Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
KUTUKAN
Suka
Favorit
Bagikan
10. EPILOG

33. INT . CAFE - NIGHT - SEBULAN KEMUDIAN

Risa membalik tanda tutup dan mengunci pintu cafe.

Suasana sudah tampak sepi didalam dan diluar cafe.

Risa duduk didekat jendela dan meminum teh dari mugnya, lalu menatap laptopnya yang terdapat foto-foto Bimo bersamanya.

Risa menitikkan air mata lalu segera menghapusnya saat Vina dan Taufik muncul dari dapur cafe,mendekat kearahnya dan duduk dimejanya.

TAUFIK

Masih belum bertemu dengan Bimo?

RISA

Masih menjaga jarak dulu mas,dia masih menjalani sanksi dari institusinya karena kebohongan yang dia buat untuk melindungi kita.

VINA

Yang penting kita aman sekarang, baik dari polisi atau dari kejadian-kejadian mistis.

(Menatap Risa)

Anak-anak bagaimana Ris?

RISA

Anak-anak berada ditempat aman sekarang, atas ijin bapak dan ibu mas Bayu by, mereka aku tempatkan dipesantren.

TAUFIK

Untungnya mereka mau menerima penjelasan kita tentang Bayu.

VINA

Kita juga tidak tahu dimana mas Bayu dikuburkan atau apa yang terjadi dengan para warga terkutuk itu karena semua menghilang tanpa jejak, bahkan polisipun tidak menemukan petunjuk.

TAUFIK

Sudah, jangan dibahas lagi. Kita lupakan semuanya, yang terpenting Risa dan anak-anaknya Tiara sudah aman dan terbebas dari kutukan walaupun kita sangat kehilangan Bayu.

(Risa tersenyum lalu menutup laptop dan bangkit berdiri)

RISA

Aku mau siap-siap dulu.

VINA

Jangan terburu-buru.

(Risa membawa mugnya dan masuk kedalam ruang ganti)

(Risa menatap kedalam cermin, lalu memegang cincin pemberian Bimo dan menangis sambil terduduk dilantai)

(Setelah menenangkan dirinya, Risa bangkit dan mencuci mukanya di wastafel)

(Risa menatap cermin, perlahan pintu toilet di belakangnya terbuka pelan dan berderit)

(Tidak ada siapa-siapa dari balik cermin)

(Risa menoleh dan menitikkan airmatanya saat melihat Bimo dengan wajah pucat dan tubuh basahnya sedang berdiri menatapnya)

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar