Cuplikan Chapter ini
ku sekarang. Aku hanya menggeleng-geleng ke arah telepon. Aku tidak bergerak dari tempatku sampai, se te-lah apa yang terasa sangat lama, benda itu akhirnya ber henti berdering. Seketika itu pula, deringannya terdengar lagi. Nomor Tak Dikenal. Rambut-rambut halus di tengkukku meremang. Kuse nyap -kan suara teleponku sebelum akhirnya kulempar ke sofa supaya aku tidak dapat melihatnya. Dalam keheningan, aku tetap membungkuk di kursi, berusaha tidak membalas tatapan Keira yang kebingungan.7