Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
43.EXT. RUMAH ALIN - TAMAN BELAKANG - THE NEXT DAY
Mona terlihat duduk di kursi rodanya dan memperhatikan kolam ikan. Namun tatapannya kosong. Alin datang membawa makanan. Ia meletakkannya di meja sebelah Mona.
MONA
Terima kasih, Sayang.
ALIN
Mama mau teh anget? Aku minta Mbak Ningsih buatin ya?
Mona menggeleng. Alin pun duduk di sebelah ibunya dan ikut memperhatikan ikan-ikan yang berenang. Ia menatap Alin penuh rasa bersalah. Tangannya membelai rambut Alin. Matanya menangkap memar biru di sudut bibir Alin. Alin meringis ketika jari Mona menyentuh memar itu.
MONA (V.O)
Maafkan Mama, Lin. Mama tersiksa lihat kamu begini, tapi Mama juga takut. Takut sekali.
Mona menarik tangannya menjauh. Mereka terdiam beberapa saat.
ALIN
Ma, apa Mama pernah menyesal nikah sama Papa?
Mona menggeleng.
MONA
Kalau Mama tidak menikah dengan papamu, Mama engga bakal punya anak gadis secantik dan sebaik kamu.
Alin tersenyum, namun sorot matanya sedih. Ia memperhatikan langit yang mendung.
FLASHBACK STARTS.
– Alin, Mona, Irfan, dan Gio terlihat bahagia bermain di pantai.
– Mona jatuh sakit. Mereka terlihat sedih.
– Mona diamputasi. Ia duduk di kursi roda yang didorong oleh Irfan. Wajah Mona terlihat sedih. Irfan terlihat dingin.
– Irfan berteriak dan membanting barang. Ia mendorong Mona jatuh dari kursi roda. Mona menangis. Mbak Ningsih terlihat ketakutan. Alin yang baru pulang langsung menghalangi Irfan. Irfan menampar Alin. Alin tetap berdiri menghalangi Irfan untuk kasar pada Mona.
– Alin menjadi sasaran Irfan ketika marah. Ia selalu ditampar Irfan jika ada hal kecil yang tidak berjalan dengan kemauannya.
– Gio selalu berusaha melindungi Alin.
– Alin duduk di bathup dengan baju lengkap dan menangis terisak.
FLASHBACK ENDS.
Hujan mulai turun.
44.EXT. PARKIRAN MOTOR KAMPUS - DAY
Dipta duduk di atas motornya sambil bersenandung. Suasana kampus terlihat mulai sepi karena mahasiswa sudah mulai kembali pulang.
Dari kejauhan, Alin dan Wina berjalan sambil ngobrol. Bersama dengan mereka, ada beberapa teman lelaki Alin dan Wina. Mereka terlihat begitu akbrab.
Alin tidak menyadari Dipta yang berdiri menunggunya. Wina menatap Dipta, lalu menyenggol Alin. Alin langsung menoleh pada Wina.
WINA
Dipta... Dipta...
Alin menatap Dipta dan menghampirinya. Senyum Dipta menghilang ketika melihat Alin dikelilingi oleh banyak teman lelaki. Animasi makhluk berwarna hijau tiba-tiba muncul dan duduk di bahu Dipta.
ALIN
Dipta!
Dipta belum sempat menjawab, tapi KIKI, seorang laki-laki teman Alin, ikut datang dan menatap Dipta dari atas sampai bawah.
KIKI
Siapa, Lin?
ALIN
Temen aku, Ki, ini Dipta.
Animasi makhluk hijau itu berbisik dan hanya Dipta yang bisa mendengarnya.
MAKHLUK HIJAU
Wah, cuma dianggep temen.
Dipta mendengus pelan.
KIKI
Oh, temen. Hai Dipta, gue Kiki. Calonnya Alin.
MAKHLUK HIJAU
Calon loh calon!
Kiki tersenyum miring. Alin protes, memukul pelan lengan Kiki.
ALIN
Apaan sih kamu, Ki? Gih sana pulang!
KIKI
Mau aku anter gak?
Alin menggeleng dan mendorong Kiki.
MAKHLUK HIJAU
Yah... udah aku-kamu, susah, Dip. Susah.
ALIN
Gak usah! Gih sana!
Kiki tertawa lalu mencubit pipi Alin gemas. Dipta terdiam menatap Kiki tidak suka.
MAKHLUK HIJAU
Yah, uwu banget sih cubit-cubitan gitu.
KIKI
Ya udah, hati-hati ya.
Kiki melirik Dipta.
KIKI(CONT'D)
Kalo ada apa-apa langsung telfon aku aja.
ALIN
Iyaaa. Udah ih sana!
Kiki akhirnya berlalu meninggalkan Alin dan Dipta berdua.
DIPTA
Gebetan kamu, Lin?
ALIN
(tertawa) Kiki? Engga lah! Dia tuh temen aku dari kecil.
Makhluk hijau itu tiba-tiba hilang.
ALIN (CONT'D)
Tapi sebentar... ini kenapa kita jadi aku kamu juga?
Wajah Dipta memerah. Ia salah tingkah. Alin tertawa.
ALIN (CONT'D)
Ga papa deh, aku suka kok!
Dipta tersenyum kecil.
DIPTA
Mau pulang sama...aku?
Alin mengangguk.
DIPTA
Mau makan dulu?
ALIN
Bakso!
DIPTA
(panik) Jangan bakso!
Bayangan Mang Maman yang judes muncul. Dipta bergidik ngeri.
DIPTA
Kita makan pempek, mau? Aku tau tempat yang enak banget.
ALIN
(mengangguk) Boleh deh. Ayo, Mas! Jalan!
45.INT. WARUNG PEMPEK PAK JONI - EVENING
Dipta dan Alin sudah duduk di tempat yang kosong. Semangkuk pempek beserta kuahnya terhidang di situ.
ALIN
Wah, beneran enak nih, Dip!
Dipta tidak menjawab. Ia menatap kosong mangkuknya. Mulutnya mengunyah. Alin memperhatikan Dipta.
ALIN
Dip?
Pandangan Dipta menerawang.
DIPTA
Ini warung pempek favorit Ibu.
Alin terdiam.
DIPTA (CONT'D)
Dulu Ibu maksa aku buat makan pempek ya di sini.
Dipta tertawa. Alin tersenyum.
ALIN
Kamu dulu gak suka ikan, ya?
DIPTA
Sampe sekarang juga masih kurang suka, kecuali yang udah gak berbentuk ikan.
ALIN
(tertawa) Hah, gimana?
DIPTA
Aku gak makan ikan yang bener-bener bentuk ikan. Makannya yang udah jadi pempek, siomay, bakso, pokoknya yang udah gak amis.
ALIN
Manja!
DIPTA
Enak aja!
Alin dan Dipta tertawa lalu melanjutkan mengobrol dan makan.
46.INT. RUANG TARI - THE NEXT FEW DAYS
Alin berputar dan mengakhiri tariannya. Galih, Ferdi, dan Reza bertepuk tangan. Dipta tersenyum bangga.
GALIH
Selesai! Tugas Alin udah selesai!
REZA
Harus kita rayain gak sih?
FERDI
Wajib dong! Theme Park, yuk?
Semua bersorak riang.
REZA
Weekend ini ya? Gue ajak Wina, ah.
GALIH
Gue juga mau ngajak Yona! Asik yuhuuuu!
FERDI
Aduh ini kenapa pada bawa pacar?!
Ia melirik Dipta, mencari dukungan. Dipta justru sedang menatap Alin. Mereka berpandangan sambil tersenyum. Ferdi menepuk jidatnya, menyesal atas ajakannya untuk ke theme park.
FERDI
Salah Hamba apa ya, Tuhan? Jadi terjebak triple date gini sih?! Ahhhhh!
Ferdi mengacak-acak rambutnya.
47.EXT. THEME PARK - DAY
Suasana theme park cukup ramai. Banyak orang yang mengantri suatu wahana. Banyak sepasang kekasih di sana-sini. Ferdi menggaruk tengkuknya. Alin dan Dipta berjalan paling depan, diikuti Yona dan Galih juga Reza dan Wina. Ferdi berjalan paling belakang.
GALIH
Bro, lo ngapain jalan paling belakang sendirian kayak jomblo gitu?
FERDI
Lo mentang-mentang ada Yona, jadi songong ye.
Semua tertawa. Alin langsung berinisiatif menggandeng Wina dan Yona agar berjalan bersama. Dipta merangkul Ferdi. Galih dan Reza juga saling berangkulan.
MONTAGE.
– Mereka semua bermain bianglala. Dipta mengambil foto mereka.
– Mereka semua masuk rumah hantu dan ketika keluar, wajah para lelaki shock dan ketakutan sedangkan para wanita terlihat ceria.
– Mereka bermain ontang-anting.
– Mereka beberapa kali berhenti untuk foto.
– Mereka bermain kora-kora.
– Mereka berhenti untuk membeli gulali kapas.
MONTAGE ENDS.
48.EXT. BANGKU TAMAN - TAMAN BERMAIN - SORE HARI
Alin menatap roller coaster yang dinaiki Ferdi, Reza, Galih, dan Yona, melaju cepat. Ferdi dengan wajah datar, sedangkan Reza menggenggam tangan Wina, Galih menggenggam tangan Yona. Mereka berteriak menikmati permainan.
Angin menerbangkan helaian rambut Alin. Senyum manis terpampang di wajahnya. Dipta sibuk mengambil foto Alin dengan pocket kameranya. Alin menoleh, menatap Dipta lamat-lamat.
ALIN
Dip...
Dipta menurunkan kameranya dan menatap Alin lembut.
ALIN
Mungkin kamu akan marah kalau aku ngomong gini... tapi... (beat) kamu harus maafin diri kamu sendiri. Kamu engga salah. Ini semua bukan salah kamu. Sama sekali bukan.
Dipta terdiam. Ia mengalihkan pandangannya menatap roller coaster. Alin tersenyum, lalu berdiri. Ia mengulurkan tangan pada Dipta. Dipta meraihnya lalu ikut berdiri dan tersenyum. Alin melepaskan tangan Dipta lalu berdiri di depan wahana roller coaster dan berpose.
ALIN
Fotoin dong, Dip!
Dipta terkekeh pelan dan mengangkat kameranya lagi. Setelah itu, Alin meraih kamera Dipta lalu menarik Dipta mendekat. Ia mengambil foto selfie berdua dengan Dipta. Wajah mereka terlihat bahagia.