Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
BATAS WAKTU
Suka
Favorit
Bagikan
2. SCENE 4-7

CUT TO

04. EXT/INT. LORONG APATEMEN LENA – MALAM HARI

ESTABLISH LORONG APARTEMEN YANG AGAK SEPI

Karina berdiri di depan pintu apartemen Lena untuk memberitahukan rencananya. 

KARINA (V.O)

Lena kemana sih, kok nggak diangkat telepon gue.

INSERT : Thomas menyipitkan mata dan melihat Karina sedang berdiri di depan sebuah kamar. Thomas kemudian menghampirinya

THOMAS

Karina?

KARINA

Thomas? Ngapain ke di sini? 

THOMAS

Seharusnya aku yang tanya. Ngapain kamu di sini? Aku habis mengunjungi teman. Apa temanmu juga tinggal di sini?

Karina cemas karena khawatir Thomas mengetahui rencananya.

KARINA

Iya, temanku tinggal di sini. Tapi kayaknya lagi pergi.

THOMAS

Siapa nama temanmu? Mungkin aku mengenalnya.

Karina memutar otak agar Thomas tidak curiga.

KARINA

Namanya Susan.

Thomas mengamati Karina dengan teliti.

THOMAS

Kebetulan kita ketemu di sini. Aku ingin membicarakan tentang jasa yang kamu tawarkan. Aku sudah bicara dengan Toni dan dia bilang kamu memang bisa diandalkan.

KARINA

Dan sekarang Anda terkejut?

THOMAS

Sedikit. Bukan hanya aku yang terkejut. Toni juga heran karena tidak biasanya kamu menawarkan jasamu seperti ini. Aku jadi penasaran apa yang sebenarnya tengah kamu cari

KARINA

Aku dengar dari Toni kalau kakak perempuan Anda akan mengadakan pernikahan, jadi tidak salahnya aku menawarkan jasaku kan?

Thomas tersenyum, dia sedikit kagum dengan perempuan di hadapannya.

THOMAS

Sudah lama mencari informasi tentangku ya? Oh ya, sebaiknya jangan panggil aku dengan sebutan Anda, kesannya terlalu formal.

Karina tersenyum. Entah kenapa hatinya sedikit merasa hangat.

KARINA

Aku tidak terbiasa membicarakan pekerjaan di tempat seperti ini. Bagaimana kalau mencari tempat yang lebih nyaman?

THOMAS

Tentu. Aku tahu di dekat sini ada kafe, kita bisa pergi ke sana.

CUT TO

05. INT/EXT KAFE DEKAT APARTEMEN - MALAM

INSERT : Tampak pengunjung kafe yang sudah ramai. Karina dan Thomas duduk di meja di ujung ruangan. Seorang pelayan menanyakan pesanan mereka.

KARINA

Jus jeruk saja

Pelayan kafe berpaling ke arah Thomas.

THOMAS

Steak dan juga jus apel.

Pelayan itu langsung pergi. INSERT : Dari kejauhan ada yang tengah memandang meja mereka.

THOMAS

Tidak makan?

KARINA

Aku tidak biasa makan dengan orang lain. Apalagi dengan orang yang baru aku kenal.

Thomas terkekeh. Entah kenapa hatinya terasa ringan bertemu Karina.

THOMAS

Sudah lama mengenal Toni? Aku dengar kamu dan istrinya Toni berteman.

KARINA

Aku dan Lyra dulu teman sekelas.

Pelayan datang dan membawa pesanan mereka.

THOMAS

Aku dengar kamu belum menikah. Apa itu benar, Karina?

KARINA

Kita di sini untuk membicaran pekerjaan, Thomas, bukan membahas kehidupan pribadiku.

Thomas terkekeh sambil mengiris steak dan memakannya. 

THOMAS

Aku masih penasaran, kamu orang asing yang tiba‐tiba menawarkan jasa. Aku masih merasa ada sesuatu yang kamu sembunyikan.

KARINA

Aku hanya ingin membantumu seperti aku membantu Toni. Jika pernikahan kakak perempuanmu sukses, tentu itu akan berdampak baik untuk usahaku.

THOMAS

Apa ada tujuan lain?

KARINA

Tidak. Tentu saja tidak, ini murni masalah bisnis. Simbiosis Mutualisme.

Thomas memandang wanita di hadapannya. Dalam hati dia merasa kagum dengar karakternya yang kuat. 

THOMAS

Jadi, Karina, aku sudah memutuskan untuk memberikan pekerjaan ini untukmu. 

KARINA

Apa?

THOMAS

Pekerjaan ini untukmu. Aku sudah berdiskusi dengan kakakku dan dia setuju untuk memakai jasamu. Itu pun kalau kamu masih menginginkannya. 

KARINA

Tentu saja aku menginginkannya (Karina agak malu saat mengatakannya) Tapi aku kira kamu tidak memercayaiku.

THOMAS

Beruntunglah kamu mengenal Toni, dia adalah orang yang omongannya bisa aku percaya.

Karina tersenyum senang.

INSERT : Seseorang yang sejak tadi mengamati mereka merasa marah begitu mendengar ucapan Thomas.Orang itu langsung pergi dari kafe.  

CUT TO

06. INT. KAMAR LENA - MALAM

ESTABLISH PEMANDANGAN KAMAR LENA

Karina duduk di atas tempat tidur Lena sambil mengamati kamar yang berantakan. Sedangkan Lena tampak senang mendengar cerita Karina. 

LENA

Lo emang terbaik, Na, gue senang akhirnya Thomas akan mendapat karmanya. Cowok brengsek itu emang harus dikasih pelajaran.

KARINA

Len, gue mau tanya, sejak kapan lo mengenal Thomas? Kok bisa sih lo jatuh cinta sama cowok playboy begitu.

LENA

Dulu gue kerja sebagai sekertarisnya. Setelah kejadian malam itu Thomas pergi ke Jakarta.

KARINA

Jadi dia langsung ninggalin lo begitu saja?

Lena mengangguk. Matanya kembali berkaca‐kaca. 

LENA

Bagaimana Thomas menurut lo?

KARINA

Dia memang cowok yang tampan. Tapi dia tidak seperti yang gue bayangkan.

LENA

Memangnya apa yang lo bayangin tentang Thomas?

KARINA

Gue kira dia genit khas playboy, tapi ternyata dia sangat jauh dari kesan itu. Thomas begitu frontal dan menyebalkan, jenis lelaki yang sama sekali tidak menyenangkan.

LENA

Tapi dia tampan kan, Na? Gue rasa justru itulah pesona yang dimiliki Thomas. Dia cowok dingin dan menarik.

Karina mendengus. Dia sama sekali tidak mengerti kenapa Lena bisa menyukai lelaki dingin begitu.

KARINA

Sebenarnya ada satu lagi yang masih mengganggu gue, Len. Apa benar kalian pernah pacaran?

LENA

Jadi menurut lo gue bohong? Gue ngak bohong, Na, gue pernah tidur dengan Thomas.

KARINA

Bukan begitu, gue hanya merasa Thomas sangat berbeda dengan yang lo ceritakan, Thomas sama sekali tidak terlihat seperti playboy.

LENA

Astaga, Karina, jangan bilang lo mulai menyukai Thomas.

KARINA

Jangan tolol, dia sama sekali bukan tipe gue.

Lena memandang Karina dengan tajam dan kemudian tertawa.

CUT TO

07. I/E. MEJA KAFE – MINGGU SIANG

Karina duduk di atas kursi sambil merapikan pakaiannya. Dia sedang menunggu Thomas untuk membicarakan jasanya. Karina duduk dengan gelisah. Thomas datang menghampirinya. 

THOMAS

Sudah menunggu lama? Kenapa tidak kujemput di rumahmu saja?

KARINA

Aku tidak biasa menerima tamu laki‐laki di rumah. Itu menggangguku.

Thomas kembali memandang Karina. Baru kali ini ada wanita yang tidak menunjukan tanda‐tanda tertarik dengannya.

THOMAS

Tapi aku ingin tahu rumahmu, Karina. Bahkan Toni pun nggak mau ngasih tahu rumahmu.

KARINA

Ini hanya masalah bisnis, Thomas. Jadi tidak ada pengaruhnya kamu tahu rumahku atau tidak. Apa itu mengganggumu?

THOMAS

Tidak. Tentu saja tidak. Apa kamu sudah makan siang?

KARINA

Aku tidak terbiasa makan dengan seseorang. Jus jeruk ini sudah cukup.

THOMAS

Kamu diet?

KARINA

Aku bukan jenis perempuan yang mau menahan lapar demi tubuh langsing. Apa yang sedang kamu lihat, Thomas?

THOMAS

Oh, hanya sedang meliti bahan yang kamu pakai. Apa itu kashmir?

Karina merasa risih karena Thomas menatapnya.

KARINA

Sebaiknya kita berangkat sekarang. Jangan membuat kakakmu menunggu terlalu lama.

THOMAS

Mungkin Teresa masih tidur. Jadi tenanglah, aku hanya masih penasaran, Karina. Aku merasa ada yang kamu sembunyikan kenapa bersikeras untuk menjadi WO pernikahan kakakku.

Karina meletakan kedua tangannya di atas meja.

KARINA

Aku tahu kamu mempunyai relasi bisnis yang banyak. Siapa tahu dengan suksesnya pernikahan kakakmu akan berimbas pada bisnisku. Semakin banyak klien yang memintaku untuk mengurus pernikahan mereka.

THOMAS

Jadi pernikahan kakakku menjadi ajang untukmu mencari relasi. Apa istilahnya? Menyelam sambil minum air.

KARINA

(Mengangguk) Ya, seperti itu kurang lebih. Apa kamu keberatan?

THOMAS

Keberatan? Tentu saja tidak, kamu datang pada orang yang tepat. Aku jamin jika acara pernikahan Teresa sukses, akan semakin banyak klien yang mencari jasamu. Aku mempunyai reputasi yang baik dan paling jago memengaruhi orang.

KARINA

Kedengerannya menyenangkan.

THOMAS

Aku hanya penasaran, apa yang akan kamu berikan setelah aku berhasil mempromosikanmu?

Karina terkejut. Dia menatap Thomas dengan curiga.

KARINA

Apa maksudmu? Aku bukan perempuan seperti yang kamu bayangkan, Thomas.

THOMAS

Ini murni masalah bisnis. Aku tidak memintamu untuk berkencan.

Karina mendadak salah tingkah mendengar ucapan Thomas.

KARINA

Maaf kalau aku menyinggungmu. Soalnya ada beberapa klien yang cara berpikirnya kolot dan cabul.

THOMAS

Kamu membuatku terhina. Apa menurutmu aku terlihat sebagai lelaki cabul?

KARINA

Maaf, Thomas. Aku tidak bermaksud seperti itu.

Thomas tersenyum mengejek.

THOMAS

Sebaiknya kita berangkat sekarang. Sepertinya Teresa sudah bangun.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar