Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
15.INT. KAMAR - MALAM -DANIEL
DANIEL berdiri di depan cermin, tangannya memegang buku kamus. Matanya tajam melihat pantulan dirinya di cermin.
FLASHBACK
16.EXT. TAMAN - SIANG -DANIEL DAN 3 TEMAN SEKELASNYA.
DANIEL(14) Duduk di kursi taman melihat ke tiga temannya bermain bola. Bola menggelinding ke kaki DANIEL(14).
TEMAN 1
Lemparkan bolanya ke sini DANIEL!!
DANIEL(14) hanya melihat dan tak melemparkan bola. Ke tiga temannya menghampiri. Satu teman langsung menginjak kaki DANIEL(14) namun ia malah tersenyum.
TEMAN 2
Kau mengejek kita? Aku tahu tubuhmu lebih tinggi tapi kita bertiga!! (berteriak)
TEMAN 1
Kita pukuli saja, lagian dia tak pernah menangis.
Mereka bertiga memukuli DANIEL(14) hingga berdarah. Lalu mereka berhenti.
DANIEL
Bisa kalian kasih tahu rasanya di pukul? (memukul TEMAN 3)
TEMAN 3 tersungkur lalu menangis.
TEMAN 3
Mamah!! Sakit!! DANIEL memukulku. (memegang pipi)
DANIEL(14)
Oh jadi ini di sebut sakit. (memegang ujung bibir yang berdarah)
TEMAN 1
Ayo kita pergi jangan main sama DANIEL lagi.
17.INT. RUMAH - KAMAR -MALAM - DANIEL(14)
Ruang kamar temaram. Meja belajar di dekat jendela. Gorden yang di buka dan beberapa kali terbang karena angin. Lampu belajar diatas meja menyala walau samar. DANIEL(14) tengah duduk. Tangannya memegang pena berwarna merah sibuk memberi lingkaran di sebuah kata dalam kamus.
PLOT
DANIEL(14)
(membaca kata yang di tandai di kamus) Sakit adalah merasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena merasakan sesuatu. Kenapa aku masih tak paham juga? Sakit adalah merasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena merasakan sesuatu, sakit adalah merasa tidak nyaman di tubuh atau_
DISSOLVE TO
FLASHBACK END
18.INT. RUMAH - KAMAR -MALAM - DANIEL(30)
DANIEL melempar buku kamus itu kecermin yang menampilkan pantulan dirinya. Pecahan cermin itu berhamburan dan mengenai kakinya. Ia kemudian mengambil potongan cermin tersebut, dan menggoreskannya di lengan.
DANIEL
Ini namanya sakit kan? (bertanya pada pantulan dirinya dicermin yang sudah pecah)
19. EXT.TAMAN-PAGI-FELYSIA,RAVI
FELYSIA dan RAVI tengah beristirahat setelah lari pagi. Ravi mengelap keringatnya dengan handuk kecil yang di letakan dipundak
FELYSIA
AVI ... Semalem aku, (terlihat ragu untuk bercerita)
RAVI
Semalem kenapa?
FELYSIA
Enggak deh, gak jadi.
RAVI
Sepertinya hal yang penting, kamu biasanya selalu menceritakan apapun tanpa ragu padaku. Ada apa kali ini?
FELYSIA
(memasang wajah serius) semalam ada orang aneh dikantor.
RAVI
Maksudmu orang aneh seperti apa? (Bingung)
FELYSIA
Sepertinya si mata pisau itu mengincarku.
RAVI
(Tertawa) pembunuh mana yang berani denganmu, melihat kau saja mereka pasti takut.
FELYSIA
(Kesal) kau kira aku becanda. Semalam aku melihat seseorang menghampiriku dan membawa pisau. Oke, kalau kau berfikir aku berlebihan atau apapun itu, tapi yang jelas orang yang kulihat semalam itu terlalu mencurigakan.
RAVI
Dimana kau melihatnya? (serius)
FELYSIA
Dikantorku,
RAVI
Lalu setelah itu apa yang terjadi?
FELYSIA
Entahlah, tapi setelah itu Pak DANIEL datang. Dan saat aku pulang bersama pak DANIEL seseorang menembak mobil kami dari belakang, kalo misalnya itu benar si pembunuhnya, berarti si mata pisau itu ada di dekat kantor.
RAVI
Kau benar, lalu siapa DANIEL?
FELYSIA
Oh itu, dia boss diperusahaan baruku. Apakah ada bukti yang di tinggalkan pembunuhnya di lokasi?
RAVI
(menggeleng) tidak ada bukti untuk di jadikan petunjuk menangkap pembunuhan gila ini.
FELYSIA
Kudengar di pisau itu ada sebuah ukiran, apa itu tak bisa di jadikan bukti?
RAVI
Wah wartawan emang serba tahu, padahal polisi belum menunjukan benda itu ke publik. Memang ada, tapi kami masih tak paham. Oh iya seperti apa bosmu?
FELYSIA
Entahlah, Aku baru bertemu dengannya beberapa kali, tapi sepertinya dia orang yang perfeksionis, dia bahkan tak pernah tersenyum, tak pernah terlihat marah juga, orangnya dingin dan menyebalkan. Aku baru ingat, temanku bercerita bahwa bosku pernah memotong jari karyawan karna karyawan itu menggelapkan dana perusahaan, dia tak kalah gila juga dari pembunuh itu.
RAVI
DN 002.022 IL, itu ukiran yang ada di pisau, menurutmu itu hanya anggka biasa apa ada makna dibaliknya?
FELYSIA
Menurutku ada makna di baliknya. Kalau tidak ada, kenapa selalu pisau yang sama, dan bahkan pisau itu di biarkan di lokasi.
RAVI
Kau benar, dia seperti menantang kami.
20.INT. KANTOR - LOBI -SIANG -FELYSIA,INDIRA,RAVI,DANIEL
MONTAGE
A. Dua polisi berjaga di pintu masuk lobi kantor.
B. FELYSIA baru tiba terlihat bingung,
C. Beberapa polisi bertanya pada karyawan
D. Beberapa karyawan bergerombol melihat karyawan yang lain di introgasi polisi
E. DANIEL tiba berdiri disamping FELYSIA
MONTAGE END
DANIEL
Ada kekacauan apa ini?
FELYSIA
(kaget) oh pak DANIEL, aku juga tak tahu. Kenapa banyak polisi di sini.
RAVI menghampiri FELYSIA DAN DANIEL.
RAVI
Selamat siang , kami dari kepolisian dari divisi kriminal kami hanya mencari siapa tahu ada saksi lokasi jadi kami-
DANIEL
Apa ada surat perintah?
RAVI terdiam.
DANIEL (CONT’D)
Tidak ada ternyata, kalo begitu segera pergi dari tempat ini jangan membuat karyawanku tak fokus bekerja. (meninggalkan RAVI DAN FELYSIA)
RAVI
Berhenti disana, jika kamu pergi dari sini berarti kamu tahu sesuatu.
DANIEL
(Berbalik, menatap RAVI dingin) aku akan pergi.
DANIEL meninggalkan lobi dan pergi keruangannya.
RAVI
Siapa orang barusan? (kesal)
FELYSIA
Pak DANIEL, bos yang ku ceritakan tadi pagi.
RAVI
Dia terlihat mencurigakan. Sepertinya dia tahu sesuatu.
INDIRA berlari menghampiri FELYSIA.
INDIRA
Ayo kita siaran, di temukan mayat lagi di belakang kantor.
RAVI
Si gila itu, ayo periksa lokasi pembunuhan kemarin!! (berteriak)
RAVI Dan polisi itu berlari ke tempat lokasi. Sementara FELYSIA DAN INDIRA bersiap melakukan siaran.
CUT TO