Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LOVED
Suka
Favorit
Bagikan
8. #8 Scene 43 - 48 [end]

43. EXT. HALAMAN-JALAN - PAGI

CAST: ARE, OMA WIDIA

ESTABLISH RUMAH OMA WIDIA

ARE mencium tangan OMA WIDIA.

ARE

Are berangkat ya, Oma.

OMA WIDIA

(mengusap kepala Are)

Hati-hati. Sampaikan terima kasih Oma buat Anggun dan mamanya.

ARE

Iya, Oma.

ARE keluar rumah dengan motor. OMA melepas kepergian ARE.

ARE tersenyum, selain senang karena sudah mendapat donor darah untuk RINI, ARE juga senang karena dia akan bertemu secara langsung dengan ANGGUN.

cut to

44. IN-EXT. UDD PMI - PAGI

CAST: ARE, ANGGUN, MAMA ANGGUN

ESTABLISH UDD PMI

ARE telat datang. Seorang petugas mengarahkan ARE untuk menunggu. Tidak lama MAMA ANGGUN mendatanginya.

MAMA ANGGUN

(ramah)

Hai, kamu Are?

ARE

(berdiri)

Iya, dok.

MAMA ANGGUN

Saya mama Anggun.

ARE

Oh, maaf tante. Aku telat.

MAMA ANGGUN

Enggak apa-apa. Anggun sudah di dalam. Lagi diambil darahnya.

ARE

Aku terima kasih banget. Tante udah kasih izin donor darahnya buat kakak saya.

MAMA ANGGUN

Enggak masalah. Lagi pula Anggun juga mau.

ARE

Sekali lagi terima kasih.

ANGGUN menghampiri keduanya.

MAMA ANGGUN

Nah, itu Anggun sudah selesai.

ARE melihat ANGGUN berjalan kearahnya. Jantungnya berdegup. Untuk pertama kalinnya akhirnya dia bertemu dengan ANGGUN.

ANGGUN

(menyapa)

Ma?

MAMA ANGGUN

Lho, kok yang disapa Mama. Ini ada Are.

ANGGUN

(malu)

Hai.

ARE

Hai.

MAMA ANGGUN

Yasudah, kalian ngobrol dulu. Mama mau urus sisanya. Masih ada waktu sampai darah siap dibawa. Kalian ngobrol-ngobrol dulu, aja ya. Baru pertama kali ketemu kan?

Baik ARE dan ANGGUN diam. Canggung.

MAMA ANGGUN

Inget ya, jaga jarak!

MAMA ANGGUN berlalu, meninggalkan ARE dan ANGGUN.

ARE

(menelan ludah)

Hai.

ANGGUN

Ya?

ARE

Maaf ya, aku bingung.

ANGGUN

(tertawa)

Sama.

ARE

Tapi, aku senang banget.

ANGGUN

Kenapa?

ARE

Akhirnya bisa ketemu sama kamu, di sini.

ANGGUN

Masa?

ARE

(sungguh-sungguh)

Iya.

ANGGUN tersipu.

ARE (CONT'D)

Entah keberapa kali ini aku mau bilang. Tapi rasanya emang walau terus-terusan diulang pun masih belum cukup. Terima kasih sudah mau bantu Kak Rini.

ANGGUN

Sama-sama. Mudah-mudahan ada kabar baik berikutnya buat Kak Rini, ya.

ARE

Mudah-mudahan.

Canggung lagi.

ARE (CONT'D)

Mau cari angin? Di luar?

ANGGUN

(malu)

Boleh.

Keduanya berjalan keluar bangunan.

MONTAGE:

- ARE dan ANGGUN berjalan di sekitar UDD PMI.

- ARE dan ANGGUN mengobrol.

ARE

Kalau boleh. Nanti, kalau keadaan sudah baik, aku mau kenalin kamu ke Kak Rini sama Oma. Mau?

ANGGUN

(berpikir)

Mmmm, Boleh.

ARE

Ya... mungkin enggak akan cepat. Tapi kita perlu optimis semuanya bakal balik lagi kayak dulu, kan?

ANGGUN

Iya, aku juga pengin ketemu Tata sama Redy.

ARE

Kalo Redy sebaiknya jangan, deh.

ANGGUN

Kenapa?

ARE

Ya liat aja nanti kalau sudah ketemu.

ANGGUN

Lho, tadi katanya jangan ketemu, gimana sih?

ARE

(tertawa)

Eh iya.

ANGGUN ikut tertawa. Keduanya masih terlibat obrolan.

cut to

45. EXT. TEMPAT PARKIT-JALAN - SIANG

CAST: ARE, ANGGUN, MAMA ANGGUN

ARE mengantar ANGGUN dan mamanya sampai ke mobil mereka.

ARE

Terima kasih ya Gun, Tante.

MAMA ANGGUN

(mengangguk)

Iya. Nanti kamu ikutin petugasnya aja ya, buat bawa ke bank darah di Wisma Atlet.

ARE

Iya, Tante.

MAMA ANGGUN masuk mobil, sementara ARE dan ANGGUN sedang berhadapan.

ANGGUN

Aku duluan ya, Re.

ARE

Iya. Hati-hati.

ANGGUN

Kamu juga.

ARE

(mengangguk)

Iya.

ANGGUN membuka pintu mobil dan masuk.

Mobil perlahan meninggalkan lahan parkir. ARE pergi ke motornya, lalu mengikuti ambulance yang membawa plasma darah untuk RINI.

Di jalan, ARE mengenang pertemuannya dengan ANGGUN.

cut to

46. EXT. JALAN - SIANG

CAST: ARE, BIMA, RINI

[Musik tenang mengalun dari siaran radio di mobil]

ARE mengenang pertemuannya dengan ANGGUN.

BIMA

Re?

ARE

(terkesiap)

Iya?

BIMA membuka dashboard, dia mengambil sebuah kotak. BIMA kemudian memberikannya pada ARE.

ARE

Apa, nih?

BIMA

Buka aja.

ARE membukanya, sebuah handphone.

BIMA (CONT'D)

Enggak lebih mahal dari handphone lo yang kemarin, tapi cukup nguras kantong gue yang cuma freelancer ini.

ARE

Makasih ya, Bang.

Dengan sebelah tangan BIMA memegang pundak ARE.

BIMA

Maafin gue, ya. Gue harusnya bisa belajar dari lo.

BIMA (CONT'D)

Elo adek gue yang bisa diandelin. Rasanya emang pantas buat semua orang sayang sama lo.

ARE mengintip RINI di belakang. Kakaknya sedang tersenyum.

ARE

Kak?

RINI

(mengguam)

Hmmm?

ARE

Ini Abang gue kok tiba-tiba lebay amat, sih?

RINI

(tertawa)

Ah, kamu, Re. Kakak lagi hikmat nonton sinetron secara life padahal. Hiburan pertama Kakak pasca sembuh berantakan, Re.

BIMA

Sialan ya, lo berdua.

ARE dan RINI tertawa. BIMA ikut tertawa.

RINI

Re, Anggunmu itu kenalin ke Kakak secepatnya ya.

ARE

Masih pandemik. Berdoa aja ini vaksinasi bisa cepat merata.

Mobil yang dikemudikan BIMA itu melaju di jalanan.

cut to

PASCA PANDEMIK

47. IN. RUANG MAKAN - MALAM

CAST: ARE, ANGGUN, OMA WIDIA, RINI, BIMA, ARE, CICIL

ESTABLISH RUMAH OMA WIDIA

OMA WIDIA dan RINI sedang sibuk menyiapkan hidangan makan.

OMA WIDIA

Gelasnya ditambah lagi, Kak.

RINI

(mengangguk)

Iya, Oma.

RINI sibuk mengambil gelas, dan beberapa hal kecil.

Dari pintu masuk, ARE datang bersama ANGGUN. ANGGUN lekas membuk masker.

ANGGUN

Oma!

OMA WIDIA

Hai, cantik! Kok sudah datang.

ARE

Mau sekalian bantu katanya.

OMA WIDIA

(mengusap lengan Anggun)

Ah, padahal Oma sama Kakak aja sudah cukup.

RINI

(menyapa, memegang tangan Anggun)

Hai, Anggun. Cantik banget.

ANGGUN

Makasih, Kak.

RINI

Aku yang terima kasih banyak lho. Sudah bantu, terus sekarang mau dateng ke sini.

ANGGUN

Dengan senang hati, Kak.

RINI

Ayo duduk, Gun. Re, ajak duduk dong.

ANGGUN

Enggak apa-apa, Kak. Ada yang masih bisa dibantu?

RINI

(menggeleng)

Udah, duduk aja. Udah hampir selesai. Tamu kok disuruh-suruh.

BIMA turun dari lantai atas.

BIMA

Abang hampir telat ya?

ANGGUN

Hai, Kak.

BIMA

(merangkul Are)

Abang aja, biar lebih akrab.

Dari luar datang REDY bareng pacarnya, CICIL.

REDY

Siapa nih yang mau pesta tanpa Redy dan kekasih?

Suasana tambah riuh dengan kehadiran REDY dan pacarnya, CICIL. Setelah bertegur sapa singkat, OMA WIDIA mempersilakan semua untuk duduk. Acara makan akan segera dimulai.

REDY (CONT'D)

Tunggu sebentar, Oma. Ini cucuk Oma udah baperin anak orang dari setahun yang lalu tapi belum juga dipacarin.

OMA WIDIA, BIMA, RINI, REDY, dan CICIL kompak menengok ke arah ARE. ARE kebingungan. ANGGUN tersenyum malu.

ARE

(menarik napas)

Oke....

ANGGUN menatap ANGGUN sungguh-sungguh.

ARE (CONT'D)

Gun, di depan keluargaku dan temanku yang agak monyet ini. Aku minta kamu jadi pacarku ya?

Semua mata tertuju pada ANGGUN. Wajah ANGGUN merona.

ANGGUN

(mengangguk, malu)

Iya, Re. Aku mau.

REDY dan BIMA berteriak heboh. REDY bahkan memeluk ARE bangga.

MONTAGE:

- Kehangatan makan malam di rumah OMA WIDIA

SELESAI

CREDIT TITLE

48. IN. KAMAR TATA - MALAM (post-credit)

TATA sedang melihat instagram, dan menemukan postingan ARE. Beralih dari feed instagram, TATA mengklik akun ARE. TATA melihat stories instagram yang sedang makan malam dengan teman-temannya.

TATA

(kaget)

Lah, lah... kok. Apaan, nih.

TATA (CONT'D)

(sedih)

Ganteng doang, makan malem barengan gue kagak diajak. Raja tega emang Are, lo ah!

cut

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar