Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. INT. PANGGUNG GLAM HIGH SCHOOL — EVENING
Suara tersebut membuat Violy, Scorpio, Kai, dan Celi menoleh. Terlihat Erlan berjalan menghampiri mereka.
Violy melihat Scorpio. Tubuhnya masih lemas, membuat Violy tak tega.
Violy pun melepas pegangannya kepada Scorpio perlahan.
Kai membopong Scorpio dengan perlahan.
Kai mengangguk seraya berjalan pergi bersama Scorpio.
Celi pamit lalu berjalan pergi, menyisakan Violy dan Erlan.
Violy menggelengkan kepalanya.
Violy melihat Erlan. Dia memasang wajah curiga pada pria itu.
CUT TO.
2. EXT. PARKIRAN KENDARAAN GLAM HIGH SCHOOL — EVENING
Violy menganggukkan kepalanya. Dia tersenyum mendengar bahwa kondisi Scorpio sudah lebih baik.
Sapaan tersebut membuat Violy dan Celi menoleh ke arah suara.
Violy tersenyum saat menyapa pacarnya.
Erlan membalas senyuman Violy, lalu melihat Celi. Tatapan pria itu pada Celi, membuat Celi ketakutan.
Celi melambaikan tangannya lalu berjalan pergi meninggalkan parkiran sekolah.
Erlan tertawa kecil.
Violy terlihat tidak bersemangat saat ini juga.
Violy melihat ke arah Erlan.
Erlan mengucek-ngucek rambut Violy.
CUT TO.
3. INT. DALAM KAFE — EVENING
Pelayan kafe tersenyum kepada Violy setelah dia selesai menaruh pesanan. Setelahnya, dia berjalan pergi.
Violy terlihat bingung karena Erlan sejak tadi sibuk memperhatikan handphone-nya.
Violy bertanya sambil menyeruput jus melon.
Erlan pamit.
Erlan tersenyum lalu berjalan pergi meninggalkan Violy, tak lupa dia membawa handphone-nya.
Violy menaruh jus melon di atas meja kaca. Dia menguap karena sedang mengantuk. Alhasil, Violy memutuskan untuk tidur dengan kedua tangan di atas meja sebagai bantalan.
CUT TO.
3. INT. DALAM KAFE — NIGHT
Violy membuka matanya perlahan. Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling kafe yang sudah mulai sepi. Berusaha mencari keberadaan Erlan, tetapi pria itu tidak ada.
Violy melihat jam di dinding kafe.
Saat Violy melihat ada secarik kertas pada jus melon yang dia minum sebelumnya, Violy segera mengambil kertas tersebut.
CUT TO.
4. EXT. TAMAN VELO — NIGHT
Violy membalikkan badannya dan dia terkejut dengan sosok yang dilihat.
Scorpio tersenyum kecil. Dengan luka yang belum sembuh sepenuhnya, dia bisa menggerakan bibirnya, walau hanya sedikit.
Langkah Scorpio perlahan berjalan mendekat ke arah Violy. Violy berusaha memundurkan langkahnya perlahan, karena saat ini dia mulai gugup.
Violy menggelengkan kepalanya dengan kuat. Dia tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.
Violy tersentak. Dia mengerutkan kedua alisnya.
Air mata Violy mulai menetes, perlahan demi perlahan.
Scorpio menundukkan kepalanya.
Scorpio menaikkan kepalanya, menatap Violy.
Violy semakin menitikkan air matanya. Dia sungguh tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.
Violy tidak mengusap air matanya sejak tadi. Dia tidak peduli jika pandangannya mulai buram.
Violy menggelengkan kepalanya pelan.
Scorpio menganggukkan kepalanya.
Violy menggigit sebentar jari telunjuknya. Dia sudah frustasi karena ulah Scorpio.
Violy tahu Scorpio akan berbicara, lantas dia segera melanjutkan pembicaraannya.
Scorpio menggelengkan kepalanya.
Belum selesai Scorpio berbicara, Violy tiba-tiba kehilangan kesadaran. Scorpio yang melihat itu dengan sigap menahan tubuh Violy agar kepalanya tidak terbentur tanah.
CUT TO.
5. INT. KAMAR VIOLY — MORNING
Violy yang duduk di atas ranjang, membenamkan wajahnya ke dalam kedua telapak tangan.
Violy melihat handphone yang berada di atas nakas, tepatnya di samping ranjang. Tangannya mengambil handphone tersebut dan dia menekan kontak Erlan.
Violy langsung memutus sambungan setelah mengetahui Erlan tidak dapat dihubungi.
Violy yang mendengar jeritan mamanya, segera turun dari ranjang dan berlari meninggalkan kamar dengan membawa handphone-nya.
CUT TO.
6. INT. RUANG TAMU — MORNING
Violy selesai menuruni tangga. Dia mengedarkan pandangan ke segala arah, mencari keberadaan mamanya.
Violy terus meneriakkan nama mamanya.
Mendengar suara mamanya, Violy segera berlari.
Sesampainya di tempat kejadian, air mata Violy tumpah begitu saja. Dia melihat mamanya terkapar di atas lantai ruang dapur. Perut mamanya terluka parah, seperti habis ditusuk pisau.
Violy menggelengkan kepalanya.
Karena air mata Violy yang belum diusap sejak tadi, hal tersebut membuat pandangan Violy buram.
CUT TO.
7. INT. RUMAH SAKIT TERDEKAT — MORNING
Violy yang duduk di depan ruangan IGD, melihat kesal ke arah Scorpio.
Scorpio menganggukkan kepalanya pelan, lalu melihat ke arah Violy.
Violy berdiri dari duduknya. Dia berjalan memutar di depan ruang IGD, lalu kembali duduk.
Violy mungkin akan terus melakukan hal itu jika seseorang tidak menghentikannya.
Violy melihat Scorpio yang menghalangi jalannya dengan tangan kiri.
Violy menurut dan dia kembali duduk. Tangannya mengambil handphone, berusaha menelepon Erlan.
Violy menggelengkan kepalanya. Gelengan kepalanya membuat Scorpio berjalan pergi meninggalkan dirinya.
Violy memanyunkan bibirnya.
Violy menaruh handphone di sampingnya, lalu dia memejamkan mata setelah bersandar di tembok.
Mendengar suara tersebut, Violy membuka matanya dan melihat Scorpio memberikan sesuatu.
Violy melirik sekilas mangkuk bubur ayam yang dipegang Scorpio mengeluarkan udara panas.
Dengan cepat Violy menggelengkan kepalanya.
Scorpio tersenyum tipis. Dia melangkahkan kakinya mendekat ke arah Violy.
Violy melihat Scorpio yang menyendok bubur dengan sendok plastik berukuran sedang lalu meniupnya pelan. Setelah itu, Scorpio menyodorkan sendok tersebut kepada Violy.
Violy menggelengkan kepalanya.
Scorpio tersenyum lalu memasukkan sendok berisi bubur hangat kepada mulutnya. Setelah itu, dia menyendok bubur lalu meniupnya pelan.
Scorpio mengisyaratkan Violy untuk menerima suapannya.
Violy menggelengkan kepalanya pelan lalu menerima suapan Scorpio.