Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. KAWASAN GLODOK - MALAM
Mobil yang ditumpangi Empat Sekawan berhenti di kawsan Glodok, yang terkenal dengan nuansa Tionghoa-nya. Lampion-lampion merah bergayutan di atas jalan, menerangi gang-gang sempit yang disesaki toko-toko tua. Empat pemuda desa itu turun dari mobil, menghirup udara malam khas Ibukota yang intens akan aroma rempah-rempah.
Emir memandu, mereka berjalan pelan menyusuri trotoar. Melewati pejalan kaki yang sedang berdebat dengan petugas kebersihan, individu atau kelompok yang secara ilegal memasang iklan di kaca-kaca toko, serta para pedagang yang nongol di pintu toko untuk memasarkan dagangan.
Sebagai yang terdepan, Emir berhenti ketika seorang laki-laki Tionghoa menghadang mereka.Laki-laki itu tampak berusia sekitar lima puluhan, dengan tubuh sedikit membungkuk. Dia mengenakan kacamata bulat tebal yang memperbesar matanya, dan di atas kepalanya bertengger topi Tionghoa tradisional berwarna merah yang sudah kusam.
Senyum lebar menghiasi wajahnya, memperlihatkan gigi-giginya yang sudah tidak lengkap.Dengan gerakan cepat, dia membentangkan kedua tangannya ke samping, seolah-olah menghalangi jalan keempat pemuda itu.
CUT TO:
CUT TO:
CUT TO:
Dari belakang, Jack menyempil, maju berhadapan dengan Koko barang bekas.
Jack menembus maju, menepikan badan Koko barang bekas itu dengan paksa. Tidak mau kalah, Koko Barang Bekas itu turut menahan badan jangkung Jack. Tidak membiarkan laki-laki itu pergi begitu saja.
CUT TO:
CUT TO:
CUT TO:
Selesai mengatakan itu, si Koko Barang Bekas berjalan mundur, menepi dari hadapan Emir cs, membiarkan mereka semua untuk lewat. Hingga beberapa meter, Jack masih terus menatap tajam Koko barang bekas itu, juga sebaliknya, Koko barang bekas itu sangat tidak merelakan rezekinya yang hilang.
CUT TO:
Setelah beberapa saat menikmati ketenangan, Emir cs berpapasan dengan gerombolan lain yang seluruhnya berpakaian serba hitam. Gerombolan ini berjumlah jauh lebih banyak dibandingkan kubu Emir, berjumlah delapan orang semuanya berpostur kekar tanpa rambut.
Pemimpin dari kelompok mereka, salah satu pria yang memiliki badan paling besar diantara tujuh lainnya, berjalan dengan sengaja ke arah Emir. Mempercepat langkah, lantas menyenggol bahu Emir dengan kuat. Tubuh Emir yang lebih kecil terhuyung kemudian jatuh terduduk di trotoar.
CUT TO:
CUT TO: