Cuplikan Chapter ini
dalam diri Arimbi Seakan Roekmi-lah yang ada di hadapannya untuk membacakan surat bukan Arimbi Willem makin menggigil saat suara Arimbi pun terdengar seperti suara Roekmi di telinganya Lelaki tua itu menangis sesenggukan PiluAku menertawakan diriku yang ternyata begitu rapuh di hadapan cinta Seperti pungguk merindukan bulan seperti seonggok kotoran di comberan Begitulah aku menanti berharap meratap dan terus menunggu hadirnya sebuah keajaiban Aku selalu bermimpi kau