Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Ada di antara Mereka
Suka
Favorit
Bagikan
4. ACT 2.2 - Motif dan Rekaan

CUT TO:

60.  INT. RUANG DEPAN – PAGI

Terdengar suara jarum pendek dari jam dinding ruang depan, jam menunjukkan pukul delapan lewat lima. ANI menatap ke luar jendela dengan cemas. ELENA menemaninya.


ANI
Di mana Anakmu Elena?
 
ELENA
Aku langsung menitipkannya di rumah Saudariku setelah kejadian tadi malam.
 
ANI
Ya itu lebih baik.

 

Jari jemari tangan ANI lalu saling mengusap satu sama lain.

 

ANI (cont’d)
Padahal baru beberapa jam saja kepergiannya, Aku sudah sangat merindukannya. Aku tidak bisa membayangkan hidupku kedepannya tanpa Adhi.

 

ELENA memegang tangan ANI.

 

ELENA
Tidak selamanya orang-orang yang Kita cintai dan sayangi akan terus berada di kehidupan Kita. Yang terpenting adalah bagaimana Kita bisa mengikhlaskannya sehingga merekapun juga akan tenang di alam sana.

ANI
Itulah yang Aku tidak bisa lakukan Elena. Mengikhlaskan suatu kepergian.

 

ANI beranjak duduk ke bangku ruang tengah diikuti ELENA.

  

ANI (cont’d)
Kau sendiri tahukan sudah lima tahun inipun Aku selalu belajar untuk mencari makna ikhlas. Tetapi tetap saja sepertinya mustahil. Aku harap ...,

 

ANI melihat JACK dan MAWAR berjalan menghampirinya.


ANI (cont’d)
Hai Jack, Mawar, kemari duduk sambil meminum teh.

 

JACK dan MAWAR duduk. ELENA menuangkan teh untuk JACK dan MAWAR.

 

ANI (cont’d)
Aku melihat ada keserasian di antara Kalian berdua. Andaikata Suamiku masih hidup, Ia akan langsung mencomblangkan Kalian berdua sesegera mungkin!

MAWAR
Ahaha tidak Bu. Kami memang berteman sejak dari kecil.
 
ANI
Ohh begitu ternyata. Kuberitahu, Keluarga Surya dan Keluarga Elena juga masih berkerabat. Rafi dan Elena juga berteman sejak dari kecil. (Sambil meminum teh)
 
JACK
Maaf Bu Ani. Bukan bermaksud ingin mengganti topik. Tapi Aku ingin menanyakan beberapa pertanyaan lagi ..., (Terpotong)

ANI
Aku ingat saat itu di hari acara pernikahanku dengan Adhi. Rafi dan Elena sering kali di jodoh-jodohkan oleh anggota keluarga Kami. Adhi yang paling getus mencomblangkan mereka berdua.

 

ELENA tersenyum malu.

 

ANI (cont’d)
Akhirnya merekapun sekarang berjodoh ahahah. Meskipun yaa saat itu Bapak Surya agak bimbang ingin menjodohkan Elena dengan Rafi atau Frans.

 

MAWAR dan JACK agak kaget mendengarkan perkataan ANI barusan.

 

MAWAR
Rafi dan Frans?
 
ANI
Ya. Mereka berdua seperti bocah yang memperebutkan mainan yang sangat mereka inginkan. Karena keputusan dari Suamiku yang melihat kemapanan dan kesabaran Rafi yang ternyata memang lebih cocok dengan keanggunan Elena, dibandingkan dengan kecerobohan yang selalu mengikuti Frans, akhirnya terjadilah perjodohan dan pernikahan antara Rafi dan Elena.

ELENA
Ahaha Aku jadi mengingat-ingatnya lagi.
 
JACK
Ya cerita dari masa lalu yang cukup menarik Ibu Ani hehe.

 

Terlihat dari jendela, mobil polisi baru sampai dan terparkir di halaman depan rumah mansion Keluarga Surya.

 

ANI
Sepertinya pihak kepolisian sudah mulai datang.


CUT TO:

61.  EXT. PEKARANGAN DEPAN – KONTINU

Polisi dan wartawan mulai berdatangan. PRAS dan HENDRA turun dari mobil. PRAS (37) merupakan inspektur senior dan berwibawa. HENDRA (32) merupakan juniornya, terlihat sangat muda berkat wajah babyfacenya. PRAS dan HENDRA berjabat tangan dengan SEORANG POLISI yang sudah menunggu.

 

MAWAR (V.O.)
Dua orang itu adalah orang kepolisian, mereka adalah Pras dan Hendra.

POLISI
Kami sudah menyiapkan ruangan Pak untuk interogasi hari ini.


PRAS dan HENDRA mengangguk, mengikuti POLISI tersebut.


CUT TO:

62.  INT. RUANG DEPAN – KONTINU

PRAS dan HENDRA bertemu dengan ANI, ELENA, JACK dan MAWAR. Mereka bersalaman.


PRAS
Selamat pagi Ibu Ani. Kami turut berduka atas kehilanganmu. Izinkan Kami untuk (Terpotong)
  
HENDRA
Tak kusangka akan bertemu denganmu juga di sini Detektif! Jadi, keluarga Surya memintamu juga. Sejak kapan Kau datang? Padahal kejadiannya baru tadi malam. Kau lagi tidak sibuk? Dan ...,

MAWAR (V.O.)
Hendra adalah orang yang cerewet.

JACK
Ya Aku datang tadi malam dan asalkan Kalian tahu saja, Aku sudah mencuri start dari Kalian. (Bercanda)
 
HENDRA
Ahahah kalau begitu silahkan ikut Kami saja Detektif untuk mewawancarai ...,
 
PRAS
EHEM! Tidak usah repot-repot Hendra. Jack mungkin sudah selangkah dari Kita jadi Ia tidak perlu mengikuti interogasi Kita lagi. Betulkah Jack?

MAWAR (V.O.)
Sedangkan rekannya Pras, agak dingin dan kaku.

JACK
Ya benar. Silahkan menjalankan tugas Kalian.

ANI
Kau tidak ikut masuk Detektif?

JACK
Tidak Ibu Ani. Maaf atas kelancanganku tetapi metode penyelidikan pihak kepolisian dan Aku lumayan berbeda.

HENDRA
Misal Kau berubah pikiran ingin bergabung, ketuk saja pintunya okay.
 
PRAS
Baiklah. Mungkin Kami ingin melihat TKP terlebih dahulu dan langsung menyiapkan untuk proses interogasi.

 

PRAS dan HENDRA meninggalkan ruang tengah.


CUT TO:

63.  INT. RUANG MAKAN UTAMA – KONTINU

TKP dipenuhi orang kepolisian dan forensik. Tim forensik memfoto semua barang bukti dan segala sudut TKP. PRAS dan HENDRA mengamati sekilas TKP, berjalan beberapa saat mengelilingi TKP. PRAS menaruh tangannya di dagu dan mengangguk beberapa kali, HENDRA hanya menyilangkan tangannya. PRAS dan HENDRA meninggalkan TKP.


CUT TO:

64.  INT. RUANG KELUARGA – KONTINU

PRAS dan HENDRA mengamati ruang keluarga. Ruangan itu cukup besar, dengan beberapa sofa dan bangku dengan suatu perapian di sisi ujung ruangan.


POLISI
Para anggota keluarga Surya sudah siap untuk diwawancarai Pak. Mungkin Pak Pras dan Pak Hendra ingin bersiap-siap lebih dahulu.

PRAS
Kau bisa langsung panggilkan saja (memberi selembar kertas) sesuai dengan urutan yang Aku tuliskan ini.

POLISI
Baik Pak!


POLISI meninggalkan ruangan. PRAS menggeser sofa untuk satu orang ke tengah ruangan, berhadapan dengan sofa besar yang sedang diduduki HENDRA.


HENDRA
Aku sangat bersemangat setelah melihat Detektif Jack mengambil kasus ini juga! Kau tahu? Dia sangat brilian!

PRAS
Ya. Namun, kekurangannya adalah Ia selalu bekerja sendirian.
 
HENDRA
Pasti proses penyelidikan ini akan seru!

PRAS
Fokuskan saja pikiranmu pada interogasi ini sesuai apa yang sudah Kita siapkan sebelumnya Hendra!

HENDRA
Oke-oke!


CUT TO:

65.  INT. RUANG TENGAH – PAGI


MAWAR
Jadi apa tanggapanmu mengenai cerita Ibu Ani tadi. Berarti apa yang Laras katakan tadi malam adalah benar?

JACK
Ya bisa jadi. Kita harus menggalinya lebih dalam.

MAWAR
Omong-omong Kau butuh kopi lagi Jack?

JACK
Terlalu banyak kopi tidak baik.

MAWAR
Oke-oke. Aku pikir Kau lebih baik untuk mengikut pihak kepolisian mewawancarai Anggota Keluarga Surya Jack. Siapa tahu Kau mendapatkan informasi tambahan di dalam sana.

JACK
Tidak perlu. Terlalu banyak informasi juga tidak baik. Dan bisa saja anggota Keluarga Surya merekayasa jawaban mereka pada pihak kepolisian. Mereka jadi punya waktu memikirkan jawaban teraman untuk melindungi diri mereka sendiri.


MAWAR mengangguk memperhatikan JACK.


JACK
Jadi lebih baik Aku menunggu waktu yang tidak disangka-sangka oleh anggota Keluarga Surya, melayangkan pertanyaan to the point, sehingga mereka tidak sempat untuk memikirkan jawaban buatan terlebih dulu karena biasanya jawaban pertama atau jawaban spontanitas adalah jawaban yang paling jujur.


RANI muncul.

 

RANI
Ternyata Kalian di sini. Dari tadi Aku mencari-cari ke mana saja Kalian. Oiya mengapa Kau tidak ikut masuk Jack?

JACK
Aku jarang bekerjasama dalam proses penyelidikan dengan pihak kepolisian. Jadi Kami berjalan sendiri-sendiri.

MAWAR
Aku yang seharusnya menanyaimu ke mana saja Kau Rani.

RANI
Aku barusan selesai wawancara dengan pihak kepolisian.

JACK
Mmm maaf Rani. Kalau Kau berkenan Aku ingin memintamu untuk mengantarku ke beberapa tempat yang bersinggungan dengan proses penyelidikan ini misalnya seperti dapur, atau sekitarnya.

RANI
Ohiya silahkan detektif. Padahal Aku baru saja juga ingin mengajakmu melihat-lihat rumah ini. (Berbisik pada Mawar bermaksud menggoda Jack) Sepertinya teman tampanmu ini Mawar bisa membaca pikiran Kita ahaha.

MAWAR (V.O.)
(Hanya tersenyum palsu) Kau sudah bersuami Rani!

JACK
Ahaha tidak juga Nona. Kalaupun bisa, Aku pasti sudah memecahkan berbagai kasus penyelidikan secara instan!

RANI
Baiklah kalau begitu. Aku sejujurnya senang dapat membantumu dalam menyelidiki tragedi Adhi tadi malam, untuk kebaikan Adhi juga. Jadi, Kita mulai saja dari dapur dahulu, tempat Laras membuat minuman pembuka.


RANI, MAWAR, dan JACK pergi menuju dapur.

 

CUT TO:

66.  INT. DAPUR – KONTINU

Hanya terdapat SEORANG PELAYAN bawahan LARAS yang sibuk merapihkan dan mencuci peralatan makan.


RANI
Di belakang sana adalah tempat Laras membuat minuman pembuka.


RANI, MAWAR, dan JACK berjalan menuju kabinet khusus.


JACK
(Berbisik pada Mawar) Sejujurnya Aku sudah menyelidiki dapur tadi malam.


MAWAR hanya merespon dengan wajah heran. Di kabinet khusus, JACK memegangi dinding-dindingnya yang terbuat dari kayu.


JACK
Saat sebelum makan malam di mulai Kau juga melihat Yudhi sudah datangkan?

RANI
Ya, Kami menyambut kedatangannya. Lalu Aku lihat Dia mengobrol dengan Adhi sebentar, dan pergi ke dapur.

JACK (cont’d)
Tidak ada yang melihat seorangpun mendekati kabinet ini?

RANI
Tidak ada. Tidak ada seorangpun yang masuk ke kabinet khusus ini. (Jeda) Oh Aku lupa, Kata salah satu pelayan Ia sempat melihat sekilas Fatma yang mengintip ke dalam tetapi hanya sampai di daun pintu.

JACK
(JACK mulai menggigiti kukunya) Hmm. (JACK melihat ke setapak tanah kosong belakang dapur dari pintu belakang dapur) Bagaimana dengan pintu belakang dapur ini?

RANI
Pintu itu selalu terkunci. Hanya dibuka hari Sabtu oleh Laras ketika akan mengangkut sampah-sampah dapur.

 

JACK berpikir, tetap menaruh kukunya di gigi. MAWAR mengamati JACK dengan serius. “BUUUUUGGGG!!!!” Terdengar kencang suara sesuatu yang beradu dengan lantai kayu dari balik tembok kayu, disusul suara teriakan SEORANG PEREMPUAN, “AAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!”. JACK, RANI, dan MAWAR panik, berlari menuju sumber suara itu.

 

CUT TO:

67.  INT. KAMAR RERE – KONTINU

JACK, RANI, dan MAWAR berada di depan pintu kamar RERE. RANI menggedor-gedor pintu kamar RERE.


RANI
Halooo Kak! Kau tidak apa-apa?!


RERE membukakan pintu kamarnya. RERE baru bangun tidur dengan rambutnya yang masih kusut, masih memakai daster tidurnya.


RERE
(Menguap dan meregangkan badannya) Huaaa! Maaf mengagetkan Kalian, Aku hanya terjatuh dari tempat tidurku. Sudah lama tidak terjatuh seperti itu.
 
RANI
Kau masih tidur? Halooowww Kak sebentar lagi mungkin giliranmu untuk diwawancarai oleh pihak kepolisian.

RERE
Ya ya polisi bawel itu sedari tadi mengetuk pintu kamarku dan mengganggu tidur nyenyakku saja!

MAWAR
(Berbisik pada Jack) Aku dengar dari Rani bahwa Rere memang tukang tidur.


RERE berjalan masuk ke kamarnya lagi. RANI ikut masuk disusul MAWAR dan JACK.


RERE (cont’d)
Bisakah wawancara itu diwakilkan saja? Oh god Aku hanya ingin melanjutkan tidurku lagi!

RANI
Tidak bisa! Kau harus menghadirinya sendiri. Padahal dari kemarin Aku kira tidurmu sudah cukup. Kau tidur seharian penuh bahkan sampai saat makan malam naas kemarin. Kau tahu Kami semua menunggumu lama sekali saat ingin memulai makan malam itu!


JACK mendekat ke jendela kamar RERE. JACK membuka sedikit gorden jendela dan mendapati area setapak tanah kosong belakang dapur juga. RERE sekilas melihat JACK sedang memantau jendela kamarnya.


RERE
Ohh ayolah Aku hanya ingin mencharge energiku saja di rumah ini sebelum kembali ke rutinitas yang menjenuhkan lagi.


JACK mencondongkan badannya, fokus menatapi setapak tanah kosong tersebut.


JACK
(Pandangan Jack tetap ke arah setapak tanah kosong) Jadi saat sebelum makan malam, Kau hanya diam di kamarmu saja? (Lalu berbalik badan menatap Rere)

RERE
(Rere memperhatikan Jack beberapa saat) Ohh Aku mengenalimu. Ternyata Kau adalah Detektif muda nan tampan yang kejeniusannya mulai naik kepermukaan akhir-akhir ini. Ya, Aku hanya tidur di kamarku dan bangun sekitar jam (mengingat), setengah tujuh mungkin. Lalu langsung mandi dan beberes kemudian pergi ke ruang makan utama.

RANI
Kau harus mengurangi rasa malasmu itu Kak! Jangan sampai penyelidikan ini terhambat gara-gara kemalasanmu itu lagi. Kesaksianmu sangat dibutuhkan untuk membantu kepolisian menemukan pelaku pembunuh Kakak kita!

RERE
Ahaha Aku tidak peduli. Ketemu atau tidak ketemu, yang penting Aku senang dengan kenyataan bahwa Adhi sudah tidak ada lagi di dunia ini. Aku sangat bersyukur salah satu di antara Kami kehilangan akalnya dan berani melakukan hal keji itu!


RANI emosi.


RANI
Teganya Kau berkata seperti itu pada Adhi?!

 

RANI menarik tangan MAWAR hendak meninggalkan kamar RERE. JACK menyusul. RERE menatap juga setapak tanah kosong dari jendela kamarnya. RERE diam sejenak, pandangannya setengah menunduk dan menatap lantai.


RERE
Mengapa Kau mengamati jendela cukup lama Detektif? Ada apa?

 

JACK yang sudah berada di luar kamar RERE menghentikan langkah dan berbalik badan. MAWAR ikut berhenti, RANI juga.


JACK
Tidak ada apa-apa. Aku hanya melihat setapak tanah kosong di belakang dapur ternyata terlihat dari jendela kamarmu juga dan berada dekat dengan kamarmu. Dan pemandangannya cukup bagus, itu saja.

RERE
Ahahaha. Aku akui instingmu memang tajam Detektif.


JACK heran.


RERE (cont’d)
Sebenarnya, sebelum pergi ke ruang makan utama kemarin malam, Aku melihat Sesosok Pria yang sedang mengintai pintu belakang dapur dari tanah setapak itu.


JACK memasang muka serius.


CUT TO:

68.  INT. KAMAR RERE – MALAM (FLASHBACK)

RERE melihat dari jendela kamarnya, SESOSOK PRIA sedang merokok, membuang rokoknya ke tanah lalu menginjaknya. SESOSOK PRIA berjalan ke bagian pintu belakang dapur, menghilang dari sudut penglihatan RERE.


RERE (V.O.)
Aku melihat Sesosok Pria itu sedang merokok dan gelisah mondar-mandir. Lalu Ia berjalan ke bagian pintu belakang dapur dan menghilang.


CUT TO:

69.  INT. KAMAR RERE – PAGI (PRESENT)

RERE diam menatap ke arah jendela. Ekspresi JACK semakin serius.


RERE
Sepertinya Sesosok Pria itu adalah Frans. (Pada Detektif) Itu saja Detektif.


RERE mengambil handuknya, masuk ke kamar mandi yang berada di kamarnya, meninggalkan JACK, MAWAR, dan RANI yang terheran.

 

CUT TO:

70.  INT. LORONG KAMAR LANTAI SATU – KONTINU


RANI
Baiklah detektif.

 

RANI masih sedikit emosi, menghentikan langkahnya di depan kamar SI KEMBAR dan berputar menghadap JACK dan MAWAR.


RANI (cont’d)
Mungkin selanjutnya Kau ingin melihat ruangan-ruangan di lantai dua? Tapi sebelumnya Aku ingin pergi ke teras belakang untuk merokok dahulu. Kau merokokkah?

JACK
Aku tidak merokok. Tapi kalau Kau ingin merokok dahulu tidak apa-apa. Kita ke teras belakang saja dahulu.


RANI mengangguk. JACK sempat melirik ke pintu kamar SI KEMBAR. Mereka bertiga menuju teras belakang.


CUT TO:

71.  EXT. TERAS BELAKANG – KONTINU

RANI menghisap rokoknya. JACK berjalan mengelilingi teras belakang yang dipenuhi berbagai tumbuhan hijau dan tumbuhan menjalar lainnya. MAWAR duduk dekat RANI.


CUT TO:

72.  INT. RUANG KELUARGA – KONTINU

HENDRA mengintip dari hordeng, melihat JACK, RANI, dan MAWAR di teras belakang. Di ruang keluarga, FATMA sedang di wawancara. FATMA sempat melihat JACK, RANI, dan MAWAR sekilas melalui jendela.

 

PRAS
Lalu pertanyaan selanjutnya. Kau bilang tadi saat pukul enam lewat, tepat sebelum perjamuan makan malam, Kau sempat pergi menuju dapur dan mendekati kabinet tempat Laras membuat minuman pembuka. Berapa lama tepatnya Kau di situ dan apakah Kau melihat orang lain yang mencoba mendekati kabinet tersebut?
 
FATMA
(Menyilangkan tangannya) Tidak lama. Aku hanya mengintip sekilas karena penasaran. Ya, Aku bertemu dengan Yudhi yang ingin pergi ke toilet.

 

HENDRA menghampiri PRAS dan FATMA.

 

HENDRA
Jadi Yudhi dan beberapa pelayan bawahan Laras melihatmu masuk ke kabinet itu?
 
FATMA
(Nada meninggi) Tadi sudah kukatakan Aku hanya mendekat sampai daun pintu kabinet itu saja, tidak sampai ke dalam.


CUT TO:

73.  INT. RUANG MAKAN UTAMA – MALAM (FLASHBACK)

Kita lihat scene YUDHI datang dan mengobrol dengan ADHI. Lalu kita backward pergerakan ADHI, ANI, RANI, dan MAWAR, terlihat jarum jam dinding di ruang makan utama terundur beberapa menit sebelum YUDHI datang. FATMA datang ke ruang makan utama.

 

FATMA
Haduhhh! Kukira makan malamnya sudah siap. Kalau begitu mending Aku melanjutkan mengedit videoku dahulu tadi.

 

FATMA duduk, memainkan HPnya. FATMA mengecap-ngecap lidahnya, melirik ke arah dapur.

 

FATMA (V.O.)
Aku masuk ke dapur karena perutku sudah lapar dan mengikuti nalurinya saja ke dapur untuk mencari makanan apa yang dapat dimasukan secepat mungkin.

 

FATMA beranjak dari kursinya, pergi ke dapur. Saat yang bersamaan, LARAS keluar dari dapur. FATMA dan LARAS saling berpapasan tetapi LARAS tidak melihat FATMA melewatinya karena pandangannya menengok ke arah lain.

 

CUT TO:

74.  INT. DAPUR – KONTINU

FATMA mencari-cari makanan di dapur. FATMA mendapatkan pancakes dan langsung memakannya.

 

FATMA (V.O.)
Awalnya Aku hanya menemukan pancakes lapis saja. Aku tidak puas dan masih mencari makanan pembuka lainnya. Kemudian Aku melihat Laras sudah kembali.

 

LARAS masuk kembali ke dapur, belok ke arah area dapur yang lain. FATMA mendekati kabinet khusus. FATMA masih mencari makanan lain dan sampai di pintu kabinet.

 

CUT TO:

75.  INT. RUANG KELUARGA – PAGI (PRESENT)

 

FATMA
(Mulai berkeringat dan mengelap keringatnya) Duh panas sekali rasanya pagi ini. Aku lalu mendekati kabinet khusus itu, hanya sampai di daun pintunya saja! Lalu Aku bertemu Yudhi yang ingin ke toilet.


CUT TO:

76.  INT. DAPUR – MALAM (FLASHBACK)

Di depan pintu kabinet khusus, FATMA bertemu YUDHI.

 

FATMA
Ohhh Kau jadi datang Kak Yudhi!
 
YUDHI
Yaa daripada tidak sama sekalikan?

 

FATMA dan YUDHI berpelukan

 

FATMA
Benar-benar di detik dan menit terakhir. Kau datang sendiri lagi?
 
YUDHI
Iyaa. Maaf Fatma tapi Aku ada keperluan yang mendesak! (Menunjuk-nunjuk ke toilet)
 
FATMA
Ohh maaf-maaf ahaha. Yang cepat Kak karena makan malam akan segera di mulai!

 

YUDHI masuk kamar mandi. FATMA mengambil donat dan berjalan keluar dari dapur.


CUT TO:

77.  INT. RUANG KELUARGA – PAGI (PRESENT)

 

FATMA
Itu saja. (FATMA banjir keringat dan terdengar juga suara perutnya) Ahh perutku jadi lapar mengingat donut dan pancakes lezat itu. (Melihat jam tangan) Oiya sudah jam makan siang. Bisakah Kita menyudahinya sekarang? Aku sudah lapar tiba-tiba.

 

PRAS dan HENDRA bertatap-tatapan. HENDRA hanya mengangkat kedua bahunya, PRAS tersenyum pasrah.

 

PRAS
Baiklah-baiklah Nona. Terima kasih atas waktunya. Kau bisa meninggalkan ruangan ini.
 
FATMA
Yeeaayy waktunya makan!

 

FATMA meninggalkan ruang keluarga. PRAS menggeleng-gelengkan kepalanya.

 

PRAS
Apakah memang sepanas itu hingga dia mandi keringatnya sendiri?
 
HENDRA
Entahlah tapi hawanya memang panas (Mengipas-ngipas bajunya sendiri)
 
PRAS
Oke, selanjutnya adalah Rere?

 

CUT TO:

78.  EXT. TERAS BELAKANG – KONTINU

 

RANI masih menghisap rokoknya yang sudah pendek. RANI menaruh rokoknya di asbak. JACK berdiri dekat pagar.

 

RANI
(Kesal) Si janda tua pemalas itu selalu berkata seenaknya saja. Perkataan Rere tadi, Ia tidak bermaksud mengatakan bahwa dirinya senang atas kematian Adhi, hanya saja .... (Sedih, hendak mengatakan sesuatu tetapi tidak jadi dan tertunduk melamun)

MAWAR
(Memegang kedua pundak Rani) Tidak apa-apa sobat. Semua orang pasti mempunyai alasan tersendiri. Jangan sampai hal itu membuat dirimu menjadi bersedih juga.
 
RANI
Aku hanya tidak bisa menerima perkataan Rere, berkata bahwa salah satu di antara Kamilah yang tega membunuh Adhi entah apa itu alasannya.


RANI sedih. MAWAR mengelus lengan RANI.


RANI (cont’d)
(Berdiri) Mungkin, Rere hanya masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa Adhi telah tiada. Sepertiku juga, atau Fatma, apalagi Ibu Ani.

MAWAR
Aku mencoba memahami perasaanmu Rani. Namun sepertinya, Kau hendak mengatakan sesuatu tadi tetapi bibirmu tertahan untuk mengeluarkannya. (Mengajak Rani kembali duduk).


JACK juga duduk. RANI terdiam sejenak.


RANI
Aku hanya ingin menceritakan alasan mengapa Rere sampai mengeluarkan kata-kata seperti itu tadi. Sebenarnya ...,


PASSING CUT TO:

79.  EXT. PANTAI – SORE (FLASHBACK)

Di suatu pantai berpasir putih. Terlihat siluet RERE dan SUAMInya duduk berdua. Mereka terlihat seperti bertengkar. Mereka berdua berdiri, SUAMI RERE marah besar dan menjauh sambil memegangi kepalanya. Siluet RERE menangis. SUAMI RERE meninggalkan RERE. Hanya terdengar suara desiran ombak dengan siluet RERE yang masih diam menangis.


RANI (V.O.)
Rere sempat berkeluarga. Ia sering traveling bersama Suaminya ke berbagai pantai. Namun, setelah beberapa tahun kemudian, Suami Rere tidak tahan dengan sikap Rere yang sangat-sangat pemalas, mau enaknya saja. Rerepun berpisah dengan Suaminya.


PASSING CUT TO:

80.  INT. RUANG KANTOR ADHI – PAGI (FLASHBACK)

RERE dengan wajah pucat, sedih, tidak karuan sedang berhadapan dengan ADHI.


RANI (V.O.)
Hidup Rere hancur, Ia sempat mengalami depresi. Namun, Adhi menyelamatkannya dengan menawarinya pekerjaan kantor di perusahaan keluarga. Iapun sempat tinggal di rumah ini.

 

RERE memeluk ADHI sambil menangis. Terlihat kalender di meja ADHI telah berganti Tahun. ADHI berdiri, menggebrak meja kantornya dengan amat keras. ADHI berbincang dengan RERE.

 

ADHI
Ayolah berapa kali Ku bilang buanglah sifat malasmu itu! Kau sudah Aku berikan kesempatan untuk menghandle divisi tersebut. Tapi apa? Divisi yang Kau pegang malah banyak merugikan perusahaan ini!

 

RERE tertunduk lesuh, kedua tangannya di atas paha mengepal kuat-kuat.

 

ADHI
(Berjalan bolak-balik) Aku sudah kehabisan kesabaran denganmu! Pantas saja suamimu itu meninggalkanmu begitu saja tanpa penyesalan sedikitpun!

 

RERE meneteskan air matanya, turun melewati pipinya.


PASSING CUT TO:

81.  INT. RUANG TENGAH RUMAH MANSION KELUARGA SURYA – PAGI (FLASHBACK)

RERE berdiri berdebat dengan ADHI. Di samping RERE terdapat koper dan barang-barangnya.

 

RANI (V.O)
Tepat sebelum si kembar terkenal, Rere memutuskan untuk pergi dari rumah ini.

 

RERE menyalimi BAPAK TUA SURYA.

 

RERE
Aku izin untuk bertanggung jawab pada diriku sendiri Ayah. Kuharap Anak pertamamu itu sadar akan betapa tajamnya lidah yang Ia punya!

 

RERE menatap ADHI dengan penuh benci.

 

ADHI
Aku hanya bisa mendoakanmu semoga Kau tidak mati kelaparan di atas kasurmu karena sifat malasmu itu!


CUT TO:

82.  EXT. TERAS BELAKANG – PAGI (PRESENT)

Rokok RANI di asbak sudah menjadi abu.

 

RANI
Sejak saat itu, Rere tidak pernah lagi memunculkan mukanya pada kami. Lalu ketika si kembar terkenal, Rere memanfaatkan hal itu untuk membuat channel youtubenya sendiri dengan konten travelling. Ia juga ikutan terkena getahnya.

 

RANI mengscroll hpnya menunjukan video-video di youtube RERE.

 

RANI (cont'd)
Tetapi channel youtube Rere belakangan ini mulai menurun juga.

  

MAWAR memegangi kedua tangan RANI dan tersenyum.

 

MAWAR
Jadi Rere telah melewati itu semua dan bisa sampai ke titik ini.
 
JACK
Terima kasih karena sudah memutuskan untuk menceritakannya kepada Kami Rani. Ceritamu itu membantuku melebarkan sudut pandangku mengenai tragedi ini.
 
RANI
Ya Aku menjadi lega setelah bercerita kepada Kalian.

 

Tiba-tiba FATMA muncul sambil memakan pizza.

 

FATMA
Aku kira sudah jam makan siang. Padahal perutku sudah lapar. Untung masih ada pizza dingin di kulkas.
 
RANI
Kau sudah selesai diwawancarai Fatma?
 
FATMA
Ya. Polisi itu hanya menanyai beberapa pertanyaan saja. Jadi Kau Detektif Jack yang baru-baru ini terkenal itu? Aku Fatma.

 

FATMA dan JACK bersalaman.

 

FATMA (cont’d)
Kau tipe Lelaki yang misterius ya. (Pada Rani) Jadi? Selain omongan Kalian tadi tentang Rere, apalagi yang sudah Kau ceritakan Rani? (Sinis) Aku harap Kau tidak menceritakan hal-hal lainya juga.
 
RANI
Hanya itu Fatma. Aku kesal pada Rere saja, Ia bilang senang dengan kematian Adhi dan bersyukur salah satu dari Kita berani melewati batas untuk membunuh Adhi. Dasar perempuan tidak memiliki hati nurani.
 
FATMA
Sejujurnya sebagian hati kecilku merasa bebas juga. Tidak ada lagi mulut pedas Adhi itu yang mengatur-ngatur makanan dan hidupku ini. Tapi Aku tidak menyangka saja salah satu dari Kita memasukkan racun itu ke cangkir Adhi. Andaikan Aku mempunyai kemampuan supranatural, saat Aku mendekati kabinet khusus itu Aku pasti akan langsung menumpahkan seluruh minuman pembuka itu untuk menyelamatkan Adhi. Sebagian hati kecilku masih berharap Adhi berada di dunia ini.
 
JACK
Jadi Kau sempat berada di dapur juga?
 
FATMA
Betul detektif. Aku hanya mencari makanan pembuka karena sudah tidak tahan dan lapar.
 
MAWAR
Ya. Aku melihatmu masuk ke dapur di saat Laras keluar menanyakan minuman pembuka untukku.
 
JACK
Kau bertemu dengan Yudhikan?
 
FATMA
Iya. Yudhi ingin ke toilet. Setelah itu Akupun kembali ke ruang makan utama. Itu saja.

 

JACK mengangguk. JACK seperti hendak menanyakan beberapa pertanyaan lagi tetapi HP FATMA berbunyi.

 

FATMA
Ohhh Aku harus menjawab teleponku.

 

FATMA pergi meninggalkan teras belakang. RANI berdiri.

 

RANI
Kalian ingin cemilan apa, untuk menunda lapar sebelum makan siang?
 
MAWAR
Tidak usah Rani. Aku tidak terlalu lapar.
 
RANI
Tapi Aku jadi lapar melihat Fatma memakan pizzanya tadi. Sebentar ya Aku ke dapur dahulu untuk mengambil pizza itu, Aku jadi ingin juga.

 

RANI pergi meninggalkan teras belakang.

 

MAWAR
Oiya Jack! Aku baru ingat karena tadi ada Fatma. Ceritaku tadi malam sempat terpotong karena kedatangan Laras. Jadi setelah Adhi, Rere, dan Fatma datang saat jam makan siang, Kami langsung makan siang bersama juga.

 

CUT TO:

83.  INT. RUANG MAKAN UTAMA – SIANG (FLASHBACK)

FATMA duduk di kursi yang sama dengan kursi saat makan malam, yang lainnya juga. FATMA sedang lahap makan siangnya. ADHI duduk selang dua kursi di samping kiri FATMA, melihat FATMA dan mengawasinya. FRANS bermain pandang dengan ELENA. RAFI yang walaupun sadar hanya melihat tidak perduli.

 

ADHI
Kalau gendut terus seperti ini, mana mau ada laki-laki yang mendekatimu lagi Fatma! Pintar-pintarlah menjaga badanmu itu!

 

FATMA kesal, melempar makanannya, meninggalkan ruang makan utama. ADHI diam saja. Suasana makan siang menjadi awkward.


CUT TO:

84.  EXT. TERAS BELAKANG – PAGI (PRESENT)

 

MAWAR
Sepertinya Adhi bertindak kasar dan tegas pada semua adiknya. Sebenarnya Fatma dahulu tidak segemuk sekarang. Rani bercerita kepadaku dulu Fatma juga mempunyai pacar. Namun pacarnya itu meninggalkannya karena sudah menemukan yang lebih cantik, kaya, dan jauh lebih baik dari Fatma.

  

MAWAR membuka HPnya, melihat youtube FATMA. MAWAR mengscroll konten-konten awal youtube FATMA. FATMA belum segemuk sekarang.

 

MAWAR
Sejak ditinggal pacarnya, Fatma melampiaskannya pada makanan. Saat itu juga bersamaan dengan Si kembar yang viral, Fatma merilis konten youtubenya tentang makanan. Ternyata kontennya banyak yang menonton. Hingga saat itu, FATMA selalu merilis konten youtubenya yang bertema mukbang, makanan, dan membuatnya obesitas seperti sekarang ini.
 
JACK
Ya, segala sesuatu yang berlebihan pasti tidak baik.
 
MAWAR
Aku setuju dengan hal itu. Namun, Fatma terlanjur bangga dengan dirinya sekarang yang terkenal, kaya, dan bahagia. Aku rasa Fatma ingin melakukan pembuktian pada mantannya yang dahulu agar mantannya menyesal telah meninggalkannya.
 
JACK
Hmm, jadi masing-masing dari mereka mempunyai motif yang cukup kuat untuk dapat menarik pelatuk itu. (Berdiri) Yudhi yang mungkin ingin merebut hak pembagian harta warisan. Para Adik-adik perempuan Adhi yang sakit hati dengannya. Atau Frans dan Rafi dengan cinta segitiganya itu. (Jack menggigiti kukunya) Tapi siapa di antara mereka yang benar-benar bisa dan dapat melewati pembatas itu. Atau mungkin ..., (Jack tersenyum percaya diri).

 

MAWAR menatap JACK penasaran dan berbicara ke arah kamera.

 

MAWAR
(Pada kamera) Biasanya ketika Jack sudah mengeluarkan senyum percaya dirinya itu, Ia sudah sampai pada suatu kesimpulan. (Ikut tersenyum).

 

RANI muncul.

 

RANI
Ini pizzanya, sudah Aku hangatkan.
 
MAWAR
Terima kasih Rani.
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Ohh iya memang standarnya itu yang tengah setahu saya hehehe
1 tahun 7 bulan lalu
Maksudnya kadangkan ada yang menulis dari sebelah kanan, kiri, dan tengah, seperti di Word atau Google docs 😊
1 tahun 7 bulan lalu
mode tengah maksudnya?
1 tahun 7 bulan lalu
Kakak scriptnya rapi banget. Apa menulisnya pakai mode tengah? hehehe😁😁😁
1 tahun 7 bulan lalu