Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bintang Kemerdekaan
Suka
Favorit
Bagikan
1. Scene 01-13

BINTANG KEMERDEKAAN

1.       EXT. SEKOLAH – PAGI

Cast : extras murid-murid SMA

 

Film dibuka dengan shot gerbang sekolah SMA Pertiwi dan beberapa murid yang lalu-lalang memasuki gerbang. Suasana gaduh murid-murid kelas XI IPS terdengar sampai ke lorong.

 

CUT TO

 

2.       INT. KELAS XI IPS – PAGI

Cast : Hanna, Nadia, Hasta, Sigit, Widi, extras murid-murid SMA

 

Canda, gelak tawa, sampai obrolan ngalor ngidul tentang acara sinetron tadi malam tidak membuat Hanna yang duduk di bangku paling belakang ini menghentikan jari-jari tangannya menyalin tugas. Dua buah gelang anyaman berwarna merah dan putih melingkar di tangan kirinya.

 

NADIA

Hanna, udah belom nyalinnya? Gantian, dong!

(menoleh ke Hanna yang duduk di belakangnya dan merebut buku tugas, lalu menyalinnya tanpa ragu)

 

HANNA

Eh, belom, Nad! 1 lagi! (berdiri dan mengguncang bahu Nadia)

 

NADIA

Gue belom sama sekali, Hanna.. (melepaskan tangan Hanna dari bahunya dengan kasar)

 

Tiba-tiba terdengar suara bel masuk sekolah yang nyaring.

 

NADIA

Tuh, ‘kan! Udah bel masuk! (semakin cepat menyalin tulisan yang semakin tidak jelas karena buru-buru)

 

HANNA

Nadia, gue 1 lagi, tanggung!

 

HASTA

Yah elah.. ribet amat, sih, nyalin tugas.. (menyidir Hanna dan Nadia)

Yes! Menang gacha! (girang sambil melihat IPad-nya)

Bye, gue chaw dulu ke kantin (memasang headphone gaming-nya sambil berjalan keluar kelas)

 

Sigit merangkul Widi masuk ke kelas. Tidak sengaja Hasta menabrak bahu Sigit karena fokus melihat smartphone-nya. Sigit langsung emosi dan mengepalkan tangannya menakut-nakuti Hasta. Hasta yang panik langsung lari kabur. Hanna dan Nadia melongo melihat mereka.

 

CUT TO

 

3.       INT. RUANG KELAS – SIANG

Cast : Tentara Jepang, extras murid-murid tentara Barisan Pemuda

 

Tahun 1943. Tentara Jepang yang fasih berbahasa Indonesia berbicara di depan kelas. Murid-murid memperhatikan dengan serius dan wajah memendam emosi.

 

TENTARA JEPANG

Saat ini, kita mempunyai Seinendan (Barisan Pemuda), Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), Heiho (Barisan Pembantu Prajurit Jepang), Jibakutai (Barisan Berani Mati), dan Hizbullah (Barisan Semi Militer dari golongan Islam) untuk menghadapi sekutu. Inggris dan Belanda membagi Indonesia menjadi dua daerah jajahan berdasarkan persetujuan. Inggris menguasai Malaya, sedangkan Belanda menguasai kepulauan Sunda Besar dan Sunda Kecil di selatan yang kemudian disebut sebagai Hindia Timur. Siapa yang bersedia menceritakan tentang penjajahan Belanda?

 

CUT TO

 

4.       EXT. LAPANGAN SEKOLAH – SIANG

Cast : Shinji, Narto, Asao, Tentara Jepang

 

Bendera Indonesia dan berdera Jepang berkibar di dua tiang yang berdampingan. Shinji, Narto, dan Asao berdiri hormat ke arah bendera. Narto melirik ke arah Shinji.

 

NARTO

Ini semua gara-gara kamu! (menyindir Shinji)

 

SHINJI

Ha? Dasar lemah.. Seinendan tidak membutuhkan orang seperti kamu. (dengan Bahasa Indonesia aksen Jepang yang tersendat-sendat)

 

NARTO

Apa?! (mengabaikan posisi hormatnya dan membusungkan dadanya menantang Shinji)

 

SHINJI

Apa? (ikut membusungkan dada menantang Narto)

 

ASAO

Sudahlah, kalian.. Setelah matahari terbenam, hukumannya selesai. Ya ampun.. Padahal saya hanya melerai, tidak ikut-ikutan tapi kenapa dihukum juga.. (berusaha menengahi)

 

TENTARA JEPANG

(kebetulan lewat dan melihat mereka hampir bertengkar lagi) Oi, kalian!

 

Sontak, Shinji, Narto, dan Asao segera kembali tegap dengan posisi hormat.

 

TILT UP ke langit. Opening title BINTANG KMERDEKAAN. FADE OUT.

 

5.       INT. MUSEUM – SIANG

Cast : Hanna, Nadia, Hasta, Sigit, Widi, Ibu Guru, extras murid sekolah

 

Kedatangan murid-murid kelas XI dari SMA Pertiwi yang study tour, membuat suasana museum berisi sejarah dan peninggalan perjuangan kemerdekaan Indonesia ini gaduh dengan candaan dan bunyi dering smartphone.

 

HANNA

(Nge-vlog) Hi, Guys! Gue sekarang lagi study tour ke museum, nih! Di sini banyak banget hal-hal yang menarik buat dipelajari. Jadi, kalo kalian ada waktu senggang, yuk berkunjung ke museum ini. Alamatnya gue taro di caption, ya! Bye!

 

Hanna memposting video vlog-nya barusan ke Instagram dan langsung dihujani likes dan komentar positif dari netizen. ‘Wah, menginspirasi banget!’, atau ‘Wah, udah cantik, pinter lagi! Idaman banget!’ membuat Hanna tersenyum bangga. Namun, 3 detik kemudian senyumnya hilang digantikan hembusan napas panjang.

 

HANNA

Hhh.. boring banget, sih.. study tour nggak bisa ke tempat yang seru kayak Dufan gitu, apa?

 

IBU GURU

HP lagi.. hayo.. sosmed terus.. (sambil jewer telinga Hanna) Besok bisa nggak kumpulin laporan study tour hari ini? Mau nyalin lagi, hah?

 

HANNA

Eh, iya, bu, maaf. Ih, nggak nyalin, kok. Ini saya lagi nulis laporannya di HP.

 

Belum lagi selesai urusan dengan Hanna, Nadia dengan santai berjalan di depan mereka sambil menelepon dengan suara lantang.

 

NADIA

Iya, sorry banget, nanti sore gue nggak bisa ke padepokan. Gue lagi study tour nih..

 

IBU GURU

Ini malah telponan.. ujian kemarin kamu remedial, mau ibu nggak kasih nilai, hah? (jewer telinga Nadia)

 

NADIA

Eh, jangan, bu! (sambil memelas)

 

HASTA

Yes! Menang gacha lagi! Yuhuuu! Enak, nih, wifi-nya kenceng! (girang duduk di pojokan)

 

IBU GURU

Hasta! Kamu, ya, main game terus! (jalan menghampiri Hasta)

 

HASTA

Duh, ketauan lagi.. (buru-buru sembunyiin IPad dan merangkak menjauh)

 

Belum juga Ibu Guru mendekati Hasta, murid-murid berlari berkerumun melewatinya sambil berteriak.

 

MURID 1

Ada yang berantem! Ada yang berantem!

 

Ibu Guru pun mengikuti kerumunan itu.

 

SIGIT

Lo ngapain ngeliatin cewek gua, hah? (menarik kerah murid laki-laki di hadapannya)

 

Widi berusaha menenangkan Sigit.

 

MURID 2

Ng-nggak, Git. Tadi ada bau kentut pas gue berdiri di sampingnya..

 

SIGIT

Jadi lo nuduh cewek gue yang kentut, hah?

 

IBU GURU

SIGIITT!!

 

SIGIT

Iya, bu.. (nadanya langsung merendah)

 

IBU GURU

Kamu bisa nggak, sih, nggak bikin masalah sehari aja? (menjewer Sigit keras)

 

MURID 3

Eh, tau ngga, girls? Katanya di halaman belakang ada cowok-cowok ganteng yang cosplay pake baju tentara jaman dulu!

 

Dan seketika itu juga murid-murid perempuan SMA Pertiwi heboh dan berbondong-bondong ke halaman belakang museum, diikuti murid laki-laki yang penasaran, namun takut harga diri menolak.

 

CUT TO

 

6.       EXT. HALAMAN BELAKANG MUSEUM – SIANG

Cast : Hanna, Nadia, Hasta, Sigit, Widi, extras pengunjung, extras bapak-bapak pakai baju tentara jaman dulu

 

CLOSE UP bapak-bapak yang cosplay pakai baju tentara jaman dulu. Banyak pengunjung keluarga dan anak-anak yang berfoto dengan mereka. Hanna, Nadia, Hasta, Sigit, dan Widi jalan beriringan, namun langkah mereka terhenti karena melihat kenyataan yang tidak sesuai ekspektasi mereka.

 

NADIA

Mana cowok gantengnya?

 

HANNA

Hoax..

 

SIGIT

Hmm.. dikirain seganteng apa..

 

WIDI

Nggak ada cowok yang lebih ganteng dari kamu kok, beb. Kamu sempurna di mataku.

 

SIGIT

Ihh.. kamu bisa aja.. (sambil merapikan rambutnya)

 

Hanna, Nadia, dan Sigit menatap mereka dengan kecut.

 

HASTA

Dasar bucin..

 

SIGIT

Hah? (Sigit berusaha menariknya, tetapi Hasta berhasil menghindar)

 

HASTA

Gue bilangin, ya.. Karater 2D itu lebih sempurna, lebih bagus kemana-mana! Kita bisa jadi pahlawan atau apapun yang kita mau di Isekai, dimensi lain yang terhubung dengan dunia ini! Hahaha.. (sambil merentangkan tangan dan tertawa ala karakter antagonis di game)

 

Hanna, Nadia, Sigit, dan Widi menunjukkan wajah tegang ke arah Hasta.

 

SIGIT

Apa itu?

 

Hasta langsung tersadar bahwa yang mereka bukanlah menatap dirinya, melainkan sebuah lubang dimensi besar yang berputar di belakangnya. Ia membalikkan badannya perlahan. Lubang itu semakin besar dan bersinar makin terang.

 

FADE TO BLACK

 

7.       EXT. TENGAH HUTAN – SIANG MENJELANG SORE

Cast : Hanna, Nadia, Sigit, Widi, Hasta, extras tentara Indonesia

 

Hanna, Nadia, Sigit, Widi, dan Hasta terbangun di tengah hutan. Mereka memandang satu sama lain dan mengamati sekeliling mereka.

 

WIDI

Ini dimana?

 

Tiba-tiba ada pasukan berpakaian tentara Indonesia jaman dulu berlarian membawa senjata senapan, katana, bambo runcing dan bendera Indonesia tidak jauh dari tempat mereka.

 

PARA TENTARA INDONESIA

Sampai matii!!

 

Mereka berlima sontak bangun dan berdiri sambil membersihkan seragam dan merapikan tatanan rambut. Mereka mencoba mengamati pasukan yang berlari tadi dan kompak mengeluarkan smartphone masing-masing untuk merekam. Kemudian mereka bertemu 1 tentara Indonesia yang tertinggal lari di belakang. Tentara yang tertinggal tersebut bingung melihat Hanna, Nadia, Sigit, Widi, dan Hasta mengarahkan smartphone mereka kepadanya. Baginya itu adalah benda asing yang tidak ada pada jaman ini. Namun, ketika mereka semakin mendekati tentara itu untuk merekam, tercium bau kurang sedap.

 

NADIA

Ih, bau! (sambil sebelah tangannya mengipas-ngipas di depan hidung)

 

SIGIT

Udah berapa hari nggak mandi lo?

 

Tentara itu kebingunan dan mencoba mengendus bau badannya sendiri. Namun, tidak berlama-lama, tentara tersebut menghiraukan mereka dan kembali berlari menyusul kawan-kawan seperjuangannya di depan.

 

CUT TO

 

8.       EXT. TENGAH HUTAN – SIANG MENJELANG SORE

Cast : Extras para tentara Indonesia dan Belanda

Tentara Indonesia dari scene sebelumnya berlari dan menyelinap di antara pepohonan dan semak-semak dengan senapannya. Ia melewati lautan korban peperangan yang sudah tergeletak tak bernyawa, beberapa meter dari tempat ia bertemu dengan Hanna, Nadia, Hasta, Sigit, dan Widi tadi.

 

FADE TO BLACK

 

9.       INT. MUSEUM – SORE

Cast : Ibu Guru, extras murid-murid SMA Pertiwi

 

Ibu Guru berdiri di depan barisan anak-anak yang masih agak berantakan.

 

IBU GURU

Ayo, baris dulu, anak-anak. Sebentar lagi kita pulang. Ibu absen dulu, ya. Andre!

 

MURIS EXTRAS

Ya, bu!

 

IBU GURU

Farah!

 

MURID EXTRAS

Ya, bu!

 

IBU GURU

Hanna!

 

Tidak ada jawaban.

 

IBU GURU

Ya ampun, kemana lagi itu anak? Hanna?

 

FADE TO BLACK

 

10.   EXT. TENGAH HUTAN – SORE

Cast : Hanna, Nadia, Hasta, Sigit, Widi, Shinji, Narto, Asao

 

NADIA

Kenapa?

 

HANNA

(mengutak-atik jam tangannya yang tidak bergerak, dan berhenti di pukul 15.19) Kayaknya jam tangan gue rusak..

 

HASTA

ARGHHHHH!!!! (berteriak, mengagetkan yang lain yang sedang duduk di batang pohon besar)

 

NADIA

Kenapa, sih, lo?

 

HASTA

Nggak ada sinyal! (mengangkat IPad-nya tinggi-tinggi dan mengarahkan ke segala arah berharap mendapatkan sinyal)

 

WIDI

Laper, beb.. (merengek kepada Sigit)

 

SIGIT

Sabar, ya, beb.. Di deket sini nggak ada minimarket apa warung gitu? (melihat ke arah Hasta, Nadi, dan Hanna)

 

Hasta tidak memerdulikan dan masih heboh sendiri dengan IPad-nya. Sementara Hanna dan Nadia sengaja mendiamkan Sigit. Mereka malas menjawab pertanyaan yang seharusnya ia tahu jawabannya.

 

Tiba-tiba sebilah bambu runcing menancap di tanah di hadapan mereka berkumpul. Mereka berlima sontak berdiri dan mengangkat tangan.

 

NARTO

Jatuhkan senjata kalian! (mengancam dengan senapan)

 

Hanna, Nadia, Hasta, Sigit, dan Widi kebingungan.

 

ASAO

Benda apa yang ada di tangan kalian?! (mengancam dengan senapan)

 

Masing-masing dari mereka memang memegang smartphone di tangan mereka.

 

SIGIT

Senjata apa?

 

SHINJI

Apa kalian mata-mata sekutu?! (mengancam dengan bambu runcing)

 

NARTO

Cepat jatuhkan senjata kalian!

 

HANNA, NADIA, HASTA, SIGIT, WIDI

I, iya, iya!! (meletakkan smartphone mereka masing-masing di depan mereka)

 

CUT TO

 

11.   EXT. TENGAH HUTAN – SORE

Cast : Hanna, Nadia, Hasta, Sigit, Widi, Shinji, Narto, Asao

 

Kedua tangan Hanna, Nadia, Hasta, Sigit, dan Widi diikat ke belakang dengan tali. Mereka duduk berkumpul di bawah pohon besar. Sementara Shinji, Narto, dan Asao berdiri di hadapan mereka.

 

ASAO

Jadi kalian bukan mata-mata?

 

SHINJI

Lalu siapa kalian? Darimana kalian berasal? (mendekat dan duduk di hadapan Hanna. Matanya lurus dan tajam menatap Hanna)

 

HANNA

Mungkin.. dari masa depan.. (dengan ekspresi serius)

 

SHINJI

Masa depan?

 

Shinji dan Hanna bertatapan dengan ekspresi tajam dan serius.

 

NARTO

Kalau kalian memang benar dari masa depan, boleh saya bertanya? (ikut duduk berlutut di depan mereka) Apa di masa kalian, Indonesia sudah merdeka?

 

Hanna, Nadia, Hasta, Sigit, dan Widi kompak menganggukkan kepala perlahan.

 

ASAO

Berarti sudah tidak ada perang? (ikut duduk berlutut di hadapan mereka)

 

Hanna, Nadia, Hasta, Sigit, dan Widi kompak menggelengkan kepala perlahan.

 

NARTO

Walaupun seperti mimpi, tapi aku lega membayangkan Indonesia merdeka di kemudian hari. (tersenyum lega sambil menundukkan kepalanya hampir menangis)

 

Asao menegakkan bahu Narto dan menguatkannya. Shinji hanya menatapnya dengan senyum kecil. Sementara Hanna memperhatikan Shinji di hadapannya.

 

CUT TO

 

12.   EXT. TENGAH HUTAN – MALAM HARI

Cast : Hanna, Nadia, Hasta, Sigit, Widi, Shinji, Narto, Asao

 

Hanna, Nadia, Hasta, Sigit, Widi, Shinji, Narto, dan Asao duduk melingkari api unggun. Mereka merebus air dengan panci kecil yang usang dan membakar ubi dan singkong dan ditusuk kayu.

 

ASAO

Ayo, makan. Besok kita ke tempat yang aman. (mempersilahkan Hanna, Nadia, Hasta, Sigit, dan Widi untuk makan ubi dan singkong yang mereka bakar)

 

HANNA, NADIA, HASTA, SIGIT, WIDI

Terima kasih. (mengucap bersahutan lalu memakan ubi dan singkong bakar dengan lahap)

 

13.   EXT. TENGAH HUTAN – MALAM HARI

Cast : Hanna, Nadia, Hasta, Sigit, Widi, Shinji, Narto, Asao

 

Semua cast berbaring di rumput dengan tas sebagai bantal, menatap bintang-bintang di langit.

 

WIDI

Nggak bisa shopping..

 

HASTA

Nggak bisa main game..

 

SIGIT

Bisa nggak kita tidur malem ini, terus besok bangun di kamar masing-masing yang nyaman dan empuk..

 

NADIA

Gimana, ya, nasib kita selanjutnya..?

 

HANNA

Nggak ada yang tau apa yang terjadi sama kita, nggak ada yang sadar kita di sini. Sama kayak bintang di atas sana yang keberadaannya nggak disadari orang-orang.

 

Shinji menoleh ke arah Hanna. Hanna mengangkat tangan kirinya dan menatap dua gelang anyaman berwarna merah dan putih yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Ia kemudian menggenggam gelang tersebut dengan tangan kirinya.

 

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar