Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Lihat Tubuhku
Suka
Favorit
Bagikan
9. #9 Telfon Ayah dan Sisi-Sisi Dierja
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

29. INT. RUMAH BARU – RUANG TAMU – SIANG HARI 13:00.

Cast: Gemma.

 

Ruang tamu hanya ada Gemma yang sedang mengetik di sofa. Posisi televisi yang menyala cukup keras. Meja dihadapannya terdapat piring yang tidak tersisa makanan, handphone, serta gelas yang berisi air putih.

 

CU > Gemma sedang mengetik di sofa.

Handphone Gemma berbunyi. Gemma tersontak kaget.

CU > Gemma meraih handphone dari meja melihat panggilan dari Ayah.

GEMMA

Halo, Yah. Ada apa? Tumben siang-siang gini nelfon.

GEMMA

Jam berapa di sana ada interview?

GEMMA

Aku sama Ganesh ngga bisa kayaknya ke sana.

GEMMA

Sorry ya, Yah.

Gemma menutup telepon.

CUT TO

30. INT. GALERI SOEMARDJA – RUANG PAMERAN – SIANG HARI.

Cast: Ganesh – Narasumber – Wowok – Dierja.

 

Sesi acara diskusi menuju selesai, Ganesh memberikan satu kenang-kenangan untuk ketiga narasumber berupa plakat berbentuk patung kayu. Foto bersama dilakukan oleh ketiga narasumber lalu dimeriahkan dengan tepuk tangan audiens. Ganesh menutup sesi diskusi ini.

LS > Audiens yang menyebar, melihat pameran lukisan dan patung. Suasana cukup ramai. Ganesh dan satu narasumber berjalan dengan sisi kanan dan kiri terdapat lukisan dan patung yang dipajang.

Ganesh berusaha untuk bersikap ramah namun masih bertanya-tanya.

GANESH

Jadi, langsung pulang ke Jakarta?

ASMARA

Iya, Nesh. Langsung. Mau ada event selanjutnya di Jakarta.

GANESH

Acara apa itu?

ASMARA

Bedah buku, Nesh. Nanti aku send bukunya ke alamat rumahmu ya. Ntar kirim alamatnya ke whatsapp saya.

 

Ganesh sedikit menyindir Asmara menatap Ganesh tersenyum.

 

GANESH

Iya, nanti biar Dierja aja yang ngasih ke Mbak.

 

Ganesh membalasnya datar.

 

ASMARA

Kenapa Dierja?

GANESH

Ya ngga apa-apa. Salah ya? Setauku kalian kenal lama. Oh iya thankyou banget ya.

GANESH (VO)

Eh, lo kenapa Nesh. Kikuk banget.

ASMARA

Oke deh. Kalo itu mau kamu.

GANESH (VO)

Mau elo kali ah.

 

IN FRAME > Dierja datang menghampiri Ganesh dan Asmara.

 

DIERJA

Mbak Tya dan Mbak Amora lain tadi udah duluan ke hotel karena ada event lain.

 

Ganesh masih dengan wajah yang datar.

DIERJA

Mar, abis ini ada event di Jakarta katanya?

 

Ganesh memperhatikan Dierja dan Asmara.

           

GANESH (VO)

Basa-basi banget. Masa sih ngga tau?

 

Dierja menepuk pundak kiri Ganesh.

 

DIERJA

Ngantuk bukan lo?

GANESH

Ngga, lah.

 

Handphone Ganesh berbunyi.

CU > Panggilan telepon dari Ayah.

           

GANESH

Maaf, saya dapat telfon, saya tinggal dulu ya?

MBAK ASMARA

Iya, silakan, saya sama Dierja dulu aja.

GANESH (VO)

Sial, kesempatan aja. 

 

LS > Ganesh mencari tempat yang tidak begitu berisik.

Asmara dan Dierja sempat terdiam beberapa detik.

ASMARA

Dierja.

DIERJA

Eh, lo bukannya ngobrol sama Ganesh?

ASMARA

Iya, Ganesh lagi ada telfon sebentar... Lo apa kabar?

DIERJA

Baik...

ASMARA

Terakhir ketemu lo waktu gue nengok Ibu di Banyumas. Ibu baik?

DIERJA

Iya, ya. Baik, syukurnya.

 

Dierja dan Asmara terdiam sejenak.

 

DIERJA

Gimana kabar suami lo?

 

Asmara menampilkan raut wajah cemas.

                       

ASMARA

Ya, masih sama memperlakukannya seperti yang gue cerita dulu di Jogja.

DIERJA

Masih main fisik?

 

Asmara mengangguk.

 

DIERJA

Lo butuh komunikasi sama orang-orang yang tepat. Untuk kebaikan diri lo.

ASMARA

Iya gue selalu coba. Btw, sorry kejadian di Jogja dulu...

 

Dierja mencegah pembicaraan Asmara.

 

DIERJA

Mar, kayaknya ngga tepat untuk ngobrol di sini. Lo bisa telfon gue lain waktu... Ngga enak dilihat anak-anak atau Wowok.

ASMARA

Ganesh?

DIERJA

Iya, Ganesh juga.

 

Suasana menjadi hening.

 

CUT TO

 

Ganesh mengangkat telfon dari Ayah.

                      

GANESH

Ada apa, Yah? Tumben, lagi seneng ya. Aku baru selesai banget sesi Diskusi... Ayah udah interview?

GANESH

Ooh sampe sore ya. Iya, besok aku sama Gemma ke rumah sana.

GANESH

Yaudah okey, besok aku kabarin kalau ke rumah.

 

Ganesh menutup telfonnya.

 

LS > Ganesh bertemu Wowok di sudut ruang pameran.

WOWOK

Abis ngapain Nesh?

GANESH

Ngga apa-apa. Ayah gue telfon. Lemes banget lo!

WOWOK

Iya, asli. Kayak capek banget. Lo ngga liat patung-patung itu gede banget.

GANESH

Ya ampun. Lemah deh lo.

WOWOK

Gue kira lo sama Dierja.

GANESH

Pacaran kali dia.

SUARA LAMPU PECAH MENGKAGETKAN (OS)

CUT TO BLACK.                    

WOWOK (OS)

Nesh.

FADE IN

LS > Wowok dan Ganesh buru-buru menghampiri sumber suara.

CU > lampu sorot lukisan berukuran tidak besar jatuh di hadapan salah satu tim lighting. 

LS > Terlihat dia yang terdiam dan panik. Tim lain memperhatikan dari jauh lampu yang terjatuh.

IN FRAME > Dierja datang dengan mengernyit dahi kesal.

WOWOK

Udah lo tenang dulu. Bisa kita atasi.

 

Tim acara yang didekatnya kembali mengerjakan tugasnya masing-masing. Dierja menatap anggota lighting dengan dingin dan sinis.

DIERJA

Menurut lo apa yang menjadi penyebab lampunya jatoh?

ANGGOTA LIGHTING

Gue lagi kontrol lampunya Ja yang memang redup sebelumnya.

DIERJA

Jadi lo bisa memastikan lo yang jatohin lampunya?

 

CU > Dierja mengambil serpihan besar lampunya yang pecah. Memperhatikan lampunya.

DIERJA

Jadi, ini mau dibiarkan gelap gini aja?

 

Anggota lighting terdiam. Dierja berdiri di hadapannya.

IN FRAME > Zuri dan 3 anggota lighting datang menghampiri kerumunan.

CU > Anggota lighting itu menatap Dierja merasa bersalah.

DIERJA

Ayo kita ngobrol di depan... Zur, elo kontrol di sini aja.

 

LS > Dierja menuju pelataran Galeri bersama anggota lighting yang mengikuti Dierja dari belakang.

LS > Kemudian, Wowok dan Ganesh pun mengikutinya dari belakang.

 

CUT TO

 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar