Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. EXT. TEPI LAUT - PAGI
MONTAGE
-Laut yang tenang
-Tampak beberapa nelayan mulai sibuk dengan kapalnya
HAJI BLACKPINK (33) menurunkan ikan yang ada di
dalam jala dari atas kapal, lalu ia pun ikut turun ke atas pasir pantai. Di atas pasir ia langsung
menyanyikan lagu Blackpink yang berjudul ‘Ddu-du
ddu-du’ sambil menirukan tariannya yang seperti
menembak ke arah ikan di dalam jala.
HAJI BLACKPINK
Ayee ayeee.. Hit you wit det dududu dudududu.
CUT TO:
2. EXT. JALANAN SEPI – PAGI
Terlihat tiga anak menggunakan seragam SD merah putih lengkap dengan tas dan sepatu sekolah, mereka berjalan menyusuri jalanan yang tidak terlalu lebar sehingga mereka memenuhi jalanan.
Dari arah belakang anak-anak tersebut lewat sebuah motor yang dikendarai oleh seorang wanita gemuk, ia membonceng dua anak yang juga berseragam SD, satu anak laki-laki di belakang dan satu anak perempuan di bagian depan.
Si pengendara membunyikan klakson motor agar anak-anak yang ada di hadapannya menepi. HADAD (10) anak laki-laki yang dibonceng paling belakang melambaikan tangan kepada teman-temannya yang berjalan kaki.
HADAD
Pacuan yok! Siapa yang dulu sampai!
Ketiga anak tersebut langsung berlari mengejar Hadad yang terus melaju, mereka semua tertawa. Tampak Hadad merentangkan kedua tangannya seperti sedang menikmati terpaan angin.
Di sisi lain jalan berdiri sebuah rumah sederhana yang terbuat dari kayu, IKASH (26) menggunakan daster berdiri di depan pintu rumahnya.
CUT TO:
3. EXT. HALAMAN RUMAH IKASH - PAGI
IKASH tersenyum memperhatikan anak-anak SD yang berlarian, ia mengelus-elus perutnya yang membuncit karena sedang hamil besar.
ALAN (28) datang dari arah samping rumah menuju ke depan rumah, ia menggunakan jaket hoodie yang menutup hingga kepalanya yang menunduk, wajahnya ditutup dengan masker sehingga hanya matanya saja yang terlihat, kedua tangannya ia masukkan ke dalam kantong jaket tersebut.
Ikash yang masih mengelus-elus perutnya menyadari kedatangan Alan.
IKASH
Abang!
Alan langsung berhenti dan memandangi Ikash.
IKASH
(tersenyum)
Semangat cari kerjanya, ya. Anak kita
sudah mau lahir.
Mata Alan menyipit karena tersenyum, ia langsung menuju pintu mendekati Ikash. Sontak Ikash langsung masuk ke dalam rumah dan menutup pintu, langkah Alan terhenti, ia menunduk dan lanjut berjalan ke luar.
CUT TO:
4. EXT. JALANAN SEPI - PAGI
Alan berlari pelan menyusuri jalanan sepi, kedua tangannya masih berada di dalam saku jaket. Ia berpapasan dengan JURING (18) yang melewati jalan itu. Juring memperhatikan Alan yang terus menunduk.
JURING
Eh Alan Walker kok lari? Nanti jadi Alan Ranner.
Alan langsung berhenti berlari, ia kembali berjalan seperti biasa.
Sesaat kemudian RIO (25) memberhentikan motor beat tak jauh di depan Alan, Rio mematikan motor dan berlari ke tepi jalan untuk memuntahkan isi perut.
Alan tetap melanjutkan perjalanan melewati Rio yang baru saja muntah, Rio mengangkat kedua ketiaknya, ia menghirup aroma ketiak kanan dan kirinya secara bergantian. Rio pun langsung memasang muka mual, ia kembali memuntahkan isi perutnya.
CUT TO:
5. INT/EXT. KIOS KO KASENG - SIANG
Tampak KO KASENG (50) sedang sibuk menekan-nekan kalkulator di meja kasir, kiosnya terlihat sepi.
Rio berjalan memperhatikan isi kios Ko Kaseng yang tersusun rapi, ia seperti sedang mencari sesuatu, sesekali ia mengintip ke arah Ko Kaseng.
Rio mengambil salah satu deodorant dari susunannya, ia membaca bacaan yang ada pada deodorant tersebut dengan serius. Rio kembali mengintip Ko Kaseng yang masih sibuk menghitung dengan kalkulator.
Dengan sigap Rio membuka tutup deodorant dan ia masukkan deodorant itu ke dalam baju kaosnya, tepatnya pada bagian ketiak kiri dan kanan. Ia kembali menutup deodorant tersebut dan meletakkannya di tempat semula.
Rio menuju meja Ko Kaseng dengan tangan hampa.
RIO
Ko, kok yang saya cari gak ada, ya?
Ko Kaseng memandang Rio dan berhenti menghitung.
KO KASENG
Apa yang dicali tu?
RIO
Liptint, Ko!
KO KASENG
(mengernyitkan dahi)
Apa, tu?
RIO
Yang ombre itu, Ko!
KO KASENG
Aduuh, tak tau saya apa omble tu. Ada-ada saja ya nama balang sekalang!
RIO
Ya udah, Ko! Makasih, ya!
KO KASENG
(mengangguk)
Ha, iya-iya!
Ko Kaseng kembali menekan-nekan kalkulator saat Rio keluar dari kiosnya.
CAMERA FOLLOWS
Rio berjalan ke luar kios sambil menghirup aroma ketiaknya secara bergantian, awalnya ia memasang wajah ingin muntah, namun dengan cepat ekspresinya pun berubah jadi senyum yang dipaksakan.
Tiba-tiba mata Rio terbelalak dengan mulut yang ternganga saat memandang ke arah depan, ia mengelilingi teras sebanyak dua putaran untuk mencari sesuatu di teras kios tersebut. Setelah yakin sesuatu yang dicari tidak ada, Rio memanggil Ko Kaseng sambil balik ke tempat Ko Kaseng.
RIO
(berteriak)
Ko!!! Kokooo!!!
CAMERA FOLLOWS
RIO (cont’d)
Ko! Motor saya hilang, Ko!
Ko Kaseng berhenti menekan-nekan kalkulator dan langsung berdiri.
KO KASENG
Selius? Tadi motolnya letak di mana?
RIO
(menunjuk ke luar)
Di situ, Ko! Koko ada dengar bunyi motor tadi? Pasti baru diambil. Saya kan baru sebentar di sini.
CAMERA FOLLOWS
Ko Kaseng berjalan menuju tempat yang ditunjuk Rio, ia memperhatikan sekitaran teras kios.
KO KASENG
Saya tak ada dengal apa-apa tadi. Aduh, kunci motol kamu mana?
Rio merogoh kantong celana jeans nya, tangannya masuk sampai ke dalam-dalam mencari kunci motor.
KO KASENG
(memperhatikan Rio)
Ha. Jangan-jangan kamu memang gak bawa motol?
RIO
(menunjuk ujung teras)
Bawa, Ko! Jelas-jelas tadi saya letak motornya di situ!
KO KASENG
Aduh! Kok jauh sekali palkilnya! Jadi kuncinya di mana?
RIO
Iya, Ko! Tadi saya buru-buru sekali. Sepertinya kunci masih di motor, Ko!