Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
60. GERBANG SEKOLAH – PAGI
ESTABLISH SHOT gerbang SMA Pertiwi yang sepi.
61. RUANG KELAS X-IPS – PAGI
Cast : Widi, extras murid-murid
5 tahun kemudian. Widi yang sudah dewasa, menjadi guru Bahasa Indonesia SMA Pertiwi.
(VO) HANNA
Sejak saat itu, hidup kami mulai melihat dunia dengan cara yang berbeda.
WIDI
(berjalan di antara bangku-bangku murid dengan buku Bahasa Indonesia di tangannya) Bahasa adalah alat komunikasi kita sebagai bangsa Indonesia, bahasa yang memersatukan berbagai suku. Namun, terkadang kita mengabaikan hal ini. “Belajar Bahasa Indonesia itu buang-buang waktu.” (Widi mengetuk meja seorang murid yang sedang terlelap tidur) “Saya sudah bisa Bahasa Indonesia” (mengetuk meja murid lainya yang sedang asyik mengobrol) “Saya lebih suka mempelajari bahasa asing” (mengetuk meja murid lainnya yang asik bermain HP di kolong mejanya) Walaupun kita semua sudah berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia, pernahkah kalian berpikir, “Betapa buruknya Bahasa Indonesia saya..?” Bahkan di situs-situs pemerintahan pun masih banyak penulisan yang tidak sesuai dengan kaedah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. (berhenti di depan kelas) Tutur kata yang sopan akan menunjukkan bahwa kita terpelajar. Bahasa yang sempurna menunjukkan bahwa bangsa tersebut memiliki peradaban yang tinggi. Siapa yang ingin menjadi orang sukses dan berhasil?
SELURUH MURID
(mengangkat tangan mereka)
WIDI
(menganggukkan kepalanya)
SELURUH MURID
(menurunkan kembali tangan mereka)
WIDI
Menjadi dokter, professor, ilmuan, kepala pemerintahan, menteri, wakil rakyat, gubernur, manajer perusahaan. (sambil menunjuk satu persatu muridnya) Bahasa apa yang kalian gunakan untuk menyampaikan pendapat dan penemuan kepada khalayak umum?
SELURUH MURID
Bahasa Indonesiaa!!
WIDI
Kalian akan ditertawakan atau pendapat kalian akan disalahartikan jika tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. (terdiam sejenak) “Saya orangnya tidak muluk-muluk, ingin hidup sederhana sebagai karyawan atau ibu rumah tangga saja.” Kalian yakin bisa mengajarkan anak kalian berbahasa Indonesia yang baik? Kalian tidak mau anak kalian menjadi orang sukses dan berhasil? (tersenyum)
Seluruh murid terdiam menatap Widi di depan kelas.
CUT TO
62. KANTIN SEKOLAH – PAGI
Cast : Sigit, extras 3 murid laki-laki, 1 murid perempuan
Tiga murid laki-laki sedang bolos di kantin untuk main game. Dua dari mereka menyadari kedatangan Guru BK yang menghampiri mereka.
MURID A
(sambil berbisik) Eh! Eh! Guru BK!
Dua murid tersebut langsung kabur, sementara satu murid tertinggal karena asyik bermain game berjudul Pendekar Bamboe Roencing. Murid yang tertinggal tersebut akhirnya mengangkat kepala, dan terkejut melihat sosok Sigit di sana sebagai Guru BK.
SIGIT
Kamu lagi.. (menatap tajam ke arah murid sambil menyilangkan tangannya di dada)
MURID B
(ekspresi panik sambil mencari teman-temannya yang tadi di sampingnya)
SIGIT
(tiba-tiba tersenyum, kemudian duduk di sampingnya dan merangkul murid tersebut dengan akrab. Ia melihat game yang dimainkan murid B) Rank apa kamu?
MURID B
(bingung) Legend, pak.
SIGIT
Hmm.. (mengangguk) Kamu ikut turnamen?
MURID B
Ikut dong~
SIGIT
Bagus! Bapak dukung kamu mewakili Indonesia. (sambil tersenyum)
MURID B
Hmm? (bingung menatap Sigit)
SIGIT
Apa cita-cita kamu?
MURID B
Hmm.. (tambah bingung memikirkan cita-cita yang belum pasti)
SIGIT
Kamu suka main game, ‘kan? Mau coba bikin game?
MURID B
(menatap Sigit, kemudian berpikir menunjukkan keragu-raguan) Hmm.. Kalo bikin game kayaknya..
SIGIT
Dulu alumni sekolah ini juga ada yang hobi main game, terus dapet inspirasi dan coba-coba bikin game hindie. Lama-lama dapet banyak investor, sekarang punya perusahaan start-up game sendiri. Nama game-nya Pendekar Bamboe Roencing.
MURID B
Serius, pak? (menatap Sigit, kemudian terdiam menatap game yang baru saja ia mainkan di smartphone-nya)
SIGIT
(tersenyum) Kalo kamu mau, nanti bapak kenalin sama alumni yang bapak ceritain tadi.
MURID B
Mau, pak! Mau, pak!
SIGIT
(tersenyum) Tapi, ada syaratnya..
MURID B
Ha?
SIGIT
Semester ini, kamu nggak boleh bolos kelas. Deal? (mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan)
MURID B
(terdiam dengan ekspresi ragu-ragu)
SIGIT
(berbisik di telinga murid) Mainnya abis pulang sekolah aja.. kita mabar.
MURID B
Lho, bapak main juga?
SIGIT
Wohiya jelas, dong.. (mengeluarkan smartphone-nya dan memperlihatkan rank-nya)
MURID B
Rank Myth! Itu lebih tinggi dari Legend, ‘kan?
SIGIT
(mengangguk dengan sombong) Gimana?
MURID B
Ok, deal! Cuma masuk kelas aja, ‘kan? (megulurkan tangan kanannya)
SIGIT
Iya. (berjabat tangan dengan murid)
Tiba-tiba terdengar suara bel istirahat siang.
SIGIT
Yaudah, istirahat dulu sana. (bangkit dari duduknya dan berjalan ke depan meninggalkan murid)
MURID B
Iya, pak!
Seorang murid perempuan sambil membawa tablet-nya berlari ke arah Sigit yang sedang berjalan.
MURID PEREMPUAN
Pak Sigit! (berhenti di depan Sigit)
SIGIT
(menghentikan langkahnya)
MURID PEREMPUAN
Komik saya udah rilis di webtoon dan banyak yang baca!! (berseru dengan girang sambil memperlihatkan komik di tabletnya berjudul Bintang Kemerdekaan)
SIGIT
Wah.. seratus ribu lebih pembaca! Selamat, ya! (ikut heboh)
MURID PEREMPUAN
Berkat cerita dari Pak Sigit yang keren banget! Oh iya, bapak ada cerita yang keren lagi, nggak?
SIGIT
Hmm… (dengan pose berpikir) Ada, dong!
MURID PEREMPUAN
Wah, ceritain lagi dong, pak! Buat judul komik saya selanjutnya!
SIGIT
Tapi.. ada syaratnya..
MURID PEREMPUAN, SIGIT
(sercara bersamaan) ..semester ini nggak boleh bolos kelas!
MURID PEREMPUAN
SIAP!! (sambil membentuk pose hormat kepada Sigit)
SIGIT
1 lagi..
MURID PEREMPUAN
Ha?
SIGIT
Nilai rata-rata kamu semester kemarin berapa?
MURID PEREMPUAN
6.
SIGIT
Nah, berarti semester ini harus lebih tinggi dari 6.
MURID PEREMPUAN
Yaampun.. (putus asa)
SIGIT
6.3, 6.5, itu lebih tinggi dari 6, lho.
MURID PEREMPUAN
Oh iya, bener juga! Kalo gitu siap, pak! (lagi-lagi berpose hormat kepada Sigit sambil tersenyum lebar)
CUT TO
63. INT. RUANG PERTEMUAN DI KANTOR – SIANG
Cast : Hasta, extras orang Australia
Hasta dan seorang investor asal Australia sedang duduk berhadapan sambil berbincang-bincang. Di ruangan tersebut penuh dengan hiasan dinding bergambar game Pendekar Bamboe Roencing.
(VO) HANNA
Walaupun berpisah di jalan masing-masing. Dimanapun kami berada, kami berjuang dengan cara kami sendiri.. untuk membuat Indonesia lebih baik.
Kemudian Hasta dan investor Australia tersebut berdiri dan berjabat tangan sambil tersenyum lebar.
INVESTOR AUSTRALIA
This is a great game! It hit the Indonesian market really well. I’ll be waiting for the release date in Australia soon.
HASTA
Thank you very much!
CUT TO
64. INT. GEDUNG OLAHRAGA – SIANG
Cast : Nadia, extras lawan, wasit, penonton
Suasana pertandingan Asia. Terdengar gema penonton di dalam ruangan.
PENONTON
In-do-ne-sia! In-do-ne-sia!
Sementara itu Nadia, dan seorang lawannya dari Vietnam sedang bertanding pencak silat. Dalam hitungan detik, Nadia berhasil menjatuhkan lawannya dan menguncinya. Penonton bergemuruh dengan sorakan. Pertandingan berakhir dan wasit mengangkat tangan Nadia ke atas menyatakan kemenangannya. Suara penonton semakin bergemuruh dalam ruangan.
PENONTON
In-do-ne-sia! In-do-ne-sia!
CUT TO
65. PERPUSTAKAAN – SIANG
Cast : Hanna, Mama Hanna, Papa Hanna, Shintarou
Hanna duduk di meja perpustakaan sambil menonton sebuah video di tablet-nya dengan earphone. Sebuah video youtube dirinya yang menjelaskan tentang betapa luasnya negara Indonesia.
(VO DALAM VIDEO) HANNA
Di dunia ini, ada 15 pulau terbesar, dan Papua, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan Jawa termasuk di dalamnya. Kalian pernah nggak bayangin betapa luasnya Indonesia? Sekarang coba kita tempelkan di peta Amerika. (menempelkan potongan kertas bergambar pulau-pulau di Indonesia dengan lengkap di atas peta Amerika) Lebar dari sabang sampai merauke ini lebih lebar daripada daerah terlebar di Amerika. Dan kalau kita tempelkan di Eropa. (menempelkan potongan kertas Indonesia di peta Eropa) Lebarnya adalah dari Ireland sampai Uzbekistan. Ini baru tentang luas Indonesia secara geografi, belum tentang budaya, bahasa, makanan dan apa saja yang ada di dalamnya. Indonesia adalah negara yang lebih besar dari yang kita bayangkan.
Sementara menonton, Hanna pun membaca komentar-komentar di youtube-nya. Terdapat ribuan komentar, seperti “Konten yang bermanfaat!”, “Hanna, guru IPS online-ku”, “Suka banget konten-konten Hanna tentang Indonesia dan hubungannya dengan Negara-negara lain!”
Tidak lama kemudian, ada video call yang masuk dari mamanya. Hanna pun segera mengangkatnya.
PAPA HANNA
Hanna, gimana kabar kamu hari ini, nak?
HANNA
Baik, pa. Papa sama mama gimana kabarnya?
MAMA HANNA
Hanna, papamu ini, lho. Ribut terus tiap hari minta telpon kamu. Katanya kangen.
PAPA HANNA
Iya, papa kangen kamu, nak.. Giliran papa pulang dari Amerika, malah kamu yang tinggalin papa ke Jepang.. huhuu.. (wajah mewek)
HANNA
(cengengesan) Ya.. gimana.. ‘kan Hanna juga lagi kuliah di sini. Baru sebulan, tapi Hanna juga udah kangen berat sama suasana di Indonesia, sama mama, papa.
PAPA HANNA
Nggak ada cowok yang deketin kamu, ‘kan?
MAMA HANNA
Ih.. biarin atuh anak perempuannya cari pacar, udah umur segini..
PAPA HANNA
Nggak, kamu tuh putri papa. Nggak sembarang cowok boleh deketin kamu. Papa harus liat dulu orangnya.
HANNA
(tertawa kecil) Nggak ada, kok, pa. Hanna juga masih fokus bikin thesis sambil ngonten. Ini juga lagi di perpustakaan nyari buku referensi.
MAMA HANNA
Yaudah, kamu lanjutin aja. Mama juga mau masak dulu.
PAPA HANNA
Hanna, ngobrol sama papa aja, ya.
MAMA HANNA
Heh.. Nanti lagi ngobrolnya, Hanna lagi sibuk.
PAPA HANNA
Ih bentar doing..
MAMA HANNA
Nggak, nggak, bantuin masak di dapur.
HANNA
(tertawa kecil melihat tingkah laku kedua orangtuanya)
PAPA HANNA
Yaudah, Hanna, nanti papa telpon lagi, ya. Kamu jaga kesehatan di sana. Bye!
HANNA
Bye bye! Jaga kesehatan juga, Ma, Pa!
Video call mereka pun diakhiri. Kamera close up ke wallpaper smartphone Hanna yang merupakan foto selfie dirinya, Nadia, Sigit, Widi, Hasta, Shinji, Narto, dan Asao pada scene 26. Hanna bangkit dari duduknya dan berjalan menuju rak-rak buku berbahasa Jepang mencari buku referensi. Ia melihat satu persatu judul buku sambil berjalan. Kemudian ia menemukan sebuah buku berwarna merah dengan judul “Sisi Gelap Perang Asia” karya penulis Kurasawa Aiko. Di rak buku-buku berbahasa asing, buku ini cukup menarik perhatian. Hanna pun bermaksud mengambil buku tersebut. Namun, saat ingin mengambil, justru ada tangan lain di sebelahnya yang hendak mengambil buku juga. Tidak sengaja tangan mereka bertabrakan. Hanna segera membungkukkan kepalanya ke arah orangnya tersebut.
HANNA &SHINTAROU
Sumimasen!!
HANNA
Eh?
Hanna seperti mengenal suara tersebut. Ia perlahan menegakkan kepalanya.
FADE OUT
66. INT. GUBUK – SIANG
Cast : Shinji, Bunga
FADE IN
Shinji berbaring tidur dengan banyak luka perban di tubuhnya. Ia perlahan membuka mata dan mengedipkannya, kemudian memandang sekelilingnya, mencoba mengenali tempat tersebut, tapi tidak berhasil. Dengan lemah, ia menggerakkan tangan kanannya. Namun, kemudian tangan kanannya menyenggol sebuah kepala tepat di sampingnya, membangunkan Bunga dari tidur lelapnya di sisi tempat tidur Shinji. Shinji pun bersusah payah untuk bangkit ke posisi duduk.
BUNGA
(mengucek matanya sambil bangkit ke posisi duduk. Kemudian tersadar Shinji telah bangun) Anda sudah bangun?
SHINJI
(terkejut melihat Bunga dan mengucek matanya. Namun pandangannya tetap tidak berubah. Perempuan yang ada di hadapannya sangat mirip dengan Hanna) Hanna?
BUNGA
Hmm? (bingung, kemudian tersadar) Saya Bunga, perawat di sini. Ini markas persembunyian tentara Indonesia di dalam hutan. Anda terluka parah dan demam selama 3 hari. Tunggu, saya panggilkan yang lain. (berjalan keluar gubuk)
Shinji terus menatapnya, antara percaya dan tidak percaya dengan penglihatannya sendiri.
FADE OUT
67. PERPUSTAKAAN – SIANG
Cast : Hanna, Shintarou, extras 2 orang Jepang
FADE IN
Hanna menatap laki-laki di hadapannya, antara percaya dan tidak percaya dengan penglihatannya sendiri. Pemuda yang ada di hadapannya sangat mirip dengan Shinji.
SHINTAROU
(terheran dengan tatapan Hanna) Ano.. sono hon, karitai desu ka?/Hmm.. apa kamu ingin meminjam buku itu?/
HANNA
(tersadar) A, hai! Karitai desu! /Iya, saya ingin meminjamnya/
SHINTAROU
Sou ka.. /gitu, ya../
TEMAN JEPANG A
Shintarou! Owatta? /Shintarou, udah belom?/ (memanggil dari ujung rak)
SHINTAROU
Un, ikou. /Udah, ayo./ (berjalan pergi dengan teman-temannya)
FADE OUT
68. INT. GUBUK – SIANG
Cast : Shinji, Bunga, Narto, Asep, extras tentara Jepang
FADE IN
Shinji berjalan keluar dari gubuk dengan terhuyung-huyung dan menahan rasa sakit dibalik balutan perbannya. Beberapa tentara Jepang dan Bunga mengerumuninya, lalu menghormat kepada Shinji.
TENTARA JEPANG A
(membantu Shinji berdiri dengan memapahnya) Taichou, karada wa daijoubu desu ka? /Kapten, badanmu tidak apa-apa?/
SHINJI
(mengangguk perlahan) Un. Shinpai shinaide. /Ya, jangan khawatir./
TENTARA JEPANG B
(menangis) Taichou! Shinu koto wa dame desu! /Kapten, Anda tidak boleh mati!/
SHINJI
(tersenyum kecil) Nande naiteruno? /kenapa kamu menangis?/
Shinji menatap satu per satu wajah kawan-kawan Jepang seperjuangannya. Pandangannya berakhir di Bunga yang saat itu juga menatapnya sambil membentuk pose hormat. Shinji langsung tertawa terbahak-bahak melihat Bunga.
SHINJI
(tertawa) Kenapa kamu ikut hormat?
BUNGA
Eh? (bingung melihat sekelilingnya) Karena semuanya hormat, jadi saya ikut hormat. (tertawa kecil sambil menurunkan tangannya)
Semua yang ada di sana pun tertawa. Sementara Narto dan Asep melihat mereka dari jauh sambil tersenyum.
NARTO
Ternyata cemas saya tidak ada artinya.. (sambil tersenyum kemudian membalikkan badannya, berjalan pergi)
ASEP
(tertawa kecil menyusul Narto) Walaupun badannya penuh luka, tapi wajahnya terlihat bahagia. Ya, ‘kan?
NARTO
Tapi, saya ikut bahagia. (tersenyum puas)
FADE OUT
69. PERPUSTAKAAN – SIANG
Cast : Hanna, Shintarou, extras 2 orang Jepang
Hanna berlari mengejar Shintarou sambil membawa buku “Sisi Gelap Perang Asia”.
HANNA
Ano! (hmm..)
SHINTAROU
(membalikkan badannya)
TEMAN JEPANG A
Jaa, saki ni iku ne. /Yaudah, kita duluan, ya/ (berjalan keluar perpustakaan)
SHINTAROU
Un. /Ya./
HANNA
Kono hon, issho ni karimashou. /Ayo pinjam buku ini bersama-sama/
SHINTAROU
Eh?
HANNA
Anata no iken mo kikitaindesu. (Saya juga ingin mendengar pendapatmu tentang buku ini)
SHINTAROU
Sou ka.. /begitu, ya../ (berjalan menghampiri Hanna) Tatsukawa Shintarou. Bunka koso gakubu no ichi nen desu. Yoroshiku. (tersenyum) /Saya Tatsukawa Shintarou. Mahasiswa tahun pertama di fakultas budaya, media, dan masyarakat. Salam kenal./
HANNA
Eh? aaa, onaji gakubu no ichi nen, Hanna desu. Yoroshiku. Eh.. zenzen kidzukanakatta. /Saya Hanna, dari fakultas yang sama. Salam kenal. Eh.. sama sekali nggak sadar ternyata satu fakultas./
SHINTAROU
Eh? Kimi wo zutto miteta no ni.. /Eh, padahal saya selalu lihat kamu, lho/
HANNA
Eh? (bingung)
SHINTAROU
Eh? (ikut bingung) A, sonna imi janai desu. Gomennasai. (Eh, maksudnya bukan gitu kok, maaf.)
HANNA
(tertawa)
SHINTAROU
(ikut tertawa)
(VO) HANNA
Walaupun jaman kami berbeda..
CUT TO
70. INT. GUBUK – SIANG
Cast : Shinji, Bunga
(VO) SHINJI
Saya tau..
CUT TO
71. PERPUSTAKAAN – SIANG
Cast : Hanna, Shintarou
(VO) HANNA, SHINJI
Sesuatu.. menghubungkan kami.
Close up gelang anyaman Hanna berwarna putih.
CUT TO
72. INT. GUBUK – SIANG
Cast : Shinji
Close up gelang anyaman Shinji berwarna merah.
FADE OUT