58.INT. LOBBY - SORE
Mereka berlima sedang bicara dengan Finalis lain. Luna berjalan ke arah mereka. Bunga menyadarinya --
BUNGA
Jangan galak-galak jadi juri ya, Kak.
Luna tersenyum.
BUNGA
Bos di kamarnya, tidur.
LUNA
Kalian gimana? gak ada masalah?
Bunga mehgangguk. Luna berjalan pergi --
LUNA
Bunga.
Bunga melihat Luna.
LUNA
Jangan pikir menang kalah. Kalian memang pantas di final. Senang-senang nanti di panggung.
Bunga tersenyum, ia mengangguk.
Luna berjalan pergi.
59.INT. KAMAR HOTEL - HOTEL - SORE
Mereka berjalan masuk ke dalam Kamar. Mereka langsung berbaring di Kasur.
PIA
Aku lapar. Makan malam masih lama ya, Kak?
WIDY
Aku punya cemilan di dalam Tas. Buka aja.
Pia berjalan dan membuka Tas dan mengambil cemilannya. Ia tersenyum.
Terdengar suara Handphone. Mereka semua mengambil Handphone dan melihat.
Pia menggeleng sambil menguyah makanan. Momo menggeleng.
BUNGA
Bukan aku.
Hayley juga menggeleng. Widy mengambil Handphone dan melihatnya.
WIDY
Aku ke lobby bentar.
Mereka melihat Widy.
WIDY
Bu Wulan ada di lobby.
Widy berjalan keluar. Mereka hanya melihat pintu itu.
60.INT. LOBBY - HOTEL - SORE
Wulan duduk di Kursi, melihat sekitar. Widy berjalan, mencari.
Mereka saling melihat.
CUT TO:
61.INT. CAFE - HOTEL - SORE
Mereka duduk Kafe. Widy hanya diam. Wulan menyuruput air dari gelasnya.
WULAN
Kenapa kamu gak kasih tahu Bunda udah di sini.
WIDY
Widy udah kasih tahu Ibu.
WULAN
Gimana hotelnya, bagus?
Widy mengangguk.
WULAN
Kalau mau Bunda bisa cariin Hotel yang --
WIDY
Semuanya udah di pesanin sama mereka.
Ada jeda di antara mereka.
WULAN
Kamu mau jalan-jalan, gak? kamu bisa ke rumah Bunda --
WIDY
Widy gak bisa kemana-mana tanpa izin. Kalau mau jalan-jalan, Widy mau sama temen-temen.
WULAN
Kamu gak suka Bunda, ya?
Ada jeda di antara mereka.
WULAN
Bunda minta maaf bikin kamu gak nyaman.
WIDY
Kenapa Ibu suruh panggil Bunda?
Wulan tidak menjawab, ia hanya diam.
WIDY
Kenapa cuma Widy yang Ibu suruh panggil Bunda?
Ada jeda di antara mereka.
WIDY
Dan semua yang Ibu kasih ke Panti? Sampai cek buat Widy?
Wulan tidak menjawab.
WIDY
Termasuk Ibu ambiliin Rapor Widy?
WULAN
Ibu --
WIDY
Ibu lakuin ini semua buat Widy, kan?
Ada jeda di antara mereka.
WIDY
Buat nebus kesalahan Ibu yang tinggalin Widy di panti?
Ada jeda di antara mereka, lama sekali.
WULAN
Ibu minta maaf... Ibu minta maaf Widy.
Widy melihat Wulan yang menunduk, ia menangis.
WIDY
Dan sekarang Ibu muncul di depan Widy. Ibu bisa jelasin?
Wulan menghapus Air Matanya. Ia melihat Widy, serius.
WIDY
Widy mau denger penjelasan dari Ibu.
Wulan mengatur nafasnya.
WULAN
Waktu itu Ibu umur tujuh belas hamilin kamu, pas Ibu kuliah. Pacar Ibu gak mau tanggung jawab. Orang Tua Ibu gak mau asuh kamu. Gara-gara itu Orang Tua Ibu gak akuiin Ibu jadi anaknya lagi. Mereka gak mau sekolahin Ibu lagi. Bu Kasih, waktu itu Ibu tinggal di kos-kosannya mau bantu Ibu. Kebetulan dia juga buka Rumah Singgah buat anak-anak terlantar.
Widy melihat Wulan, serius.
WULAN
Ibu harus cuti kuliah sampai kamu lahir. Ibu kerja sambil kuliah, hidupin kamu. Pas lulus Ibu dapet kerja terus kita tinggal berdua. Tiap pagi Ibu titipin kamu ke Bu Kasih. Sorenya pulang kerja Ibu jemput kamu.
Wulan melihat Wulan, serius.
WULAN
Waktu Ibu kerja. Orang-orang gak tahu kalau Ibu udah punya anak. Zaman dulu banyak perusahaan gak boleh perempuan punya anak atau kawin. Jadi Ibu rahasian. Ibu minta maaf. Harusnya Ibu kasih tahu udah punya anak.
WIDY
Itu alasan Ibu tinggalin Widy.
WULAN
Waktu Ibu kerja. Perusahaan Ibu adaiin beasiswa keluar negeri. Ibu ikut dan Ibu lolos. Bu Kasih tahu dan dia saranin Ibu biar ambil.
Widy mengangguk.
WULAN
Sumpah demi tuhan Ibu gak mau ambil beasiswa itu. Tapi Bu Kasih bilang ini kesempatan Ibu buat kasih kamu hidup yang lebih baik. Dan Ibu ambil.
WIDY
Ibu ada keluarga di sana?
Ada jeda di antara mereka.
WULAN
Gak ada. Ibu cuma kuliah dan kerja di sana belasan tahun. Awalnya Ibu rajin kirimin uang ke Bu Kasih buat kamu sama anak-anak Rumah Singgah. Tapi karena Rumah Singgah kebakaran, kalian pindah, kan?
WIDY
Bu Kasih pernah bilang gitu.
WULAN
Setelah pindah baru dia bikin Panti yang pertama, kan? sama suaminya?
Widy mengangguk.
WULAN
Sejak saat itu Ibu hilang kontak sama kalian. Uang yang Ibu kirim gak bisa karena alamat kalian ganti. Gak ada yang tahu kalian dimana.
WIDY
Dan butuh belasan tahun buat Ibu ketemu kami lagi?
WULAN
Mungkin ini terdengar alasan buat kamu. Tapi Ibu suruh orang buat cari kalian. Udah berapa banyak orang Ibu suruh orang tapi gak ketemu-ketemu.
WIDY
Itu cuma alasan buat Widy.
WULAN
Ibu minta maaf, Widy.
WIDY
Terus Ibu bisa ketemu kami?
WULAN
Dari Asisten Ibu, Putri.
Mereka melihat Putri yang berdiri tak jauh dari mereka, melihat mereka berdua.
WULAN
Dia telusuri semua info yang Ibu punya. Dia ketemu panti yang perrtama yang ternyata di jual Arief. Dia lacak Arief dan ketemu kalian.
Widy melihat ke arah lain, datar.
WULAN
Ibu tahu Ibu salah. Ibu udah tinggalin kamu gitu aja.
WIDY
Ibu tahu apa yang Widy alamin?
Wulan mengangguk, ia menahan Air Matanya.
WIDY
Selama ini Widy anggap Ibu tinggalin Widy gitu aja. Buang Widy gitu aja.
Wulan menggeleng keras --
WIDY
Widy dapat keluarga adopsi ternyata lecechin Widy.
Wulan berusaha menahan Air Matanya --
WIDY
Widy harus jualan di Kantin sekolah buat bantu Ibu. Widy harus kerja di orgen tunggal.
WULAN
Ibu minta maaf... Ibu minta maaf... Ibu minta maaf Widy...
Widy menahan Air Matanya --
WULAN
Widy... Maafin Ibu nak...
WIDY
Sampai-sampai Widy sakit karena jualan di pinggir jalan tiap malam.
Mereka berdua menangis --
WIDY
Ternyata karena Widy Ibu harus pergi. Karena Widy Ibu harus cari uang di luar. Karena Widy Ibu gak di akui keluarga.
WULAN
Gak, gak, gak nak... itu gak bener, itu gak bener... apa yang kamu pikrin itu gak bener.
Widy menggeleng, ia menangis --
Wulan mendekatinya, berlutut --
WIDY
Semuanya karena Widy...
WULAN
Ibu bersyukur lahirin kamu. Ibu bersyukur kamu jadi anak Ibu. Karena kamu Ibu bisa jadi kayak sekarang. Karena kamu Ibu bisa semangat buat cari kamu.
Widy menangis, ia berusaha menahannya --
Wulan memeluknya erat-erat --
WULAN
Sayang. Jangan nangis. Ahhh... anak Ibu jangan nangis. Ini bukan salah kamu...
WIDY
Widy kangen Bunda...
Mereka berpelukan, menangis bersama-sama.
WIDY
Bunda gak mau meninggal, kan?
WULAN
Gaak. Bunda gak mau meninggal. Bunda sehat.
Wulan tersenyum. Mereka masih berpelukan.
62.INT. KAMAR HOTEL - HOTEL - MALAM
Widy membuka Pintu, ia menyeret Kotak Besar. Mereka terkejut melihat Widy --
BUNGA
KAMU KENAPA?!
Mereka terkejut melihat Mata Widy --
MOMO
SIAPA YANG BIKIN KAMU NANGIS?!
BUNGA
PIA KITA CARI DIA?!
PIA
BU WULAN, KAK?! TADI KAK WIDY KETEMU BU WULAN?
Mereka berdua berjalan --
WIDY
Aku ketemu Bunda.
Mereka berhenti --
WIDY
Aku ketemu Bunda.
Mereka melihat Widy --
Widy tersenyum.
Mereka terkejut, mereka memeluk Widy.
QUICK DISSOLVE:
63.EXT. STADION - SIANG
Orang-orang berjalan masuk ke dalam Stadion.
64.INT. FINAL PESTA PORA - SIANG
Orang-orang bersorak melihat ke arah depan.
65.INT. PANGGUNG - FINAL PESTA PORA - SIANG
Mereka berlima naik ke atas Panggung. Mereka berjalan ke arah masing-masing.
Mereka melihat ke arah Penonton. Penonton bersorak.
Bunga melihat sekitar.
BUNGA (V.O)
Akhirnya kami di sini.
Bunga melihat ke Mereka berempat. Mereka mengangguk.
Hayley melihat sekitar.
HAYLEY (V.O)
Di tempat kami menggantungkan mimpi kami.
Pia melihat Mereka berempat, bersemangat.
PIA (V.O)
Setelah semua yang terjadi.
Widy tersenyum melihat sekitar.
WIDY (V.O)
Kami akan buktiin ke orang-orang.
Momo melihat sektitar,ia menarik nafas --
MOMO (V.O)
Kalau kami serius soal musik.
Mereka saling melihat, mengangguk.
TAZ..TAZ...TAZ..
BUNGA (V.O)
KAMI PASTI SENANG-SENANG DI ATAS PANGGUNG!!
Mereka mulai bermain --
FADE OUT.