Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Break A Leg! (Literally) - Script
Suka
Favorit
Bagikan
6. ACT TWO (Part 1)

24. INT. PERPUSTAKAAN SEKOLAH - PAGI

Suasana perpustakaan sepi. Tidak ada orang selain Aga, Tasya, dan penjaga perpustakaan. Jam di dinding menunjukkan pukul tujuh kurang 10 menit. Aga menarik kursi di dekat jendela dan duduk di sana. Tasya mengambil tempat di hadapan Aga. Menyerahkan tas cowok itu yang tadi dia bawa.

AGA

Lo harus terbiasa dengan kegiatan gue.

Aga membuka resleting tasnya, mengeluarkan buku.

AGA (CONT'D)

Kalau ada ujian, biasanya gue datang lebih pagi buat belajar lagi di sini. Gimana pun juga, lo kan ditugaskan untuk jaga gue.

TASYA

Ya, ya, ya ... Aku enggak protes kok.

AGA

Tapi dari tadi muka lo kayak anak kos kehabisan duit di pertengahan bulan.

TASYA

Memangnya ada alasan buat aku tersenyum lebar, ceria, penuh kebahagiaan?

AGA

(Mengangguk setuju) Benar juga sih.

Aga menunjuk ke depan dengan dagunya.

AGA (CONT'D)

Lo bisa cari bacaan atau ngapain aja di sini, tapi jangan berisik. Gue enggak mau diganggu. Atau lo juga bisa ke luar. Nanti gue hubungi kalau selesai.

Tasya bergeming. Ia melamun, menerawang jauh ke belakang Aga.

AGA (CONT'D)

Kok malah melamun? Lo masih ngantuk? Kalau iya, tidur aja. Bakal gue bangunin ...

Tiba-tiba Tasya menoleh ke arah Aga.

TASYA

Bagaimana kalau kamu datang cepat dan belajar di sini aja tiap pagi?

AGA

Hah?

TASYA

Maksudku bukan hanya kalau ada ujian, tapi setiap pagi.

Aga memangkukan tangan, mengerjapkan mata.

AGA

Lo mau ngabisin waktu lebih lama sama gue, ya?

TASYA

Menurutmu masuk akal? Ingat dulu seberapa sebalnya aku sampai nyiram kamu dengan kuah bakso? Sekarang kamu pikir aku mau habisin waktu dengan kamu?

Aga mengatupkan bibir, tampak berpikir.

FLASHBACK : 6 BULAN YANG LALU

25. INT. SEKOLAH - KELAS X6 - SIANG

Tasya terlihat sedang sibuk menulis, sendirian, di bangku paling depan dekat tembok. Aga ada di pintu masuk kelas. Menimang-nimang sebuah kotak berwarna pink dengan pita merah. Setelah menimbang beberapa saat, ia melangkah cepat ke meja Tasya.

AGA

Tasya Inara?

Tasya mendongak. Tidak menjawab, hanya menatap Aga dengan alis terangkat.

Aga menyodorkan kotak pink di tangannya.

AGA (CONT'D)

Hadiah buat lo, dari Galih kelas X2

Tasya hanya memandangi kotak di tangan Aga tanpa mengambilnya. Karena tidak ada reaksi, Aga meletakkan asal kotak tersebut di atas meja Tasya dan bergegas kabur.

CUT TO :

26. EXT. SEKOLAH - DEPAN GERBANG MASUK - SORE

Tasya berdiri di depan gerbang menunggu jemputan. Ia bergantian menoleh ke kanan dan melirik jam dengan gelisah.

AGA

Tasya Inara?

Tasya menoleh. Tidak jauh darinya Aga berdiri dengan satu tangan di saku celana. Tasya mengernyit. Aga buru-buru mengeluarkan kotak dari sakunya, lalu menyelipkannya ke tangan Tasya.

AGA

Salam dari Galih.

Aga langsung berbalik dan meninggalkan Tasya yang memandang bingung.

BEGIN MONTAGE – VARIOUS LOCATIONS

A. Koridor Lantai 1 Sekolah - Tasya berjalan tergesa di koridor, mengangkut tumpukan lembaran. Aga tiba-tiba saja muncul dan menghadang jalan Tasya sembari memanggil namanya. Tasya terperanjat, hampir saja menjatuhkan tumpukan lembaran di tangannya. Setelah melihat Tasya memperbaiki keseimbangan, Aga begitu saja meletakkan selembar surat di atas tumpukan lembaran itu.

B. Lapangan Basket Sekolah - Aga muncul tiba-tiba di hadapan Tasya sembari memanggil nama gadis itu.

C. Koridor Depan Toilet Sekolah - Tasya baru keluar dari toilet. Saat berbalik, sudah ada Aga yang menunggu sambil bersandar di dinding, membuat Tasya terlonjak kaget. Aga memanggil nama Tasya.

END MONTAGE

27. INT. KANTIN SEKOLAH - SIANG

Tasya sedang memisahkan isi gado-gado selain sayurannya ke piring lain.

AGA

Tasya Inara?

Aga muncul tiba-tiba di hadapan Tasya. Tasya otomatis memejamkan mata sembari mendengkus kesal.

TASYA

Mau apa lagi kamu?

Perhatian orang-orang yang ada di kantin teralih ke Aga dan Tasya. Aga mengambil secarik kertas dari saku kemejanya.

AGA

Ada kiriman puisi dari Galih.

Tasya menghela napas frustrasi.

TASYA

Aku enggak ...

AGA

Aku tak mencintaimu seolah-olah kau adalah serbuk mawar atau batu topaz.

Tasya menganga lebar melihat Aga membacanya dengan lantang. Orang lain di sekitar mereka mulai menunjuk-nunjuk, berbisik, tertawa.

AGA (CONT'D)

Atau panah anyelir yang menyalakan api.

TASYA

(Mendesis)

Stop! Kamu, stop!

AGA (CONT'D)

Aku mencintaimu seperti sesuatu dalam kegelapan yang harus dicintai.

Tasya beranjak, berusaha meninggalkan tempat tersebut dan Aga. Namun, Aga bergerak lebih cepat menghalangi jalannya.

AGA (CONT'D)

Secara rahasia ...

Tasya mendelik sebal. Ia bergerak ke kiri, Aga mengikutinya.

AGA (CONT'D)

... di antara bayangan dan jiwa.

Tasya bergerak ke kanan, Aga mengikutinya lagi.

AGA (CONT'D)

Aku mencintaimu seperti tumbuhan yang tak pernah mekar.

Hidung Tasya kembang kempis karena kesal. Lalu, ia melirik meja di sampingnya.

AGA (CONT'D)

Tetapi membawa dalam dirinya sendiri ...

Tasya mengambil mangkuk bakso yang berisi kuah sisa dari meja di sampingnya, kemudian menyiramkannya ke atas kepala Aga.

AGA (CONT'D)

... cahaya ... ARGGHH!

Aga tercengang dengan kuah bakso yang mengalir jatuh ke wajahnya.

TASYA

Jangan ganggu aku lagi!

Tasya berlalu pergi setelah menaruh kasar mangkuk tadi di atas meja.

FLASHBACK END

28. INT. PERPUSTAKAAN SEKOLAH - PAGI

Aga selesai mengenang masa lalu itu. Ia kemudian mengangkat bahu.

AGA

Masuk akal. Mungkin aja lo berubah pikiran karena jagain gue selama beberapa hari ini. Lagipula ...

Aga memajukan badannya, lalu berbicara dengan suara seperti berbisik.

AGA (CONT'D)

Kali aja dulu lo kecewa karena ternyata Galih yang ngejar lo, bukan gue.

Tasya memelotot.

TASYA

In your dream! (sambil memukul wajah Aga dengan buku di hadapannya)

Tasya beranjak dari kursinya.

TASYA (CONT'D)

Aku mau pergi dulu. Sebelum bel masuk aku akan jemput kamu lagi di sini.

AGA

Lo mau ke mana?

TASYA

Kamu enggak perlu tau.

CUT TO :

29. INT. MOBIL TASYA - SORE

AGA

Tadi pagi lo ninggalin gue di perpus karena mau ketemu anak ekskul tari, ya?

Tasya menoleh kaget ke Aga. Aga mendorong pipi Tasya.

AGA (CONT'D)

Perhatiin jalan di depan! Fokus aja kadang lo hampir nabrak, apalagi kalau enggak.

TASYA

Lo tahu dari mana aku ketemu mereka?

AGA

Ketua ekskul tari, si Riandra, sama satu anggotanya, si Gisa, sekelas sama gue.

TASYA

Terus?

AGA

Tadi siang gue enggak sengaja dengar mereka gossipin lo di kelas.

Tasya menoleh lagi ke Aga. Aga refleks memegang setir.

AGA

Awas itu ada lubang gede, astaga! Liat ke depan, Sya!

TASYA

Mereka bilang apa?

AGA

Liat ke depan dulu baru gue cerita!

Tasya kembali melihat ke depan dan Aga melepaskan tangannya dari setir.

TASYA

Mereka bilang apa?

AGA

(Menirukan suara cewek dengan lagak menyebalkan.)

Kok dia berani banget tiba-tiba minta kunci studio? Padahal anak ekskul tari aja bukan.

(Menirukan suara cewek lain.)

Hah! Makanya aku juga kaget pas tadi anak kelas sepuluh itu cerita. Aku cuma dengar ceritanya, tapi nyebelinnya kerasa. Ihh!

Aga menelan ludah saat melihat Tasya meliriknya tajam.

Kemudian ia berdehem lalu mengetes suara untuk kembali ke suara cowok.

AGA

A ... a ... Tes!

FLASHBACK

30. INT. SEKOLAH - KELAS XII IPA 2 - SIANG

CAST : RIANDRA (17 TAHUN), GISA (17 TAHUN), AGA (17 TAHUN)

Aga yang sedang mencatat di mejanya menoleh sedikit saat mendengar pembicaraan Gisa dan Riandra yang duduk di belakang kanannya.

GISA (AGA V.O)

Jadi si Bian, yang anak kelas sepuluh itu, kan, lagi piket pagi di studio, terus dia muncul tanpa basa-basi langsung ngomong, 'Tempat ini bisa disewakan enggak sih?'

RIANDRA (AGA V.O)

Wah, aku bisa bayangin suara juteknya dia.

GISA (AGA V.O)

Aku juga bisa. Bahkan muka songongnya pun. Nah, jadi si Bian bilang enggak tahu. Eh, dia malah sinis. Katanya ke Bian, 'Kamu anggota ekskul tari bukan, sih? Kok bisa enggak tau?' Terus dia malah bilang pengen ketemu kamu. Dia tanya, 'Jadi ketuanya siapa? Bisa ketemu di mana?' Nah, Bian kasih nomor kamu deh.

RIANDRA (AGA V.O)

Terus dia nge-chatnya kayak gini. Enggak ada ramah-ramahnya sama sekali. Emang dia siapa? Kita dekat aja enggak.

GISA (AGA V.O)

Enggak usah kamu balas, Ndra. Cuekin aja. Enggak usah kasih izin juga kalau pun dia samperin kamu.

FLASHBACK END

31. INT. MOBIL TASYA - SORE

TASYA

(Menggumam) Jadi mereka enggak mau pinjemin aku studio tari sekolah?

Tasya mengangkat bahu.

TASYA (CONT'D)

Mereka sebenarnya enggak punya hak. Kalau begitu mendingan aku tanya ke guru penanggung jawab.

AGA

Jadi ini alasan lo suruh gue datang pagi aja tiap hari? Biar lo bisa pakai studio tari di sekolah buat latihan, ya?

Tasya mengangguk.

AGA (CONT'D)

Bukannya lo ada latihan juga tiap pulang sekolah?

TASYA

Biasanya di luar itu, aku latihan sendiri lagi. Entah itu sebelum sesi di sana atau sesudahnya. Tapi karena harus ngurusin kamu, rutinitasku jadi berantakan.

Tiba-tiba, ada motor yang menyalip mobil Tasya. Aga kaget dan langsung panik menunjuki motor yang jaraknya sangat dekat dengan mobil Tasya itu.

AGA

Motor! Motor! Awas motor!

Aga hendak mengambil alih setir Tasya lagi, tapi tangannya dipukul. Aga mengelus tangannya.

AGA

Aduh! Mau gue tolongin kali!

Motor yang tadi melesat menjauh.

TASYA

Kalau bisa ganti jadi latihan pagi-pagi kan lumayan. Kamu juga enggak rugi karena masih bisa belajar.

AGA

Lo serius banget latihannya. Emang yang satu sesi aja enggak cukup?

TASYA

Enggak. Aku bakal ada audisi satu minggu lagi. Aku enggak boleh gagal.

AGA

Gagal juga lo enggak bakal mati, kali. It's not the end of the world.

Cengkraman Tasya di setir menguat. Wajahnya berubah jengkel. Ia menginjak pedal gas hingga mobil melaju cepat. Aga sontak memegang hand grip mobil.

AGA

Woy, Sya, lo kenapa tiba-tiba ngebut? Tadi jalannya udah bagus! Sya!

Aga menoleh dan menyadari wajah kesal Tasya.

AGA (CONT'D)

Okay, sorry, sorry, gue bercanda tadi. Gue sembarangan ngomong. Emang mulut gue bego, kadang suka gerak sendiri.

Tasya mengangkat kakinya dari pedal gas. Mobil melambat. Aga menghela napas lega. Beberapa saat selanjutnya hening sampai mobil menepi di depan tempat les Aga.

TASYA

Kita sudah sampai. Turun.

32. INT. TEMPAT BIMBINGAN BELAJAR - TANGGA - SORE

Tasya mengantar Aga karena kelasnya ada di lantai 2.

AGA

Tapi, Sya, tau enggak, sebenarnya kalau lo lebih ramah dan sopan nanya ke mereka, mungkin bakal dipinjami, loh.

TASYA

Sok tau. Aku yakin mereka juga enngak bakal ngasih. Aku ingat sekarang, mereka pasti dendam karena aku nolak ajakan mereka masuk ekskul tari pas awal semester kemarin.

AGA

Tebakan gue, lo cara nolaknya galak dan nyebelin.

Tasya mendengkus. Sementara Aga berhenti sejenak di pembelokan tangga.

AGA (CONT'D)

Kalau lo bersikap sedikit manis dan ramah, mereka mungkin enggak bakal dendam.

Aga merogoh saku celananya.

AGA (CONT'D)

Dan lo bisa dapetin ini.

Aga menunjukkan kunci yang tergantung di jari telunjuknya. Tasya berbalik. Ia mengernyit melihat kunci itu.

TASYA

Itu kunci apa?

Aga berjalan mendekati Tasya. Ia memberikan kunci itu.

AGA

Kunci studio anak ekskul tari. Mulai besok pagi lo bisa pakai studio mereka sebelum kelas mulai.

Tasya menatap tak percaya.

TASYA

Kok bisa?

AGA

Sudah gue bilang, kan, kalau mintanya baik-baik dan ramah pasti bakal dikasih.

Tasya mendecih.

AGA (CONT'D)

Mau ambil enggak?

Tasya mengambil kunci itu dari tangan Aga.

TASYA

Kamu kesurupan apa sampai kepikiran minta kunci ini di mereka?

AGA

Gue tahu lo butuh. That's what friend are for, kan?

Aga berjalan mendahului Tasya. Tasya buru-buru bergerak ke sisi Aga untuk membantu karena Aga akan menaiki anak tangga.

TASYA

Memangnya sejak kapan kita berteman?

AGA

Sejak gue liat lo yang keliatan kasihan banget karena enggak punya teman satu pun bahkan di tempat baletmu itu.

TASYA

Kamu sadar ini di tangga, kan? Sekali dorong saja aku bisa bikin kamu jatuh.

AGA

Silakan, silakan. Refleks gue cepat, jadi gue bisa narik lo.

Aga berhenti di anak tangga terakhir.

AGA (CONT'D)

Lagi pula, kalau gue mati di sini, lo enggak akan bisa hidup tenang. Gue bakal gentayangan di sekitar lo.

Huaaa! (Berteriak dengan gerakan menakut-nakuti)

Tasya memandang datar, menggeleng, lalu mendorong pipi Aga.

CUT TO :

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar