Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Break A Leg! (Literally) - Script
Suka
Favorit
Bagikan
3. ACT ONE (Part 3)

6. INT. RUMAH TASYA - RUANG TENGAH - MALAM

CAST: BI SUTI (50 TAHUN), TASYA (17 TAHUN)

Tasya baru sampai di rumah dan langsung berjalan masuk ke ruang tengah.

TASYA

Tasya pulang!

Bi Suti muncul tergopoh-gopoh dari arah dapur.

BI SUTI

Non Tasya sudah makan malam?

TASYA

Iya, Bi, tadi sudah makan sebelum pulang. Kok keliatannya sepi, Bi? Mama-papa mana?

BI SUTI

Bapak katanya ada tamu di luar kota, jadi tadi pergi lagi setelah pulang kantor. Katanya mungkin tengah malam baru pulang. Kalau Ibu sudah berangkat tadi ke Jerman. Mau susul Non Vania.

TASYA

Jerman?

BI SUTI

Iya, Non, ke Jerman. Non Vania kan ada acara balet-balet gitu di sana. Jadi katanya dari tempat kuliahnya itu di ... apa namanya? Mosok? Mokos? Itulah Non pokoknya, dia langsung ke Jerman. Jadi Ibu susulin ke sana buat nemenin Non Vania. Non Tasya ga tau? Ibu ga bilang?

Tasya mengerjap kaget. Namun, Tasya berusaha menutupinya dan berpura-pura tahu.

TASYA

Oh, tau kok, Bi, tau. Aku baru ingat kemarin mama bilang. Tadi juga mama telepon, kok. Aku baru sadar, soalnya ngantuk.

BI SUTI

Non Tasya pasti capek ya habis latihan? Istirahat aja, Non. Mau Bibi buatkan susu hangat?

TASYA

Enggak usah, Bi. Aku mau langsung tidur aja.

BI SUTI

Iya, Non. Selamat tidur, ya.

Tasya lalu naik ke lantai atas dan masuk ke kamar.

CUT TO :

7. INT. RUMAH TASYA - KAMAR TASYA - MALAM

Di dalam kamar, bukannya menyalakan lampu, Tasya malah bersandar di daun pintu. Ia melamun. Beberapa menit berlalu, barulah ia berjalan mendekati saklar lampu, menekannya hingga cahaya terang memenuhi kamar. Seketika pandangannya terpaku pada pigura berisikan foto keluarga yang tergantung di dinding. 

MAMA TASYA (O.S)

Kalau kamu gagal harusnya kamu berlatih lebih keras, bukannya bolos latihan.

Kamu ini latihannya bener enggak sih? Kok kamu gagal audisi terus? Jangan-jangan kamu melamun apa ya tiap kali latihan?

Harusnya kamu bisa seperti Vania, lihat dia. Usaha tidak akan mengingkari hasil, Sya. Artinya kamu harus serius latihan?

Tasya, Mama lihat berat badan kamu nambah. Kamu jajan sembarangan ya di sekolah?

Kamu makan lagi? Tasya, kamu ingat kan seorang penari balet harus menjaga berat badannya. Kamu akan benar-benar gagal kalau berat kamu nambah.

Tasya refleks memegangi perutnya. Dengan panik, ia berlari ke arah kamar mandi. Pintu dibukanya dengan tergesa.

MATCH CUT TO :

8. INT. RUMAH AGA - PAGI

Pintu kamar Aga terbuka. Aga keluar dari kamarnya menggunakan tongkat kruk yang diapitnya. Alisnya bertaut menahan rasa tidak nyaman. Dari ruang makan, Karinia yang sedang menyiapkan sarapan buru-buru menghampiri saat melihat anaknya itu sudah selesai siap-siap. Karinia memegangi lengan Aga, membantunya berjalan ke meja makan.

KARINIA

Awas, Aga, hati-hati. Kamu bisa kan pakai tongkatnya? Atau mau pakai kursi roda aja?

Aga menarik kursi, susah payah menyeimbangkan badan untuk duduk lalu menyerahkan tongkat tadi ke ibunya.

AGA

Enggak perlu, Bu. Aga enggak kesusahan kok pakai tongkat itu. Bahkan kayaknya Aga enggak perlu bantuan Tasya.

Karinia berjalan memutar lalu duduk di seberang Aga. Ia menyendokkan nasi dan lauk ke piring Aga selagi berbicara.

KARINIA

Ngaco kamu. Tadi aja Ibu lihat kamu kayak risi gitu pakai tongkatnya. Untuk duduk tadi juga susah, kan?

AGA

(Merengut) Aga cuma belum terbiasa aja. Kalau sudah terbiasa, Aga jalan kaki ke sekolah juga bisa kok.

KARINIA

Udah ah. Ibu bingung kamu kok segitu nolaknya sih dibantuin.

AGA

Bukan masalah dibantuinnya, Bu, tapi kenapa harus Tasya sih? Aga bisa telepon Galih sekarang nih, suruh dia bangun, cepat siap-siap, dan jemput Aga.

KARINIA

Iya, tapi sama aja kamu juga bakalan terlambat, Aga. Rumah Galih kan jauh dari sini. Butuh tiga puluh menit, Aga. Itu kalau enggak macet. Udah itu ke sekolah dua puluh menit. Kamu yakin bakalan sampai di sekolah tepat waktu sedangkan kalian masuk kelas pertama enggak sampai sejam lagi? Ibu sih enggak yakin. Jangan-jangan nanti Galih malah ngajakin kamu bolos karena kalian sudah telat. Kamu itu harusnya bersyukur, Aga, cewek manis kayak Tasya mau bantuin kamu.

AGA

Iya, Bu ... Iya ...

KARINIA

(Memandang jahil) Terus ya, Aga, kalau kamu semakin dekat sama Tasya, mungkin aja kalian bisa jadian.

AGA

Ibu!

CUT TO :

9. EXT. DEPAN RUMAH AGA - PAGI

Tasya turun dari mobilnya, menekan tombol untuk mengunci, lalu berbalik memandangi rumah Aga. Untuk beberapa saat ia bergeming.

FLASHBACK

10. INT. ROYAL BALET ACADEMY - RUANG GANTI - SORE

Tasya baru saja masuk ke ruang ganti, hendak mengganti pakaian. Keringat masih membanjiri wajahnya. Pakaian latihan serta rok tutu masih melekat di tubuh.

FX : dering ponsel Tasya.

Tasya melihat layar menampilkan kata Mama.

TASYA

(Suara riang dan bersemangat) Halo, Ma? Mama kapan pulang?

MAMA TASYA (O.S)

Kamu sudah dengar akademi kamu dapat tawaran untuk pementasan?

TASYA

(Mendesah kecewa) Belum, Ma. Pementasan apa?

Tasya berjalan ke arah loker untuk mengambil tas berisi alat mandi dan pakaian gantinya.

MAMA TASYA (O.S)

Pusat Seni dan Budaya Nasional bakal merayakan anniversary. Katanya sih dua atau tiga bulan depan. Dan yang mama dengar, salah satu rangkaian acara malam puncaknya itu pementasan balet. Mereka rencana ambil penari dari akademi kamu. Belum ada pengumumannya, ya, di sana?

Mengapit ponselnya dengan bahu, Tasya membuka loker, mengambil tas, lalu menaruhnya di bangku panjang dekat lokernya.

TASYA

Mungkin belum pasti, Ma. Jadi belum ...

MAMA TASYA (O.S)

Ini sudah pasti dan sudah disampaikan ke direktur akademi kamu. Kamu aja kali, Sya, yang cuek. Sudah berapa kali Mama bilang, kamu harus menajamkan mata dan telinga supaya tidak kelewatan kesempatan seperti ini!

Gerakan Tasya yang sedang membuka ritsleting tas terhenti. Tubuhnya menegak mendengar suara mamanya yang semakin meninggi.

TASYA

Iya ... Maaf, Ma.

MAMA TASYA (O.S)

Mama aja yang masih di Jerman tau info ini. Kenapa kamu yang di sana malah belum dengar?

TASYA

Aku ...

MAMA TASYA (O.S)

Mama dapat bocoran kalau yang akan dipentaskan itu Swan Lake. Kamu latihan dan mantapkan gerakannya. Jangan lupa belajar ekspresi juga! Mama mau kamu bisa dapat peran utama di audisi itu. Kamu tau kan Swan Lake itu lebih mudah dibandingkan Giselle kemarin? Jadi, Mama tidak mau kamu gagal.

TASYA

Iya, Ma, aku akan latihan keras untuk ini.

FX : Suara mama Tasya terdengar berbicara dengan orang lain.

MAMA TASYA (O.S)

Van, kamu sudah selesai? Mau langsung balik ke hotel, Sayang?

Kemudian mama Tasya Menutup panggilan begitu saja. Tasya hanya bisa menggigit bibir, mata berkaca-kaca. Lalu dia mendongak dan menarik napas panjang agar air matanya tidak tumpah.

FLASHBACK END

11. EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH AGA - PAGI

Pintu depan rumah Aga terbuka dan suara nyaring Karinia terdengar, membuyarkan lamunan Tasya.

KARINIA

Tasyaaaaa!

Karinia melangkah ke luar diikuti Aga dengan tongkat kruknya. Tasya pun ikut melangkah mendekati mereka.

TASYA

Maaf ya, Tante, aku telat datangnya. Tadi aku kelupaan SIM jadi balik ke rumah dulu untuk ambil.

Aga melongok dan menyadari mobil Tasya yang diparkir terlalu miring hingga hampir mengambil setengah jalanan kompleks.

AGA

Ngomong-ngomong, kenapa enggak bener banget cara parkir lo? Kayak baru dapat SIM aja.

TASYA

Memang aku baru dapat SIM. Baru aja empat hari yang lalu.

AGA

APA? Serius? Kalau cara parkir lo hancur kayak gitu kok bisa lulus tesnya dan dapat SIM?

TASYA

Memangnya ambil SIM ada tesnya, ya?

Aga menganga.

CUT TO :

12. INT. MOBIL TASYA – PAGI

Aga dan Tasya sudah di dalam mobil. Karinia di luar, memegangi pintu penumpang yang belum menutup.

AGA

Bu. Ibu serius mau memberikan tanggung jawab keselamatan Aga ke dia? Kayaknya dia belum tau menyetir deh, Bu. Bisa-bisa Aga kecelakaan lagi di jalan menuju sekolah.

KARINIA

Hush! Kamu ini sembarangan! Kalau Tasya enggak tau menyetir gimana caranya dia bisa sampai rumah kita.

Aga melirik Tasya, lalu melirik ibunya.

AGA

Tapi, Bu.

KARINIA

Udah, udah. Nanti kalian telat.

Karinia langsung menutup pintu meski mulut Aga masih terbuka hendak membantah. Dari luar Karinia melambaikan tangan dengan senyum lebar. Aga menatap Tasya dengan was-was.

AGA

Lo beneran bisa nyetir, kan?

TASYA

Iya, iya, enggak usah cerewet. Kamu pasang seatbelt aja.

Aga mengikuti suruhan Tasya untuk memasang seatbelt.

AGA

Bener bisa nyetir kan, ya?

TASYA

Berisik, ah, Ga! Aku mau konsentrasi nyetir, nih!

Aga meneguk ludah sambil mengencangkan pegangan pada seatbelt-nya, lalu merapalkan doa.

MATCH CUT TO :

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar