Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Ada di antara Mereka
Suka
Favorit
Bagikan
8. ACT 3.2 - Kenyataan Sebenarnya

CUT TO:

173. INT. DAPUR/KAMAR SI KEMBAR – MALAM (FLASHBACK)

INSERT CUT TO : Tangan JACK meraba dinding kamar SI KEMBAR saat JACK memasuki kamar kembar bersama RANI dan MAWAR.


JACK (V.O.)
Saat Aku memasuki kamar si kembar, di sana kutemukan terdapat lubang kecil.


Dinding kabinet khusus terhubung dengan kamar RANI dan SI KEMBAR. Terlihat LARA mengintip melalui lubang di dinding kamarnya, melihat LARAS membuat minuman pembuka di kabinet khusus.

 

JACK (V.O.)
Melalui lubang itu, Lara memantau kegiatan yang dilakukan oleh Laras.

 

INSERT CUT TO : Saat JACK menduduki kasur milik LARA, JACK membuka seprainya sedikit, menunduk ke arah kolong kasur. JACK melihat suatu panel aneh di dinding.

 

JACK (V.O.)
Aku juga mendapati jalur ventilasi tersembunyi yang menghubungkan kamar si kembar dengan kabinet khusus.

 

LARA masih memantau LARAS. Saat LARAS meninggalkan minuman pembuka, dengan cepat LARA mengambil bungkusan putih kecil berisi bubuk putih, merangkak ke bawah kolong kasurnya, masuk ke jalur ventilasi tersembunyi menghubungkan kamar SI KEMBAR dengan kabinet khusus LARAS di dapur.

  

JACK (V.O.)
Larapun melihat kesempatan ketika Laras meninggalkan minuman pembuka tersebut. Lara masuk ke kolong tempat tidurnya.

 

LARA keluar dari salah satu kabinet di area kabinet khusus yang benar-benar tertutup rapih, tidak sama sekali terlihat mencurigakan. LARA menabur sianida tersebut di cangkir paling pojok kanan atas.


CUT TO:

174. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)

 

JACK
Lalu Lara menabur sianida tersebut di cangkir paling pojok kanan atas. (Pada Fatma) Aku mengetahui dari Pras dan Hendra juga saat mereka mewawancaraimu Fatma. Kau mencoba menutup-nutupi sesuatu.
 
HENDRA
(Berbisik pada Pras) Ia sangat berkeringat saat itu!


CUT TO:

175. INT. DAPUR/KAMAR SI KEMBAR – MALAM (FLASHBACK)

LARA selesai menaruh sianida, hendak kembali ke jalur ventilasi, FATMA melihat LARA. LARA hanya langsung masuk kembali ke jalan rahasianya.


JACK (V.O.)
Fatma sempat memergoki Lara di kabinet tersebut dan mengira mungkin Lara hanya sedang bermain saja.


CUT TO:

176. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)

 

JACK
(Pada Fatma) Kaupun sadar setelah tragedi terjadi dan berusaha menutupi kesaksianmu untuk melindungi Lara.
 
MAWAR
Tapi mengapa Lara ingin membunuh Ayahnya sendiri Jack?!
 
JACK
Tidak. Lara tidak ingin membunuh Ayahnya. Sebenarnya racun itu Ia tujukan pada Ani karena Lara mempunyai kebencian yang mendalam pada Ibunya sendiri. Ani biasanya duduk di bangku yang Adhi duduki. Namun, sore itu entah kenapa kebetulan Adhi dan Ani bertukar tempat duduk.

 

ANI semakin sedih mendengarnya. MAWAR masih terheran.

 

MAWAR
Kebencian mendalam apa Jack?!
 
JACK (cont’d)
Para anak Bapak Surya ini menyembunyikan suatu tragedi besar dari seluruh dunia luar.

 

Mendadak emosi RERE meledak.

 

RERE
SIALAN KAU RANI! Ini gara-gara dirimu!
 
RANI
Apa? Mengapa menjadi salahku?
 
RERE
KAU seenaknya saja membawa Mawar ke rumah! Iapun jadinya mengundang teman Detektifnya yang gila ini!
 
FATMA
HENTIKAN ITU JACK! Kau sudah melewati batas karanganmu yang Kau buat-buat itu sendiri!
 
RERE
Jangan mengelak lagi Fatma! Cukup sandiwara ini semua! AKU MUAK!
 
FATMA
URUS SAJA URUSANMU SENDIRI!!!
 
RERE
Dan Kau RANI!

 

RERE menghampiri RANI, mencengkeram kuat kedua lengan RANI, mengintimidasinya.

 

RERE (cont’d)
Kau sudah melanggar perjanjian itu. Kaulah yang paling busuk di antara Kita!
 
RANI
LEPASKAN!

 

FATMA mendekat dan ikut berseteru.

 

FATMA
Apa-apaan Kau KAK!
 
ANI
TIDAAAKKK! Jangan ingatkan Aku lagi dengan tragedi itu!
 
MAWAR
Apa yang terjadi!? Jack lakukan sesuatu!

 

Semua menjadi ribut. JACK berteriak kencang sekali.

 

JACK
DIIIIAAAAAAAAAAAMMMMMMMMMMM!!!!!!

 

Semuanya hening. JACK dengan cepat mengeluarkan amplop coklat kecil persegi dari jaketnya dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Semua orang menatap amplop itu. Tertulis di depan amplop tersebut “To Lirih, From Lara”. Amplop itu layaknya surat yang akan ditujukan pada seseorang. LARAS memasang muka sangat kaget.

 

LARAS
Bagaimana Kau menemukannya!
 
JACK (cont’d)
Berkat surat ini, semuanya menjadi terhubung!

 

CUT TO:

177. EXT. AREA BELAKANG RUMAH – SIANG (FLASHBACK)

JACK tidak sengaja menatap sesuatu dalam semak-semak di tanah. JACK menajamkan penglihatannya. JACK menemukan amplop coklat kecil.


JACK (V.O.)
Aku menemukan surat ini di tempatku melakukan power nap.

 

CUT TO:

178. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)

 

JACK
Surat ini berisi pesan Lara pada saudari kembarnya, Lirih yang sangat mendalam. Saat lima tahun yang lalu ketika Keluarga Surya sedang naik pamornya, suatu tragedi yang tak terelakan terjadi.

 

LARA memperhatikan JACK dengan takut.


CUT TO:

179. EXT. ROOFTOP – SIANG (FLASHBACK LIMA TAHUN YANG LALU)

Kita lihat LARA dan LIRIH kecil bermain di atas rooftop yang sedang di renovasi, masih lumayan banyak bahan bangunan seperti pasir dan sebagainya. LARA dan LIRIH bermain boneka, masak-masakan, dan juga pasir bangunan. Mereka diawasi oleh ANI dan LARAS yang sedang duduk santai.

 

LARAS
Jadi Minggu Depan jadwal Si kembar masih lumayan padat. Lusa nanti, ada lagi penawaran dari shooting iklan juga. Siangnya terdapat jadwal shooting collabs dengan salah satu youtuber. Apakah Kita memasukannya saja Bu ke jadwal? Atau sudah cukup untuk Lara dan Lirih?
 
ANI
Masukan saja semuanya asalkan tidak ada yang bentrok, it is fine-fine saja.

 

LARAS menatap SI KEMBAR dengan ekspresi tidak tega.


LARAS
Mmmm baik Bu. Lalu untuk Jumat depan (terpotong)
 
ANI
SSSTTT. Cukup Laras! Tidak bisakah Aku menikmati dulu saja Minggu pagi yang cerah ini? Jangan membahas tentang jadwal Si kembar dulu.
 
LARAS
Baik Bu.

 

LARAS mengalihkan pandangannya pada SI KEMBAR lagi.

 

ANI
Aku sedang memikirkan, untuk menyekolahkan Si kembar privat saja di rumah. Mereka sudah akan masuk jenjang sekolah dasar. Mungkin waktu weekend bisa Kita gunakan untuk menyewa guru privat dan membuat kelas untuk mereka berdua saja.
 
LARAS
Jadi weekdays mereka gunakan untuk keperluan shooting, dan weekend untuk keperluan belajar?
 
ANI
Yap betul sekali.

 

LARAS menggigit bibir bawahnya, cemberut menatap SI KEMBAR. SI KEMBAR mulai bermain lari-larian, tertawa bebas. LARAS tersenyum melihat SI KEMBAR. LARA dan LIRIH sampai di area belakang rooftop yang dinding pagar pembatas rooftopnya belum jadi sempurna. LIRIH menyender ke dinding tersebut. LARA mendorong LIRIH pelan, dinding pembatas itu rapuh dan hancur membuat LIRIH terjatuh dari rooftop.

 

“BUUUUUUUUUUUGGGGGGGGGGGG!!!!!!”

 

LARAS menengok ke arah SI KEMBAR. LARA berdiri mematung, menunduk. LARAS menghampiri LARA. Perlahan LARAS menengok ke arah bawah. LARAS amat syok, menangis.


CUT TO:

180. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)

JACK membuka amplop coklat, melihatnya sekilas.


JACK
Lara meminta maaf dengan tulus pada Lirih karena telah mendorongnya dari atas rooftop. Dan tragedi lima tahun yang lalupun terjadi. Lirih sudah meninggal sejak lima tahun yang lalu. Namun, Keluarga Surya menutupi tragedi tersebut. Ibu Ani menutupinya dengan kedok menyekolahkan Lara dan Lirih di Singapura. Semua jejaknya sangat rapih dan selalu mengindikasikan bahwa si kembar masih hidup bersamaan.
 
MAWAR
Apakah itu benar Rani?      

 

RANI tidak menjawab, terdiam kaku.

 

LARAS
Setiap pulang ke rumah. Lara selalu meninggalkan surat untuk Lirih di tempat Lirih terjatuh. Dan Aku yang selalu mengambilnya, membalas surat itu sebagai Lirih. Namun, karena tragedi kemarin Aku sampai lupa mengenai hal tersebut. Dan Kau yang menemukannya dahulu Detektif.
 
MAWAR
Jadi itulah mengapa Kalian buru-buru memberangkatkan Lara? Juga perdebatanmu Rani dengan Ibu Ani saat malam Aku datang ...,


CUT TO:

181. INT. RUANG TENGAH – MALAM (FLASHBACK)

MAWAR fokus melihat melalui pantulan cermin, ANI dan RANI sedang berdebat di ruangan sebelah.


ANI
Mengapa Kau membawa temanmu kesini bodoh?! Bagaimana dengan tragedi Si kembar? Bagaimana kalau Ia sadar bahwa Lara hanya satu orang?


CUT TO:

182. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)

 

JACK
Dan juga saat Rere memarahimu Rani, ketika Kami memasuki kamar Si kembar.

 

CUT TO:

183. INT. KAMAR SI KEMBAR – PAGI (FLASHBACK)

RANI menghampiri RERE. RERE membisikkan sesuatu kepada RANI. JACK fokus melihat RERE dan RANI. JACK membaca pergerakan bibir RERE.

 

RERE
Kau jangan sekali-sekali membiarkan orang asing masuk ke kamar Si kembar bodoh! Cepat keluarkan mereka dari sini!

 

Setelahnya RANI menjauh dari RERE beberapa langkah dengan muka yang tertunduk.

 

CUT TO:

184. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)

 

JACK
(Tertawa kecil) Hal itu benar-benar membantuku menghubungkan semuanya.
 
MAWAR
Jadi apa yang Aku lihat sebelum-sebelumnya ....

 

MAWAR tidak menyangka dan syok.


CUT TO:

185. INT. LORONG KAMAR LANTAI SATU – MALAM (FLASHBACK)


MAWAR
Ohhh jadi Kamu si kembar yang dulu terkenal itu ya.


LARA hanya menunduk malu.


MAWAR
Wah sudah besar masih lucu juga ya hehehe! Kembaranmu mana?

LARA
Mmm Dia sudah tertidur.


CUT TO:

186. INT. TERAS BELAKANG – PAGI (FLASHBACK)

MAWAR dan RANI menikmati teh di Minggu pagi yang cerah. Terdengar suara anak-anak bermain di kebun belakang. MAWAR melihat LARA, LIRIH, dan RIFAL berlarian kesana kemari bermain riang gembira. Sebenarnya HANYA LARA dan RIFAL yang bermain berdua.


CUT TO:

187. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)

MAWAR duduk menenangkan dirinya dan masih syok tidak percaya.


CUT TO:

188. INT. RUANG MAKAN UTAMA – MALAM (FLASHBACK)

Tiba-tiba LARA sampai di depan MAWAR ingin salim padanya. LARA salim pada MAWAR. MAWAR mengelus-elus kepala LARA hingga menyentuh jepitan rambutnya. Terdengar teriakan PENGASUH WANITA LARA dan LIRIH dari balik ruangan samping ruang makan utama.


PENGASUH WANITA
Lara! Cepat pakai sepatumu! Kita akan segera berangkat!


LARA berlari ke suara tersebut. MAWAR memperhatikan. Di balik ruangan samping ruang makan utama, LARAS membantu LARA untuk membuka jepitan rambutnya dan menyuruh LARA untuk pamit lagi pada MAWAR sebagai LIRIH. LIRIH muncul di depan MAWAR dan ingin salim pada MAWAR. Rambut LIRIH agak berantakan karena tak memakai ikat rambut.


CUT TO:

189. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)

 

MAWAR
Aku masih tidak bisa percaya.
 
JACK
Aku juga Mawar. Terkadang realitas memang sepahit itu.

 

INSERT CUT TO : Saat JACK menyipitkan matanya pada LARA dan LIRIH yang ada di foto keluarga Surya.

 

JACK (V.O.)
Kecurigaan awalku muncul ketika melihat foto Si kembar di dinding.

 

INSERT CUT TO : Makanan dan minuman yang berada di samping tempat duduk FATMA saat makan malam ketika tragedi terjadi habis tak tersisa sedangkan satu kursi setelahnya masih sangat utuh.


JACK (V.O.)
Lalu juga keadaan di meja makan. Fatma hanya mengambil satu porsi makanan dan minuman saja di sebelahnya dan benar-benar mengabaikan satu porsi lainnya.
 
JACK
(Pada Fatma) Kau hanya mengambil porsi milik Lara karena Kau tahu Ia akan pergi dan tidak memakan porsi milik Lirih karena Kau merasa tidak enak untuk memakannyakan Fatma? Untuk menghormati keponakanmu yang sudah tiada.

 

INSERT CUT TO : JACK mengamati dua pasang sepatu, dua pasang tas, dua pasang baju dan celana serta barang lainnya milik SI KEMBAR. Namun, sepasang benda lainnya cukup kusam bahkan terdapat debu yang mengindikasikan sepasang benda lainnya tidak pernah terpakai. Kemudian juga saat JACK menduduki kasur si kembar.


JACK (V.O.)
Ibu Ani tetap selalu memberikan Lara dua pasang barang yang mirip. Tetapi hal itu tetap tidak bisa menipu mataku yang jeli ini. Lalu kasur yang berada di kamar kembar, sisi sebelahnya masih sangat empuk dan berbeda dengan yang Aku duduki. Penglihatankupun menjadi sangat jelas ketika berada di rooftop.

 

CUT TO:

190. EXT. ROOFTOP – SIANG (FLASHBACK)

RANI berulang kali melihat ke area belakang rooftop.


JACK (V.O.)
Rani berulang kali melihat area belakang rooftop.

 

CUT TO:

191. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)

 

JACK
Aku penasaran apa yang dilihatnya.

 

CUT TO:

192. EXT. ROOFTOP – SIANG (FLASHBACK)

LARAS juga menatap JACK di area belakang rooftop terus menerus. Saat JACK dan LARAS bertatapan, tiba-tiba LARAS memegang kepalanya seperti kesakitan dan terdapat suatu flash dalam ingatannya.


JACK (V.O.)
Laraspun menatap gerak-gerikku ketika berada di area belakang rooftop.

 

INSERT CUT TO : Tangan JACK meraba permukaan batas pagar semen rooftop.

 

MAWAR
Tempat apa di bawah itu?
 
JACK (V.O.)
Akupun semakin curiga dan instingku merasakannya.

 

JACK menghilang di samping MAWAR.

 

CUT TO:

193. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)

 

JACK
Semuanyapun jelas sejernih air! Laras hanya mengantarkan Lara untuk check in di bandara tetapi Lara tidak pernah naik pesawat itu! Akupun langsung menyelidiki daerah yang dituruni hujan serta CCTV lalu lintas saat malam tragedi itu agar mendapatkan pergerakan mobil Laras untuk menyembunyikan Lara. And then, Aku membawanya ke sini. Tapi ada satu hal yang masih tersisa, bagaimana Lara mendapatkan sianida tersebut?
 
ANI
Cukup detektif! Jangan salahkan Lara lagi! Ini semua salahku! Biarkan Aku saja yang di penjara! Aku akan menjelaskan semuanya!

 

CUT TO:

194. INT. KAMAR ANI – MALAM (FLASHBACK)

ANI membuka laci kecil tersembunyi, melihat sebotol kecil berisi sianida setengah penuh.


ANI (V.O.)
Aku mengetahui setelah kejadian Adhi terbunuh, ternyata seseorang telah mengambil stok sianidaku di lemari dan memakainya untuk meracuni Adhi.


CUT TO:

195. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)

 

ANI
Terkadang Aku berpikir untuk menyudahi nyawaku sendiri tetapi tetap saja sangat sulit. Lalu Aku langsung mengabarkan Laras mengenai tragedi ini.


CUT TO:

196. INT. KAMAR ANI – MALAM (FLASHBACK)

 

ANI
Laras! Kau mendengarkanku! Adhi telah diracuni oleh sianida!
 
LARAS (O.S.)
Bapak Adhi ..., diracuni sianida?


CUT TO:

197. INT. DALAM MOBIL – MALAM (FLASHBACK)

LARAS mengotak-atik tas LARA dan menemukan sebungkus sianida di tas LARA.

 

ANI (V.O.)
Hingga Laraspun mendapati bubuk putih sianida di tas Lara.


CUT TO:

198. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)

 

ANI
Aku lalu memberikan instruksi padanya untuk membawa Laras di rumah persembunyian orang kepercayaanku di mana Kau menemuinya Detektif. Tolong jangan salahkan Lara lagi, salahkan Aku saja! Penjarakan Aku!!!

 

Seisi ruangan menunduk hanya mendengarkan lirihan ANI. Terdengar lagi suara petir lebih keras dari sebelumnya. ANI menghampiri LARA.


ANI
Maafkan Ibu Nak! Maafkan atas apa yang Ibu sudah lakukan (Memeluk Lara dengan kuat)

 

LARA mendorong ANI sekekita. LARA menjaga jarak.


LARA
Menjauh dariku! (Pada Laras) Di mana Ayah? (Pada Jack) Om menjanjikanku untuk bertemu Ayah lagi!
 
RERE
Ayahmu ..., (Terhenti).
 
RANI
Ayahmu sudah tiada Lara.
 
LARA
Ayah sudah? (Menatap Laras dan kemudian menangis membenamkan wajahnya di pelukan Laras)
 
RANI
Ini semua karena kerakusanmu akan harta Ani! Nyawa Adhi, nyawa Ayah, nyawa Frans! (Tersenyum licik) Perkataanmu tadi Rere, kalau ini semua adalah salahku, itu memang benar. BIARKAN SAJA SEMUANYA TERUNGKAP! Aku tidak sanggup lagi melihat keponakanku seperti itu! Itu memang rencanaku dari awal untuk mengundang Mawar dan Jack ke rumah ini agar mereka mencium tragedi lima tahun yang lalu! Seandainya saat itu ...,

 

BEGIN FLASHBACK 5 YEARS AGO

 

CUT TO:

199. EXT. TERAS BELAKANG – SIANG (FLASHBACK)

Terlihat kaki dari LIRIH yang tergeletak kaku di atas suatu matras beroda. SEORANG DOKTER PRIVAT Keluarga Surya memeriksa tubuh LIRIH. ADHI, ANI, LARAS, dan BAPAK TUA SURYA mengamati. DOKTER lalu menghampiri.

 

DOKTER
Maaf. Gadis kecil malang ini sudah tidak tertolong lagi.

 

Tatapan mata ADHI kosong dan ANI menangis sejadi mungkin. LARAS melihat BAPAK TUA SURYA yang mendadak kejang dan memegangi jantungnya. BAPAK TUA SURYA terjatuh, semua orang menghampirinya. LARA mengintip dari balik hordeng jendela.

 

CUT TO:

200. INT. RUANG RUMAH SAKIT – MALAM

RANI masuk menutup pintu. ADHI dan ANI sudah berada di dalam bersama DOKTER PRIVAT keluarga SURYA. RANI melihat ANI memberi suatu amplop coklat tebal dengan selembar cek pada DOKTER. DOKTER itu langsung memasukkannya ke dalam jaketnya dan panik melihat RANI. DOKTER dengan cepat pergi keluar.

 

RANI
Bagaimana keadaan Ayah? Apa yang sebenarnya terjadi?
 
ADHI
Ayah terkena serangan jantung ringan. Untungnya Ia masih terselamatkan.

 

RANI melihat BAPAK TUA SURYA yang terbaring lemas melalui kaca penghubung ruangan.

 

RANI
Syukurlah. Tapi apa itu tadi???

 

ADHI dan ANI melakukan kontak mata. RANI heran.

 

ANI
Aku menginginkanmu untuk tenang dahulu. Kami akan menjelaskannya di rumah nanti.

 

Terlihat BAPAK TUA SURYA masih terbaring lemas. Melalui pintu kaca penghubung terlihat ANI menyuruh LARAS untuk tetap di sini menjaga BAPAK TUA SURYA. Lalu ANI, RANI, dan ADHI meninggalkan ruangan tersebut.

 

CUT TO:

201. INT. RUANG LAUNDRI (RUMAH MANSION SURYA) – MALAM

ADHI, ANI, dan RANI memasuki ruang laundri. Terlihat mayat LIRIH yang sudah kaku di atas matras beroda ditutupi kain. RANI mendekat dan membuka kain penutup mayat LIRIH pada bagian muka.

 

RANI
(Menangis) Bagaimana ini bisa terjadi? Lirih keponakanku tersayang.
 
ADHI
Ini demi kebaikan keluarga ini Rani! Kita harus menutupi kematian Lirih.
 
ANI
Jika tragedi ini tersebar luas di sosial media! Pamor keluarga ini akan menurun dan keluarga inipun akan hancur seketika!
 
ADHI
Semua kontrak si kembar akan terputus jika salah satu dari mereka meninggal. Artinya tidak ada royalti dan keuntungan uang lagi dari semua sponsor dan brand.
 
RANI
KALIAN GILA! Mementingkan harta?! Kematian keponakanku Kalian jual hanya demi dunia?!
 
ANI
Bukan itu saja Rani. Pikirkan baik-baik, ini semua juga demi masa depan Lara.

 

LARA mengintip lagi dari balik pintu laundri. Terlihat ANI sedang menjelaskan pada RANI untuk mengikuti rencananya dengan ADHI. RANI masih menangis, menggelengkan kepalanya berulang kali, dan beberapakali mendorong ANI dan ADHI.

 

RANI (V.O.)
Akupun akhirnya rela untuk mengikuti rencana tersebut demi Lara pada saat itu.

 

WIPE CUT TO:

202. INT. RUANG TENGAH (RUMAH MANSION SURYA) – MALAM

Terlihat raut muka RANI yang dingin dan kaku hanya memantau seluruh saudara-saudarinya berkumpul dan berdebat atas kematian LIRIH. Jarum jam dinding berputar cepat. Akhirnya semuanya telah tenang duduk dan berdiri di posisinya masing-masing.

 

RANI (V.O.)
Anak-anak Bapak Tua Suryapun berkumpul untuk membahas hal itu. Awalnya beberapa dari Kami menganggap itu adalah rencana gila. Namun, Kamipun mencapai suatu kesepakatan.

 

CUT TO:

203. EXT. TERAS DEPAN (RUMAH MANSION SURYA) – PAGI

ANI mengadakan konferensi pers pensiunnya si kembar dari dunia hiburan.

 

ANI
Dengan berat hati, Aku nyatakan si kembar tidak lagi akan aktif di dunia hiburan dan akan fokus pada pendidikannya.

 

PARA REPORTER langsung melempar berbagai pertanyaan tetapi ANI langsung lanjut masuk kembali ke dalam rumah.

 

END FLASHBACK 5 YEARS AGO


CUT TO:

204. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)

 

RANI
Aku sudah tak tahan lagi dengan sandiwara perlakuanmu pada keponakanku ANI! Padahal itu adalah darah dagingmu tetapi bisa-bisanya Kau bertindak seperti itu!

 

Terlihat LARA masih memeluk LARAS kuat-kuat.


CUT TO:

205. INT. DAPUR – SIANG (FLASHBACK)

LARA (8 tahun) mengambil nasi di dapur dan tidak sengaja menjatuhkan piring, piring itu pecah. ANI yang melihatnya langsung mendorong LARA dengan keras hingga LARA tersungkur. ANI memarahi LARA dan menyuruhnya membersihkan pecahan piring tersebut. Jari LARA tergores oleh pecahan tersebut dan darahpun keluar. LARA ingin menangis tetapi Ia berusaha kuat tegar dan mengelap air matanya yang sudah keluar. LARA melanjutkan mengelap pecahan piringnya di lantai.


CUT TO:

206. EXT. TERAS BELAKANG – SIANG (FLASHBACK)

RANI sedang berpapasan dengan LARA (8 tahun). RANI melihat jari LARA penuh dengan plester. RANI hendak memeganggnya.

 

RANI
Kenapa jari-jarimu itu Lara?

 

LARAS yang sedang bersama LARA langsung menyembunyikan tangan LARA.


LARAS
Tidak apa-apa. Ia hanya tidak tahu kalau bunga Mawar di taman itu berduri.


WIPE CUT TO:

207. INT. RUANG LAUNDRI – SIANG (FLASHBACK)

LARA (10 tahun) sedang mengepel dan terlihat lesuh. ANI memantaunya dari pintu sambil menyilangkan tangannya.

 

ANI
Jangan berhenti sampai Aku bilang selesai! (Menunjuk Lara dengan seram).

 

ANI meninggalkan ruangan laundri, LARA terus mengepel. Beberapa lama kemudian LARA duduk untuk beristirahat, ANI masuk dan memergokinya.

 

ANI
Tadikan Aku bilang jangan berhenti sampai Aku bilang selesai!

 

ANI mengambil pel-an yang dipegang LARA dan memukul gagangnya ke tubuh LARA.

 

ANI (cont’d)
Dasar Anak tak tahu diri! Karenamu Saudarimu sendiri sudah,

 

Terdengar suara RANI dan LARAS memasuki rumah.

 

ANI
Hah! Yasudah. Sudahi dulu pelnya!

 

RANI dan LARAS tiba-tiba memasuki ruang laundri. Saat yang bersamaan, LARA terjatuh pingsan.

 

LARAS
LARA?!
 
RANI
Kenapa Dia?
 
ANI
Lara tadi memanggilku juga barusan. Mungkin Ia kelelahan atau kurang darah.

 

RANI menatap ANI curiga.

 

LARAS
Bantu Aku menggotongnya dulu!

 

RANI, ANI, LARAS membawa LARA yang masih pingsan keluar dari ruang laundri.


CUT TO:

208. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)

 

RANI
Saat Lara pulang ke rumah, Ani selalu diam-diam menyiksa Lara ketika Adhi, Aku, (pada Laras) ataupun jalang penakut ini lengah.
 
ANI
CUKUP RANI! SUDAHI ITU! AKU MENYESAL!

 

Terlihat mata LARA yang menatap mata ANI dengan penuh kebencian.

 

CUT TO:

209. INT. KAMAR SI KEMBAR – SORE (FLASHBACK SORE SEBELUM TRAGEDI)

Terlihat jam pukul empat sore. ANI sedang menguncir rambut LARA dengan kasar.

 

ANI
Hmm Kau sudah akan ke Singapura lagi. Sebelum Kau berangkat, ini waktumu menjadi Lirih dahulu!
 
LARA
Baik Bu!

 

ANI selesai menguncir rambut LARA.

 

ANI
Sini Lirih, pijit pundak Ibu dulu.

 

LARA melihat ANI dengan kebencian.

 

ANI (cont’d)
Lirih yang rajin ya belajarnya di Singapura. Harus lebih pintar dari Lara!

 

LARA lalu tersenyum tipis dengan raut licik.

 

ANI (cont’d)
Sudah-sudah! Ibu mau ke ruang makan dulu sebentar. Nanti Ibu kesini lagi!

 

ANI meninggalkan kamar SI KEMBAR. LARA memantau kabinet khusus dari lubang di dinding kamarnya. LARA mempersiapkan sianidanya dan masuk ke jalur ventilasi tersembunyi. Beberapa waktu kemudian, ANI kembali ke kamar SI KEMBAR tetapi tidak melihat LARA. ANI kembali menutup kamar.

 

LARA masuk kembali ke kamarnya dari jalur ventilasi tersembunyi, masih memegang bungkusan sianidanya. ANI bertepatan masuk. LARA hanya bisa sempat menyembunyikan bungkusan sianidanya di tasnya.

 

ANI
Darimana saja Kau! (Menampar Lara) Cepat ambil tasmu dan berpamitan pada orang di ruang makan! Aku tunggu!

 

CUT TO:

210. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)

Kita lihat kembali mata LARA yang kali ini penuh dengan kesedihan.

 

RANI
(Pada Lara) Maafkan Aku keponakanku.

 

LARA dengan cepat berlari meninggalkan ruang keluarga.

 

LARAS
LARA!

 

Semuanya langsung mengejar LARA.

 

CUT TO:

211. INT. RUANG TENGAH – KONTINU

LARA berlari ke lantai atas. Semua orang berlari mengejar LARA. JACK dan MAWAR berada di paling belakang.

 

MAWAR
Mau ke mana Dia?
 
JACK
Aku punya firasat buruk!

 

Terdengar bunyi suara petir amat sangat keras. Langit sudah dipenuhi awan hitam.


CUT TO:

212. INT. LORONG LANTAI DUA – KONTINU

ANI dan LARAS melihat LARA masih terus naik ke lantai atas dan mengejarnya, begitu juga yang lainnya.

 

LARAS
LARA tunggu!

 

MAWAR akan naik berlari melewati tangga menuju lantai tiga, MAWAR melihat JACK berbelok ke arah yang lain

 

MAWAR
JACK!?

 

CUT TO:

213. EXT. ROOFTOP – KONTINU

LARA telah sampai di rooftop dan langsung menuju area belakang rooftop. LARA naik ke atas pagar pembatas rooftop dari semen dan membalikkan badannya. ANI, LARAS, dan yang lainnya sudah sampai, syok melihat LARA berdiri di pagar pembatas.

 

ANI
LARA! Apa yang Kau lakukan!?
 
LARAS
Lara?

 

RERE, RANI, dan FATMA sangat panik. PRAS dan HENDRA berusaha mendekat.

 

PRAS
Lara, tenang.
 
HENDRA
Jangan banyak bergerak.

 

Gerimis mulai datang. LARA mulai menangis.

 

LARA
Ibu jahat! Semuanya jahat!

 

JACK dan MAWAR sampai di rooftop.

 

LARA (CONT'D)
Lirih udah pergi duluan. Ayah juga udah. Lara udah gak punya teman lagi di sini! Semuanya jahat sama Lara!

 

PRAS dan HENDRA tidak jadi mendekat. Tidak ada yang berani mendekat. Hanya JACK yang mencoba mendekat.

 

JACK
Lara?
 
MAWAR
(Berbisik) Kau harus amat hati-hati Jack!
 
JACK
Seperti yang Paman janjikan saat membawamu kesini, Kita semua akan makan malam bersama lagi sembari menyediakan es krim, kue ulang tahun, permen, atau apapun yang Kau mau dan suka. Hal yang manis-manis.
 
LARA
Om bohong! Semuanya malah berantem saling membentak buat Lara takut! Lara gak mau dijahatin Ibu lagi!

 

LARA bergerak perlahan, menyenggol salah satu vas bunga di kaki kanannya. Vas bunga itu jatuh, pecah menghantam tanah.

 

Semuanya semakin tegang. JACK mencoba mendekati LARA dari arah kanan, LARA menghindar pelan bergerak ke arah kiri menjauhi JACK.

 

ANI
Tidak Lara! Ibu janji, mulai saat ini, Ibu bakal menyayangi Kamu seperti dulu saat Lirih masih hidup. Ibu gak bakal jahat lagi sama Kamu.
 
LARAS
Lara, tolong jangan lakukan itu.
 
LARA
PEMBOHONG! Ibu bohong!

 

JACK mengambil amplop coklat dari jaketnya, surat LARA untuk LIRIH. LARA menatap JACK. Hujanpun turun.

 

JACK
Lirih telah membalas suratmu lagi.

 

Surat itu basah terkena hujan. LARA memperhatikan surat tersebut.

 

LARA
Tidak. Lirih sudah mati. Tante Laraslah yang ternyata membalas surat itu untukku.

 

LARA melihat SOSOK LIRIH sedang mengintip di balik pintu rooftop dan tersenyum ke arahnya. JACK mendekat perlahan lagi ke LARA. LARA masih terus bergeser perlahan ke kiri. JACK sudah sangat dekat dengan LARA, JACK mengulurkan tangannya pada LARA. LARA menatap JACK lalu kembali menatap SOSOK LIRIH. SOSOK LIRIH menganggukkan kepalanya dan tersenyum pada LARA. LARA menatap JACK lagi, menggerakkan tangannya mendekati tangan JACK. Ketika tangan JACK dan LARA hampir bersentuhan, sesaat datang keraguan dalam benak LARA dan teringat kembali perlakuan ANI pada dirinya. LARA menarik lagi tangannya dan menolak uluran tangan JACK, menggelengkan kepalanya. JACK kaget dan spontan akan loncat menangkap LARA. Namun, semuanya terlambat, LARA yang kaget juga terpeleset karena licin dan akhirnya jatuh dengan tubuh belakangnya menghadap ke arah tanah. Dengan gerakan lambat, LARA terjatuh melihat ke arah JACK di atas, semuanya juga syok melihat LARA yang jatuh.

 

BRRRRRRUUUUUUUUUUUUGGGGGGGGG!!!!

 

JACK melihat ke arah bawah.

 

LARAS
LARAAAA!!
 
ANI
TIDAKKK!!!

 

Semuanya menghampiri JACK kecuali PARA WANITA. ANI terhuyung lemas langsung ditangkap oleh RANI. PARA WANITA saling merangkul memeluk ANI yang pingsan. Saat PRAS dan HENDRA sampai di samping JACK, mereka semua melihat di bawah tubuh LARA yang jatuh tepat di atas matras tebal yang JACK gunakan tadi siang untuk power nap. HENDRA berlari ke bawah.

 

PRAS
Ohhh syukurlah Tuhan!
 
JACK
CEPAT TELEPON AMBULAN!

 

PRAS langsung mengeluarkan HPnya.

 

RANI
Kejadian ini, terulang lagi?

 

MAWAR kemudian menghampiri JACK dan melihat ke arah bawah juga.

 

JACK
Dari jarak jatuh setinggi ini, dan dihitung dengan ketebalan, posisi jatuh, dan faktor lainnya sebagainya. Ia akan baik-baik saja.


CUT TO:

214. INT. LORONG LANTAI DUA – MALAM (FLASHBACK)

MAWAR melihat JACK berbelok ke arah yang lain.

 

MAWAR
JACK!?

 

JACK melihat melalui jendela ke arah tempatnya tadi siang ketika Ia melakukan power nap. Di sana masih terdapat matras yang Ia pakai.


 JACK
Cepat waktu Kita tidak banyak!

 

MAWAR melihat juga melalui jendela.


CUT TO:

215. EXT. ROOFTOP – MALAM (PRESENT)

Di bawah terlihat HENDRA mengecek keadaan LARA dan mengacungkan jempolnya.

 

HENDRA
Ia baik-baik saja!

 

PARA WANITA menuju ke arah JACK dan MAWAR, kecuali RANI yang sedang memangku ANI yang pingsan.

 

LARAS
Apa? Syukurlah! (memeluk Mawar)
 
RERE
Dia tidak apa-apakan? (memeluk Fatma)
 
FATMA
(Pada Rani) Matras itu menyelamatkannya!
 
RANI
Oh Tuhan syukurlah.

 

Semuanyapun berpelukan satu sama lain.

 

PRAS
Kerja bagus detektif!

 

JACK tersenyum puas.

 

CUT TO:

216. INT. RUANG RUMAH SAKIT – MALAM

LARA sudah berada di atas kasur rumah sakit, terbaring lemah. ANI tertidur di sampingnya. LARAS keluar dari ruangan.

 

LARAS
Mereka sudah istirahat. Lara hanya mengalami gegar otak ringan sementara Ibu Ani sangat kelelahan setelah satu hari ini dirinya dihantam berbagai kejutan dan duka.
 
RANI
Terima kasih Detektif. Aku bersyukur insting kuatmu dan logika cemerlangmu itu dapat membongkar masa lalu kelam Kelurga Surya tanpa harus Aku beritahu secara langsung.

 

RANI lalu memeluk MAWAR.

 

RANI (cont’d)
Terima kasih juga untukmu Mawar.
 
MAWAR
Tanpa Kau minta, Aku akan selalu ada jika Kau membutuhkan sobat!
 
RANI
Baiklah. Aku akan menemani Kalian kembali ke rumah. Laras yang akan menemani Lara dan Ani di sini.

 

RANI, MAWAR, dan JACK meninggalkan rumah sakit.

 

CUT TO:

217. EXT. TERAS DEPAN – PAGI

Terlihat rumah mansion Keluarga Surya yang amat sepi di pagi hari, hanya terdapat beberapa burung bertebrangan di atas langitnya.

 

MAWAR (V.O.)
Setelah kejadian panjang beruntut pada hari kemarin yang telah menghabiskan tenagaku dan juga Jack, akhirnya Kami menikmati pagi yang cukup tenang.

 

Terlihat JACK dan MAWAR duduk berdua. Di samping JACK terdapat koper briefcase milik JACK.

 

MAWAR
Mengapa terlalu terburu-buru? Padahal Kau sama sekali tidak istirahat dan baru saja menyelesaikan kasus ini!
 
JACK
Mawar, kejahatan tidak akan menunggu untuk terjadi di saat kehidupan terus berjalan.
 
MAWAR
Jadi? Sudah ada kasus baru lagi?

 

JACK mengangguk sementara MAWAR hanya tersenyum kecut.

 

JACK
Kejahatan akan selalu ada Mawar tetapi jangan lupa untuk melihat suatu hikmah dibaliknya. Seperti duri pada jenis bunga yang menjadi namamu. Duri itu akan selalu ada di tangkainya. (menatap Mawar dalam-dalam) Namun, tujuannya bunga itu diciptakan adalah agar Kita melihat keindahannya bukan? (tersenyum).

 

MAWAR tersipu malu. RANI datang membawa dua cangkir teh dan juga secangkir kopi.

 

RANI
(Menatap lurus ke depan) Jadi, jenazah Adhi, Frans, dan Ayah akan di makamkan esok hari. Serta Kami akan mengumumkan tentang kematian Lirih juga.

 

RANI tiba-tiba menangis. MAWAR langsung merangkulnya.

 

RANI (cont'd)
(Masih menangis) Semuanya telah berubah dan tak lagi sama. Aku hanya tinggal menunggu saja saat-saat kehancuran Keluarga ini.
 
MAWAR
Kau pasti kuat Rani! Badai pasti berlalu! Kau sudah sejauh ini melewati masa kelam itu dan berhasil melakukan hal yang benar. Kau adalah pahlawan sesungguhnya Rani!

 

RANI melepaskan rangkulan MAWAR. Ia mengelap air matanya.

 

RANI
Maaf sudah membawamu ke dalam konflik Keluargaku ini. Oiya, Detektif silahkan minum kopinya. Bukan maksudku untuk menghalangimu yang akan pergi lagi pada kasus selanjutnya. Namun, habiskan dulu kopimu karena Kau sama sekali tidak beristirahat dua hari belakangan ini.

 

JACK menyeruput kopinya, berdiri, dan mengangkat koper briefcasenya.

 

JACK
Terima kasih Nona! Maaf bukan maksudku juga untuk terburu-buru. Sampaikan salamku kepada semua anggota Keluarga Surya.

 

JACK berjalan menjauh dari rumah mansion Keluarga Surya.

 

RANI
Kau harus terus mendampinginya Mawar! Lelaki seperti itu, yang sangat fokus untuk bekerja membutuhkan perhatian penuh dari wanita yang sangat peduli terhadap segala sesuatunya seperti dirimu Mawar.

 

MAWAR tidak menjawab, Ia hanya menatap JACK yang berjalan menjauh. MAWAR tersenyum dengan penuh kepuasan.

 

MAWAR (V.O)
Ahaha, sejujurnya Aku sangat tersipu dengan kalimat Jack tadi. Kuharap dalam waktu dekat Kami akan bertemu kembali.

 

CUT TO:

218. INT. PENJARA – SORE

Terlihat RAFI duduk diam dengan tangannya terbogol di bangku ruang jenguk penjara. RAFI melamun tertunduk menatapi lantai di depan matanya. ELENA datang dengan Anaknya RIFAL menjenguk RAFI. RAFI hanya bisa tersenyum dan memeluk ELENA tulus serta mencium Anaknya juga.

 

MAWAR (V.O.)
Akhir dari kasus yang menimpa Keluarga Surya telah mendatangkan hikmah dan pelajaran untuk semuanya. Rafi yang sudah dijebloskan ke penjara akibat perbuatannya sering kali dijenguk oleh Elena dan Anaknya. Siapa yang menyangka, jarak yang dibuat oleh penjara menjadi kekuatan bagi pernikahan mereka sendiri yang malah terasa lebih harmonis dibanding sebelumnya.

 

YUDHI berada dalam ruang interogasi dengan tangannya yang juga terborgol dan hanya menatap lampu gantung yang berada di atas.

 

MAWAR (V.O.)
Begitu juga Yudhi. Namun, firasatku sepertinya dirinya akan mendapati berbagai macam potongan masa tahanan ataupun lebih cepat keluar dari penjara.

 

CUT TO:

219. INT. RUMAH MANSION KELUARGA SURYA – PAGI

FATMA sudah terlihat lebih kurus dari sebelumnya. FATMA sedang melakukan suatu gerakan yoga ringan sambil memvideokan gerakannya tersebut dengan suatu kamera.

 

MAWAR (V.O.)
Fatma yang sudah sadar juga lebih rutin berolahraga dan menyeimbangkan konten youtubenya selain hanya mengenai makanan, juga tentang olahraga dan kebugaran.

 

RANI sedang berada di rumah mansion Keluarga Surya dan hanya melakukan kegiatan ibu rumah tangga biasa seperti merapihkan rumah, menyiram tanaman, memasak, dan lain sebagainya. Kemudian RERE yang bersetelan kantoran datang ke dapur di saat RANI sedang menyiapkan makanan.

 

MAWAR (V.O.)
Di rumah mansion Keluarga Surya juga masih terdapat Rani, yang sepertinya telah menjadi nyonya besar rumah tersebut dengan segala kesibukan ibu rumah tangganya. Lalu Rere yang telah bangkit dari masa terpuruknya, mendapatkan kepercayaan diri entah darimana untuk menghandle bisnis Keluarga Surya setelah sepeninggalan Adhi. Bisnisnyapun ternyata berjalan lancar.

 

CUT TO:

220. EXT. KOMPLEKS KUBURAN – SORE

Terlihat MAWAR sedang mengunjungi kuburan LIRIH, ADHI, FRANS, dan BAPAK TUA SURYA.

 

MAWAR (V.O.)
Sedangkan Ibu Ani sudah dimasukkan ke dalam penjara karena pemalsuan kematian anaknya dan Lara juga telah dimasukkan ke dalam penjara rehabilitasi untuk anak-anak seumurannya. Ini adalah hari terakhirku di Kota ini, dan Aku menyempatkan untuk berkunjung ke komplek pemakaman Keluarga Surya. Dan Laras, tetap setia menjadi pelayan keluarga Surya.

 

Mendadak LARAS berada di belakang MAWAR.

 

LARAS
Semoga jiwa mereka tenang di alam sana. Jadi Kau akan pulang hari ini?
 
MAWAR
Laras .... Kau disini juga. Ya Aku akan terbang malam nanti.
 
LARAS
Kau tahu, Keluarga Surya sudah Aku anggap sebagai keluargaku sendiri. Aku tidak punya siapa-siapa lagi. Setiap kali Aku berpikir untuk mengungkapkan kebohongan besar mereka itu, kali itu juga Aku berpikir takut kehilangan rumahku sendiri. Untungnya sahabatmu Rani mempunyai hati yang besar. Berani mengundangmu ke rumah mansion Keluarga Surya, dan sisanya sudah tertuliskan menjadi takdir. Terimakasih Mawar, ucapkan salamku pada Detektif Jack juga.

 

MAWAR berpelukan dengan LARAS.

 

CUT TO:

221. EXT. LANGIT – MALAM

Pesawat MAWAR terbang mengudara di angkasa.

 

MAWAR (V.O.)
Hmmm kembali ke rutinitas dan keseharianku.


CUT TO:

222. INT. KAFE – SORE – BEBERAPA BULAN KEMUDIAN

MAWAR duduk di suatu kafe kecil dan meminum kopinya yang hangat. Terlihat di televisi suatu media yang sedang meliput bagaimana keadaan keluarga selebriti Surya sekarang. MAWAR membuang pandangannya dari TV dan melihat ke arah luar jendela kafe.

 

MAWAR (V.O.)
Berbulan-bulan kemudian Keluarga Surya masih tetap eksis meskipun beberapa media masih iseng menyinggung tragedi tersebut. Aku pun sudah menyelesaikan penelitianku dan merenung saja menikmati hangatnya kopi di suatu sudut kafe kecil pinggiran kota yang besar ini.

 

MAWAR beberapa kali memainkan jari telunjuknya dengan mengetuk-ngetuk pelan permukaan meja.

 

MAWAR (V.O.)
Seringkali berputar di kepalaku untuk menuangkan isi tragedi itu di sebuah tulisan. Aku sudah mendapatkan judul yang cocok!

 

MAWAR mengetik di laptopnya, “Ada di antara mereka”. MAWAR melihat-lihat lagi ke arah ke luar kafe seperti sedang mencari dan menunggu-nunggu seseorang yang akan datang menjumpainya. Dilihatnya jam tangannya dan MAWAR menghembuskan napasnya karena tidak sabar bertemu dengan orang tersebut. PELAYAN mennyajikan kopi pesanan MAWAR. MAWAR melihat permukaan kopinya membentuk gambar bunga Mawar dengan beberapa duri di batangnya.

 

MAWAR meminum kopinya, menaruhnya kembali, dan menggenggam cangkir kopinya dengan kedua tangannya melingkari seluruh permukaan cangkir kopinya. MAWAR kembali melihat ke arah luar, ia menemukan sosok yang sejak dari tadi Ia cari-cari. JACK terlihat menyebrang ke arah kafe yang sedang ditempati MAWAR. MAWAR tersenyum manis.

 

END

 


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
😅 tak syok lah kalau macam tu, terpotong. So, sudah ending ke ni?
1 tahun 3 bulan lalu
Kalau aku saranin kalau mau bacanya mungkin ingetin perscene aja ehehe
1 tahun 3 bulan lalu
Tadinya aku mau pilah2 lagi cuma karena kemarin ini strukturnya buat keperluan kompetisi jadi udah terlanjur seperti ini deh ahaha... Maaf ya kalau kepanjangan :D
1 tahun 3 bulan lalu
1 chapter berapa kata ya Kak? Panjang😅
1 tahun 3 bulan lalu