Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
BONGKAH
Suka
Favorit
Bagikan
9. 9

 CUT TO:

43. INT. RUANG TENGAH RUMAH DEBOT – MALAM

Haji Blackpink menonton tv tanpa suara, ia mengangguk-anggukkan kepala ke arah tv. Debot datang dari arah dapur mendatangi suaminya yang ternyata sedang menonton tv yang mati.

DEBOT

(melihat tv)

Apa yang Abang tonton tu, Bang?

Haji Blackpink menunjuk tv.

DEBOT

Tv nya matilah, Bang! Cuma muka Abang yang nampak di situ.

Terlihat LCD tv memantulkan bayangan Haji Blackpink.

DEBOT (cont’d)

(senyum)

Atau Abang memang lagi berkaca?

Suaminya menggeleng-geleng sambil merapikan rambut dengan tangan. Debot pun berdiri menyalakan tv.

 CUT TO:

44. INT. KAMAR IKASH – MALAM

Terdengar suara pintu rumah yang diketuk-ketuk ketika Fajar sibuk mengetik, ia pun menghentikan ketikannya. Bunyi ketukan pintu terdengar lagi.

Fajar melihat ke arah jam dinding di kamar menunjukkan pukul 9 malam. Ia berdiri menuju pintu.

 CUT TO:

45. INT. RUANG TAMU RUMAH IKASH – MALAM

POV FAJAR:

Fajar membuka pintu rumah, tampak halaman rumah yang gelap, kosong dan jalanan sepi.

Lelaki itu celingak-celinguk melihat sekitar rumah, lalu kembali menutup pintu.

 CUT TO:

46. INT. KAMAR IKASH – MALAM

Fajar menutup pintu kamar, lalu duduk di depan laptopnya dan kembali mengetik.

 CUT TO:

47. ESTABLISHING SHOT DI TEPI LAUT - MALAM

 CUT TO:

48. EXT. PANGKALAN OJEK – MALAM

Ben dan Jasman tampak asik bermain catur, di samping mereka ada dua gelas kopi yang sudah hampir habis.

Rio dan Ijep datang ke pangkalan ojek menggunakan sebuah motor, dan langsung memarkirkan motor di samping motor Jasman dan Ben.

Ijep yang duduk di belakang segera turun dari motor dan memegangi perutnya yang kurus, wajahnya seperti sedang menahan sakit.

BEN

Jangan sok imut kau, Jep.

RIO

Sssttt!! (BEAT) Dia minta dibawa ke bidan, Bang! Katanya mau melahirkan!

Ben dan Jasman mengernyitkan dahi.

 CUT TO:

49. INT. KAMAR IKASH – MALAM

Terdengar pintu rumah kembali diketuk saat Fajar fokus mengetik, ia masih terus mengetik dan tak beranjak dari duduknya. Suara pintu diketuk semakin kuat hingga Fajar bangkit dan menuju pintu.

 CUT TO:

50. EXT. HALAMAN RUMAH IKASH – MALAM

Fajar membuka pintu rumah, tampak Juring sudah berdiri di depan pintu, ia membawa rantang makanan yang ditutup dengan kain serbet. Juring menyengir, Fajar senyum terpaksa dan menggaruk-garuk kepalanya.

 CUT TO:

51. EXT. TEPI LAUT – PAGI

MONTAGE

-Beberapa nelayan mulai sibuk dengan kapalnya

-Fajar tampak berbicara dengan beberapa nelayan

-Nelayan dan Fajar naik ke kapal, kapalpun berlayar.

 CUT TO:

52. INT. RUANG TENGAH RUMAH DEBOT – SIANG

Haji Blackpink berjalan dari arah ruang tamu, ia melihat jam dinding yang disangkut di dinding rumah.

POV HAJI BLACKPINK:

Jarum jam yang panjang menunjukkan angka sepuluh, dan jarum jam yang pendek berada di angka empat. 

Haji Blackpink mengernyitkan dahi memandangi jam tersebut, lalu ia melihat langit di balik jendela.

Ia segera mengambil kursi plastik yang ada di sudut ruang, lalu meletakkannya di dinding tempat jam tersebut dipajang. Dengan segera Haji Blackpink menaiki kursi yang ada di hadapannya, kemudian ia berdiri di atas kursi untuk mengambil jam dinding.

Lelaki itu turun dari kursi dan berjalan mendekati jendela agar mendapatkan penerangan yang maksimal. Ia melihat jarum jam dinding tersebut bergerak karena bulletin-nya ia putar dari belakang.

POV HAJI BLACKPINK:

Jarum jam kembali lagi pada pukul 10.20 saat Haji Blackpink terus mencoba merubah letak jarum jam. 

Tiba-tiba kaca dari jam dinding yang dipegang Haji Blackpink memantulkan bayangan Ikash yang berada tepat di belakangnya, terlihat mata sayu Ikash memandangi dirinya melalui kaca tersebut.

IKASH

(berbisik)

Kenapa harus dibenahi, Tuan? 

Haji Blackpink dan Ikash saling berpandangan melalui pantulan wajah yang ada di kaca jam dinding.

IKASH (cont’d)

(berbisik)

Bukankah penunjuk waktu adalah saksi yang membisu? Di kala hati Tuan tidak siap untuk mengaku, (BEAT) tentang dosa terbesar di masa lalu. 

Haji Blackpink memberanikan diri memandang ke luar.

POV HAJI BLACKPINK:

Pandangan di luar jendela tampak tidak stabil karena degup jantung Haji Blackpink yang berdegup kencang. Ikash tidak terlihat ada di luar jendela. Haji Blackpink melihat tanah yang lumayan jauh di bawah karena rumah Debot merupakan rumah panggung.

Lalu terdengar suara orang mendengus dari dalam rumah. Membuat Haji Blackpink spontan memandang ke sana. Tampak Ikash sudah berada di hadapannya, mata sayu itu memandang Haji Blackpink tanpa berkedip.

Kedua tangan Ikash menekan kuat perutnya yang besar hingga mengempes, dilengkapi dengan bunyi tulang-tulang patah dan suara cairan yang jatuh ke lantai. 

Haji Blackpink terjatuh karena pingsan, terlihat di kaki Ikash telah banyak cairan darah yang mengental.

 CUT TO:

53. ESTABLISHING SHOT HUJAN DI RUMAH IKASH - MALAM

 CUT TO:

54. INT. KAMAR IKASH – MALAM

Fajar meneguk kopi yang terletak di sampingnya, lalu memandang laptop dan mengetik. Sesekali ia mengusap-usap lengannya karena kedinginan.

 CUT TO:

55. EXT. HALAMAN RUMAH DEBOT – SIANG

Terlihat Fajar sedang memijit-mijit bahu Haji Blackpink di atas bangku kayu yang ada di depan rumah, Haji Blackpink tampak termenung. Di atas meja terletak dua gelas teh yang masih penuh.

FAJAR

(memberi gelas)

Minum dulu, Pak.

Haji Blackpink hanya menggeleng, matanya masih terus menatap kosong ke arah jalan. Fajar meletakkan gelas yang dipegangnya kembali ke tempat awal.

FAJAR

Bapak ngantuk, ya? Mau tidur?

Haji Blackpink kembali menggeleng. Fajar mengambil gelas yang lain, dan meminum airnya hingga setengah. Setelah meletakkan gelas, Fajar melihat lelaki di sebelahnya. Ternyata Haji Blackpink sudah tertidur.

 CUT TO:

56. INT. DAPUR DEBOT – SIANG

Debot sedang menggiling cabai merah di atas batu giling, Juring tampak memotong-motong tempe mentah, sesekali ia membalik-balikkan tempe yang sedang digoreng di kuali yang ada di depannya.

DEBOT

(melihat kuali)

Sudah tu, Jur! Jangan digoreng semua.

JURING

(nyengir)

Juring lebihkan untuk Bang Fajar, Bu.

Debot memandang Juring, lalu lanjut menggiling.

    CUT TO:

57. EXT. HALAMAN RUMAH DEBOT – SENJA

Terdengar samar suara wanita menangis tersedu-sedu.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar