Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
BATAS WAKTU
Suka
Favorit
Bagikan
6. SCENE 22-26

CUT TO

22. INT. RUMAH SAKIT – PAGI MENJELANG SIANG

Karina membuka mata dan melihat Thomas ada di sebelahnya. Kepala Karina terasa pusing. 

KARINA

Ngapain kamu di sini, Thom?

THOMAS

Menunggumu tentu saja, kamu semalam pingsan. 

Kepala Karina kembali terasa berat.

THOMAS

(Mengambil air hangat dan membantu Karina minum) Jangan terlalu banyak bergerak dulu, Karina, tubuhmu masih lemah.

KARINA

Aku tidak apa‐apa. Jam berapa sekarang?

THOMAS

Sudah jam sepuluh pagi.

KARINA

Ya ampun, selama itu aku pingsan.

THOMAS

Sekarang tenanglah dulu. Sebaiknya kamu makan dulu, wajahmu sangat pucat, mirip zombi

INSERT : Seorang suster datang untuk memeriksa karina.

KARINA

Bagaimana keadaan saya, Sus?

SUSTER

Hanya kekelahan saja. Hari ini kamu sudah boleh pulang.

KARINA

Bisa bantu saya ke kamar mandi, Sus? Saya mau cuci muka dulu.

Suster itu kemudian membantu Karina ke kamar mandi. 

THOMAS (VO)

Kasihan sekali, Karina, Johan memang lelaki brengsek. Tapi bagaimana mungkin mereka saling kenal? Apa Johan kekasihnya?

INSET : Suster lain datang membawa nampan berisi makanan dan menyerahkan pada Thomas. Tak berapa lama kemudian Karina keluar dari toilet. 

KARINA

Terima kasih, Sus.

SUSTER

(Tersenyum) Sama‐sama, oh ya, Mas ini suaminya ya. Tolong nanti jaga istri Anda dengan baik ya.

THOMAS

(Tersenyum) Iya, Sus, nanti saya pasti bakal jaga istri saya dengan baik.

KARINA

(Salah tingkah) Tapi dia bukan suami saya, Sus. Kami hanya berteman.

THOMAS

Istriku memang suka lupa kalau saya itu suaminya. Suster tenang saja, saya pasti bakal menjaganya

Suster itu kemudian pergi meninggalkan mereka.

KARINA

Apaan sih ngaku‐ngaku jadi suamiku segala. Nggak lucu tahu.

THOMAS

(Terkekeh) Aku hanya bercanda, karina, jangan terlalu masukan ke dalam hati. Ayo kamu makan dulu, setelah ini aku akan mengantarmu pulang. Teresa sangat cemas ingin tahu keadaanmu.

Deg. Dada Karina berdebar resah. Dia mulai merasa bersalah dengan rencana balas dendam ini. Karina merasa Thomas tidak seburuk yang dibayangkannya. 

CUT TO

23. INT. APARTEMEN KARINA – SIANG MENJELANG SORE

Karina sedang membuat kopi untuk Thomas di dapur. Senetra itu Thomas sedang memperhatikan Karina.

THOMAS

Aku buat sendiri saja kopinya, karina, kamu lebih baik istirahat.

KARINA

Aku tidak selemah itu, Thom. Jangankan membuat kopi, mengangkat galon air pun aku masih sanggup.

THOMAS

(Tertawa) Tinggal sendirian di apartemen seluas ini apa kamu nggak takut?

Setelah selesai membuat kopi Karina meletakan di meja. 

KARINA

Takut apa? Maling? Apartemen ini mempunyai sistem keamanan yang canggih, Thom. Sudah hampir lima tahun aku tinggal di sini dan selama itu aman‐aman saja.

Thomas mengambil cangkir kopi dan menyesapnya. Dia memandang Karina dengan serius. 

THOMAS

Karina, boleh tanya sesuatu.

KARINA

Tanya apa?

THOMAS

(Ragu) Sudah lama mengenal Johan?

KARINA

(Terdiam untuk beberapa saat) Dia mantan pacarku. Kamu sendiri bagaimana bisa mengenal Johan?

THOMAS

Kami dulu bersahabat. Tapi semua itu berubah saat terjadi sesuatu di antara kami.

KARINA

Apa kalau boleh tahu?

THOMAS

Ibu Johan selingkuh dengan Ayahku. Ibuku mengetahui perselingkuhan mereka dan membuatnya terkena serangan jantung. Ibu langsung meninggal begitu mengetahui Ayahku selingkuh.

Karina sangat terkejut mendengarnya. Dia menyentuh bahu Thomas untuk menghiburnya.

CUT TO

24. INT. RUMAH LENA - MALAM

Lena datang ke apartemen Karina. 

KARINA

(Mengibaskan tangan di hidung)Lo mabok ya?

LENA

Nggak kok, Cuma tadi gue minum sedikit. Gue turut bersedih karena perbuatan Johan. Suatu saat nanti cowok brengsek itu pasti bakal dapat balasan.

KARINA

Gue sedang tidak ingin bahas Johan, Lena. Bisa kita membicarakan hal lain?

LENA

(Bersendawa) Bagaimana misi kita? Apa berjalan lancar?

Karina terdiam. 

KARINA

Apa sebaiknya kita sudahi misi balas dendam ini, Lena? 

LENA

(Terkejut) Kenapa kamu tiba‐tiba ngomong begitu? Apa jangan‐jangan lo sudah mulai menyukai Thomas? 

KARINA

Jangan tolol. Gue nggak mungkin menyukai Thomas. Dia bukan tipe gue.

LENA

Lalu kenapa lo nyerah melakukan misi ini? 

KARINA

Gue tidak tega, apalagi setelah mengenal Teresa. Dia perempuan yang sangat baik.  

LENA

Lo emang nggak punya gen balas dendam. Lo sudah janji sama gue, Karina. Apa lo lupa?

KARINA

Gue tahu. Tapi biar bagaimanapun pernikahan Teresa sesuatu yang sakral. Gue nggak mau membuat pernikahan Teresa berantakan. Gue nggak mau mengecewakan dia.

LENA

Kita hanya memfokuskan pembalasan ini pada Thomas. Ini tidak akan ada pengaruhnya pada pernikahan Teresa. Lagi pula ini bagus, jadi Teresa tahu kalau adiknya brengsek.

KARINA

Gue tidak mau menyabotase pernikahan Teresa untuk tujuan lain. Itu bisa membuat citra usaha gue menjadi buruk.

LENA

Gue janji balas dendam ini tidak akan merusak usaha lo. Gue janji.

KARINA

Janji lo jangan melewati batas. Ini hanya pembalasan kecil untuk Thomas dan jangan sampai menghancurkan pernikahan Teresa.

LENA

(Mengangkat jari kelingking) Gue janji begitu misi ini selesai. Gue bakal kembali hidup normal dan melupakan Thomas.

Yuyun mengangguk pelan. 

CUT TO

25. I/E. BALKON RUMAH THOMAS - MALAM

INSERT : Teresa datang menghampiri Thomas yang sedang melihat langit.

TERESA

(Duduk di sebelah Thomas) Apa yang terjadi, Thom? Wajahmu tegang amat.

THOMAS

Ngagetin saja. Aku tidak apa‐apa.

TERESA

Jangan bohong. Aku tahu kamu pasti sedang menyembunyikan sesuatu. Mungkin aku bisa membantumu.

Thomas bangkit dari kursi dan memandang langit

THOMAS

Kamu memang paling jago mengamati suasana, Teresa.

TERESA

(Tersenyum) Jadi katakan apa yang sebenarnya terjadi? Apa ini tentang Karina?

THOMAS

(Menarik napas) Ingat Johan? 

TERESA

Johan? Maksudmu Johan Antony?

THOMAS

(Mengangguk) Kemarin lusa aku bertemu di apartemen Karina.

TERESA

(Terkejut) Apa?!

THOMAS

Aku bertemu Johan. Itu yang menyebabkan Karina pingsan.Johan ternyata kekasihnya karina.

TERESA

Tapi bagimana bisa?

THOMAS

Mereka berpacaran jarak jauh. Tapi kemudian Karina tahu kalau Johan sudah menghamili wanita lain. Sebab itulah yang membuat Karina shock 

TERESA

Kasihan sekali Karina. Johan emang brengsek. Kamu harus memberi pelajaran pada Johan, Thom.

THOMAS

Tapi gue nggak mau terlihat sok di depan Karina. Aku tidak suka mencampuri urusan orang lain.

TERESA

Karina bukan orang lain, Thomas. Dia sudah aku anggap seperti bagian dari keluarga kita. Masa kamu diam saja melihat wanita yang kamu cintai menderita seperti itu.

THOMAS

(Mukanya memerah) Apa begitu ketara ya kalau aku menykai Karina?

TERESA

(Terkekeh) Tentu saja, Thom. Wajahmu selalu berseri‐seri setiap kali bertemu Karina.

THOMAS

Tapi bagaimana kalau Karina tidak menyukaiku?

TERESA

Kita lihat saja nanti. Jangan pernah menyerah mendekati perempuan yang kamu cintai, Thom. Intuisiku sih mengatakan kalau Karina juga menyukaimu.

THOMAS

Jadi menurutmu sebaiknya aku mengutarakan perasaanku?

TERESA

Jangan terlalu tergesa‐gesa. Biarkan dia menangkan hatinya dulu. Ngomong‐ngomong, aku senang akhirnya kamu kembali membuka hatimu, Thom. Aku senang kamu melupakan masa lalumu tentang Cleo.

Thomas hanya tersenyum pelan. 

CUT TO

26. I/E. KANTOR – SIANG MENJELANG SORE

Karina memegang bunga pemberian Thomas sambil memegang ponsel.

KARINA

Halo, Lyra, ada apa? Kamu sudah di Jakarta?

CUT TO CUT : Lyra (27) menelepon Karina

LYRA

Aju baru sampai dua hari yang lalu. Oh ya, apa kamu ada waktu luang?

KARINA

Tentu. Ada apa?

LYRA

Kami berencana mengajakmu makan siang. Aku berencana menghubungimu begitu sampai Jakarta, tapi Tony selalu melarang, katanya menelepon pada hari Senin bukanlah waktu yang tepat untuk wanita sesibuk kamu.

KARINA

(Terkekeh) Tony selalu saja begitu. Tiga puluh menit lagi aku sampai

LYRA

Kami tunggu. Aku sudah masak makanan yang sangat enak

KARINA

Wah, itu pasti menyenangkan.

INSERT : Thomas sudah menunggu di depan kantor Karina.

THOMAS

Sudah siap?

KARINA

(Terkejut) Ngapain kamu di sini, Thom? 

THOMAS

Tony tadi meneleponku supaya menjemputmu. 

KARINA

Nggak perlu repot‐repot, aku bisa berangkat sendiri.

THOMAS

Selalu saja keras kepala. Aku tidak mau mengecewakan Tony dengan membiarkanmu pergi sendiri. 

Karina bersengut mengikuti Thomas menuju mobilnya.

KARINA

Aku masih tidak mengerti kenapa Tony meneleponmu. Kalian pasti bersekongkol ya?

Thomas tertawa sambil menyetir mobil 

THOMAS

Aku juga tidak tahu. Sebaiknya simpan rasa penasaranmu dan nanti tanyakan langsung pada Tony.

KARINA

Kenapa kamu mengirimiku bunga lagi, Thom?

THOMAS

Itu bunga dari Teresa. Bagaimana? Apa kamu suka?

KARINA

(Mengangguk) Bunganya sangat indah. Bagaimana kabar Teresa?

THOMAS

(Pura‐pura cemberut) Dia sangat bahagia. Sampai bosan aku mendengar ocehannya tentang dekorasi pernikahannya. Kamu memang luar biasa, Karina.

KARINA

(Terkekeh) Terima kasih karena Teresa menyukainya. Aku juga sudah membayangkan betapa cantiknya Teresa di pernikahan nanti. Aku sudah tidak sabar melihat Teresa dengan gaun beludru dan payet. Pasti dia sangat cantik.

Thomas memandang Karina sambil terus menyetir mobil.

THOMAS

Aku paling tidak paham dengan obrolan perempuan tentang make up, lipstik atau maraska.

KARINA

(Memandang Thomas heran) Maraska? Apa itu Maraska?

THOMAS

Itu loh yang dipakai wanita buat bulu mata jadi lebat.

KARINA

(Tertawa keras) Itu maskara, Thomas, bukan maraska. Kamu ini payah sekali.

Thomas ikut tertawa. Mobil mereka sudah hampir sampai ke rumah Tony

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar