Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
BONGKAH
Suka
Favorit
Bagikan
3. 3

11. EXT. SEMAK BELUKAR - SORE

Alan sedang mengangkat sepotong kain dari dalam jok motor, ia memegang ujung kain itu yang ternyata adalah celana pendek. Alan mengernyitkan dahi, badannya sedikit merinding, dan ia langsung melempar celana pendek tersebut ke semak-semak di sebelahnya.

RIO

(berteriak)

Oooii maling!

Suara Rio mengejutkan Alan yang sedang menutup jok motor, Alan langsung memandang Rio yang ada di belakangnya. Tiba-tiba terdengar BUNYI “DEBUKKK!!!”

POV ALAN:

Rio dan Ijep sedang berdiri tegak, mereka tampak blur dan bergoyang. Terlihat tangan Ijep yang memegang kayu ke atas perlahan turun.

 FADE IN:

12. EXT. TEPI LAUT – PAGI

MONTAGE

-Laut yang tidak tenang

-Kapal-kapal nelayan yang terparkir

-Tepi laut tampak sepi

  CUT TO:

13. INT. DAPUR RUMAH DEBOT - PAGI

Terdengar samar-samar lagu Blackpink yang berjudul ‘Ddu-Du-Ddu-Du’ sedang diputar. 

Tampak DEBOT (30) memakai daster duduk di bangku kecil, ia membersihkan beberapa ekor ikan laut ukuran sedang. Sesekali ia melihat ke ruang tengah sambil tangannya terus mengeluarkan isi perut ikan.

DEBOT

Bang.. (BEAT) Ooo Bang...

HAJI BLACKPINK (V.O)

(berteriak)

Iya iya! Tunggu habis lagunya sebentar, nanggung!

DEBOT

Ikannya dah siap ni. Mau makan tidak?

HAJI BLACKPINK

Mauuuuu!!!

Suara lagu pun tiba-tiba mati. Terlihat Haji Blackpink masuk ke dapur, ia menggunakan kain sarung bermotif dan baju kemeja berlengan pendek.

HAJI BLACKPINK

Apa yang mau dibeli, Dik?

Debot berdiri dari duduknya sambil mengangkat mangkok berisi ikan yang sudah dibersihkan.

DEBOT

Minyak goreng sekilo, Bang.

HAJI BLACKPINK

Garam tidak?

DEBOT

Tidak, Bang. Masih banyak. Cepat ya!

HAJI BLACKPINK

(gerakan menembak)

Ashiap! Ddu-du-ddu-du! 

Haji Blackpink pergi meninggalkan Debot.

  CUT TO:

14. EXT. TEPI LAUT - PAGI

Ikash duduk termenung seorang diri di atas bongkahan batu, pandangannya tampak kosong. Sesaat kemudian bibirnya tersenyum, dengan mata yang ikut menyipit meski tetap memandang kosong ke arah laut. 

  CUT TO:

15. INT. KIOS KO KASENG - PAGI

Haji Blackpink memberikan uang Rp. 10.000 kepada Ko Kaseng, Ko Kaseng menerima uang tersebut, lalu memberikan bungkusan plastik putih berisi minyak goreng kiloan kepada Haji Blackpink.

KO KASENG

Telima kasih, Bang Haji!

HAJI BLACKPINK

(gerakan menembak)

Dududu dudududu! Sama-sama, Ko!

Haji Blackpink mulai melangkah keluar.

KO KASENG

Eh, Bang Haji Blekpink, tumben kok bulu-bulu?

HAJI BLACKPINK

(memandang Ko Kaseng)

Siapa yang berbulu, Ko?

KO KASENG

Bukan belbulu, Bang! Kenapa bulu-bulu pelginya? 

HAJI BLACKPINK

Ooo, si Debot mau cepat goreng ikan, Ko! Saya jalan kaki soalnya.

KO KASENG

Kok tak pakai sepeda aja, Bang? 

HAJI BLACKPINK

Gak lah, Ko! Takut dimaling juga.

Ko Kaseng menggeleng-geleng cepat.

KO KASENG

Sekalang kampung kita udah aman lagi, Bang! Malingnya udah (BEAT) heghh.

Ko Kaseng melintangkan tangannya di depan leher dan menggerakkannya seperti sedang menyembelih, diikuti kepala yang memiring seperti sudah disembelih.

HAJI BLACKPINK

Ha? Mati, Ko?

KO KASENG

Tidak! Tapi udah dipenjala! (BEAT) Anak itu memang aneh! Padahal pendatang, tapi malah melusak di kampung kita!

Mata Ko Kaseng membesar, ia mengangguk-ngangguk seakan meyakinkan Haji Blackpink. 

  CUT TO:

16. EXT. HALAMAN RUMAH DEBOT - PAGI

Debot memasang sandal jepit di depan pintu rumah, lalu ia menarik gagang pintu untuk menutup pintu dari luar. Gerakannya terlihat buru-buru.

DEBOT

(bicara sendiri)

Beli minyak saja lama sekali! Sampai membusuk ikannya!

Debot keluar dari halaman rumah, mulai memasuki jalanan sepi di tepi rumahnya.

  CUT TO:

17. EXT. JALANAN SEPI - PAGI

Debot berjalan dengan langkah yang cepat, sesekali ia melihat ke sekitar jalan.

DEBOT

(menggeleng-geleng)

Entah apalah yang merasukinya! 

Debot melihat ke seberang jalan sambil masih terus berjalan, tiba-tiba langkahnya terhenti. Dengan pelan ia mundur beberapa langkah, bersembunyi di balik batang pohon yang ada di sana, matanya tertuju pada sesuatu di seberang jalan.

  CUT TO:

18. EXT. PANGKALAN OJEK - PAGI

Tampak dua buah motor terparkir di depan pondok, di dalam pondok ada dua orang laki-laki yang sedang duduk sambil bermain catur.

Terlihat Debot berlari mendekati pangkalan ojek, melihat Debot mendekat, JASMAN (28) salah satu tukang ojek berdiri mendekati motor yang terparkir, ia mengambil helm yang terletak di atas kaca spion.

Ketika Debot sampai di pangkalan ojek, ia langsung ruku’ dan mengatur nafasnya.

JASMAN

(menyodorkan helm)

Mau ke mana, Kak?

DEBOT

(terengah-engah)

Ke bongkahan batu di tepi laut!

Debot berdiri, ia mengambil helm yang diberi Jasman.

DEBOT (cont’d)

Si Ikash (BEAT) dia terjatuh di sana!

BEN (28) tukang ojek yang masih duduk langsung mengemasi papan catur dan ikut berdiri.

JASMAN

Kok bisa? Ayo ke sana sekarang, Kak!

BEN

Padahal tadi dia masih lewat di sini!

JASMAN

(menghidupkan motor)

Ayo, Ben! Langsung ke sana!

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar