia dengan tersenyum ramah.
Mendengar penjelasan istrinya Nathan hanya mengangguk saja dia selalu menuruti apa yang istrinya lakukan asalkan bisa membuatnya nyaman tinggal di Indonesia, semuanya sudah diatur oleh istrinya dia hanya tinggal mengikutinya saja.
"Okey, ya sudah aku mau mandi dulu ya hemm David apakah cowok itu sudah pulang?" Ketika hendak mau pergi Nathan teringat akan anak cowoknya itu yang sudah mulai kuliah di sini.
"Sudah dia ada di kamar biar aku panggil ketika semuanya sudah siap," ujar Anggelia wajahnya tidak pernah lepas dari raut kebahagiaan.
Nathan pun berlalu ke kamarnya setelah mendengar bahwa anak sudah pulang ke rumah setelah semuanya sudah selesai Anggelia menyuruh dua pembantunya itu untuk memasukannya ke dalam plastik dengan rapih sedangkan dia pergi untuk berganti pakaian karena bagaimana pun dia harus berpakaian sopan saat berkunjung ke rumah tetangganya.
Sore ini Anggelia sudah siap dengan memakai dress selutut yang nampak begitu elegan dengan rambut yang dia gerai begitu pun dengan suaminya yang memakai kemejanya.
"Bi, tolong panggilkan David suruh segera turun!" pinta Nathan sembari melayangkan tangannya menujuk ke arah kamar David yang berada di lantai atas.
Anggelia dengan cepat menghentikan langkah pembantunya itu, "Biar aku saja yang ke kamarnya."
Di dalam kamar David sedang bersiap-siap sore ini dia hanya memakai kaos polos berwarna hitam dengan dilapisi hoodie berwarna putih, bagaimana pun dia tidak bisa menolak perintah ke dua orangtuanya itu meskipun sejujurnya dia sangat malas atau lebih tepatnya dia malu sebagai laki-laki. Kamar diketuk oleh seseorang menyadarkan David untuk bergegas cepat.
"David kamu sudah siap, Nak?" ujar Anggelia sembari terus mengetuk pintu kamar anaknya itu.
Perlahan namun pasti David segera membuka pintu kamarnya dan terlihatlah sosok Mamahnya yang sedari tadi mengetuk pintu kamarnya.
"Tampan sekali anak Mamah," seru Anggelia sembari mengelus wajah tampan David.
Dengan pelan David melepaskan tangan Mamahnya, "Yuk Mah jangan lama-lama aku ada tugas kuliah yang belum diselesaikan."
Anggelia mengangguk mengiyakan lalu menuntun David untuk turun ke bawah bertemu dengan Papahnya yang sudah menunggunya.
Ke dua pembantu pun mengikuti satu keluarga ini untuk berkunjung ke rumah tetangganya yang bernama Wilda.
Betapa terkejutnya Wilda melihat kedatangan tetangga barunya itu, dipersilahkannya tetangganya itu untuk masuk terlebih dahulu ke dalam rumahnya.
"Ya ampun saya merasa terhormat sekali kedatangan kalian semua," seru Wilda dengan mata yang berbinar-binar.
"Niat kami datang ke rumah ini untuk menjalin tali silaturahmi saja dan tolong diterima bingkisan dari kami." Anggelia menyuruh pembantunya itu untuk memberikan bingkisan kepada Wilda.
Sembari mengobrol tentang pekerjaan Anggelia sampai mereka pun saling memperkenalkan anak-anaknya satu sama lain untuk lebih mengenal.
"Tampan sekali anakmu Jel," kata Wilda memuji David yang memang terlihat sangat tampan.
"Terima kasih." David menunduk menghormati pujian itu.
Saat sedang asik mengobrol datang seseorang perempuan mengucapkan salam dan berlalu masuk ke dalam sembari tersenyum kepada para tamu di rumahnya.
Bagaimana repson David mengetahui bahwa dia mempunyai tetangga perempuan yang sepertinya seumuran dengan dia. Ingin tahu lebih lanjutnya yuk baca bab berikutnya!