Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
CUT TO
22. INT. RUMAH SAKIT – PAGI MENJELANG SIANG
Karina membuka mata dan melihat Thomas ada di sebelahnya. Kepala Karina terasa pusing.
KARINA
Ngapain kamu di sini, Thom?
THOMAS
Menunggumu tentu saja, kamu semalam pingsan.
Kepala Karina kembali terasa berat.
THOMAS
(Mengambil air hangat dan membantu Karina minum) Jangan terlalu banyak bergerak dulu, Karina, tubuhmu masih lemah.
KARINA
Aku tidak apa‐apa. Jam berapa sekarang?
THOMAS
Sudah jam sepuluh pagi.
KARINA
Ya ampun, selama itu aku pingsan.
THOMAS
Sekarang tenanglah dulu. Sebaiknya kamu makan dulu, wajahmu sangat pucat, mirip zombi
INSERT : Seorang suster datang untuk memeriksa karina.
KARINA
Bagaimana keadaan saya, Sus?
SUSTER
Hanya kekelahan saja. Hari ini kamu sudah boleh pulang.
KARINA
Bisa bantu saya ke kamar mandi, Sus? Saya mau cuci muka dulu.
Suster itu kemudian membantu Karina ke kamar mandi.
THOMAS (VO)
Kasihan sekali, Karina, Johan memang lelaki brengsek. Tapi bagaimana mungkin mereka saling kenal? Apa Johan kekasihnya?
INSET : Suster lain datang membawa nampan berisi makanan dan menyerahkan pada Thomas. Tak berapa lama kemudian Karina keluar dari toilet.
KARINA
Terima kasih, Sus.
SUSTER
(Tersenyum) Sama‐sama, oh ya, Mas ini suaminya ya. Tolong nanti jaga istri Anda dengan baik ya.
THOMAS
(Tersenyum) Iya, Sus, nanti saya pasti bakal jaga istri saya dengan baik.
KARINA
(Salah tingkah) Tapi dia bukan suami saya, Sus. Kami hanya berteman.
THOMAS
Istriku memang suka lupa kalau saya itu suaminya. Suster tenang saja, saya pasti bakal menjaganya
Suster itu kemudian pergi meninggalkan mereka.
KARINA
Apaan sih ngaku‐ngaku jadi suamiku segala. Nggak lucu tahu.
THOMAS
(Terkekeh) Aku hanya bercanda, karina, jangan terlalu masukan ke dalam hati. Ayo kamu makan dulu, setelah ini aku akan mengantarmu pulang. Teresa sangat cemas ingin tahu keadaanmu.
Deg. Dada Karina berdebar resah. Dia mulai merasa bersalah dengan rencana balas dendam ini. Karina merasa Thomas tidak seburuk yang dibayangkannya.
CUT TO
23. INT. APARTEMEN KARINA – SIANG MENJELANG SORE
Karina sedang membuat kopi untuk Thomas di dapur. Senetra itu Thomas sedang memperhatikan Karina.
THOMAS
Aku buat sendiri saja kopinya, karina, kamu lebih baik istirahat.
KARINA
Aku tidak selemah itu, Thom. Jangankan membuat kopi, mengangkat galon air pun aku masih sanggup.
THOMAS
(Tertawa) Tinggal sendirian di apartemen seluas ini apa kamu nggak takut?
Setelah selesai membuat kopi Karina meletakan di meja.
KARINA
Takut apa? Maling? Apartemen ini mempunyai sistem keamanan yang canggih, Thom. Sudah hampir lima tahun aku tinggal di sini dan selama itu aman‐aman saja.
Thomas mengambil cangkir kopi dan menyesapnya. Dia memandang Karina dengan serius.
THOMAS
Karina, boleh tanya sesuatu.
KARINA
Tanya apa?
THOMAS
(Ragu) Sudah lama mengenal Johan?
KARINA
(Terdiam untuk beberapa saat) Dia mantan pacarku. Kamu sendiri bagaimana bisa mengenal Johan?
THOMAS
Kami dulu bersahabat. Tapi semua itu berubah saat terjadi sesuatu di antara kami.
KARINA
Apa kalau boleh tahu?
THOMAS
Ibu Johan selingkuh dengan Ayahku. Ibuku mengetahui perselingkuhan mereka dan membuatnya terkena serangan jantung. Ibu langsung meninggal begitu mengetahui Ayahku selingkuh.
Karina sangat terkejut mendengarnya. Dia menyentuh bahu Thomas untuk menghiburnya.
CUT TO
24. INT. RUMAH LENA - MALAM
Lena datang ke apartemen Karina.
KARINA
(Mengibaskan tangan di hidung)Lo mabok ya?
LENA
Nggak kok, Cuma tadi gue minum sedikit. Gue turut bersedih karena perbuatan Johan. Suatu saat nanti cowok brengsek itu pasti bakal dapat balasan.
KARINA
Gue sedang tidak ingin bahas Johan, Lena. Bisa kita membicarakan hal lain?
LENA
(Bersendawa) Bagaimana misi kita? Apa berjalan lancar?
Karina terdiam.
KARINA
Apa sebaiknya kita sudahi misi balas dendam ini, Lena?
LENA
(Terkejut) Kenapa kamu tiba‐tiba ngomong begitu? Apa jangan‐jangan lo sudah mulai menyukai Thomas?
KARINA
Jangan tolol. Gue nggak mungkin menyukai Thomas. Dia bukan tipe gue.
LENA
Lalu kenapa lo nyerah melakukan misi ini?
KARINA
Gue tidak tega, apalagi setelah mengenal Teresa. Dia perempuan yang sangat baik.
LENA
Lo emang nggak punya gen balas dendam. Lo sudah janji sama gue, Karina. Apa lo lupa?
KARINA
Gue tahu. Tapi biar bagaimanapun pernikahan Teresa sesuatu yang sakral. Gue nggak mau membuat pernikahan Teresa berantakan. Gue nggak mau mengecewakan dia.
LENA
Kita hanya memfokuskan pembalasan ini pada Thomas. Ini tidak akan ada pengaruhnya pada pernikahan Teresa. Lagi pula ini bagus, jadi Teresa tahu kalau adiknya brengsek.
KARINA
Gue tidak mau menyabotase pernikahan Teresa untuk tujuan lain. Itu bisa membuat citra usaha gue menjadi buruk.
LENA
Gue janji balas dendam ini tidak akan merusak usaha lo. Gue janji.
KARINA
Janji lo jangan melewati batas. Ini hanya pembalasan kecil untuk Thomas dan jangan sampai menghancurkan pernikahan Teresa.
LENA
(Mengangkat jari kelingking) Gue janji begitu misi ini selesai. Gue bakal kembali hidup normal dan melupakan Thomas.
Yuyun mengangguk pelan.
CUT TO
25. I/E. BALKON RUMAH THOMAS - MALAM
INSERT : Teresa datang menghampiri Thomas yang sedang melihat langit.
TERESA
(Duduk di sebelah Thomas) Apa yang terjadi, Thom? Wajahmu tegang amat.
THOMAS
Ngagetin saja. Aku tidak apa‐apa.
TERESA
Jangan bohong. Aku tahu kamu pasti sedang menyembunyikan sesuatu. Mungkin aku bisa membantumu.
Thomas bangkit dari kursi dan memandang langit
THOMAS
Kamu memang paling jago mengamati suasana, Teresa.
TERESA
(Tersenyum) Jadi katakan apa yang sebenarnya terjadi? Apa ini tentang Karina?
THOMAS
(Menarik napas) Ingat Johan?
TERESA
Johan? Maksudmu Johan Antony?
THOMAS
(Mengangguk) Kemarin lusa aku bertemu di apartemen Karina.
TERESA
(Terkejut) Apa?!
THOMAS
Aku bertemu Johan. Itu yang menyebabkan Karina pingsan.Johan ternyata kekasihnya karina.
TERESA
Tapi bagimana bisa?
THOMAS
Mereka berpacaran jarak jauh. Tapi kemudian Karina tahu kalau Johan sudah menghamili wanita lain. Sebab itulah yang membuat Karina shock
TERESA
Kasihan sekali Karina. Johan emang brengsek. Kamu harus memberi pelajaran pada Johan, Thom.
THOMAS
Tapi gue nggak mau terlihat sok di depan Karina. Aku tidak suka mencampuri urusan orang lain.
TERESA
Karina bukan orang lain, Thomas. Dia sudah aku anggap seperti bagian dari keluarga kita. Masa kamu diam saja melihat wanita yang kamu cintai menderita seperti itu.
THOMAS
(Mukanya memerah) Apa begitu ketara ya kalau aku menykai Karina?
TERESA
(Terkekeh) Tentu saja, Thom. Wajahmu selalu berseri‐seri setiap kali bertemu Karina.
THOMAS
Tapi bagaimana kalau Karina tidak menyukaiku?
TERESA
Kita lihat saja nanti. Jangan pernah menyerah mendekati perempuan yang kamu cintai, Thom. Intuisiku sih mengatakan kalau Karina juga menyukaimu.
THOMAS
Jadi menurutmu sebaiknya aku mengutarakan perasaanku?
TERESA
Jangan terlalu tergesa‐gesa. Biarkan dia menangkan hatinya dulu. Ngomong‐ngomong, aku senang akhirnya kamu kembali membuka hatimu, Thom. Aku senang kamu melupakan masa lalumu tentang Cleo.
Thomas hanya tersenyum pelan.
CUT TO
26. I/E. KANTOR – SIANG MENJELANG SORE
Karina memegang bunga pemberian Thomas sambil memegang ponsel.
KARINA
Halo, Lyra, ada apa? Kamu sudah di Jakarta?
CUT TO CUT : Lyra (27) menelepon Karina
LYRA
Aju baru sampai dua hari yang lalu. Oh ya, apa kamu ada waktu luang?
KARINA
Tentu. Ada apa?
LYRA
Kami berencana mengajakmu makan siang. Aku berencana menghubungimu begitu sampai Jakarta, tapi Tony selalu melarang, katanya menelepon pada hari Senin bukanlah waktu yang tepat untuk wanita sesibuk kamu.
KARINA
(Terkekeh) Tony selalu saja begitu. Tiga puluh menit lagi aku sampai
LYRA
Kami tunggu. Aku sudah masak makanan yang sangat enak
KARINA
Wah, itu pasti menyenangkan.
INSERT : Thomas sudah menunggu di depan kantor Karina.
THOMAS
Sudah siap?
KARINA
(Terkejut) Ngapain kamu di sini, Thom?
THOMAS
Tony tadi meneleponku supaya menjemputmu.
KARINA
Nggak perlu repot‐repot, aku bisa berangkat sendiri.
THOMAS
Selalu saja keras kepala. Aku tidak mau mengecewakan Tony dengan membiarkanmu pergi sendiri.
Karina bersengut mengikuti Thomas menuju mobilnya.
KARINA
Aku masih tidak mengerti kenapa Tony meneleponmu. Kalian pasti bersekongkol ya?
Thomas tertawa sambil menyetir mobil
THOMAS
Aku juga tidak tahu. Sebaiknya simpan rasa penasaranmu dan nanti tanyakan langsung pada Tony.
KARINA
Kenapa kamu mengirimiku bunga lagi, Thom?
THOMAS
Itu bunga dari Teresa. Bagaimana? Apa kamu suka?
KARINA
(Mengangguk) Bunganya sangat indah. Bagaimana kabar Teresa?
THOMAS
(Pura‐pura cemberut) Dia sangat bahagia. Sampai bosan aku mendengar ocehannya tentang dekorasi pernikahannya. Kamu memang luar biasa, Karina.
KARINA
(Terkekeh) Terima kasih karena Teresa menyukainya. Aku juga sudah membayangkan betapa cantiknya Teresa di pernikahan nanti. Aku sudah tidak sabar melihat Teresa dengan gaun beludru dan payet. Pasti dia sangat cantik.
Thomas memandang Karina sambil terus menyetir mobil.
THOMAS
Aku paling tidak paham dengan obrolan perempuan tentang make up, lipstik atau maraska.
KARINA
(Memandang Thomas heran) Maraska? Apa itu Maraska?
THOMAS
Itu loh yang dipakai wanita buat bulu mata jadi lebat.
KARINA
(Tertawa keras) Itu maskara, Thomas, bukan maraska. Kamu ini payah sekali.
Thomas ikut tertawa. Mobil mereka sudah hampir sampai ke rumah Tony