Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FLASH BACK
12. I/E. RESTORAN – SIANG MENJELANG SORE
Karina sedang berada di restoran menunggu pesanannya.Kemudian dia melambaikan tangan ke arah pramusaji yang membawa nampan
KARINA
Maaf, itu pesananku ya, Yellow Curry kan?
Si pelayan tampak bingung. Dia meletakan piring ke meja Karina.
INSERT : Johan (29 tahun) menghampiri Karina karena itu pesanan milik dia.
JOHAN
Maaf, tapi itu pesananku. Aku yang datang duluan ke sini, jadi itu pesananku.
KARINA
Yang benar saja, sudah jelas‐jelas itu pesanan gue.
INSERT : Keributan kecil itu membuat pelayang lain menghampiri mereka dan mengatakan bahwa itu memang pesanan Johan.
KARINA
(Menahan tawa) Maafin gue ya, gue kira tadi itu pesanan gue, soalnya sama sih.
JOHAN
(Mengangguk) Santai saja, oh ya, kebetulan gue juga sedang mencari seorang Wedding Organizer.
KARINA
Lo mau nikah?
JOHAN
(Menggeleng) bukan, tapi untuk kakakku.
KARINA
OH, begitu.
Sejak pernikahan kakak Johan, hubungan Karina dan Johan semakin dekat.
DISOLVE TO
13. EXT. PANTAI – SORE
ESTABLISH PEMANDANGAN PANTAI
Karina dan Johan sedang duduk di atas pasir.
JOHAN
Bagaimana kalau akhir tahun kita menikah? Kita sudah pacaran selama dua tahun, gue rasa sudah waktunya kita ke jenjang yang lebih serius.
Karina memandang Johan, rambutnya bergoyang terkena angin laut.
KARINA
Tapi gue belum siap.
JOHAN
(Melenguh kecewa) Mau sampai kapan? Gue sudah mapan, apalagi yang lo tunggu, Sayang?
KARINA
(Menyentuh pipi Johan) Gue tahu, Sayang, tapi gue belum siap, beri waktu beberapa bulan lagi hingga siap.
JOHAN
Baiklah kalau mau lo begitu, gue bakal menunggu sampai lo siap.
Karina mengecup pipi Johan.
CUT TO
14. I/E. BALKON RUMAH THOMAS - MALAM
PEMANDANGAN LANGIT MALAM
Thomas memandang kerlip bintang dan terus teringat dengan Karina. Thomas mulai penasaran dengan karakter Karina yang berbeda dari kebanyakan perempuan. Teresa menghampiri Thomas.
TERESA
Lagi mikirin apa, Thom? Aku tahu pasti ada yang sedang mengganggumu kalau kau pergi ke tempat ini.
THOMAS
Nggak usah sok tahu.
TERESA
Jangan bohong. Pasti masalah perempuan kan?
THOMAS
(Memandang Teresa) Sebenarnya memang ada yang mengganggu pikiranku.
TERESA
Katakan, siapa tahu aku bisa bantu.
Thomas bangkit dan kembali menatap langit malam. Dia malu untuk mengatakan bahwa dia mulai menyukai Karina.
TERESA
Aku tahu, pasti karena Karina kan? Kamu pasti sedang memikirkan Karina.
THOMAS
(Tampak malu) Nggak usah sok tahu deh. Karina sama sekali bukan tipeku, dia nggak ada istimewanya sama sekali.
TERESA
Masa? Aku ini kakakmu yang sudah mengenalmu selama dua puluh delapan tahun. Aku tahu kamu menyukai Karina, Thom.
THOMAS
Tidak. Kedekatan kami hanya sebatas bisnis, tidak lebih.
TERESA
(Tersenyum) Jujurlah pada diri sendiri sebelum menyesal. Ungkapkan apa yang ingin kamu ungkapkan.
THOMAS
(Kembali menatap langit) Kami tidak ada hubungan apa‐apa, Teresa, ini murni masalah bisnis.
Teresa tersenyum, kemudian menepuk-nepuk bahu Thomas.
TERESA
Tidak heran kenapa kamu menyukai Karina, Thom, dia memang sangat menarik. Aku pribadi setuju kalau kamu mengajaknya kencan. Walau baru pertama kali bertemu dengannya. Aku mempunyai firasat dia perempuan yang baik.
THOMAS
Kamu ini ngomong apa sih? Ngaco deh.
TERESA
Sudah saatnya kamu membuka hatimu untuk orang lain, Thomas. Yang berlalu biarlah berlalu. Aku rasa kamu dan Karina memang cocok.
Thomas memandang Teresa dengan serius. Ucapan Teresa sedikit menyentuh hatinya yang selama ini menutup hatinya untuk perempuan mana pun.
CUT TO
15. I/E. KANTOR - SIANG
Teresa datang ke kantor Karina bersama calon suaminya, Christian (29).
TERESA
Maaf datang tanpa memberitahumu, Karina. Oh ya, kenalin ini Christian, calon suamiku.
CHRISTIAN
(Menjabat tangan Karina) Halo, Karina, senang akhirnya bisa ketemu. Teresa terus membicarakanmu. Dia sanga senang kamu yang mengurus pernikahan kami.
KARINA
Aku mendengarnya. Semoga nanti kalian puas dengan dekorasinya.
TERESA
Tentu kami sangat puas. Aku sudah nggak sabar. Hehehe.
KARINA
Oh ya, untuk undangan apa ada tambahan?
TERESA
(Menggeleng) Itu sudah cukup. Aku hanya tidak ingin ada tamu yang tidak diundang. Apa kamu bisa menjamin itu, Karina?
Karina
Tentu.
TERESA
(Kembali memeluk Karina) Kamu memang yang terbaik. Kapan‐kapan kalau ada waktu mainlah ke rumah, Thomas pasti tidak keberata menjemputmu.
CUT TO
16. MONTAGES
- Devi masuk ke dalam ruangan Karina untuk meminta izin pulang karena ibunya sakit
- Karina memberikan izin supaya Devi pulang menemui ibunya, siapa tahu kepulangannya menjadi obat untuk ibunya. Karina mengeluarkan sebuah cek dari laci meja kerjanya dan menuliskan sejumlah uang untuk biaya pengobatan ibunya Devi.
- Devi kembali keluar dari ruangan Karina dan berpamitan dengan karyawan lainnya.