Cuplikan Chapter ini
Hari-hari setelah pengumuman terasa seperti parade ucapan selamat yang tak ujung usaiSetiap Nana masuk ruang jurnalistik semua mata tertuju padanya Awalnya Nana mencoba tersenyum dan menerima Tapi lama-lama senyumnya seperti stiker --menempel di wajah tapi kosong di dalamSatu malam dia mendapati dirinya terjaga jam dua dini hari masih di depan laptop menatap struktur redaksi yang belum dirombak Tangannya tidak bergerak Matanya kosong Di sampingnya terdapat naskah-naskah cerpen ya