Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
7. INT. CAFE - DAY
Suasana cafe tampak mulai lenggang karena sudah lewat jam istirahat, hanya beberapa mahasiswa dengan kesibukan mereka. Vina duduk di dimeja sibuk dengan laptop dan beberapa nota-nota keuangan cafe. Risa menghampirinya.
RISA
Pulanglah, aku dan anak-anak tidak suka kalau bos masih bergetayangan di jam kerja kami.
VINA
(Tersenyum sinis)
Kamu tahu kan...
RISA
Yayaya...! Modal bokapmu limapuluh persen dan sisanya kita.
VINA
(Mematikan laptopnya dan membereskan meja)
(Tertawa)
Masa depan kita ada disini Ris, masalah modal bokap mah bodo amat.
RISA
Iya, dia kayak ngasih uang jajan aja ke kamu.
VINA
Aku bukan penerus bisnis keluarga, kedua kakak lelakiku adalah prioritas orangtuanku. Bagi mereka, aku menikah dan berkeluarga sudah cukup bagi mereka.
RISA
Dan kamu tidak berkeberatankan?, karena selama beberapa tahun ini aku bersamamu, aku tidak pernah mendengarmu protes.
VINA
(Tersenyum)
Yang terpenting mereka tidak menghalangiku berhubungan dengan Taufiq.
RISA
(Tersenyum)
Kamu benar-benar jatuh cinta dengan pak dosen yang satu ini.
VINA
(Menatap tajam Risa)
Banyak lelaki yang aku taklukkan, tapi baru kali ini aku merasa takluk dan takut kehilangan pada seorang lelaki.
(Tersenyum)
Kamu sendiri, bagaimana dengan Bimo? Dari kemarin dia memintaku untuk membuatmu bercerita tentang kejadian yang menimpamu.
(Vina menatap wajah Risa yang tampak bimbang)
Kamu mencintai Bimo kan Ris?
RISA
Kamu pernah berpikir aku tidak mencintainya?
(Vina mengangguk ragu dengan meringis)
RISA
Vina....
VINA
Aku pernah berpikir kalau Bimo hanya sebagai tempat untuk menyembuyikan luka hatimu dari Bayu. Kamu tampak begitu dingin dengan Bimo, seperti kamu menahan perasaanmu padanya.
RISA
Menyembuhkan, Bimo adalah tempatku untuk menyembuhkan luka hatiku. Dan waktu telah mengganti luka dengan cinta.
(Vina memegang erat tangan Risa)
VINA
Berhentilah menghindari Bayu, selama ini kamu terlalu sibuk menghindarinya seolah olah takut terjadi sesuatu antara kamu dan Bayu.
RISA
Aku hanya menjaga hati Mbak Tiara.
VINA
Dari apa Ris? Toh yang terjadi antara kamu dan Bayu jauh sebelum mereka bertemu. Dan mbak Tiara tidak pernah tahu.
(Vina menghela napas)
Kamu berpacaran singkat dengan Bayu ditahun pertamamu kuliah, lalu berberapa tahun setelah kalian putus, Bayu muncul lagi didalam persahabatan mbak Tiara, Bayu dan Bimo, yang kita tahu dimana endingnya. See tidak ada ada yang aneh kan? Mungkin karena kamu tidak pernah berterus terang pada mbak Tiara, jadi kamu merasa terbebani.
(Menatap serius wajah Risa)
Atau...
RISA
(Menunjuk tangannya pada Vina)
Jangan, jangan kamu ucapkan.
VINA
Apa?
RISA
Aku mencintai Bimo dan aku menyayangi mbak Tiara. Tidak pernah ada dalam pikiranku untuk menyakiti mereka.
VINA
Lalu kenapa kamu terluka?
(Vina dan Risa saling bertatapan)
VINA
Sudahlah, bagiku mana yang terbaik dan membuatmu bahagia, aku akan disana juga.
Jadi ceritakan apa yang sebenarnya terjadi padamu kemarin?
RISA
Kamu akan mengira aku gila?
VINA
Paling tidak kita tahu siapa diantara keluargamu yang mewarisi kegilaan alm. simbahmu?
RISA
(Tertawa)
Kamu ini, kita tahu juga kan, simbahku gila juga karena ada beberapa mahkluk yang menempel padanya sejak dia kecil, dan setelah semua dilepas, hidupnya sudah tenang dan tidak berapa lama nenek beristirahat dengan damai.
VINA
Hari-hari yang melelahkan bagimu saat nenekmu kambuh sakitnya, raga setua itu masih begitu kuat untuk mengganggu tetangga sekitarnya.
RISA
Karena itu bukan dia.
VINA
Jadi, apa yang terjadi kemarin?
(Risa menunjuk kearah luar cafe, Vina mengikuti arah tangan Risa)
RISA
Disebrang jalan kemarin, aku melihat sesosok perempuan menunjuk kearahku. Dia memakai baju pengantin putih yang tampak basah dengan rambut panjang yang menutupi seluruh wajahnya. Dan saat aku keluar, tiba-tiba aku sudah tidak berada didepan cafe.
VINA
Maksudmu?
RISA
Aku berada ditempat lain. Disebuah bukit yang awalnya aku tidak tahu dimana, lalu aku sadar tahu tempat itu, dan saat aku berbalik, apa yang aku takutkan benar. Aku berada di bukit dibelakang rumah masa kecilku. Dan dihadapnku, sosok perempuan itu berdiri ditepi sendang yang tidak jauh dari tempat aku berdiri. Seperti ada suara yang memanggilku, suara mbak Tiara yang terdengar bersamaan dengan perempuan itu yang menjatuhkan dirinya ke sendang dengan menunjukku. Aku pikir itu mbak Tiara, makanya aku berlari tapi sedetik kemudian aku telah kembali berada di depan cafe.
VINA
Tapi, kamu tidak kemana mana Ris, hanya diam dan berjalan didepan cafe dengan tatapan kosong.
RISA
Entahlah Vin, aku juga bingung. Hal sama juga aku alami di tiolet bioskop. Perempuan itu muncul lagi dicermin , dan tangannya keluar mendorong kepalakku kearah wastafel. Dan aku sadar, itu bukan di wastafel karena aku melihat didalam air banyak tangan dan wajah dikegelapan yang mencoba meraih wajahku. Aku tidak bisa bernafas dan aku pikir aku akan mati. Tapi tiba-tiba ada wajah yang aku kenal mendekat kearahku, tersenyum padaku lalu tangannya keluar seolah-olah memaksa hantu perempuan yang hendak membunuhku agar melepaskan tangannya. Dan sedetik kemudian aku bisa menghirup udara lagi, dan kembali berada di toilet gedung bioskop.
VINA
Siapa yang membantumu?
RISA
Aku merasa itu ibuku Vin.
(Vina dan Risa terdiam)
VINA
Aku jadi merinding dengan membayangkan saja. Tapi kenapa kamu? Kenapa sekarang? Dan siapa dibalik ini semua? Itu misteri yang harus segera dijawab Ris.
RISA
Kamu percaya padakukan?
(Vina tertawa)
VINA
Kalau cerita kamupun bohong, aku akan tetap percaya karena kamu sahabatku. Sahabat akan tetap percaya ketika orang lain tidak.
(Risa tersenyum)
VINA
Tapu bagaimana kamu tahu kalau kamu sedang berada dibukit belakang rumah masa kecilmu?
RISA
Aku tak akan pernah bisa lupa Vin. Dirumah itulah hari-hari terbaikku lahir bersama bapak,ibu dan mbak Tiara dan juga anjing kesayangan kami Miko. Dan disanajugalah mimpi-mimpi buruk itu dimulai. Dan kamu tahu, aku tidak pernah berhenti bermimpi tentang rumah itu sampai sekarang.
VINA
Maksudmu?
RISA
Ada saja yang aku impikan tentang rumah itu setiap beberapa minggu, tapi bukan mimpi buruk, seperti mereka menyambutku untuk pulang kesana dengan penuh kenangan yang membahagiakan.
(Tatapan menerawang)
Dirumah itu, ibuku ditemukan meninggal dalam kamar mandi, terkunci dari dalam. Tidak ada tanda luka atau apapun ditubuhnya. Tidak berapa lama, anjing kesayangan kami, Miko juga mendadak mati dibelakang rumah. Lalu bapak memutuskan untuk pindah karena kata bapak banyak kejadian kejadian aneh yang kami alami dirumah itu. Aku sendiri lupa karena masih kecil waktu itu, mungkin mbak Tiara akan ingat, tapi dia tidak pernah membahasnya.
(Lalu datang dimeja mereka ibu Erni (65), ibu dari Bayu)
(Vina dan Risa beridiri)
RISA
Ibu.
(Menyalami ibu Erni)
(Vina tersenyum dan menyalami ibu Erni lalu mereka duduk)
IBU ERNI
(Tersenyum)
Bagaimana kabar kalian?
VINA
Baik bu.
(Vina bangkit dan berjalan kedalam lalu tidak berapa lama membawa secangkir teh hangat
IBU ERNI
(Menatap Risa)
Kamu baik-baik saja Ris?
RISA
Risa baik-baik saja bu. Ibu dan bapak sehat kan?
IBU ERNI
Ibu dan bapak sehat semua, juga Aryo dan Bunga.
RISA
Ibu datang sendiri?
IBU ERNI
Tadi ibu diturunkan didepan, anak-anak mau ke Gembiraloka. Ibu sudah tidak sanggup kalo harus jalan terlalu lama, jadi ibu minta diantar kesini.
(Suasana hening, lalu Ibu Erni meminta ijin untuk meminum teh nya)
IBU ERNI
(Memegang lembut tangan Risa dimeja)
Kamu baik-baik saja Ris.
(Risa dan Vina saling memandang tampak bingung dengan pertanyaan ibu Erni karena beberapa saat lalu dia menanyakan hal yang sama)
RISA
(Sedikit bingung)
Risa baik-baik saja bu.
IBU ERNI
Tidak mengalami hal-hal aneh belakangan ini?
RISA
Mas Bayu cerita ke ibu ya tentang peristiwa kemarin?
(Ibu Erni tersenyum dan menggeleng)
(Risa dan Vina saling menatap dan tampak terkejut)
RISA
Lalu bagaimana ibu mengetahui kalau Risa mengalamai hal aneh kemarin?
IBU ERNI
Tiara.
(Vina dan Risa terkejut)
RISA
Mbak Tiara? Tapi bagaimana bisa...?
IBU ERNI
Tiara dan ibu sangat dekat walau dia hanya anak mantu ibu. Dia selalu cerita banyak hal, salah satunya kejadian-kejadian aneh yang dia alami sebelum dia meninggal.
VINA
Kejadain aneh?
IBU ERNA
(Mengangguk)
Dia sering mengalami kejadian mistis, yang dia pikir awalnya hanya mimpi. Tapi semakin lama, kejadian kejadian mistis itu mulai menjadi nyata dan mulai mengancam nyawanya.
(Meminum tehnya)
Dia sering tiba-tiba berada di tempat lain, sendang dan rumah masa kecilnya adalah tempat yang sering dia tiba-tiba berada disana. Awalnya ibu pikir Tiara mengalami stress atau kecapekan,tapi pesan Tiara lewat telpon sehari sebelum kecelakaannya membuka mata ibu.
RISA
(Penasaran)
Pesan?
IBU ERNI
Tiara bilang kalau terjadi apa-apa dengan dirinya, dia titip anak-anak pada ibu. Tapi kalau ada kejadian mistis menimpa Aryo dan Bunga setelah dia meninggal, Tiara minta pada ibu untuk menceritakan semua yang Tiara alami pada Risa segera.
RISA
Memangnya ada kejadian apa yang menimpa Aryo dan Bunga bu?
IBU ERNI
(Menatap Vina dan Risa)
Ibu sempat kehilangan mereka, dan itu tidak hanya sekali?
VINA
Maksudnya?
IBU ERNI
Aryo dan Bunga tiba-tiba bisa berdiri tanpa bergerak lama atau tiba-tiba tertidur lama dengan mata berkabut tanpa bisa ibu bangunkan atau sadarkan mereka. Dan mereka tiba-tiba bisa sadar sendiri sambil menagis dan ketakutan. Mereka dibawa kedunia lain, persis seperti ibu mereka, ke rumah dan sendang itu.
(Ibu Erni mulai menitikkan air mata)
IBU ERNI
Ibu sangat takut kehilangan cucu-cucu ibu.
RISA
(Mengusap lembut bahu ibu Erni)
Lalu Mas Bayu bagaimana bu...?
IBU ERNI
(Menatap Risa)
Bayu tidak tahu hal ini Ris, Tiara meminta ibu berjanji untuk tidak menceritakan semuanya pada Bayu, tapi padamu.
RISA
Tapi kenapa?
IBU ERNI
Ibu juga tidak tahu Ris, Tiara tidak memberikan alasannya.
(Vina dan Risa menatap keheranan)
(Ibu Erni mengeluarkan secarik kertas dari tasnya lalu menyerahkannya pada Risa)
(Risa membuka kertas yang berisi sebuah nomor handphone)
IBU ERNI
Itu pak Ageng, Tiara sempat berkunjung kesana beberapa hari sebelum meninggal. Dia..
RISA
Semacam orang pintar. Pak Ageng yang membantu menyembuhkan simbah dan mengeluarkan mahkluk yang menempel dalam diri simbah.
VINA
Kamu pernah bertemu Ris?
RISA
(Risa menggeleng)
Aku dulu tidak ikut hadir saat peyembuhan simbah.
IBU ERNI
Risa juga mengalami kejadian seperti Aryo dan Bunga?
RISA
(Mengangguk)
Iya bu.
(Memegang tangan ibu Erni)
Risa janji untuk segera mencari tahu penyebab semua ini bu, agar teror yang mengikuti Aryo dan Bunga segera berhenti dan mereka aman.
(Vina menatap Risa)
IBU ERNI
Terimaksih Ris, dan berhati-hatilah.
RISA.
Iya bu, sudah kewajiban Risa juga harus ikut menjaga Aryo dan Bunga.
CUT TO