Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
TIGA JAM SEBELUMNYA.
96 EXT. JALAN GANESHA – TAKSI ONLINE 3 - SORE
Alena menurunkan masker yang menutupi mulutnya. Ia tampak sangat cemas di atas taksi. Kepalanya bergerak liar melihat celah di antara mobil-mobil yang terjebak kemacetan panjang. Alena melihat jam di ponselnya. Sudah pukul 3.40. Ia melirik ke Angga lalu mencondongkan tubuhnya ke depan.
ALENA
Cepat dong, Kang!
SOPIR TAKSI
Gak bisa, Teh. Macet parah.
ANGGA
Tenanglah, Al.
ALENA
Bagaimana aku bisa tenang kalau kekasihmu ternyata ada di sini.
ANGGA
Belum tentu juga mereka akan bertemu di One Eighty. Kirana tidak mungkin tahu kalau kekasihmu selalu di sana setiap 15 Agustus.
ALENA
Kalau ternyata mereka bertemu di sana bagaimana?
Angga terdiam. Alena tampak semakin gusar. Taksi mulai bergerak, namun sangat pelan.
CUT TO:
97 EXT. ONE EIGHTY COFFEE & MUSIC – DEPAN – SORE
Taksi berhenti di depan One Eighty. Sebelum taksi benar-benar berhenti, Alena sudah melompat turun.
ALENA
Taksi sialan!
Alena mengumpat sambil buru-buru ke pintu masuk One Eighty. Angga ikut turun lalu meminta maaf kepada sopir taksi.
ANGGA
Maaf ya, Pak.
Angga menyusul Alena yang terus berjalan sambil melirik jam di ponselnya. Ia makin gusar. Sudah pukul 03.58. Ia kembali mengumpat dan mempercepat langkahnya memasuki kafe.
CUT TO:
98 INT. ONE EIGHTY COFFEE & MUSIC – DALAM – SORE
Alena sudah memasuki kafe. Ia mempercepat langkahnya. Ia ingin segera bertemu kekasihnya. Tujuh, enam, lima langkah lagi ia akan sampai. Empat, tiga, dua ....
Alena mendadak berhenti. Ia terpaku menatap pemandangan beberapa meter di depannya. Kirana dan Magello sedang berpelukan. Kirana menangis. Magello tampak tersenyum bahagia.
Alena mundur selangkah. Pandangannya berkabut. Ia berpegangan ke dinding.
ANGGA
Kenapa kau tidak ....
Angga tidak meneruskan kalimatnya. Ia melihat Kirana dan Magello berpegangan tangan.
ANGGA (CONT’D)
Aku akan menjelaskan semuanya kepada mereka.
Angga sudah ingin melangkah mendekati Magello dan Kirana, namun Alena menarik tangannya.
ALENA
Tidak perlu. Semuanya sudah terlambat.
Suara siulan dan dehaman Mario serta Liza terdengar hampir bersamaan. Kemudian disusul tawa bahagia.
Alena memutar tubuhnya. Menggosok matanya dan berlari ke luar dari One Eighty.
CUT TO:
99 EXT. ONE EIGHTY COFFEE & MUSIC – PINTU – SORE
Alena berlari ke luar kafe sambil terisak. Ia bersenggolan dengan pengunjung lain di pintu, tapi sudah tak peduli lagi. Alena terus berlari. Angga mengikutinya dari belakang sambil meminta maaf kepada pengunjung yang ditabrak Alena.
CUT TO:
100 EXT. ONE EIGHTY COFFEE & MUSIC – PARKIRAN – SORE
Alena menangis di belakang mobil yang sedang parkir. Angga berusaha menenangkannya.
ANGGA
Maafkan aku, Al. Semua ini salahku. Akulah yang melibatkanmu dalam masalah Kirana. Aku benar-benar tidak menduga kalau ternyata semuanya akan berakhir seperti ini.
ALENA
Akulah yang bersalah. Harusnya aku mengikuti saranmu dan mengakui sandiwara kita di Taman Balaikota. Bukan malah melanjutkan sandiwara itu.
ANGGA
Jadi, kita kemana sekarang?
ALENA
Terserah kau.
Alena menyetop taksi dan langsung naik.
ANGGA
Kau baik-baik saja?
ALENA
Aku tidak akan pernah kembali lagi ke kota ini.
DISSOLVE TO:
THE ED