Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
TITLE: Beberapa hari kemudian
54. EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH BASKORO — SORE
Cahaya kemerahan mulai nampak di langit barat, suasana hangat dan tenang menyelimuti area sekitar perkebunan. Maya dibantu dengan empat temannya memasukkan beberapa tas ransel, koper dan kardus kedalam mobil. Dhani dan Maya memasukkan barang-barang ke dalam mobil jeep, sementara Andra, Cindy, dan Rio memasukkan barang-barang ke mobil MPV milik Almarhum Baskoro.
Setelah semua barang selesai dimasukkan mereka menutup pintu bagasi mobil, dan berkumpul. Dhani melihat ke arah Maya yang sedang mendekap stopmap dokumen.
DHANI
MAYA
DHANI
(mengambil kontak mobil dari sakunya)
Mereka semua tertawa..
RIO
Andra dan cindy tersenyum mengerti maksud omongan Rio.
RIO (CONT’D)
CINDY
(tertawa)
DHANI
(tersenyum)
ANDRA
DHANI
ANDRA
Andra, Cindy dan Rio masuk mobil Baskoro dan pergi meninggalkan mereka. Dhani mendekati maya yang merangkul map dokumen, mereka bersender di depan kap mesin mobil jeep dhani.
DHANI
MAYA
(mengambil nafas panjang)
DHANI
Maya terdiam dan terlihat berfikir keras. Dia melihat rombongan kawanan burung nampak terbang untuk kembali ke sarang mereka.
MAYA
DHANI
MAYA
(menatap kearah Dhani)
DHANI
(terperanjat kaget)
MAYA
suasana hening sejenak, Dari arah jalan muncul pak Dasim berjalan terseok-seok menghampiri Maya dan Dhani yang berdiri di depan mobil jeepnya.
PAK DASIM
(nafasnya terengah-engah)
DHANI
PAK DASIM
DHANI
Pak Dasim mengangguk-angguk sambil tersenyum.
MAYA
Pak Dasim mendengarkan sambil mengangguk-angguk.
MAYA (CONT’D)
PAK DASIM
(sambil menunduk)
Maya mengambil kunci rumah dari dalam stopmap.
MAYA
(menunjukkan kunci dan stopmap)
Pak dasim melihat kunci dan stopmap yang dipegang Maya sambil menganggukan kepala. Maya melihat Dhani sebentar.
MAYA (CONT’D)
Pak Dasim terkejut dengan pertanyaan Maya. Dia tiba tiba menjadi gugup, dan tidak berani melihat maya.
PAK DASIM
MAYA
PAK DASIM
MAYA
(melirik dan memincingkan mata ke dhani)
DHANI
(melihat mata maya)
mereka bertiga menaiki mobil jeep Dhani.
55. I/E. JALAN BERBATU TENGAH HUTAN — SORE
Mobil jeep Dhani menyusuri jalan berbatu menuju rumah pak Dasim. Pepohonan hutan yang tinggi dan rimbun menghalangi cahaya matahari yang mulai memerah.
Pak Dasim duduk di depan menunjukkan arah pada Dhani yang mengemudikan mobil dengan hati-hati, sementara maya duduk di belakang sambil memperhatikan pak Dasim. sesaat kemudian dia merogoh saku celana jeans nya dan mengeluarkan sesuatu,dia membuka telapak tangannya... sebuah kalung liontin berbentuk hati. dia membuka bandul liontin dan tampak foto kedua orang tuanya. dia melihat foto tersebut beberapa saat. Sementara Dhani yang konsentrasi mengemudi,sesekali melihat maya dari kaca spion tengah. Setelah itu maya menutup liontin itu dan menggenggamnya erat-erat.
PAK DASIM
Mobil menepi dan berhenti ditengah hutan. Mereka bertiga turun dari mobil.
PAK DASIM (CONT’D)
DHANI
PAK DASIM
(tersenyum)
Mereka turun dari mobil. Pak dasim berjalan didepan diikuti Maya dan Dhani dibelakang.
56. EXT. JALAN SETAPAK DIDALAM HUTAN — SORE
Semak belukar yang lebat membuat Maya dan Dhani harus berkali-kali menyibakkan ranting dan daunya supaya bisa lewat.
Tak lama kemudian mereka sampai di area yang sedikit terbuka dan lapang. Mereka melihat gubuk pak Dasim yang sudah tampak tua berada di tengah tengah lahan yang dikelilingi pepohonan tinggi.
PAK DASIM
Maya dan Dhani saling pandang, mereka ragu sejenak, tapi akhirnya memutuskan mengikuti pak Dasim masuk.
57. INT. GUBUK TUA PAK DASIM — SORE
Suasana gubuk sepi dan gelap. Hanya cahaya dari pintu dan sela sela gubuk yang menerangi sedikit ruangan itu. Tampak meja dan kursi kayu tanpa cat yang sudah tua. Tak ada perabotan lainnya diruangan itu.
PAK DASIM
Maya dan Dhani duduk dengan pelan-pelan
PAK DASIM (CONT’D)
MAYA
Pak Dasim tidak mendengarkan Maya, dia tetap masuk ke dalam. Suasana hening sejenak, tiba-tiba ponsel dhani berbunyi, ada satu pesan masuk. Dhani mengambil ponsel disakunya.
DHANI
(melihat pesan masuk)
Pak Dasim muncul membawa dua gelas air minum dan meletakkan dimeja.
PAK DASIM
MAYA
PAK DASIM
Pak Dasim berdiri dan mempersilahkan mereka mengikuti menuju kamar istrinya. Maya berjalan dibelakang pak dasim diikuti Dhani.
58. INT. KAMAR TIDUR DIGUBUK TENGAH HUTAN — SORE
Pintu kamar dari papan triplek dibuka, pak Dasim mempersilahkan mereka masuk. Tiba tiba ponsel Dhani berdering nada panggilan, Maya dan pak Dasim menoleh kearah dhani, Dhani melihat ponselnya.
DHANI
Dhani keluar untuk menerima panggilan telepon orang tuanya dan meninggalkan Maya berdua dengan pak Dasim.
PAK DASIM
(tersenyum)
Pak Dasim melihat kearah ranjang istrinya yang tertutup kelambu usang.
PAK DASIM (CONT’D)
(bersuara keras)
Melihat dan tersenyum ke arah Maya.
PAK DASIM (CONT’D)
Pak Dasim meninggalkan Maya sendiri. Maya perlahan mendekati ranjang istri pak Dasim. Suasana kamar juga sedikit gelap, hanya beberapa titik cahaya yang masuk melalui celah dinding anyaman bambu. Sebuah kursi dan meja kecil disamping ranjang tampak sedikit berdebu dan berantakan dengan gelas dan piring kotor yang menumpuk. Sebuah pigora foto berdiri disela-sela dan tertutup gelas dan piring tersebut..
MAYA
Tak ada suara jawaban dari dalam kelambu. Maya mendekati meja dan mengambil foto untuk melihat lebih jelas, dan ternyata wanita difoto itu adalah Ningsih.
Maya terperanjat dan melepas foto itu hingga jatuh dan pecah. Dia melirik ke arah kelambu kamar. Dengan rasa takut dan penasaran dia perlahan-lahan membuka kelambunya, dan dia melihat sosok mayat wanita yang sudah mengering seperti mumi dengan busana longdrees putih terbaring.
Maya mundur perlahan dan berbalik hendak lari keluar, tapi sebuah balok kayu dihantamkan kearah wajahnya oleh pak Dasim.
FADE TO BLACK.
FADE IN:
59. INT. KAMAR TIDUR DIGUBUK TENGAH HUTAN — PETANG
Maya tersadar dalam kedaan duduk selonjor dibawah lantai berdempetan saling membelakangi dan sudah terikat menjadi satu dengan Dhani . Nampak darah mengalir dari hidung dan bibir maya, sementara Dhani yang masih dalam kondisi pingsan tampak tetesan darah mengalir dari kepala ke keningnya. Maya meronta berusaha melepaskan diri, namun sia-sia.
Pak Dasim menyalakan lampu minyak dan menaruh dibawah lantai. Dia menyeret kursi ke tengah dan duduk menghadap Maya dan Dhani. Sementara Ayu berdiri dibelakang pak Dasim.
MAYA
Pak Dasim tersenyum.
MAYA (CONT’D)
(melihat wajah pak Dasim)
PAK DASIM
(tersenyum)
Maya melirik Ayu yang berdiri tertunduk
MAYA
Pak Dasim marah dan mendekati Maya. Dia jongkok dan menjambak rambut Maya.
PAK DASIM
MAYA
Pak Dasim tertawa dan melepas jambakannya. Dia kembali duduk dikursi.
PAK DASIM
MAYA
Pak Dasim langsung menampar Maya. Maya meringis kesakitan dan tertawa.
MAYA (CONT’D)
(tertawa)
AYU
Pak Dasim tersenyum dan langsung berdiri mendorong Ayu ke dinding gubuk sambil mencekik leher Ayu. Ayu meronta berusaha melepas cekikan pak Dasim.
PAK DASIM
Disaat bersamaan Maya menendang lampu minyak yang ada dilantai kekolong ranjang, seketika itu juga api membesar menyambar seprei dan kasurnya.
PAK DASIM (CONT’D)
(melihat api membesar)
Pak Dasim melepaskan Ayu yang sudah mulai lemas karena cekikannya. Dia berlari menuju ranjang dan panik berusaha memadamkan apinya dengan kain tapi justru semakin membesar.
Pak Dasim naik keranjang ingin menyelamatkan mayat Ningsih yang mulai ikut terbakar. Pak Dasim marah dan berteriak keras.
PAK DASIM (CONT’D)
Saat itulah Ayu yang sudah ada dibelakangnya memukul kepala pak Dasim dengan balok hingga pak Dasim roboh diatas ranjang menimpah mayat istrinya.
Api semakin membesar dan mulai merambat kedinding kamar yang terbuat dari bilah bambu. Ayu melepaskan ikatan Maya dan Dhani, setelah itu Maya langsung berusaha membangunkan Dhani yang masih pingsan dengan menepuk nepuk pipi Dhani. Dhani tersadar. Maya langsung membantu Dhani berdiri dan memapahnya keluar kamar.
Ayu mengikuti dibelakangnya, tapi saat mencapai pintu kamar, Ayu berhenti. Maya berbalik dan memanggil-manggil nama Ayu, tapi Ayu malah tersenyum dan meminta maaf pada Maya.
MAYA
AYU
SLOW MOTION
Ayu langsung menutup dan mengunci pintu kamar. Maya memanggil Ayu dan memintanya segera keluar.
Api semakin besar dan asap mulai banyak, Dhani mengajak maya keluar menjauhi gubuk yang mulai terbakar. mereka saling memapah dan berjalan tertatih.
60. EXT. GUBUK TUA PAK DASIM — PETANG
Meraka keluar dan menjauh dari gubuk, mereka berhenti dan berbalik menyaksikan api yang melahap gubuk tersebut. Kobaran api berwarna merah seakan menyatu dengan cakrawala yang juga mulai memerah.
----- TAMAT ---