INT. RUANG KELUARGA — PAGI
Pagi yang cerah tapi suasana rumah tegang. Murni berdiri di dekat papan setrika, menekan kuat setrikaan pada baju Burhan. Raut wajahnya tajam, resah.
Burhan duduk di lantai sambil main game di HP-nya. Di sofa, Melisa sibuk dandan di depan cermin kecil.
Melisa
(sambil ngoles lipstik)
Bu, Wulan akhir-akhir ini makin aneh, ya?
Burhan
(Tanpa lirikan dari HP)
Kamar dikunci terus. Kemarin sore juga nggak keluar-keluar. Bahkan pas makan malam.
Melisa
Aku tadi pagi ke kamarnya... kamarnya gelap. Tapi aku lihat koper besar terbuka di atas kasurnya.
Murni
(Berhenti menyetrika, menatap)
Koper? Yang dari gudang?
Melisa
Iya. Yang warna coklat tua, yang ada tambalan kulitnya. Aku yakin itu koper peninggalan Ayah.
Burhan
(nada tinggi)
Hah?! Yang dulu dipake waktu kita pindahan? Gue pikir itu udah dibuang.
Murni
Tadinya mau dibuang. Tapi Wulan merengek, katanya "itu kenangan Ayah." Ibu ngalah. Harusnya nggak usah ya.
Melisa
(sambil tiup-tiup wajahnya)
Aku curiga, jangan-jangan koper itu isinya sesuatu...
Burhan
Maksud lo? Surat warisan? Harta? Atau...
Murni
Kalau pun ada, itu semua milik keluarga ini. Bukan milik dia sendiri. Dia pikir siapa dia?
Burhan
Gue curiga dia dapet kode atau akses ke duit dari Ayah. Tapi diem-diem. Nggak bilang siapa-siapa.
Melisa
Bisa jadi. Soalnya aku lihat dia semalam buka-buka kaset. Kaset, Bu. Siapa sih zaman sekarang masih pake kaset?
Murni
Dia sok misterius dari dulu. Bikin puisi, baca buku usang, main rahasia-rahasiaan sendiri. Sekarang makin jadi.
Burhan
Udah. Malam ini kita intip. Kalau dia masih ngumpet di kamar, kita dobrak aja pintunya. Gue udah males digituin terus.
Melisa
Atau pura-pura antar makanan, terus masuk... ngelihat ada apa.
Murni
(nada tegas)
Nggak usah pura-pura. Malam ini, kita buka paksa aja kalau perlu. Rumah ini bukan cuma milik dia.
Burhan dan Melisa saling pandang, sepakat.
CUT TO:
INT. KAMAR WULAN — MOMENTS LATER
Wulan sedang menempelkan potongan kertas bertuliskan "shelter" ke dinding, melengkapi daftar kata kunci.
Wulan
(pelan, seperti berdoa)
Tinggal dua lagi...
Suara langkah kaki terdengar samar di luar kamarnya. Wulan menoleh ke arah pintu. Matanya siaga.
CUT TO BLACK