Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Nanti 9 Tahun Lagi (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
7. #N9TL Scene 54 - 61

54.      INT. SEKOLAH – UKS – DAY

Seorang siswa datang, Rafka langsung berdiri mengambil tas.

 

SISWA #2

Dokter UKS hari ini datang telat. Lo tolong jagain dia ya

 

Siswa pergi dan menutup pintu. Rafka kembali duduk. Kana berusah untuk duduk, ia memegang kepalanya yang sakit.

 

KANA (V.O.)

Aduhh kenapa kepala gue sakit banget

 

Kana mengambil air dimeja samping ranjang, namun tangannya tidak kuat. gelas itu pecah. (SFX: KACA PECAH) Kana turun dari ranjang. Rafka cepat menahan dan menuntun Kana duduk kembali. Ia mengambil botol minumanya diberi kepada Kana.

 

RAFKA

Gue aja yang bersihin

 

Rafka membersihkan serpihan kaca. Kana berjalan tertatih menuju laci mengambil kain bekas. Kana menghampiri Rafka, menahan tangannya yang ingin memegang kaca.

 

KANA

Pakai ini (memberi kain)

 

Kana ikut membersihkan lantai.

 

KANA (CONT'D)

Itu kecil-kecil kalau nancep bisa infeksi. Masa gue yang ngajarin calon dokter

 

RAFKA

Kenapa masuk?

 

KANA

kenapa nanya?

 

RAFKA

Semalam lo tidur jam satu, gue nyampe di sekolah jam enam lewat lima belas dan lo sudah disekolah lebih pagi dari gue anggap aja jam enam lo udah disekolah. Bangunnya berarti jam lima. Lo baru tidur empat jam. tengah malam lo dirumah gue kondisi lo ngos-ngosan pasti lari. Lo kecapean harusnya jangan masuk

 

KANA

Jadi ada yang lagi peduli sama gue. Sampai detail banget jabarinnya

 

RAFKA

Lebih tepatnya ngingetin biar nggak nyusahin orang lagi

 

Kana memegang kepalanya pusing. Kakinya lemas. Kana duduk, menaruh kain dan terus meringis.

 

RAFKA (CONT'D)

Bangun, gue tau lo ngerjain gue

 

KANA

Ue… (mual). (pelan) Kok ulu hati gue sakit ya?

 

Rafka menaruh kain dan medekati Kana, membantunya berdiri hingga duduk di kasur. Rafka duduk disebelahnya.

 

RAFKA

Lo nggak apa-apa? Bagian mana yang sakit?

 

KANA

Nggak apa-apa (menahan sakit) Ka, sekarang anggep aja gue pasien lo ya. Tanda peduli lo sebagai dokter ke pasien.

 

RAFKA

Na, gue mau bantuin lo

CUT TO:

 

55.      INT. SEKOLAH - LORONG MENUJU UKS - DAY

Cala, Varel, dan Haga berjalan sejajar menuju UKS

 

VAREL

La, tadi itu mereka sama-sama marah. Memang Nares yang mulai duluan

 

CALA

Terus lo diemin?

 

VAREL

Menurut gue dengan begitu Kana bisa merasa lega walaupun kata-katanya nyelekit, tapi gue rasa itu buat Nares berpikir dua kali

 

CALA

Lalu lo ngebiarin Kana ngoceh diliatin orang sekelas?

 

VAREL

Kalau itu gue nggak sadar, gue kan ngebelakangi mereka

 

mereka sampai didepan UKS. Cala langsung membuka pintu.

 

56.      INT. SEKOLAH – UKS – DAY

CALA

Orang pinter otaknya bisa ngestak juga ya… (merentangkan tangan) Stop gue dulu

 

Rafka ingin membuang kain dan serpihan kaca, ia berjalan melewati Cala. Cala melihat Rafka, lalu menemui Kana. Haga dan Varel menunggu dibalik kain tertutup.

 

CALA (CONT'D)

Habis terjadi insiden?

 

KANA

Sedikit (berhenti) La tolong bilangin mereka nanti kumpul ditempat biasa ya

 

CALA

Lo yakin? Lo masih sakit Na

 

KANA

Cuma pusing doang

 

CALA

Gue udah bilang ke Nares

 

KANA

Makasih La (senyum)

 

HAGA

(teriak)

La jangan nge gosip kita juga mau jenguk

 

57.      INT. RUANG RAHASIA – DAY

Kana membaca jurnal ayanya. Haga membaca buku tentang masa depan. Varel dan Rafka berdiskui mencari informasi di laptop lalu mencatatnya. Cala memasuki ruangan menarik Nares. Kana melihatnya lalu kembali membaca jurnal ayahnya. Cala berjalan, membuka laptop.

 

CALA

Kenapa diam aja?

 

Nares kikuk lalu ia berjalan ragu mendekati Kana.

 

NARES

Na, bisa bicara sebentar?

 

Nares keluar lebih dulu. Kana berdiri, menarik kupluk hoodienya lalu keluar ruangan. Mereka semua melihat.

 

58.      EXT. SEKOLAH - ROOFTOP - DAY

Kana berdiri melihat rumah-rumah dibawah. Nares disebelahnya berdiri menghadap arah sebaliknya.

 

NARES

Kita sama-sama punya penderitaan yang kita jadikan alasan untuk saling membela. Tapi pada dasarnya kita hanya tidak bisa saling mengerti. (BEAT) Sorry na. Seperti yang pernah lo bilang, "Kata maaf memang tidak bisa mengubah keadaan, tapi kata itu dibuat agar orang sadar atas kesalahan" Gue salah, gue terlalu egois. Tidak seharunya gue mengambil keputusan saat gue marah, itu yang membuat gue gengsi untuk datang ke rumah lo saat ayah meninggal

 

KANA

Maaf. Gue ucap kata itu karena gue salah udah ngebentak lo. Nggak seharusnya…

 

NARES

Itu harus Na, kalau nggak gue gak akan sadar. Manusia butuh sindiran untuk mengoreksi diri. Gue masih dapat ijin untuk narik kata-kata gue nggak?

 

KANA

Tumben ijin biasanya langsung ngelakuin sesuka lo

 

NARES

Na…

 

KANA

Selalu gue ijinin

 

Kana dan Nares menengok bersamaan lalu Kana membawa Nares kedalam pelukannya.

 

KANA

Sudah berapa lama gue nggak meluk lo

 

59.      EXT. MAKAM AYAH KANA - DAY

Masih dengan seragam sekolah Kana dan Nares menaburkan bunga.

 

NARES

Assalamualikum Yah. Nares minta maaf baru sempat kesini. Sebenarnya Nares ingin datang malam itu nenangin bunda sama Kana, tapi perkataan Nares ke Kana yang mengurung nares didalam kamar. Nares minta maaf yah (menangis) Harusnya Nares juga nemein ayah ketempat peristirahatan terakhir. Walaupun ayah bukan ayah kandung Nares, tapi Nares sudah anggap seperti ayah sendiri. Memanjakan kami seperti anak kembar. Sekali lagi Nares minta maaf yah

 

Kana mengelus punggung Nares.

 

KANA

Ayah Kana sudah tahu apa yang ayah mau. Kana memutuskan untuk meninggalkan mimpi Kana menjadi dokter. Kana harap ayah nggak marah. Kana ingin menjadi seperti ayah, pribumi yang dilahirkan untuk membuat kedamaian diantara sesama

 

NARES

Nares juga akan bantu dan Nares janji tidak akan meinggalkan Kana dalam keadaan apapun. Kita pamit ya yah

 

Mereka berdua bangun. Saat ingin melangkah kana merasa pusing ingin jatuh Nares langsung memegangnya.

 

60.      INT. KAMAR KANA - NIGHT

Kana menyisir rambut didepan kaca. Ia membuka laci mengambil jepitan. Kana melihat 2 bungkus rokok ayahnya. Sambil memasang jepitan itu Kana menatapnya.

 

KANA

Tunggu. Kok ini dua. Bukannya waktu itu gue cuma ngumpetin satu. jangan-jangan…

 

Kana membuka dua rokok itu. Isinya sama-sama penuh.

 

KANA (CONT'D)

Tidak ada yang berkurang

 

Kana melihat selipan kertas disalah satu bungkus rokok itu. kana mengambil dan membukanya.

 

AYAH KANA (V.O.)

Hai anak ayah. Mungkin saat kamu baca ini ayah sudah tidak ada. Ayah tidak pernah memakainya lagi, ayah hanya mmembelinya. Namun itu sudah melanggar janji ayah sama kamu. Sesuai gantinya ayah sudah belikan kamu skincare. Ada dikotak lemari baju. Salam manis Ayah

 

Sembari itu Kana menaruh surat, berjalan ke lemari mencari kotak itu. Kana mengambil dan membukanya. Terisi penuh macam-macam skincare didalam kotak.

KANA

Bahkan ini lebih dari 16

 

Dari kamarnya Kana mendengar suara tangisan (SFX:tangisan)

 

KANA (CONT'D)

Bunda

 

Kana keluar kamar meninggalkan skincarenya.

 

CUT TO:

 

61.      INT. KAMAR BUNDA KANA - NIGHT

Kana menghampiri Bundanya yang menangis. Bunda kana menyeka air mata. Dipangkunya tas pemberian alm. suaminya dan bungkus rokok berisi surat.

 

KANA

Bunda kenapa? (melihat bungkus rokok itu)

 

KANA (CONT'D)

Bunda juga dapat? surat dari ayah. Ayah benar-benar membelikan Kana skincare

 

BUNDA KANA

Ayah memang tidak bisa dibaca gerak-geriknya. Entah kapan dia menaruh bungkus rokok ini ditas yang pernah ia kasih. Bunda inget ayah, jadi bunda pegan tas pemberian ayah. Ada dua bungkus rokok didalamnya. Bunda pikir ayahmu meninggal karena merokok diam-diam. Tapi dia hanya membeli saja dan menaruh surat ini.

 

KANA

Dua? satu lagi apa?

 

BUNDA KANA

Tiket ke korea (memberikan tiket) Seperti yang bunda pinta hari itu, dia juga ingin kamu pergi kesana.

 

KANA

Korea? (menghela nafas)

 

BUNDA KANA

Tanggal keberangkatannya seminggu lagi, mau pergi?

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar