Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bagaimana Aku Bertemu Denganmu
Suka
Favorit
Bagikan
1. Adegan 1

EXT. TROTOAR SEPI — MALAM

ZOOM OUT bulan -> kanan-kiri masih ada beberapa warung atau tempat tongkrongan yang masih dikerumuni orang-orang yang berbincang dan tertawa -> aku saja yang berjalan sendirian di trotoar sendirian.

NARATOR
(saat zoom out bulan)
Malam, dimana bulan bersinar dengan terangnya. Walaupun bintang tak bersamanya karena polusi kota yang mengotori langit malam yang gelap. Salah para manusia yang tak bisa menghentikan diri dari ketergantungan dengan mesin.
(saat zoom out warung)
Para manusia inilah yang bisa tertawa riang dengan segala masalah yang dibuatnya. Mereka tersenyum sumringah seakan-akan berkata itu bukan masalahku, itu urusan pemerintah, mereka kan juga sudah digaji. Menutup mata bahwa pemerintah yang mereka pilih adalah pemerintah yang hampir, sama, bahkan lebih korup dari masyarakat.
(saat zoom out trotoar lalu ke aku)
Tak seperti manusia satu ini, pulang kerja dengan muka penatnya, kerja untuk hidup yang tak tahu untuk apa gunanya..

AKU (31), seorang wanita berkulit sawo matang yang selalu berwajah penat, beramput cepak, pakaian rata-rata. wajah biasa saja yang takkan membekas di benak orang yang ditemuinya, namun dia selalu membanggakan tinggi dan badan yang telah terbentuk tinggi dan ramping berkat gen orang tuanya.

Aku berjalan pulang sambil mengecek jamnya. CLOSE UP KE JAM, jam digital karet warna hitam menunjukkan angka 22.06. Perut berbunyi begitu kerasnya hingga beberapa orang menoleh ke arahnya.

NARATOR
Tak hanya itu, berjalan di tengah malam dengan perut kelaparan sudah bukan menjadi hal yang aneh. Hidupnya akhir-akhir ini berjalan seperti roda yang berputar. Hanya melewati jam demi jam setiap hari untuk melakukan hal yang sama di keesokan harinya.
AKU
(V.O, Nada terganggu)
Bisakah kau mengecilkan suaramu sedikit? Suaramu mengangguku!
NARATOR
Apa? Tunggu sebentar, kau bisa mendengarku?
AKU
(V.O)
Tentu saja aku bisa mendengarmu, aku tokoh utama di cerita ini, bukan?
NARATOR
Ya, tapi karakter cerita seharusnya tidak bisa mendengarkan narator.
AKU
(V.O, wajahnya tersenyum)
Mungkin saja aku orang spesial, hehehe
Bisakah kau turunkan sedikit suaramu itu agar aku bisa konsentrasi membawakan cerita ini.
NARATOR
Ya, itulah tokoh utama kita, dia terlihat sedikit tidak menyenangkan dan hidupnya yang membosankan tetapi satu hal yang bisa kujanjikan padamu, bagian hidupnya yang ini layak untuk kau lihat dalam sebuah film. Jika tidak, mungkin seleramu yang salah, hahaha.

INT. MINIMARKET — MALAM

PENJAGA MINIMARKET 1 (25), pria bertinggi 170 cm, berambut rapimatanya sipit namun kulitnya coklat terang, wajahnya terlihat biasa saja tapi ketika tersenyum wajahnya akan menyihir baik pria dan wanita, badannya kurus dengan postur tegap yang membuat dirinya terlihat kekar dan lebih tinggi dari tinggi sebenarnya.

Minimarket dengan lampu seterang siang, beberapa kursi dan meja di teras minimarket, 3 gerobak dorong penjual yang telah ditutup karena telah jauh lewat dari jam tutupnya, dengan dua sepeda motor terparkir di depan minimarket. Aku memasuki ke minimarket di dekat kostnya. Di dalam minimarket, hanya ada 4 orang yaitu pasangan muda, aku, dan penjaga minimarket 1. Aku memilih-milih makanan sambil melirik ke penjaga minimarket 1.

NARATOR
Satu hal yang akhir-akhir ini menjadi kebiasaannya adalah membeli makanan di minimarket sebelum pulang. Asupan penyegar mata harian, itulah yang biasa ia katakan. Penjaga minimarket baru yang menarik perhatiannya, tampan namun tak terlalu berkilauan, tingginya pas untuk matanya menatap, suaranya yang terdengar seperti melodi di telinganya, dan sedikit bumbu rasa muda untuk dirinya yang sudah tua bangka.
AKU
(V.O)
Hei, aku tidak setua itu, aku baru berusia 31 tahun.
(melirik pasangan yang berkutik di rak bagian kondom)

Pasangan pria dan wanita yang berbisik-bisik dan fokus tanpa memperhatikan sekeliling

NARATOR
Jangan hanya melirik, keluarkan saja makianmu, aku dengan senang hati mendengarnya, sebagai seorang perawan tua,...
AKU
Sebagai perawan tua, melihat pasangan muda yang rasa-rasanya belum menikah dan akan melakukan seks bebas rasanya tangan ini meninju mereka tetapi itu terlalu menyedihkan bahkan untuk diriku.

Pasangan itu selesai memutuskan memilih kondom yang dibeli dan membayar di kasir sehingga di minimarket itu hanya berisi aku dan penjaga minimarket

NARATOR
Kita berada di dunia berbeda, mungkin selera pria di duniamu berbeda dengan duniaku. Mengapa kau belum memiliki pasangan hingga saat ini? Jika aku di duniamu, mungkin aku tertarik dan mendekatimu.
AKU
(berwajah kesal, berjalan ke kasir membawa makanan dan susu)
Aku sadar bahwa diriku berbeda dari perempuan biasanya, dari wajahku yang tak rupawan, kulitku yang tak putih dan mulus, sikapku yang terlalu menjaga jarak dengan pria, dan tentu saja salah si penulis yang menciptakan aku sebagai seorang perawan tua.
(sampai di kasir dan langsung tersenyum)
PENJAGA MINIMARKET 1
(Sambil tersenyum)
Mau nambah rotinya, kak? Sekarang lagi ada promo.
AKU
Oh, ya, boleh-boleh
NARATOR
Sungguh menggenaskan, wahai penonton. Bahkan dia tidak menolak tawarannya karena tak ingin menghapus senyuman di wajah pujaannya.
AKU
(V.O)
Apakah kamu sudah puas menghinaku?
PENJAGA MINIMARKET 1
Uangnya pas ya, kak. Terima kasih.(Sambil menyodorkan barang belanjaan)
AKU
(mengambil barang belanjaan)
Ya, sama-sama
PENJAGA MINIMARKET 1
(memegang tangan aku sambil menatap aku)
Ah, maaf-maaf.
AKU
(tersipu malu)
Oh, ya tidak apa-apa
PENJAGA MINIMARKET 1
Kakak memang selalu pulang semalam ini?
AKU
Iya, lembur terus kerjanya. Masnya shiftnya selalu malam juga ya?
PENJAGA MINIMARKET 1
Iya, jadi bisa selalu ketemu kakaknya terus, hehehe.
(tersenyum dan bertatapan dengan aku)
NARATOR
Bahkan sedikit sentuhan jari dalam sepersekian detik itu cukup untuk membuat otaknya berfantasi. Entah apa yang akan terjadi jika aku tak menghentikan fantasimu, mungkin fantasimu akan berlangsung sepanjang film. Ya, inilah tokoh utama kita, seorang wanita menyedihkan, kesepian, yang haus akan pria yang tak bisa dijangkaunya.
AKU
(terdiam di depan kasir dan baru tersadar dari lamunan)
PENJAGA MINIMARKET 1
Maaf, masih ada yang bisa saya bantu?
AKU
Ah, tidak-tidak. Maaf sudah menganggu.
(mengangguk dan meninggalkan minimarket)

EXT. LUAR MINIMARKET — NIGHT

NARATOR
Apakah kau sudah sadar sekarang?
AKU
(V.O, nada sarkastik)
Ha-ha-ha, apakah kamu bahagia sekarang?
NARATOR
Tentu saja
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar