Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
JATUH CINTA ANTARA BANDUNG DAN JOGJA
Suka
Favorit
Bagikan
6. ACT 2: Putus

21 INT. HOTEL HILTON – KAMAR 2 – MALAM

 

Magello dan Kirana tiba kembali di hotel. Jam di kamar menunjukkan pukul 1 dini hari. Ponsel Magello berdering. Ada pesan masuk dari Alena: AKU TUNGGU BESOK PAGI JAM 8 DI TAMAN BALAIKOTA.

 

Magello menelepon Alena. Namun, Alena tidak menjawab panggilannya. Ponselnya hanya berdering.

 

                       KIRANA

 

                       Siapa?

 

                       MAGELLO

 

                       Alena.

 

                       KIRANA

 

                  Kekasih? Mantan?

 

Magello mengangguk. Sekali lagi ia mencoba menelepon Alena. Tapi tetap tidak dijawab. Kirana melirik ponsel Magello dan melihat pesan Alena.

 

                      KIRANA (CONT’D)

 

                  Kenapa dia mengirim pesan?

 

                       MAGELLO

 

             Dia ingin bertemu denganku besok pagi.

 

                                     FADE IN:

    

22 INT. HOTEL HILTON – KAMAR 2 - PAGI

 

Magello sudah siap-siap berangkat. Kirana memasang wajah tak senang dengan mengerutkan alisnya. Magello berjalan ke arah pintu. Kirana mendahuluinya dan berdiri di mulut pintu mencegat Magello.

 

                       KIRANA

 

Aku ikut.

 

                  MAGELLO

                  

Untuk apa?

 

KIRANA

 

Aku ini tunanganmu.

 

     MAGELLO

 

Iya. Aku tahu.

 

     KIRANA

 

Sebagai tunangan, aku perlu tahu apa yang kalian bicarakan.

 

             MAGELLO

 

Memangnya kau tahu apa yang ingin kami bicarakan?

 

                  KIRANA

 

Mungkin dia ingin ngajak balikan.

 

Kirana ngotot ingin ikut. Ia terus berdiri di depan pintu menghalangi Magello.

 

                       MAGELLO

 

             Tolong mengertilah, ini urusan pribadi.

 

Kirana diam seribu bahasa. Wajahnya tampak kecut. Setelah itu, ia menatap Magello.

 

                       KIRANA

 

Tapi jangan lama!

 

     MAGELLO

 

Dua jam.

 

                  KIRANA

 

Satu jam.

 

Magello melihat jam tangannya.

 

                       MAGELLO

 

Baiklah.

 

                                 CUT TO:

 

23 EXT. TAMAN BALAIKOTA – AREA TAMAN - PAGI

 

Magello memarkir motornya di tempat parkir. Alena sudah menunggu di bangku-bangku taman. Untuk beberapa saat, Magello hanya berdiri mengamati Alena dari kejauhan.

 

Magello menghampiri Alena.

 

                       ALENA

 

             Aku pikir kau tidak akan datang.

 

                       MAGELLO

 

         Kau tahu aku tidak pernah menolak keinginanmu.

 

Suasana terlihat kikuk.

 

                       ALENA

 

             Bagaimana kabarmu, El?

 

                       MAGELLO

 

                  Kau sudah tahu jawabannya.

 

Alena terdiam. Ia memperhatikan keadaan sekitar. BEBERAPA ORANG terlihat sedang bersantai.

 

ALENA

 

Aku ingin minta maaf kepadamu, El. Kau pasti terkejut melihatku datang bersama Angga.

 

Magello tak memberi respons. Ia hanya menunggu Alena menjelaskan.

 

                       ALENA (CONT’D)

 

Kami bertemu di Jakarta tahun lalu. Aku butuh teman berbagi dan Angga-lah orang yang selalu ada untukku di saat-saat tersulit dalam hidupku setelah perceraian orang tuaku. Perhatiannya yang lebih dari siapapun membuat aku jatuh cinta kepadanya. Kami punya kehidupan yang sama. Angga juga broken home. Perasaan senasib itulah yang mungkin menyeret hati kami untuk bersatu.

 

Suasana hening. Alena memandang sepasang remaja yang berpegangan tangan dengan mesra tak jauh dari tempat mereka sedang duduk.

 

                       MAGELLO

 

             Apakah aku tidak peduli padamu?

 

                       ALENA

 

Aku tidak bilang kau kurang perhatian kepadaku. Tapi aku ingin lebih.

 

                       MAGELLO

 

             Bukankah aku selalu meneleponmu. Aku bahkan meneleponmu hampir setiap hari.

 

                       ALENA

 

Tapi aku butuh bahu untuk bersandar saat aku benar-benar lelah dengan semua masalah dalam hidupku. Bukan sekadar suara lewat telepon yang memintaku kuat dan bersabar. Aku butuh tangan yang bisa aku gapai yang membuatku yakin kalau hari esok masih bisa membuatku tersenyum.

 

Suara Alena mulai serak. Magello memandangi wajahnya dan tampak merasa bersalah.

 

                       MAGELLO

 

Betapa buruknya aku sebagai kekasih.

 

Hening kembali. Magello menghela napas.

 

                       MAGELLO (CONT’D)

 

Sepertinya aku memang pantas dicampakkan. Yang aku sesalkan hanya caramu menunjukkan kekuranganku. Seharusnya kau memberitahuku sejak awal. Kalau kau memintaku datang ke Jakarta atau kemanapun ketika kau sedang bersedih, aku pasti datang.

 

                       ALENA

 

Maafkan aku, El. Aku tidak bermaksud menyalahkanmu. Aku hanya sedikit terbawa emosi. Aku mencintaimu dan akan selalu mencintaimu. Tapi ...

 

Alena menghentikan kalimatnya. Ia mengambil selembar tisu dari tasnya kemudian menghapus air matanya.

 

                       MAGELLO

 

                       Tapi apa?

 

                       ALENA

 

Kita tidak bisa melanjutkan hubungan kita lagi. Aku sudah jahat padamu. Aku sudah mengkhianatimu.

 

Magello dan Alena sama-sama terdiam. Alena mulai terisak. Butuh beberapa menit sebelum ia bisa menguasai kembali perasaanya. Ia memandang Magello lalu tersenyum.

 

                       ALENA (CONT’D)

 

Siapa gadis itu?

 

     MAGELLO

 

Kirana.

 

ALENA

 

Kalian tampak serasi.

 

Magello hanya menggerakka alisnya ke atas.

 

                  ALENA (CONT’D)

 

Dia memelukmu di bandara. Aku melihatnya. Jujur, saat itu aku merasa cemburu padanya.

 

                  MAGELLO

 

Aku tidak tahu siapa dia. Aku tidak mengenalnya. Ia datang bersama ibunya.

 

                  ALENA

 

Lalu, kenapa dia memelukmu?

 

          MAGELLO

 

Aku tidak tahu. Aku pikir ada hubungannya denganmu.

 

Alena menggeleng.

 

                       ALENA

 

Kau menyukainya?

 

     MAGELLO

 

Kau tahu aku hanya mencintaimu.

 

                  ALENA

 

Kau menyukainya?

 

Alena mendesak Magello, ingin tahu bagaimana perasaannya pada Kirana.

 

                  MAGELLO

 

Aku tidak tahu.

 

                   ALENA

 

Aku tidak akan memaksa kalau kau tidak ingin membicarakannya.

 

Ponsel Alena berdering. Ia mengeluarkannya dari dalam tas kemudian menatap layarnya. Setelah itu, ia menoleh ke belakang. Seorang pemuda melambaikan tangan. Itu Angga.

 

                       ALENA (CONT’D)

 

Baiklah, aku harus pergi, El. Angga menungguku. Hari ini kami akan kembali ke Jakarta.

 

                  MAGELLO

 

                  Alena ...

 

                  ALENA

 

Tolong jangan hubungi aku lagi. Kita memang bukan jodoh, El. Terima kasih sudah mencintaiku selama ini. Sampaikan salamku untuk ibu, ayah, dan Dini. Suatu hari nanti aku akan datang ke rumahmu untuk meminta maaf pada mereka.

 

Alena meninggalkan Magello.

 

                                     CUT TO:

 

24 EXT. TAMAN BALAIKOTA – AREA TAMAN- PAGI

 

Alena mendatangi Angga. Mereka tampak mengobrol serius. Angga menunjuk ke arah Magello. Alena meraih tangan Angga lalu mengajaknya ke tempat parkir dan pergi meninggalkan Taman Balaikota. 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar