Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Nanti 9 Tahun Lagi (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
5. #N9TL Scene 38 - 46

38.      INT. KELAS 12 IPA 1 – DAY

SFX: bel sekolah

semua murid sibuk sendiri dikelas, Varel memasuki kelas membawa tumpukkan buku, lalu menaruhnya diatas meja guru. Varel melirik kursi Kana yang kosong. Ia berjalan melewati lorong barisan kursi antara Kana dan Nares. Varel berhenti di samping Nares.

 

VAREL

Kana kemana? Nggak masuk?

 

NARES

(jutek)

Kursinya kosong berarti nggak masuk

 

VAREL

Kenapa?

 

NARES

Harus banget ya gue tahu semua tentang dia?

 

Bu puspa memasuki kelas. Varel menuju tempat duduknya.

 

BU PUSPA

Selain Kana hari ini siapa yang tidak masuk?

 

VAREL

Tidak ada bu, Kana saja

 

BU PUSPA

Ok baik, kalau begitu lanjutkan pembelajaran. Minggu kemarin kita baru bahas sampai nomor 5 ya?

 

VAREL

(mengangkat tangan)

Maaf bu. Alasan Kana tidak masuk apa ya?

 

BU PUSPA

Ayahnya meninggal semalam. Mungkin untuk tiga hari kedepan Kana ijin, tolong kamu catat dibuku absen ya

 

VAREL

Baik bu (melirik ke Nares)

 

BU PUSPA

Kita lanjutkan nomor enam...

 

CUT TO:

 

39.      INT. DEPAN KELAS 12 IPA 1 DAN 2 – DAY

SFX: Bel sekolah

Siswa ramai keluar dari kelas. Varel celingak-celinguk mencari seseorang. Varel melihat Haga berdiri di depan kelasnya. Varel menghampiri menyapa dengan menepuk bahunya.

 

VAREL

Woy Lihat Nares ga?

 

HAGA

Yang sekelas sama dia itu lo, kenapa jadi nanya ke gue?

 

VAREL

Tadi dia ijin ke toilet sampai sekarang belum balik, mungkin aja dia mampir nemuin lo

HAGA

berharapnya sih gitu, tapi gue belum lihat dia dari pagi

 

VAREL

Iya ya hari ini lo juga nggak ke kelas gue nemuin Nares. Apa kontrak lo jadi bodyguardnya dia udah abis?

 

HAGA

Rese lo! Gue ini bukan bodyguard tapi malaikatnya yang melindungi tanpa terlihat.

 

VAREL

Setia banget ya

 

HAGA

Biasalah. Tadi kenapa lo nyariin Nares?

 

VAREL

Gue pengen minta alamatnya Kana. Lo tahu?

 

HAGA

(menggeleng)

Gak

 

Rafka keluar dari dalam kelas dengan tampang dinginya.

 

RAFKA

Gue tahu

 

Haga dan Varel spontan menengok.

HAGA

Serius Ka? Lo pernah ngikutin Kana ya? atau jangan - jangan...

 

VAREL

Dimana? bentar-bentar

 

Varel membuka tasnya, mengambil buku dan merobek asal bagian kertas kosong, lalu diberikan kertas beserta pulpen kepada Rafka.

 

VAREL (CONT'D)

Tolong tulis disini

 

Sembari Rafka menulis, Haga melanjutkan percakapannya.

 

HAGA

Memangnya Kana kenapa?

 

VAREL

Meninggal

 

Haga

Ha?!

 

VAREL

Maksudnya, bokapnya yang meninggal

 

Rafka berhenti menulis. Setelah itu kembali melanjutkannya.

HAGA

Innalillahi wainailaihi rodjiun. lo mau kesana?

 

VAREL

Iya

 

Rafka memberi kertas berisi alamat.

 

VAREL (CONT'D)

Thanks Ka. Gue duluan ya

 

Varel berbalik badan ia melihat Nares bersama Cala ingin menuju kelas 12 IPA 1. Varel cepat-cepat menghadangnya.

 

VAREL (CONT'D)

Res, gue mau ke rumah Kana. Mau bareng nggak?

 

CALA

Kalian berdua mau ngapain?

 

VAREL

Ngelayat

 

CALA

siapa yang meninggal?

 

NARES

Gue harus ke kantor bokap

 

CALA

(berbisik)

Lah tadi bilang mau nobar drakor

 

VAREL

Seharusnya kemarin gue nggak ninggalin kalian berdua. Gue cuma ingetin. Jangan sampai lo marah sama orang yang salah

 

Varel berlari pergi. Nares diam. Cala menatap kepergian varel dan cala bergantian.

 

40.      INT. RUMAH KANA – RUANG TAMU - DAY

Mereka duduk dibawah pohon rimbun. Pandangan Kana lurus kedepan, matanya bengap.

 

VAREL

Kana (berhenti) Gue turut berduka cita ya

 

KANA

Makasih

 

VAREL

Jangan sedih terus itu matanya sudah bengap loh

 

KANA

Emang salah ya kalau gue nangis? Lo sama bokap lo cuma beda negara, kalian masih bisa ketemu. Sedangkan gue sekarang beda alam. (menangis)

 

VAREL

Sorry. Oh ya Na, saat kemarin gue tinggal Nares ngomong apa aja sama lo?

KANA

Dia cuma ungkapin isi hatinya aja

 

VAREL

Sampai cuek banget sama lo? Sikapnya dia disekolah beda banget. Bukan Nares yang gue kenal. Ternyata benar ya, musuh paling menyakitkan adalah teman kita sendiri.

 

KANA

Lo lagi nggak berpihak sama gue kan?

 

VAREL

Ha?

 

KANA

Jangan rel. Orang yang berpihak itu nggak punya pendirian. Asal lo tahu berpihak itu hal yang paling menyusahkan.

 

VAREL

Soal mimpi lo gimana?

KANA

Masih berlanjut, tapi gue berusaha optimis bahwa ini hanya sekedar mimpi. lama lama mimpi gue kayak sinetron, episodenya nggak abis-abis

 

41.      INT. RUANG KERJA AYAH KANA - NIGHT

Kana memasuki ruang kerja ayahnya, ia menyalakan lampu dan berjalan melihat sekeliling ruangan. Kana melihat poto keluarga didinding. Lalu beralih ke foto dirinya Bersama ayah disamping computer. Kana mengambil dan membaliknya. Ada notes dibelakangnya "Semangat kerjanya Ayah".

 

KANA

Ayah apa kabar? (tersenyum)Maaf kana nggak bisa ditemenin ayah sampe tua

 

Kana menghela nafasnya, ia menaruh foto itu. Kana berjalan menuju rak berisi tumpukan buku. Ia memperhatikan setiap barisan buku. Matanya berhenti dibuku jurnal ayahnya. Kana mengambil buku itu dan membukannya.

Ada lembar yang berjudul "Nanti 9 Tahun Lagi" bagian itu berisi gambar-gambar yang sama dengan mimpi kana. Setiap gambar berisi keterangan yang ditakutkan ayah kana 9 tahun kedepan. Kana membacanya hingga turun air mata.

 

KANA (CONT'D)

Ayah...

 

Kana terus membuka dan bacanya hingga akhir ada tulisan yang ditulis ayah kana.

INTERCUT with: Ayah Kana sedang menulis di meja kerja.

 

AYAH KANA (O.S/V.O.)

Dari riset dan analisis yang dilakukan kemungkinan ini hal buruk yang terjadi pada manusia di masa depan. Perubahan yang menyesatkan harus diselamatkan. Namun banyak manusia yang tidak sadar. Mereka hanya mengikuti waktu hingga tibalah dijaman yang berbeda. Tanpa persiapan. Mereka menerjang badai, menerima dan menggunakan semua tanpa tahu dampaknya. Kesenangannya nanti cukup untuk diri sendiri. Persaingan yang semakin ketat meninggalkan rakyat yang gagap

 

END INTERCUT

 

Masih menangis Kana menutup buku dan menaruh kembali ditempatnya. Saat ingin ditaruh surat jatuh kebawah dari selipan jurnal itu. Kana mengambilnya. Posisinya besandar pada rak buku. ia membuka isi suratnya.

 

AYAH KANA (O.S.)

Gadis berumur lima tahun ini mengidap glossophobia, saat itu untuk pertama kalinya melihat putri kesayangan jatuh pingsan diatas panggung pementasan. Tapi ayah tahu gadis itu kuat hingga sekarang ia tumbuh menjadi gadis dewasa. sifat lemah lembut dalam dirinya yang membuat aku makin sayang. Saat itu ia bilang bahwa Kana ingin menjadi dokter agar bisa merawat ayah dan bundanya. Dan sejak saat itu ayahnya ini hanya bisa mendukung tanpa bisa mengganti. Memaksakan dia ingin jadi apa sesuai kehendak kita juga tidak bagus. Namun disurat yang tidak akan pernah kamu temukan ini ayah bilang, kalau ayah ingin anak ayah menjadi penyambung tangan. Gadis yang punya pikiran bukan untuk diri sendiri. Dirinya dilahirkan untuk membuat perubahan pada negeri ini. Ketakutan kemakan jaman ini tidak akan pernah terjadi jika pendidikan itu kamu pengang dalam-dalam. Ayah sayang Kana

 

Kana menangis kencang.

 

42.      EXT. JALAN DEPAN RUMAH KANA - NIGHT

Kana keluar sambil memakai hoodienya sambil menyapu sisa air mata. Ia menuju rumah Nares.

 

43.      EXT. RUMAH NARES – TERAS – NIGHT

Kana mendengar suara bentakan dari luar.

 

AYAH NARES (O.S.)

(keras)

Jawaban macam apa ini?! kalau jawaban kamu seperti ini perusahaan ayah bisa bangkrut. Ini baru soal perumpaan belum menghadapi secara langsung. Memang anak kamu ini tidak bisa diandalkan

 

CUT TO:

 

44.      INT. RUMAH NARES - RUANG TENGAH - NIGHT

Orang tua Nares tampak marah setelah memeriksa jawaban dikertas putih.

 

IBU NARES

(keras)

Ini perusahan milik saya juga, dan dia juga anak kamu. Jadi kalau otaknya tidak sampai, ya ada keturunan dari keluarga kamu

 

AYAH NARES

Kok jadi bawa keluarga saya? Apa maksudnya?

 

NARES

(emosi)

Maksudnya ibu sama ayah ingin buat aku menderita. Terus saja berdebat dengan topik yang sama. Kesalahannya bukan aku. Tapi kalian yang seharusnya tidak membuat aku. Aku selalu menjadi anak oper-operan. Dibilang keturunan ayah nggak terima, ibu juga nggak terima. Terus aku anak siapa? Kalau bukan anak kalian, lalu mengapa aku yang ditekan untuk jadi penerus perusahaan?. Buat saja anak yang baru, sesuai harapan kalian. Sampai kapanpun aku nggak akan mau. (pergi)

 

IBU KANA

(teriak)

Nares! (memukul meja). Nggak bisa begini! Mau ditaruh dimana muka saya kalau rekan kerja dan teman-teman saya tahu, Nares bukan penerusnya. Nanti dianggap tidak punya kepercayaan sama anak

 

CUT BACK TO:

 

45.      EXR. RUMAH NARES - TERAS - NIGHT

Tangan Kana ingin mengetuk, ia berpikir. Kana tidak jadi mengetuk. Kana berbalik, ia mengeluarkan handphone, mencari nama seseorang dan menelponya.

 

KANA

Halo Ga

 

46.      EXT. JALAN DEPAN RUMAH KANA DAN NARE – NIGHT

Kana memakai kupluk hoodienya dan berlari kencang melewati rumahnya. 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar