Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
CUT TO
04. EXT/INT. LORONG APATEMEN LENA – MALAM HARI
ESTABLISH LORONG APARTEMEN YANG AGAK SEPI
Karina berdiri di depan pintu apartemen Lena untuk memberitahukan rencananya.
KARINA (V.O)
Lena kemana sih, kok nggak diangkat telepon gue.
INSERT : Thomas menyipitkan mata dan melihat Karina sedang berdiri di depan sebuah kamar. Thomas kemudian menghampirinya
THOMAS
Karina?
KARINA
Thomas? Ngapain ke di sini?
THOMAS
Seharusnya aku yang tanya. Ngapain kamu di sini? Aku habis mengunjungi teman. Apa temanmu juga tinggal di sini?
Karina cemas karena khawatir Thomas mengetahui rencananya.
KARINA
Iya, temanku tinggal di sini. Tapi kayaknya lagi pergi.
THOMAS
Siapa nama temanmu? Mungkin aku mengenalnya.
Karina memutar otak agar Thomas tidak curiga.
KARINA
Namanya Susan.
Thomas mengamati Karina dengan teliti.
THOMAS
Kebetulan kita ketemu di sini. Aku ingin membicarakan tentang jasa yang kamu tawarkan. Aku sudah bicara dengan Toni dan dia bilang kamu memang bisa diandalkan.
KARINA
Dan sekarang Anda terkejut?
THOMAS
Sedikit. Bukan hanya aku yang terkejut. Toni juga heran karena tidak biasanya kamu menawarkan jasamu seperti ini. Aku jadi penasaran apa yang sebenarnya tengah kamu cari
KARINA
Aku dengar dari Toni kalau kakak perempuan Anda akan mengadakan pernikahan, jadi tidak salahnya aku menawarkan jasaku kan?
Thomas tersenyum, dia sedikit kagum dengan perempuan di hadapannya.
THOMAS
Sudah lama mencari informasi tentangku ya? Oh ya, sebaiknya jangan panggil aku dengan sebutan Anda, kesannya terlalu formal.
Karina tersenyum. Entah kenapa hatinya sedikit merasa hangat.
KARINA
Aku tidak terbiasa membicarakan pekerjaan di tempat seperti ini. Bagaimana kalau mencari tempat yang lebih nyaman?
THOMAS
Tentu. Aku tahu di dekat sini ada kafe, kita bisa pergi ke sana.
CUT TO
05. INT/EXT KAFE DEKAT APARTEMEN - MALAM
INSERT : Tampak pengunjung kafe yang sudah ramai. Karina dan Thomas duduk di meja di ujung ruangan. Seorang pelayan menanyakan pesanan mereka.
KARINA
Jus jeruk saja
Pelayan kafe berpaling ke arah Thomas.
THOMAS
Steak dan juga jus apel.
Pelayan itu langsung pergi. INSERT : Dari kejauhan ada yang tengah memandang meja mereka.
THOMAS
Tidak makan?
KARINA
Aku tidak biasa makan dengan orang lain. Apalagi dengan orang yang baru aku kenal.
Thomas terkekeh. Entah kenapa hatinya terasa ringan bertemu Karina.
THOMAS
Sudah lama mengenal Toni? Aku dengar kamu dan istrinya Toni berteman.
KARINA
Aku dan Lyra dulu teman sekelas.
Pelayan datang dan membawa pesanan mereka.
THOMAS
Aku dengar kamu belum menikah. Apa itu benar, Karina?
KARINA
Kita di sini untuk membicaran pekerjaan, Thomas, bukan membahas kehidupan pribadiku.
Thomas terkekeh sambil mengiris steak dan memakannya.
THOMAS
Aku masih penasaran, kamu orang asing yang tiba‐tiba menawarkan jasa. Aku masih merasa ada sesuatu yang kamu sembunyikan.
KARINA
Aku hanya ingin membantumu seperti aku membantu Toni. Jika pernikahan kakak perempuanmu sukses, tentu itu akan berdampak baik untuk usahaku.
THOMAS
Apa ada tujuan lain?
KARINA
Tidak. Tentu saja tidak, ini murni masalah bisnis. Simbiosis Mutualisme.
Thomas memandang wanita di hadapannya. Dalam hati dia merasa kagum dengar karakternya yang kuat.
THOMAS
Jadi, Karina, aku sudah memutuskan untuk memberikan pekerjaan ini untukmu.
KARINA
Apa?
THOMAS
Pekerjaan ini untukmu. Aku sudah berdiskusi dengan kakakku dan dia setuju untuk memakai jasamu. Itu pun kalau kamu masih menginginkannya.
KARINA
Tentu saja aku menginginkannya (Karina agak malu saat mengatakannya) Tapi aku kira kamu tidak memercayaiku.
THOMAS
Beruntunglah kamu mengenal Toni, dia adalah orang yang omongannya bisa aku percaya.
Karina tersenyum senang.
INSERT : Seseorang yang sejak tadi mengamati mereka merasa marah begitu mendengar ucapan Thomas.Orang itu langsung pergi dari kafe.
CUT TO
06. INT. KAMAR LENA - MALAM
ESTABLISH PEMANDANGAN KAMAR LENA
Karina duduk di atas tempat tidur Lena sambil mengamati kamar yang berantakan. Sedangkan Lena tampak senang mendengar cerita Karina.
LENA
Lo emang terbaik, Na, gue senang akhirnya Thomas akan mendapat karmanya. Cowok brengsek itu emang harus dikasih pelajaran.
KARINA
Len, gue mau tanya, sejak kapan lo mengenal Thomas? Kok bisa sih lo jatuh cinta sama cowok playboy begitu.
LENA
Dulu gue kerja sebagai sekertarisnya. Setelah kejadian malam itu Thomas pergi ke Jakarta.
KARINA
Jadi dia langsung ninggalin lo begitu saja?
Lena mengangguk. Matanya kembali berkaca‐kaca.
LENA
Bagaimana Thomas menurut lo?
KARINA
Dia memang cowok yang tampan. Tapi dia tidak seperti yang gue bayangkan.
LENA
Memangnya apa yang lo bayangin tentang Thomas?
KARINA
Gue kira dia genit khas playboy, tapi ternyata dia sangat jauh dari kesan itu. Thomas begitu frontal dan menyebalkan, jenis lelaki yang sama sekali tidak menyenangkan.
LENA
Tapi dia tampan kan, Na? Gue rasa justru itulah pesona yang dimiliki Thomas. Dia cowok dingin dan menarik.
Karina mendengus. Dia sama sekali tidak mengerti kenapa Lena bisa menyukai lelaki dingin begitu.
KARINA
Sebenarnya ada satu lagi yang masih mengganggu gue, Len. Apa benar kalian pernah pacaran?
LENA
Jadi menurut lo gue bohong? Gue ngak bohong, Na, gue pernah tidur dengan Thomas.
KARINA
Bukan begitu, gue hanya merasa Thomas sangat berbeda dengan yang lo ceritakan, Thomas sama sekali tidak terlihat seperti playboy.
LENA
Astaga, Karina, jangan bilang lo mulai menyukai Thomas.
KARINA
Jangan tolol, dia sama sekali bukan tipe gue.
Lena memandang Karina dengan tajam dan kemudian tertawa.
CUT TO
07. I/E. MEJA KAFE – MINGGU SIANG
Karina duduk di atas kursi sambil merapikan pakaiannya. Dia sedang menunggu Thomas untuk membicarakan jasanya. Karina duduk dengan gelisah. Thomas datang menghampirinya.
THOMAS
Sudah menunggu lama? Kenapa tidak kujemput di rumahmu saja?
KARINA
Aku tidak biasa menerima tamu laki‐laki di rumah. Itu menggangguku.
Thomas kembali memandang Karina. Baru kali ini ada wanita yang tidak menunjukan tanda‐tanda tertarik dengannya.
THOMAS
Tapi aku ingin tahu rumahmu, Karina. Bahkan Toni pun nggak mau ngasih tahu rumahmu.
KARINA
Ini hanya masalah bisnis, Thomas. Jadi tidak ada pengaruhnya kamu tahu rumahku atau tidak. Apa itu mengganggumu?
THOMAS
Tidak. Tentu saja tidak. Apa kamu sudah makan siang?
KARINA
Aku tidak terbiasa makan dengan seseorang. Jus jeruk ini sudah cukup.
THOMAS
Kamu diet?
KARINA
Aku bukan jenis perempuan yang mau menahan lapar demi tubuh langsing. Apa yang sedang kamu lihat, Thomas?
THOMAS
Oh, hanya sedang meliti bahan yang kamu pakai. Apa itu kashmir?
Karina merasa risih karena Thomas menatapnya.
KARINA
Sebaiknya kita berangkat sekarang. Jangan membuat kakakmu menunggu terlalu lama.
THOMAS
Mungkin Teresa masih tidur. Jadi tenanglah, aku hanya masih penasaran, Karina. Aku merasa ada yang kamu sembunyikan kenapa bersikeras untuk menjadi WO pernikahan kakakku.
Karina meletakan kedua tangannya di atas meja.
KARINA
Aku tahu kamu mempunyai relasi bisnis yang banyak. Siapa tahu dengan suksesnya pernikahan kakakmu akan berimbas pada bisnisku. Semakin banyak klien yang memintaku untuk mengurus pernikahan mereka.
THOMAS
Jadi pernikahan kakakku menjadi ajang untukmu mencari relasi. Apa istilahnya? Menyelam sambil minum air.
KARINA
(Mengangguk) Ya, seperti itu kurang lebih. Apa kamu keberatan?
THOMAS
Keberatan? Tentu saja tidak, kamu datang pada orang yang tepat. Aku jamin jika acara pernikahan Teresa sukses, akan semakin banyak klien yang mencari jasamu. Aku mempunyai reputasi yang baik dan paling jago memengaruhi orang.
KARINA
Kedengerannya menyenangkan.
THOMAS
Aku hanya penasaran, apa yang akan kamu berikan setelah aku berhasil mempromosikanmu?
Karina terkejut. Dia menatap Thomas dengan curiga.
KARINA
Apa maksudmu? Aku bukan perempuan seperti yang kamu bayangkan, Thomas.
THOMAS
Ini murni masalah bisnis. Aku tidak memintamu untuk berkencan.
Karina mendadak salah tingkah mendengar ucapan Thomas.
KARINA
Maaf kalau aku menyinggungmu. Soalnya ada beberapa klien yang cara berpikirnya kolot dan cabul.
THOMAS
Kamu membuatku terhina. Apa menurutmu aku terlihat sebagai lelaki cabul?
KARINA
Maaf, Thomas. Aku tidak bermaksud seperti itu.
Thomas tersenyum mengejek.
THOMAS
Sebaiknya kita berangkat sekarang. Sepertinya Teresa sudah bangun.