Cuplikan Chapter ini
Malam itu rumah mereka terasa seperti medan perang Lampu gantung menyebar cahaya hangat tapi udara di ruangan penuh ketegangan sampai hampir bisa dipotong Airis berdiri di tengah ruang tamu tangan terangkat setengah matanya menatap tajam ke arah Pramudia Napasnya cepat suaranya bergetar tapi penuh kemarahanAku sudah bilang Aku ingin cerai Aku tidak akan tinggal di sini bersamamu Kau tidak mengerti hidupku Kau laki-laki biasa kolot dan kampungan Aku tidak mau menikahimu lag